™ Waktu terus bergulir, detik berganti menit, menit bergulir berganti jam, tak terasa teriknya matahari siang pun berganti menjadi gelapnya malam yang berhias bulan. Niar dan teman-teman sekarang sudah bersiap untuk mengistirahatkan badannya dari segala rutinitas yang melelahkan, berharap hari esok akan lebih cerah dari hari yang telah dilalui.
™Hari-hari pun silih berganti tak terasa sekarang sudah hari Sabtu, dan nanti malam adalah malamnya para kaula muda untuk sekedar berjalan dan bertemu dengan kekasihnya, namun hal itu tidak berlaku bagi Niar dan sebagian teman-temannya, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu malam Minggu mereka dengan berkumpul ditempat kerja, semua tukang jahit ibu Andini memang semuanya wanita, Bu Andini hanya memiliki empat karyawan lelaki, yang semuanya sudah berumah tangga, dan mereka kerja berangkat pagi pulang sore, dan setiap hari Sabtu mereka hanya bekerja setengah hari, yaitu sampai jam dua siang. Sabtu siang bu Andini mendatangi karyawannya yang sedang istirahat makan siang, Bu Andini bertanya pada karyawannya siapa saja yang akan pulang, dan siapa saja yang akan tetap tinggal di rumah kerja butiknya, dan setelah mengobrol beberapa saat akhirnya hanya empat karyawan yang tetap tinggal, karena enam karyawan yang lainnya akan pulang kerumahnya.
"Jadi hanya empat orang saja yang tetap disini, padahal nanti malam Ibu dan anak-anak Ibu mau ngadain makan-makan di taman belakang, mau syukuran karena Dea sudah lulus ujian skripsinya." ucap Bu Andini memberi tahu niatnya kepada para karyawannya.
"Gimana ya Bu, sebenarnya kita juga ingin ikut acaranya, tapi kita juga sudah kangen sama keluarga di rumah, sudah lama tidak pulang."
"Iya Bu, ma'af ya kita tidak bisa ikut rayain acaranya Dea."
"Iya tidak apa-apa, ibu ngerti kok, kalian juga pasti kangen sama keluarga di rumah, Ibu titip salam saja sama keluarga kalian ya." ucap Bu Andini menenangkan karyawannya yang merasa tidak enak, karena tidak bisa ikut acara perayaan kelulusan ujian sekripsi putri bungsu bosnya tersebut.
pasangan Bu Andini dan pak Rahman memiliki tiga putra, anak mereka yang pertama Anindya Raisya, dia sudah menikah dengan Rio Wijaya dan dikaruniai dua orang anak. Anindya dan Rio mereka tinggal di luar kota, mereka berkunjung ketempat Bu Andini hanya sebulan sekali, karena mereka sibuk dengan pekerjaan yang mereka jalani, dan anak pertama mereka juga sudah sekolah sehingga mereka tidak bisa sering-sering datang berkunjung.
™ Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul dua siang, yang artinya waktu jam kerja karyawan Bu Andini telah selesai, para karyawan pun bergegas membereskan pekerjaannya.
"Biar nanti kamu pergi ke pasar sama Kamila dan Dea ya nak." Ucap Bu Andini memberi perintah kepada Niar.
"Iya Bu."
"Nanti kalian belanja keperluan untuk makan-makan nanti malam, beli ayam, ikan, sosis, sayuran, dan buah-buahan serta yang lainnya, jangan lupa beli kue untuk cemilan." ucap Bu Andini memberi tahukan apa saja yang harus dibeli, Bu Andini memang sudah menganggap Niar seperti anaknya sendiri, Niar termasuk karyawan yang sudah lama ikut bekerja dengan Bu Andini, sehingga Niar sudah akrap dengan Bu Andini dan keluarganya.
™ Setelah solat ashar Niar, kamila, dan Dea pergi ke super market untuk berbelanja diantar oleh Arsyil, Kamila dan Arsyil pergi ketempat ikan dan ayam, sedangkan Niar dan Dea pergi ke tempat sayuran dan buah-buahan, mereka membeli semua bahan yang dibutuhkan untuk acara nanti malam. setelah dirasa semua bahan yang dibutuhkan telah lengkap, mereka pun segera menuju ke meja kasir untuk membayar semua barang belanjaan yang telah dibeli.
™ Saat perjalanan pulang, Niar, Dea, Kamila dan Arsyil mampir terlebih dahulu ke toko kue untuk membeli beberapa jenis kue untuk cemilan nanti malam, saat di toko kue Niar bertemu dengan Putri dan Ifan.
"Assalamualaikum, mba Niar?" sapa Putri kepada Niar
"Waalaikumsalam, eh Putri, mas Ifan!"
"Mbak Niar gimana kabarnya? sedang beli kue sama siapa?" tanya putri
"Kabar Mbak baik, nih lagi beli kue sama anaknya Bu Andini, buat acara ditempat kerja nanti malam." ucap Niar sambil mengenalkan anak-anak Bu Andini kepada Putri dan mas Ifan.
"Mbak Niar, Putri minta no hpnya Mbak ya? biar Putri bisa hubungi mba Niar kalau mau curhat."
"Iya mana hp kamu, biar Mbak catat no Mbak." Putri pun menyerahkan hpnya kepada Niar.
"Kenapa gak curhat sama mas Ifan, kan enak kalo curhat sama mas sendiri." ucap Niar kepada putri.
"Gak enak Mbak kalau curhat sama cowok, enak kan curhat sama Mbak, sama-sama perempuan, jadi enak cari solusinya." ucap Putri.
"Iya terserah Putri saja, nanti hubungi saja Mbak kalau mau curhat." Ucap Niar kepada Putri.
" Mbak Niar dan yang lainya pulang dulu ya, sudah lengkap semua ni kue yang mau dibeli." Pamit Niar undur diri kepada Putri dan Ifan,
"Iya Mbak, aku dan Mas Ifan juga sudah mau pulang." Ucap Putri
"Assalamualaikum." salam Niar dan yang lainnya
"Waalaikumsalam" jawab salam Putri dan ifan bersamaan.
™ Niar dan yang lainya pun segera menuju mobil untuk kembali ke rumah kerja butik bu Andini, waktu pun sudah menunjukkan pukul empat sore, tak butuh waktu lama mereka semua pun sampai ditempat tujuan, Niar segera menuju dapur untuk menyimpan belanjaan yang telah dibeli, setah selesai menyimpan semua belanjaannya Niar bergegas untuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan mandi.
™ Malam pun tiba, setelah sholat isya' Bu Andini anak-anaknya serta para karyawannya berkumpul di taman belakang rumah kerja, mereka bersiap-siap mengadakan acara makan bersama, sebelum acara makan-makan dimulai, mereka terlebih dahulu membakar ayam, ikan dan sosis yang telah mereka beli, sedangkan untuk sayuran sudah dimasak Niar setelah tadi dia sholat magrib, Niar memasak capcai kuah dan bihun goreng bakso sebagai pelengkap makan malam mereka.
"Mbak niar? tadi yang ketemu di toko kue siapa? tanya Dea dengan penasarannya disela-sela mereka menyiapkan acara makan-makan bersama.
"Mereka kenakan Mbak, belom lama ini kok kenalnya." jawab Niar.
"Kenal dimana Mbak? kelihatannya si Putri akrap dengan Mbak Niar." Tanya Dea penasaran.
"Aku kenalan dengan Putri di bus, waktu Senin lalu mau balik kesini, kebetulan duduknya Putri bersebelahan dengan aku, kalo sama Mas Ifan nya, pertama kalinya ketemu di warung bebek bakar dekat terminal, waktu itu Mas Ifan lupa bawa dompet, jadi Mbak bayarin sekalian pesanan bebek bakar Mas Ifan. Terus pas mba mau balik kesini Senin lalu, Putri nawarin tumpangan sama mba, dan ternyata yang jemput Putri itu mas Ifan, gitu deh ceritanya." ungkap Niar menceritakan perkenalannya dengan putri dan Ifan.
"Mbak tadi aku perhatiin, kayaknya Mas Ifan itu suka curi-curi pandang ke Mbak Niar deh." ucap Dea.
"Iya tadi Mbak Nara perhatiin, masa-masanya itu memang suka curi pandang ke kamu deh Niar." ucap Nara menimpali perkataan adik iparnya.
"kalian berdua ada-ada saja, gak mungkinlah mas Ifan curi pandang ke aku."
"eeehh beneran loh Mbak, tadi Dea perhatiin kok, iya kan Mbak Nara" ucap Dea meminta dukungan pada kakak iparnya.
"Iya Niar aku juga perhatiin kok." ucap Nara membenarkan.
"Udah gak usah diomongin Mas Ifannya, kasian orangnya kalau lagi makan, nanti kegigit lagi lidahnya, karena kita omongin." ucap Niar seraya pergi masuk kedalam rumah untuk mengambil sayur yang sudah dia masak untuk makan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments