Rasa Sama

Kredit Pinterest.com

"Siapa namamu?"

Sia bertanya. Dalam pendar cahaya putih, gadis itu bisa melihat seekor kuda bersayap berdiri gagah di hadapannya. Seekor Pegasus yang tampan. Sia tahu benar makhluk apa yang ada di hadapannya. Sebab dia sangat gemar membaca buku mitologi Yunani. Sesuai namanya, gadis itu kerap berfantasi kalau makhluk dalam buku itu benar-benar eksis di dunia ini. Dan khayalannya menjadi nyata.

Tangan Sia terulur menyentuh kepala Pegasus itu. Kuda bersayap itu menundukkan kepalanya, seolah membiarkan Sia mengusap kepalanya. Saat tangan Sia menyentuh kulit lembutnya, Elyos bisa merasakan hawa hangat mengalir melalui tangan Sia. Satu aliran kekuatan yang membuat luka dalamnya perlahan membaik. Mata biru Elyos menatap lekat wajah Sia yang masih mengusap surai putihnya.

"Elyos..."

"Ha?" Sia sedikit terkejut mendengar suara Elyos bicara padanya.

"Kau bisa bicara? Siapa namamu tadi?" Sia memandang mata Elyos tidak percaya. Makhluk di hadapannya bisa menjawab perkataannya.

"Namaku Elyos, dan iya aku bisa bicara."

Senyum ceria Sia kembali. Gadis itu begitu senang mendapat bicara di dunia mimpi. Benarkan, dunia mimpi itu ada. Banyak orang menganggap remeh perkataan Sia.

Setelah itu, Sia terus mengoceh. Bertanya ini dan itu pada Elyos. Kenapa begini dan begitu. Elyos terkekeh dalam hati. Wujud Sia adalah gadis dewasa, tapi kelakuannya seperti anak kecil. Bisa Elyos rasakan ketulusan hati Sia, tapi juga kesedihan hati Sia, Elyos bisa merasakannya. Bisa Elyos nilai kalau sifat ceria hanyalah tipuan gadis itu untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

Dua makhluk beda jenis itu terus berinteraksi, dengan Elyos yang lebih banyak mendengar cerita Sia. Satu hal yang Elyos rasakan. Sentuhan tangan Sia padanya menyembuhkan lukanya.

*

*

Sia terbangun tiba-tiba dari tidurnya. Gadis itu langsung terduduk di atas kasur, dengan rambut berantakan seperti singa. Beberapa saat terdiam, hingga Sia menghembuskan nafas kasarnya. Meniup juntaian rambut yang menutupi wajahnya.

"Hei, nona muda...mau sampai kapan kau tidur?"

Satu suara membuat Sia waspada. Suara siapa itu? Kenapa ada suara pria di rumahnya. Gadis itu turun dari kasur singlenya. Sia melotot melihat seorang pria berdiri di depan pintu kamarnya.

"Siapa kau?" Tanya Sia. Sementara pria itu memicingkan mata melihat tampilan bangun tidur Sia. "Wahhh, kenapa dia malah semakin menggemaskan saat bangun tidur begini."

"Hei, kau siapa? Kenapa ada di rumahku?"

Pria itu menatap penuh tanya pada Sia. "Kau tidak ingat siapa aku? Aku Arch. Kemarin kau mengizinkan aku tinggal di rumahmu. Aku kerampokan. Tidak punya rumah. Tidak punya uang."

"Arch?" Sia bergumam pelan. Gadis itu berpikir sembari memainkan rambut panjangnya. Memilinnya menggunakan jari telunjuknya. Wajah polos Sia seketika mengingatkan Arch pada ciuman mereka kemarin. Bibir lembut dan pink cerah Sia membuat Arch menelan ludahnya. "Sial!! Bibirnya membuatku ketagihan!" Umpat Arch dalam hati.

"Ohh kau....kau.....kau...yang menciumku kemarin ya?" Sia seketika mengeplak lengan Arch keras dan bertubi-tubi.

"Ampun Si, itu darurat. Aku tidak mau mereka menemukanku dan memaksaku menikah, aku tidak mau."

Sia menghentikan pukulannya pada Arch. "Kau menipuku ya? Tadi kau bilang kena rampok. Tidak punya rumah, tidak punya uang. Kenapa sekarang bilang tidak mau dijodohkan? Yang benar yang mana? Sudah pergi sana. Kau ini jelas penipu. Sekarang banyak penipu berwajah tampan sepertimu!"

Sia mendorong tubuh besar Arch ke pintu keluar. Ampun deh, dah semalam disuruh tidur di sofa kecil, badan Arch jadi sakit semua. Pagi ini dia masih harus menerima pukulan bertubi-tubi dari tangan ramping Sia. Malangnya nasib Arch.

"Si....Si...aku bisa jelaskan. Aku bisa....."

"Gak mau dengar!"

Baru saja Arch akan menjawab, terdengar bunyi dari perut pria itu. Arch seketika nyengir. "Lapar, Si."

"Setelah sarapan kau boleh pergi!" Tegas Sia mengulurkan sepiring nasi goreng ke hadapan Arch. Pria itu mengerutkan dahi. Dia tidak makan nasi di pagi hari. Itu akan membuatnya mengantuk. Dia biasa makan sandwich dengan protein tinggi di pagi hari.

"Kenapa? Tidak suka? Sini!"

"Eh jangan. Lapar Si." Rengek Arch. Tidur, tidurlah. Yang penting perutnya terisi dulu. Awalnya Arch hanya berniat makan empat atau lima sendok nasi goreng buatan Sia. Tapi di suapan pertama, rasa lezat nasi goreng Sia pecah di lidah Arch. Hingga pria itu kalap dan memakan nasi goreng itu sampai tandas. Sia tentu melongo melihat Arch makan seperti orang kelaparan. Padahal semalam mereka memakan burger yang Sia beli di tengah kejaran pria berpakaian hitam tersebut.

"Sudah kenyang? Sekarang pergi gih sana. Hush...hush....hush..."

"Aih tega bener Si, kamu mau aku dinikahkan paksa sama nenek-nenek ya." Kata Arch asal.

Sia mengerutkan dahinya. Masa iya dengan rupa setampan Arch....aihh kenapa Sia jadi memuji ketampanan Arch yang sebelas dua belas dengan model Zu Xhi Bin...akan dinikahkan dengan nenek-nenek.

"Bohong ah kamu. Masak kamu mau dinikahkan sama nenek-nenek. Cewek cakep kali."

"Beneran Si. Keluargaku punya utang, gak bisa bayar. Terpaksa deh aku diumpankan buat bayar utang. Tu nenek-nenek suka main sama berondong."

Astaga mulut Arch lancar betul bohongnya. Keluarganya punya utang? Wk...wk.. wk... wk..bisa digeblak sama tuan Wijaya kalau pria itu mendengar ocehan Arch pagi ini.

Mendengar perkataan penuh penghayatan kesedihan dan wajah memelas dari Arch, Sia mengerutkan dahinya. Bingung, mau percaya atau tidak dengan ucapan Arch. Beberapa kali pria itu membuat mimik wajah sedih, menderita, putus asa. Wah....Arch bisa menang piala Oscar dengan aktingnya sekarang.

Semalam setelah Sia masuk kamarnya. Pria itu diam-diam memeriksa keadaan sekitar rumah Sia. Jauh dari pusat kota. Tapi fasilitas terjamin. Pria itu bisa bersembunyi dengan aman untuk sementara waktu di rumah gadis manis yang telah menjadi ciuman pertama Arch itu. Ditambah lagi, Sia benar-benar tinggal sendirian. Dan rumah Sia agak terpisah dari komplek rumah lainnya. Ini sangat menguntungkan Arch. Pria itu telah membuang kartu identitasnya, bahkan semua kartu saktinya turut dia buang. Menyisakan satu black card atas namanya sendiri. Yang penggunaannya tidak akan bisa dilacak oleh keluarga besarnya. Bahkan ponsel pun turut Arch buang untuk memantapkan sandiwaranya. Sia harus mau menerima dirinya tinggal di rumahnya.

"Please Si. Tolong aku. Aku mau deh disuruh kerja apa aja. Disuruh melakukan apa aja. Asal aku bisa terhindar dari nenek gayung itu."

Sia melotot mendengar nama nenek gayung disebut. Horor sist. "Kenapa bawa-bawa nenek gayung. Horor tahu!"

"Nah tu tahu horor. Masak kamu tega aku jadi berondongnya nenek gayung. Ya...ya...biarin aku tinggal di sini. Oke?"

Bujuk Arch dengan mata puppy-nya. "Alahai sial! Kenapa dia jadi ganteng plus imut begitu sih!" Maki Sia dalam hati. Di tengah rengekan berisik dari Arch dan juga kebingungan Sia. Pada akhirnya gadis itu membuat keputusan.

"Iya...iya....kau boleh tinggal di sini....."

Ucapan Sia menghilang ketika Arch memeluk tubuh rampingnya. Dug...dug....dug....jantung Sia berdebar sepuluh kali lebih cepat dari biasanya. Pelukan Arch mengingatkan Sia pada debar jantung saat gadis itu bersama Aska.

"Kenapa rasanya sama seperti waktu bersama Aska?" Batin Sia, bimbang.

***

Up lagi readers,

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

waaa nenek gayung hadir di sini. nggak nyangka, itu nrnek begitu viral, sampai othor menggunakannya di novel ini. nenek gayung itu asal muasalnya dari cerita di pesantren anaq.

2023-07-13

3

👑Lian Siyue👑

👑Lian Siyue👑

thor,,ini tu latarnya dimana sih?? di indo kah apa di luar nagreg kah eh salah luar negri? ampe tu nenek gayung ikutan nongol dimari😂😂

2023-06-02

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

hahhaha ngakak

2023-03-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!