Bantuan Darendra

"Pak tolong hentikan mobilnya di perempatan depan," kata Natasha sembari menunjuk dengan satu jarinya.

"Kenapa?" tanya Pak Darendra dan Natasha langsung melihat ke arah Pak Darendra dengan tatapan penuh tanya. "maksud saya kenapa tidak turun di depan perusahaan saja," jelas Pak Darendra yang tidak ingin Natasha salah paham dengan ucapannya.

"Jika saya turun di dalam perusahaan maka semua pekerja akan salah paham dan mengira kalau saya menggoda Anda," kata Natasha jujur. Natasha menundukkan kepalanya karena merasa malu tetapi ia harus mengutarakan yang sejujurnya supaya Pak Darendra tidak salah paham dan juga tidak tersinggung dengan permintaannya.

"Kamu benar juga," jawab Pak Darendra singkat dengan pandangan lurus ke depan.

Kini mobil yang dikemudikan oleh Pak Darendra sudah berhenti di tempat yang Natasha inginkan. Manik Pak Darendra mengamati keluar dari kaca mobilnya dan terlihat di sana ada segerombolan lelaki yang sedang menikmati minuman-minuman beralkohol, Natasha turun dari dalam mobil setelah berpamitan kepada Pak Darendra Manik lelaki itu terus saja mengikuti Natasha berada.

Natasha baru menyadari jikalau banyak lelaki sedang menikmati minuman beralkohol, tadinya para lelaki itu sedang sibuk bercanda satu sama lain hingga melihat keberadaannya dan para lelaki itu kini mengamatinya. Entah apa yang sedang para lelaki itu pikirkan sekarang tetapi Natasha seakan sudah bisa menebak jikalau para lelaki itu sedang merencanakan hal buruk padanya.

Natasha mencoba menyingkirkan perasaan takut dan juga curiganya itu karena tidak baik mencurigai seseorang, belum tentu kecurigaan itu benar adanya. Natasha terus melangkahkan kakinya lebih cepat supaya lekas melewati para lelaki itu. Natasha melihat satu orang lelaki yang seumuran dengannya mulai beranjak berdiri Natasha semakin mempercepat langkah kakinya setelah menyadari jikalau lelaki itu berjalan dengan terhuyung-huyung menghampirinya.

"Cantik, kenapa jalannya buru-buru?" tanya lelaki itu mencoba menggoda. Lelaki itu menatap ke arah Natasya dengan penuh minat dan juga hasrat yang melonjak-lonjak maklumlah karena temannya memasukkan obat perangsang kedalam minum lelaki itu tanpa dia sadari sendiri.

Natasha langsung menutup hidungnya menggunakan tangan karena aroma alkohol yang begitu pekat menguar dari nafas lelaki itu dan membuat perut Natasha seakan bergejolak.

"Seharusnya sebelum turun tadi aku memperhatikan situasi," batin Natasha.

Lelaki yang sedang menggoda Natasha pun semakin dekat dengannya. Tangan lelaki itu terulur hendak meraih tubuh Natasha namun perempuan itu langsung melangkahkan kakinya minggir dan membuatnya menabrak seseorang, Natasha hendak menjauhkan tubuhnya tetapi lelaki itu mendekap dirinya.

"Le-lepaskan saya, lepaskan saya," teriak Natasha dengan tubuh yang gemetar ketakutan. Natasha bahkan sudah mulai merasakan jika rasa panas merambat dari hidungnya kemudian memanaskan kedua bola matanya sehingga mulai memproduksi bulir bening yang kini masih belum menetes membasahi pipinya.

"Ayo masuk ke dalam mobil!" kata Pak Darendra seperti suatu perintah.

Natasha mendongakkan kepalanya lalu ia melihat manik Pak darendra menatapnya teduh, sungguh Baru kali ini Natasha melihat lelaki itu tidak menunjukkan wajah datar justru Pak Darendra menunjukkan wajah nampak cemas. Apakah lelaki itu cemas padanya? Mana mungkin pasti itu hanya pemikiran Natasha saja.

Pak Darendra menggandeng tangan Natasha kemudian mengajak perempuan itu melangkah menuju mobilnya dan setelah sampai Pak Darendra membukakan pintu lalu menyuruh Natasha masuk ke dalam. Tanpa membantah Natasha mengikuti apa yang bosnya itu katakan karena ini memang yang terbaik.

"Aku tidak menduga Pak Darendra ternyata menyelamatkan aku, selama ini lelaki itu selalu memasang wajah yang datar membuat semua orang ketakutan, tetapi dibalik itu semua ternyata ia memiliki hati yang sangat baik sekali," batin Natasha. Tanpa menyadarinya Natasha mulai merasakan jantungnya kembali berdetak dengan begitu kencang hingga membuat tangan Natasha terarah untuk memegangi dadanya. apa pertanda ini semua?

Lelaki yang menggoda Natasha tadi pun kembali mendekati teman-temannya dengan wajah yang nampak kesal. Tetapi lelaki itu masih bisa dibilang orang baik karena dia tidak mau mengganggu pasangan orang lain.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Pak Darendra dengan melihat wajah Natasha.

"Sa-saya baik-baik saja, terima kasih karena Bapak telah menyelamatkan saya," kata Natasha dengan kepala yang tertunduk. Natasha menggenggam kedua tangannya sendiri dan bulir air mata mulai membasahi pipinya. Baru kali ini Natasha merasa sangat ketakutan sekali dan entah apa yang akan terjadi padanya ketika Pak Darendra tidak menyelamatkannya tadi.

Jalanan ini memang terlihat sepi di jam seperti ini karena seluruhnya adalah bangunan-bangunan besar dan terdapat perusahaan-perusahaan besar. Dan juga banyak perusahaan yang kosong karena lama tidak terpakai. jadi para pemuda yang kurang kerjaan seperti para peminum-peminum tadi menyukai tempat-tempat seperti ini karena mereka bisa leluasa melakukan apapun yang mereka inginkan.

Pak Darendra menarik beberapa helai tisu kemudian tangan lelaki itu terarah untuk mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi Natasha, Natasha merasa terkejut sekali kemudian mengangkat pandangannya menatap ke arah Pak Darendra.

"Berhentilah menangis! Saya tidak suka melihat ada perempuan yang menangis di dekat saya," tegas Pak Darendra sembari memberikan beberapa helai tisu itu kepada Natasha.

"Maafkan saya," jawab Natasha dengan sesenggukan.

Natasha mulai menatap ke arah pergelangan tangannya dan ia menyadari kalau sekarang sudah lewat 3 menit jam masuk kantor. "Bagaimana ini, Bu Ranti pasti akan marah pada saya karena terlambat lagi," gumam Natasha perlahan tetapi masih bisa didengar oleh Pak Darendra.

Pak Darendra meraih ponselnya kemudian mengetikkan sesuatu di sana setelah selesai dengan itu lelaki tersebut kembali melajukan mobilnya menuju ke kantor.

Natasha mengedarkan pandangannya dan melihat jikalau lobby utama yang sering dilalui banyak orang nampak sepi sekali, perusahaan ini bahkan seperti sedang libur saja.

"Saya sudah mengosongkan lobby utama, lekaslah turun dan tidak akan ada orang yang mengetahui kalau kamu berangkat dengan saya." Pak Darendra sudah bisa menebak apa yang sedang Natasha pikirkan sekarang dari cara perempuan itu yang mengedarkan pandangannya ke sekitar halaman perusahaan ini.

"Pak Darendra. Terima kasih atas bantuan Anda. dan maaf jikalau saya merepotkan Anda," kata Natasha sembari menundukkan kepalanya.

"Hem."

Natasha buru-buru keluar dari mobil kemudian berlari menuju lobi utama. Dari dalam mobil Pak Darendra masih memperhatikan punggung perempuan itu yang mulai menghilang di balik pintu utama perusahaan ini.

Pak Darendra meraih ponselnya kemudian memencet nomor orang kepercayaannya dan di dering pertama panggilan itu langsung tersambung.

"Apakah kamu sudah melakukan perintah saya?" tanya Pak Darendra memastikan.

"Sudah, Pak Darendra," jawab seseorang di seberang sana yang merupakan orang kepercayaan Pak Darendra.

Setelah masuk ke lobby utama, Natasha mengedarkan pandangannya dan benar apa yang Pak Darendra katakan tadi. Tidak ada satupun orang di lobby utama dan terdapat beberapa pengawal yang berjaga di sana seakan memastikan kalau tempat ini harus tetap tak terjamah oleh pekerja perusahaan. Saat ini yang harus Natasha pikirkan hanyalah satu, yaitu Bu Ranti. Semoga saja perempuan galak itu tak memecatnya hari ini.

Natasha melangkah masuk ke dalam ruangan kerjanya terlihat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. kenapa semua orang nampak mengabaikannya begitu juga dengan Bu Ranti padahal biasanya kalau Natasha masuk ke dalam ruangan ini semua orang akan menatapnya sinis.

"Natasha lekaslah duduk dan lakukan tugasmu!" perintah Bu Ranti tanpa melihat ke arah Natasha.

"Ba-baik Bu," jawab Natasha.

Natasha menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan ia merasa bingung kenapa semua orang nampak aneh hari ini? ataukah mungkin Pak Darendra yang melakukan semua ini, tapi untuk apa lelaki itu terus membantunya? Sepertinya itu hanya pemikiran Natasha saja.

Terpopuler

Comments

@Kevin Ferdianto A.S

@Kevin Ferdianto A.S

bagus saya suka ceritanya ......... 😊🙏🙏

2023-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!