In My Dream

In My Dream

First Meet

Kredit Pinterest.com

Langit kelam bergelayut di atas sana. Rintik hujan gerimis mulai membasahi bumi. Di bawah mega kelabu itu tampak seorang gadis tengah menatap titik-titik hujan yang mulai turun. Gadis itu menarik nafasnya pelan. Lantas menghembuskannya kasar.

Hari ini jadi hari paling menyakitkan bagi seorang Fantasia Delavega, gadis berusia 23 tahun itu tidak menyangka jika hari ini, dia akan mengetahui belang dari kekasihnya. Kekasih yang sudah dipacarinya selama dua tahun ini. Sang kekasih Sia, begitu dia biasa dipanggil, ketahuan mendua dengan putri bos tempatnya magang.

Sia magang di sebuah butik terkenal di kota itu, setelah menyelesaikan kuliah sebagai designer tahun lalu. Sia mengusap kasar kristal bening yang mulai turun di pipinya. Merapikan kertas-kertas berisi design miliknya ke dalam sebuah map khusus. Selain mengetahui kekasihnya mengkhianatinya. Hari ini dia juga dipecat dari tempatnya magang.

Sia mungkin tidak terlalu masalah jika kehilangan kekasih. Tapi yang membuat hati Sia sakit, putri bosnya mencuri design-nya lantas mengakui kalau itu miliknya. Padahal banyak saksi mengetahui kalau itu dia design-nya. Tapi mereka bisa apa. Menentang putri bos mereka berarti pemecatan yang bakal mereka terima.

Karena itulah, Sia memilih mundur daripada menyerahkan design-nya pada putri bosnya. Hari ini dia dikeluarkan dari tempatnya bekerja. Gadis itu melangkah gontai meninggalkan halte bus yang sejak setengah jam lalu menjadi saksi bisu kesedihannya.

Seikat mawar merah berada di tangan kiri gadis cantik itu. Hari menjelang sore ketika tangan Sia mulai membersihkan makam ayah dan ibunya. Ya, hari ini genap satu tahun kematian ayah dan ibunya. Kecelakaan merenggut kesempurnaan keluarga Sia. Tidak sampai dua jam, kejadian itu mengubah nasib Sia. Dia yang dulu hidup bahagia dengan sebuah keluarga yang lengkap, tiba-tiba berubah. Dia menjadi yatim piatu. Harta ayahnya tiba-tiba saja sudah beralih nama. Hingga kini dia harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.

"Ayah, Ibu....Sia datang. Kalian apa kabar? Sia...tidak baik-baik saja. Semua...tidak berjalan seperti yang Sia mau."

Bahu gadis itu bergerak naik turun. Mawar itu dia bagi dua. Lalu dia letakkan di atas vas yang tersedia di sana. "Ibu....aku rindu Ibu." Sia memeluk makam sang ibu. Gadis itu menangis sejadi-jadinya di makam kedua orang tuanya. Di tengah rintik hujan yang terus menerpa bumi.

*

*

Sebuah cahaya terang melesat masuk ke atmosfer bumi. Gesekan dengan atmosfer seharusnya menimbulkan percikan api. Tapi hal itu tidak terjadi. Cahaya itu bukan cahaya biasa. Sinar terang itu berisi sebuah entitas atau lebih tepatnya seekor entitas. Bunyi ledakan tertahan terdengar. Dari dalam sinar itu perlahan bangkit, sesosok makhluk berkaki empat, sepasang sayapnya tampak gagah meski jelas ada luka di sana.Namu itu bukan kuda biasa. Kuda bersayap yang sering kita sebut sebagai Pegasus.

Kredit Pinterest.com

Pegasus tersebut melangkah tertatih. Tubuhnya jelas lemah. Sebuah luka dalam harus segera dia sembuhkan. Mata biru Pegasus itu mulai mencari "rumah" yang bisa dia tinggali. Dia harus segera bersembunyi, atau mereka akan menemukannya.

Berjarak dua blok dari tempatnya jatuh, Pegasus itu melihat cahaya putih yang berpendar. Dalam sekelip mata makhluk itu menghilang. Dan muncul di alam mimpi seorang gadis. Sia, gadis itu terkejut melihat sesosok makhluk yang dia tahu berjuluk Pegasus.

"Siapa kamu?"

"Bolehkah aku tinggal di sini? Di mimpimu?"

Mata biru Pegasus itu menatap manik hitam milik Sia. Keduanya saling menatap untuk beberapa waktu.

Pagi menjelang, Sia bangun di kamar sederhananya. Setelah ayah ibunya meninggal dan harta bendanya diambil, gadis itu hanya mampu tinggal di sebuah rumah kecil. Di kawasan perumahan di pinggiran kota. Meski di pinggiran kota, tapi fasilitas di sana lumayan lengkap. Yang jelas dekat dengan stasiun kereta api dan halte bus. Hingga Sia tidak perlu bersusah payah memesan taksi.

Sia berjalan masuk ke kamar mandi. Mencuci wajahnya. Wajah ayunya akan memikat siapa saja yang melihatnya. Namun Sia selalu mengabaikan hal itu. Selesai dengan rutinitasnya, gadis itu duduk termenung. Hari ini dia ada janji dengan temannya.

Satu panggilan masuk ke ponselnya, sesaat gadis itu terdiam. Hingga kemudian dia melesat masuk ke kamarnya. Mengganti bajunya lalu keluar rumah dengan tergesa. Berlari menuju halte bus. Beruntung ada bus yang tengah berhenti. Hingga Sia bisa langsung masuk ke dalamnya.

"Maaf Sia, kami tidak bisa mempertahankan aset terakhir dari ayahmu. Kalung itu akan dilelang dua bulan lagi. Jika kamu tidak bisa menebusnya."

"Berapa yang harus saya bayar untuk kalung itu. Itu hadiah ayah untuk ibu. Saya tidak bisa kehilangannya."

Hening sejenak, hanya terdengar kertas yang dibalik beberapa kali dan mesin hitung tengah bekerja.

Tubuh Sia mendadak lemas mendengar jumlah uang yang harus dia kumpulkan untuk menebus kalung sang ibu. "30 juta." Gumam Sia sepanjang jalan. Di mana dia harus mencari uang sebanyak itu. Dia punya tabungan, tapi tidak sebanyak itu. Itu pun cadangan Sia untuk bertahan hidup sampai dia mendapat pekerjaan lagi.

Kembali gadis itu berjalan gontai, berjalan tak tentu arah. Tidak tahu ke mana kaki Sia membawa tubuhnya. Hingga sebuah senggolan di bahu Sia membuat gadis itu mendongak.

"Hei, tukang plagiat! Di sini kau rupanya!"

Satu suara membuat emosi Sia melompat naik. Tatapan matanya nanar, melihat Cherry menggamit lengan Aska mesra. Tingkah Cherry seolah ingin menunjukkan kalau dialah pemenangnya. Mendepak Sia dari tempat ayahnya. Mengambil design-nya. Dan merebut kekasih Sia. Cherry tersenyum puas melihat keadaan Sia yang tampak kacau.

"Aku bukan plagiat! Itu semua design-ku!"

Desis Sia penuh penekanan. Kalau dia dulu masih menjaga sikap pada Cherry, tapi sekarang tidak. Apa lagi setelah melihat wajah Aska, ingin sekali Sia mencakar wajah mantannya itu.

"Kau ingin mencakarnya? Aku bisa melakukannya untukmu."

Sia terkejut mendengar suara yang ada di kepalanya. "Siapa?" Batin Sia. Tidak ada jawaban. Sia pun diam, hanya bisa melihat Cherry yang mengomel tiada henti. Sia berusaha menulikan telinganya. Berusaha menahan emosinya. Sampai di satu titik, gadis itu hanya bisa membatin. "Aku ingin menyumpal mulutnya dengan kain pel!"

Sia berbalik, ingin pergi dari tempat itu. Mengabaikan adalah cara paling ampuh menurut Sia. Baru beberapa langkah Sia menjauh. Sebuah teriakan membuat gadis itu berbalik. Mata Sia membulat melihat apa yang terjadi pada Cherry.

"Apa yang kau lakukan padanya, ha?"

Teriak Aska. Sementara Sia bergeming. Tidak percaya dengan kejadian di depannya.

****

Pegasus adalah makhluk dalam mitologi Yunani Kuno. Berwujud kuda jantan bersayap, yang konon katanya adalah putra Poseidon dan Medusa.

Karya baru guys,

Slow up, semoga kalian suka. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Ritual jempolnya ditunggu.

*****

Terpopuler

Comments

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

mampir dimari setelah 1 bulan vakum dari dunia pernovelan

2023-09-13

2

Memyr 67

Memyr 67

nyimak dulu ya?

2023-06-19

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

alhamdulillaah, akhirnya rilis juga bund
semangat 💪💪💪
i now you can do it ...

2023-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!