"Karina, apa yang kau katakan?"
"Aku mau kita putus!" jawab Karina masih dengan nada dinginnya. "Dan minggir! Aku mau pulang sekarang!" sambung Karina kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Alvin yang masih membeku di tempatnya.
"Putus?" gumam Alvin pada dirinya sendiri.
Alvin mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menggeleng tak percaya. Ia memutar tubuhnya untuk menatap Karina yang saat ini sudah berjalan menjauhinya.
"Karina!" Alvin dengan cepat berlari mengejar Karina dan langsung menahan lengan gadis itu. "Tunggu dulu Karina!"
"Apa lagi?"
"Apa yang baru saja kau katakan? Apa maksudmu?"
"Apa ucapanku kurang jelas untukmu?" Karina menatap tajam pada Alvin.
Alvin tak menjawab. Hanya menatap Karina lekat. Berharap apa yang didengarnya beberapa detik lalu salah.
"Dengar, Alvin! Sebenarnya tujuan awalku meminta dirimu datang kemari bukan untuk makan. Tapi untuk meminta putus darimu."
Alvin terhenyak. Ia menatap Karina tak percaya. "Kau mengajakku kemari hanya untuk minta putus?"
Karina menarik tangannya agar terlepas dari pegangan Alvin. "Ya, tepat sekali! Aku mengajakmu kemari bukan untuk makan atau bersenang-senang. Tapi aku ingin meminta putus darimu. Dan wow... ini aneh, karena tidak biasanya kau menjadi sangat pintar."
Alvin menatap kekasihnya itu dengan ekspresi yang sudah tak bisa di artikan lagi. Ia bahkan tidak bisa mempercayai semua kalimat yang baru saja Karina katakan.
"Sayang, kau mau kita putus, tapi kenapa?" tanya Alvin dengan wajah sedihnya yang sudah tak bisa dia tahan lagi.
"Aku bosan denganmu, Alvin!" Karina berujar dengan santainya.
"Bosan?"
"Lagipula, kau ini terlalu miskin. Selama beberapa bulan menjalin hubungan kita bahkan tidak pernah satu kali pun makan di restoran mewah."
"Karina, jangan bercanda! Jika itu alasannya, kau tahu jelas aku tidak mungkin bisa membawamu ke sana. Aku hidup sendiri dan harus membagi semua kebutuhanku, seperti biaya kuliah dan biaya hidup lainnya. Mana bisa aku membawamu makan di tempat mewah."
Karina langsung tersenyum sinis. "Ya, maka dari itu aku ingin putus darimu. Aku ingin seseorang yang punya materi lebih darimu."
Alvin terdiam. Ia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi terutama setelah ia mendengar apa sebenarnya alasan Karina meminta putus darinya.
Semua karena materi. Itulah alasan utamanya. Karena materi ia dicampakan seperti ini. Dan ini membuat hatinya benar-benar terasa sakit.
"Alvin, kau tampan. Sangat tampan." ujar Karina menepuk-nepuk pipi Alvin. "Tapi kan aku tidak mungkin hidup jika hanya menerima ketampananmu ini saja, aku juga butuh uang. Ya, kan?"
Karina lalu melanjutkan perkataannya.
"Awalnya aku bisa menerima kondisi keuanganmu, tapi semakin lama aku semakin sadar, banyak pria yang lebih kaya menginginkanku. Aku tidak mau jadi bodoh dengan menolak mereka. Jadi lebih baik kita berpisah, kan?" Karina bicara panjang lebar bahkan tanpa memikirkan perasaan pemuda di hadapannya itu.
"Tapi aku sudah memberikan banyak hal padamu, Karina! Setiap akhir bulan aku selalu barusaha memberikan hal-hal yang kau inginkan." Alvin bicara dengan nada lirihnya.
"Aku tau. Tapi aku ingin yang lebih daro itu, Alvin!" Karina lalu menghela nafasnya kasar. "Semua yang kau berikan itu sama sekali tak cukup untukku."
"Karina tapi-"
"Sudahlah, Alvin!" Karina dengan cepat mengangkat tangan, memotong ucapan Alvin.
"Oh ya, aku hanya mengembalikan boneka milikmu karena benda itu yang tidak aku butuhkan. Aku tidak mungkin mengembalikan pakaian yang sudah kau belikan, karena percuma… kau juga pasti tidak akan menggunakan pakaian wanita, ya kan?"
Setelah mengatakan kalimat ejekan itu Karina hanya tersenyum sinis kemudian melangkah pergi. Namun tampaknya Alvin masih tidak bisa menerima semua hal itu dan kembali mengejarnya.
"Karina dengar! Aku tidak mau putus! Aku sangat mencintaimu." kata Alvin sambil berusaha menahan lengan Karina.
"Itu masalahmu Alvin!" ujar Karina dingin tanpa menghentikan langkahnya. Ia dengan kasar menghempaskan lengannya dari pegangan Alvin. "Lepaskan! Aku ingin pergi, cepat lepas!"
Alvin kini terus melangkah mengikuti Karina dari belakang. "Karina, aku mohon padamu, beri aku satu kesempatan lagi."
"Sudahlah Alvin!" ucap Karina yang mulai terdengar jengkel. "Aku lelah sekarang, aku ingin pulang!"
"Tidak. Karina, kau tidak bisa meninggalkan aku begitu saja." ujar Alvin.
"Aku bisa, minggir!"
Setelah mengatakan itu Karina melangkah dengan cepat, meninggalkan Alvin sendirian di tempat itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments