Ifan pun langsung mengalihkan pandangan kepada gadis disebelah adiknya, Ifan pun kaget setelah melihat gadis tersebut seraya berkata "Kamu?!"
"Mas yang waktu itu kan?" Jawab Niar tak kalah kaget.
"Mba Niar dan mas Ifan sudah saling kenal?" Tanya putri dengan kebingungan
flashback Niar dan mas Ifan
Tepat nya kemarin lusa pada Sabtu sore hari, saat Niar berada di warung lesehan dekat terminal, dia sedang membeli bebek bakar untuk oleh oleh kedua orang tuanya dan juga adiknya, dia melihat seorang pemuda yang sedang kebingungan karena tidak membawa dompet, sedangkan pemuda itu harus membayar bebek bakar yang sudah dipesannya.
"Mas pesanannya dua porsi bebek bakar, semuanya empat puluh ribu." Kata pelayan warung kepada pemuda itu.
"Iya mas sebentar." Jawab pemuda itu seraya mencari dompet di saku celananya, namun dia tidak mendapati dompet disaku celananya.
"Kenapa mas kok kayak bingung gitu?" Tanya mas pelayan warung ke pemuda tersebut.
"Dompet saya kayaknya ketinggalan deh, gimana nih?!" ucap pemuda itu dengan kebingungan
"Mas gimana kalau saya tinggal jam tangan saya, nanti atau enggak besok saya akan balik untuk bayar dan ambil jam saya." Pemuda itu pun melepas jam tangannya.
"Mba ini pesanannya, empat porsi bebek bakar, semuanya delapan puluh ribu." Ucap mba pelayan kepada Niar.
"Ma'af mas gak bisa, saya gak berani mengambil jamnya mas sebagai jaminan." Tolak karyawan laki-laki tersebut saat pemuda itu menyodorkan jam tangannya.
Niar yang melihat kejadian tersebut pun ikut memperhatikan, dengan maksud yang baik tanpa berniat sombong, akhirnya Niar pun berniat untuk membayar pesanan pemuda tersebut.
"Ma'af mas bukan bermaksud lancang, gimana kalau pesanan masnya biar sekalian saya yang bayar, soalnya masnya kelihatan kebingungan dompetnya tidak ada." Ucap Niar kepada pelayan dan pemuda tersebut
"Ma'af mba tidak usah, nanti malah merepotkan." Jawab pemuda itu sungkan.
"Gak apa apa kok mas, lagian kita sesama manusia kan harus saling membantu, dari pada masnya dan mas pelayannya kebingungan karena masnya gak bisa bayar karena dompetnya ketinggalan?!" Tawar Niar kembali untuk membayarkan pesanan pemuda tersebut.
"Berapa mas jadinya pesanan saya dan masnya ini?" Tanya Niar kepada pelayan didepannya.
"Jadi semuanya enam porsi bebek bakar, harganya jadi seratus dua puluh ribu mba." Jawab pelayan memberi tahu jumlah uang yang harus Niar bayar untuk pesanannya dan juga pesanan pemuda tersebut.
"Ini mas uangnya." jawab Niar dengan menyerahkan selembar uang pecahan seratus ribu dan dua puluh ribu kepada mas pelayan tadi.
"Makasih mba" jawab pelayan tersebut seraya menerima uang yang diberikan Niar.
pemuda yang kelupaan membawa dompet tersebut pun tersenyum kepada Niar seraya berkata. "Terimakasih mba, ma'af merepotkan, nanti insyaallah saya ganti uangnya."
"Iya mas sama, sama sekali tidak merepotkan, ma'af mas saya harus segera pergi, takut ketinggalan bus." jawab Niar seraya pergi dari hadapan pemuda tersebut.
"Mba gimana nanti saya ganti uangnya?" teriak pemuda tersebut kepada Niar yang sudah berlari kecil menuju arah terminal.
"Tidak usah diganti mas uangnya." Teriak kembali niat kepada pemuda tersebut dengan senyum manisnya.
flashback off
"Oohh begitu ceritanya mas!." Ucap Putri dengan antusiasnya setelah mendengar cerita pertemuan mas Ifan dengan mba Niar.
"Ma'af nama mbanya siapa? dari tadi kita belom kenalan." Ucap Ifan seraya tersenyum melirik ke kaca spion yang mengarah dibagian belakang kemudi.
"Nama saya Niar Maulida mas, panggil saja Niar. kalau mas namanya siapa?" Tanya balik Niar seraya tersenyum kearah depan.
"Saya Muhammad Ifan Akbar, panggil saja Ifan." Jawab Ifan memperkenalkan dirinya.
"Mas Ifan jangan lupa berhenti di butik Andini." ucap Putri, untuk mengingatkan Ifan untuk mengantar Niar keburukan Andini.
"Iya cerewet, mas belom pikun, mas ingat kalo harus antar Niar ke butik Andini." jawab Ifan sambil mengusap kepala adiknya yang tertutup jilbab.
Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di depan butik Andini, Ifan pun segera menghentikan laju mobilnya. Niar yang sudah tahu jika mereka telah sampai tujuan pun bergegas untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, tak lupa Niar mengucapkan terima kasih kepada adik kakak yang telah memberikan dia tumpangan dari terminal sampai ke butik busana Andini.
"Putri, mas Ifan. terimakasih atas tumpangannya, ma'af sudah merepotkan." ucap Niar kepada Putri dan Ifan.
"Iya sama sama mba, tidak merepotkan kok." jawab putri seraya tersenyum.
"Sama sekali tidak merepotkan kok Niar, kan kita memang harus saling menolong, kamu kemarin juga sudah menolong ku." jawab Ifan tak kalah ramah dari Putri.
"Ya sudah kalau begitu, sekali lagi terimakasih tumpangannya, assalamualaikum. ucap Niar bernjak turun dari mobil tersebut.
"waalaikumsalam." jawab serentak Kaka k beradik tersebut.
Niar pun segera menuju ke bangunan rumah dibelakang butik bu Andini, untuk bersiap-siap bekerja, begitu sampai di dalam rumah tersebut dia segera menaruh tasnya di dalam kamar yang dia tempati bersama karyawan lainnya. waktu baru menunjukan pukul 07:45 yang artinya Niar masih punya waktu lima belas menit untuk istirahat, Niar pun akhirnya memilih untuk membagikan kue yang dia buat semalam dengan ibunya, sebagai oleh-oleh untuk teman kerjanya, dan sebagian lagi akan dia berikan untuk Bu Andini, karena kebetulan cucu Bu Andini sangat senang dengan kue tradisional buatan Niar, cucu Bu Andini selalu senang setiap kali Niar kembali dari desanya dan membawakan dia oleh-oleh kue tradisional, apa lagi kali ini Niar membuat kue putu ayu. kue yang paling disukai Kamila Arsna Khumaira, atau yang akrab dipanggil Kamila, putri tunggal dari anak kedua Bu Andini yaitu mas Arsyil Fatih putra dengan mba Nara Sabrina. gadis cantik berusia kurang dari tiga tahun itu selalu bertanya kepada neneknya, kapan Niar akan membawakan dia oleh-oleh kue tradisional dari desanya.
menurut Kamila kue buatan Niar dan Bu Nur adalah kue yang sangat enak, dan Kamila sangat menyukainya, bahkan Kamila kadang harus merepotkan Niar disela jam kerjanya untuk membuatkan gadis kecil yang cantik nan lincah itu kue, Niar pun dengan senang hati membuatkan kue untuk Kamila, meskipun hanya kue tradisional yang sederhana, namun kue buatan Niar mampu membuat Kamila memakannya dengan lahap. Niar kadang membuatkan kue dadar gulung, kue lapis, kue bolu kukus, kue putri ayu, kadang juga pisang goreng keju, kue yang dibuat Niar tergantung dengan bahan yang tersedia ditempat kerjanya. Niar terkadang harus pergi berbelanja bahan kue kepasar, saat Kamila memintanya membuat kue dan ternyata bahan persediaan kue habis. Bu Andini memang menyediakan dapur dan bahan makanan untuk karyawan, karena saat hari Minggu mereka yang tidak pulang ke rumahnya akan menginap ditempat kerja, dan biasanya mereka suka memasak dan membuat kue untuk mereka makan bersama-sama, dan yang paling sering memasak dan m3mbuat kue tentunya adalah Niar, teman-temannya pun dengan senang hati membantu Niar saat memasak, karena memasak dan membuat kue adalah salah satu hobi Niar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments