Bermula

Kredit Pinterest.com

Beberapa waktu sebelumnya.

Istana Mimpi, di wilayah bulan.

Ledakan hebat terjadi. Kerusakan nyata terjadi di mana-mana. Istana megah yang bernaung di bawah sinar bulan itu hancur berkeping-keping. Bukan karena serangan pasukan. Namun serangan yang dilakukan oleh seorang Dewa Kegelapan, Seth.

Sesuai namanya, Seth sangat membenci sinar bulan yang selalu menerangi malam umat manusia. Dia benci sinar bulan yang memberi kekuatan pada kristal mimpi. Hingga umat manusia mampu memiliki mimpi indah dalam tidurnya. Dia benci melihat kristal mimpi bersinar semakin terang tiap harinya. Dia ingin menghancurkan benda berbentuk prisma itu. Seth, ingin para manusia mengalami mimpi buruk dalam tidurnya.

Namun untuk menghancurkan prisma kristal bulan, dia harus melewati penjaganya lebih dulu. Elyos, pangeran mimpi yang ditugaskan untuk menjaga kristal berkilau itu. Bertahun-tahun mencoba, Seth selalu mengalami kegagalan. Hingga dia menemukan cara untuk menghancurkan benda itu.

Membunuh penjaganya. Seperti saat ini, Elyos bertarung mati-matian melawan Seth. Dua makhluk beda dunia itu berduel dengan serangan yang berasal dari tenaga dalam mereka. Kali ini Elyos tidak menduga kalau kekuatan Seth meningkat pesat. Seth juga dikenal sebagai pengendali mimpi, karena kemampuannya dalam memanipulasi mimpi seseorang. Seth kali ini mampu melukai Elyos.

Pangeran mimpi itu terpelanting ke belakang, menghantam tembok di belakangnya. Bunyi bedebam terdengar cukup keras, menandakan betapa kerasnya benturan yang Elyos alami. Melihat keadaan tuannya yang tidak baik-baik saja, En, tangan kanan Elyos bergerak maju menyerang Seth. Pertarungan pun kembali terjadi. Kemampuan En lumayan juga. Terbukti pria itu mampu menangkis serangan mematikan dari Seth. En bahkan berkali-kali bisa membuat Seth terpojok. Satu hal yang membuat Seth geram.

"Kau hanya membuang waktuku!"

Suara berat dan tidak berbelas kasih terdengar dari bibir Seth. Wajah tampan Seth tidak mampu menutupi betapa jahatnya sifat pria itu. Kedengkiannya pada Elyos membuat pria itu gelap mata. Satu hentakan kekuatan Seth, dan En ikut terbanting ke lantai marmer yang langsung ambyar saat tubuh En menimpanya.

"El, larilah. Kau terluka cukup dalam."

Elyos terdiam. Meski dia terlihat baik-baik saja, tapi nyatanya tidak. Dia harus menyeimbangkan dirinya. Elyos harus bisa membuat dirinya tetap hidup. Atau prisma mimpi itu akan ikut mati bersamanya. Serta kegelapan akan meliputi mimpi manusia.

"El, pergilah!" Desak En. Pria itu berusaha membangun lapisan pelindung untuk tuan sekaligus sahabatnya. "Aku tidak bisa pergi, En!" Tolak Elyos. Pria bermata biru meneduhkan itu melihat ke arah Seth yang telah menghunus pedangnya. Bersiap mengeksekusinya. Hal yang sudah lama ingin Seth lakukan.

"Elyos, si pangeran mimpi bersiaplah menerima kematianmu. Dan melihat prisma mimpi menjadi milikku!"

Tawa Seth menggema di istana megah dengan dominasi batu pualam berwarna putih. "Pergilah, Yue akan segera tiba!" En kembali mendesak Elyos. Mendengar nama Yue, Elyos menoleh ke arah En.

"Kalau begitu aku akan bertahan sampai dia datang!"

En berdecak kesal. Ini yang tidak dia suka dari tuannya. Keras kepala. "Sebelum dia sampai kemari, jiwamu sudah terbang bebas ke nirwana!"

Desis En marah.

Satu gelombang kekuatan datang. Baik Elyos maupun En kembali terlempar. Kali ini En langsung diam tidak berkutik. Punggungnya serasa remuk setelah menghantam salah satu pilar istana mimpi. Sementara Elyos langsung menyemburkan darah segar. Separuh kristal mimpi dalam dirinya retak. Dia harus pergi. Elyos harus menyelamatkan diri.

"Kau tahu kenapa aku begitu membencimu. Seharusnya aku yang berada di tempatmu. Bukan kau!"

Seru Seth marah. Dia seharusnya melayangkan protes pada Yue, si Dewa Bulan. Tapi berhubung Yue adalah sosok yang sangat disegani di dunia atas. Seth tidak bisa menemui pria itu sembarangan. Rasa kesal Seth, dia alihkan pada Elyos. Kandidat yang terpilih untuk menjaga prisma kristal mimpi beserta istananya.

"Kalau kau memang pantas berada di tempatku. Kau seharusnya yang mendapat kedudukan ini. Tapi tidak, hatimu terlalu picik untuk sekedar menyentuh kristal mimpi. Kau....aaargghhh."

Elyos meringis ketika Seth menginjak dadanya tanpa ampun. Terdengar bunyi retakan samar dalam tubuh Elyos. "Tidak, dia tidak boleh hancur." Mata biru Elyos menatap penuh kode pada En. Teleportasi adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dirinya saat ini. Elyos harus pergi dari tempat ini.

"Sudah mau mati tapi masih banyak bicara. Aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku!"

Seth semakin kuat mengusak dada Elyos. Dua tangan Elyos berusaha menahan kaki Seth. Elyos sedang menunggu En membuka portal dimensi ke bumi. Tempat paling dekat yang bisa dijangkau Elyos. "Kau akan mati malam ini....."

Pedang Seth siap menghunjam jantung Elyos. Pangeran mimpi itu siap menerima tikaman pedang Seth ketika En berteriak. "El, sekarang!"

Elyos memejamkan mata. Berusaha fokus pada portal dimensi yang sudah En buka. Sinar terang menyelimuti tubuh Elyos, membungkus tubuh pria yang mulai melemah kekuatannya. Dalam sekejap, sosok Elyos berubah wujud menjadi seekor kuda bersayap, Pegasus.

Dalam satu kedipan mata, Elyos bergerak cepat. Melesat ke arah pintu dimensi yang terbuka. "Jleb!" Pedang Seth menusuk lantai marmer tempat Elyos sebelumnya berada.

"Brengsek kau En!" Seth langsung mengarahkan serangannya pada En. Satu pukulan dari Seth membuat En terkapar tidak berdaya. Nafas En tinggal satu-satu. Setidaknya Elyos selamat. Itu sudah cukup baginya. Kalaupun dia harus mati, akan dia terima.

"Aku benar-benar benci pada ras kalian!"

Teriak Seth, memukul udara kosong di depannya, saat bola api hitam keluar dari pukulan Seth, seluruh tempat itu seketika hancur berkeping-keping. Atap runtuh dengan pilar-pilar mulai ambruk, tumbang, saling menindih.

Dalam keremangan udara akibat debu yang beterbangan, sebuah kemilau cahaya tertangkap oleh ekor mata Seth. Separuh prisma kristal mimpi, gumam Seth. Pria itu melangkah mendekati benda yang berpendar dalam kehancuran istana mimpi.

Senyum penuh kemenangan terukir di bibir Seth. Melemahnya kekuatan Elyos akan membuat dirinya bisa mengambil kristal mimpi tersebut. "Tanpa ini, Elyos pasti akan mati!"

Kata Seth di depan prisma yang bersinar sangat terang. Sinarnya mampu terlihat dari tempat tergelap di dunia atas. Saat tangan Seth terulur untuk meraih kristal mimpi itu, suara En mengganggunya. "Kau tidak akan pernah bisa menyentuhnya! Makhluk hina dari dunia iblis!"

En seketika mengerang saat pedang Seth merobek lengannya. Seth sengaja tidak membunuh En. Keberadaan tangan kanan Elyos itu akan sangat berguna di masa depan.

"Kau lihat saja En. Bagaimana benda ini akan jadi milikku!" Tangan Seth baru saja akan menyentuh prisma bersinar itu, ketika satu lesatan anak panah terarah padanya. Seth reflek melompat mundur. Wajahnya seketika kembali marah.

Sementara En langsung tersenyum lebar. Meski detik berikutnya mata En tertutup. Seiring darah yang membanjiri lantai marmer putih. En cukup tenang untuk menutup mata, saat melihat siapa yang datang.

"Semua berawal dari hari ini."

Kredit Pinterest.com

Ilustrasi Seth, Dewa Kegelapan

****

Up lagi readers,

Tinggalkan jejak ya guys, like dan teman-temannya jangan lupa. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

wooaah manteb dewa kegelapan e bund
cocok

2023-03-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!