Manis VS Brengsek

Kredit Pinterest.com

Meet Fantasia Delavega

Sia masih menggelengkan kepalanya, tidak percaya. Bagaimana bisa kain pel itu benar-benar menyumpal mulut Cherry. Bukankah dirinya hanya membatin dalam hati, kenapa semua menjadi nyata. Sia berjalan menuju sebuah kafe, tempat dia akan bertemu dengan teman akrabnya, Abby.

Sia baru saja berbelok ke arah kafe ketika satu teriakan membuyarkan lamunan Sia. Abby, teman Sia sekaligus rekan kerja di butik. Gadis cantik dengan rambut panjang itu tersenyum manis, sambil menggandeng lengan Sia.

Senyum Abby langsung menular pada Sia. Keduanya memang terkenal sebagai pribadi yang ceria. Hanya saja kejadian akhir-akhir ini, membuat senyum di bibir tipis Sia sedikit berkurang.

"Masih patah hati?" tanya Abby. Setelah keduanya mendapat moccacino masing-masing. Selain ceria. Dua gadis itu cocok karena banyak memiliki kesamaan. Keduanya sangat menggemari jenis kopi yang satu ini.

Sia menggeleng pelan mendengar pertanyaan Abby. Bagi Sia, hubungannya dengan Aska terputus saat pria itu terang-terangan memilih Cherry ketimbang dirinya. Abby tentu senang saat mendengar kalau Sia sudah bisa move on dari Aska.

"Pria seperti dia tidak layak dipertahankan dan diperjuangkan. Kau akan dapat ganti yang lebih baik darinya. Siapa tahu seperti model Xu Zhi Bin." Kekeh Abby, yang langsung mendapat keplakan dari Sia.

"Jangan mimpi terlalu tinggi."

"Hei, bukankah kamu sangat percaya pada mimpi?" Abby mengingatkan. Sia menarik ujung bibirnya. Seolah membenarkan perkataan Abby. Sia adalah gadis yang sangat percaya pada mimpi. Dia selalu berpikir kalau mimpi bukan sekedar bunga tidur. Ada hal mengagumkan tersembunyi di balik mimpi. Sebab berkali-kali, Sia seperti dibawa berjalan-jalan ke alam lain saat dia bermimpi. Seperti dunia mimpi.

"Apa dia gadis yang di maksud Yue. Rumah di bumi yang bisa aku tinggali dan bisa membantuku saat aku kesulitan."

Perkataan Abby, membuyarkan angan Sia soal mimpi. Gadis berhidung mancung itu lantas bercerita soal design milik Sia yang dicuri Cherry. Gadis itu menuduh kalau Aska pelakunya. Semua hasil design Sia disimpan di flash disk dengan password nama pria itu. Sudah pasti Arka bisa mengakses file milik Sia.

"Dia benar-benar menyebalkan! Banciii! Bisanya nyolong!" Maki Abby. Selanjutnya Sia membiarkan Abby memaki Aska dan Cherry sepuas hati. Yang menjadi tujuan Sia sekarang adalah mencari pekerjaan. Bagaimanapun dia harus bekerja untuk bertahan hidup dan tentu saja, menebus kalung ibunya.

"Di mana aku bisa mendapatkan 30 juta dalam dua bulan. Bahkan jika semua designku aku jual. Tidak akan cukup 30 juta."

Batin Sia bingung. Wajah ceria Sia benar-benar tenggelam dalam kebingungan yang tengah dia hadapi. Pada siapa dia akan minta tolong. Dia tidak punya siapa-siapa.

Di sisi lain, seorang pria dengan wajah bermasker dan bertopi tampak keluar dari bandara secara diam-diam. Pria itu tengah bersembunyi dari orang-orang suruhan sang ayah. Dipaksa pulang untuk mengurusi bisnis keluarga yang jauh dari minatnya, membuat pria itu ingin melarikan diri. Tidak ingin pulang ke rumah.

Beberapa pria berpakaian hitam tampak menunggu di pintu keluar. Bisa dipastikan itu adalah orang yang dikirim sang papa. Bersusah payah menghindar, akhirnya pria itu bisa keluar dari bandara. "Jalan, Pak." Perintah pria itu setelah bisa mendapat taksi. Sebuah helaan nafas lega terdengar dari bibir tipisnya.

Pria itu membuka topi dan maskernya, hingga terlihatlah wajah tampan nan rupawan pria itu. Pria itu bisa bebas dari sang ayah. Sebuah teriakan terdengar di hati pria berhidung mancung tersebut.

Archie Aodra, putra bungsu dari keluarga Wijaya. Dia seharusnya meneruskan usaha wedding organizer yang dimiliki sang ibu. Tapi pria 27 tujuh tahun itu menolak. Dengan alasan WO bukanlah bidangnya. Padahal sang ibu hanya ingin Arch, panggilan untuk pria itu, meneruskan usaha itu sampai dia menikah. Arch yang masih single dan suka hidup bebas tentu menolak. Bukankah itu sama dengan sang ibu sedang memaksanya menikah. Arch bisa menjamin, setelah ini akan ada perjodohan ala-ala zaman dahulu kala. Arch jelas tipe yang susah diatur.

"Kita mau ke mana, Pak?"

"Muter-muter aja dulu deh, Pak."

Sedikit kesal karena supir taksi itu memanggilnya pak, masak muka imut begitu dipanggil pak. Oppa kek, Hyung kek. Setelah beberapa lama berputar-putar. Arch memutuskan untuk turun dari taksi. Kembali mengenakan topi dan maskernya, pria itu berjalan santai di jalanan yang lengang. Hanya ada beberapa pejalan kaki yang lalu lalang di sekitar Arch.

Awalnya semua tampak biasa saja, hingga satu teriakan membuat Arch menoleh, detik berikutnya pria itu sudah berlari bak sprinter dikejar waktu. Beberapa kali dia menabrak pejalan kaki, tapi pria itu tidak menghiraukannya. Berbelok di sebuah gang kecil, Arch muncul di kawasan padat pengunjung. Bagus! Kata Arch dalam hati.

Pria itu mulai berjalan santai. Membaur dengan pejalan kaki lainnya. Arch menurunkan topinya agar menutupi wajahnya. Sesekali melihat ke arah depan. Sial! Arch mengumpat dalam hati, beberapa orang dengan pakaian hitam tampak berpatroli di depan sana. Mereka mulai berjalan ke arah Arch. Pria tinggi kembali mengumpat dalam hati. Hingga pria itu melihat seorang gadis tengah berjalan sendirian. Tanpa pikir panjang, Arch langsung menggandeng tangan gadis itu. Membawa tubuh ramping itu dalam dekapannya.

Gadis itu yang tak lain adalah Sia, langsung memberontak. Satu sikutan di perut Arch membuat pria itu meringis. Tingkah keduanya menarik perhatian semua orang. "Itu tuan muda!" teriak seorang pria.

Arch mengumpat, lantas berlari tanpa melepaskan gandengannya pada Sia. Sia melotot, melihat bagaimana seorang pria asing membawanya lari. Berusaha melepaskan diri. Tapi Arch justru semakin menguatkan tarikannya.

"Lepaskan aku, brengsek!"

Maki Sia di tengah pelarian mereka. Beberapa kali Arch membawa tubuh ramping Sia melewati belokan dan menabrak beberapa pengunjung. Sampai Arch melihat sebuah gang sepi di tengah kerumunan pengunjung. Arch menarik Sia ke tempat itu. Arch menghimpit tubuh Sia, menutupi wajah gadis itu. Sesaat Arch menatap wajah Sia yang bingung bercampur panik. Cantik dan manis, itulah kesan pertama yang Arch tangkap soal Sia.

"Kau menemukan tuan muda?" sebuah ucapan terdengar, membuat Arch menoleh ke sumber suara. Mata Arch membulat melihat beberapa orang mendekat ke tempatnya. Sia berusaha mendorong jauh tubuh Arch, berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuh besar Arch. Tapi tubuh Arch bergeming.

Arch panik melihat dua orang berjalan ke arah gang mereka berada. Akal Arch buntu, dia harus secepatnya mencari cara untuk mengalihkan perhatian orang itu. Hingga Arch menyadari wajah Sia di hadapannya.

"Maaf." Kata Arch lirih. Detik berikutnya, tangan Arch menarik dagu Sia. Dan sebuah ciuman mendarat di bibir Sia. Mata Sia membulat menyadari tindakan Arch. Gadis itu berontak, tapi Arch justru memperdalam ciumannya.

"Manis."

"Brengsek!"

Kredit Pinterest.com

Perkenalkan Archie Aodra

****

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Ritual jempolnya jangan lupa.

****

Terpopuler

Comments

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

wadidawwww

2023-10-16

2

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

alamak lngsung nyosor nih arch

2023-09-13

0

Memyr 67

Memyr 67

masih menyimak

2023-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!