™Niar membawa kue untuk oleh-oleh Bu Andini dan keluarganya ke dapur, Niar menaruhnya di dalam lemari rencananya dia akan memberikannya saat Bu Andini datang, namun saat baru saja Niar mau menyimpan kue itu terdengar suara nyaring dari Kamila gadis kecil yang sudah pasti menginginkan oleh-oleh darinya.
"Assalamualaikum." Suara Kamila dan yang lainnya.
"Waalaikumsalam" Jawab Niar dan teman-temannya.
Niar pun segera berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri Bu Andini, Kamila dan yang lainnya, yah Bu Andini tak hanya datang dengan Kamila cucunya, dia juga datang bersama putra keduanya beserta menantunya yang tak lain kedua orangtuanya Kamila, Arsyil dan Nara sengaja ikut datang kebutik, agar Kamila putrinya yang cantik dan lincah itu nanti tidak merepotkan bu Andini dan Niar.
"Tante aku mau kue." Ucap Kamila begitu melihat Niar dari arah dapur membawa kantong plastik berisi kue.
"Iya sayang, ini Tante sengaja bawain kamu kue putu ayu kesukaan Kamila." ucap niat seraya memberikan kantong plastik berisi kue putu ayu kepada Kamila.
"yeeee. makasih Tante Nial." Teriak girang Kamila sambil duduk dipangkuan Niar dan memakan kue putu ayu.
"Sudah cocok kamu buat punya anak, kapan kamu mau nikah Niar?" ucap Nara yang duduk disampingnya Niar.
"Insyaallah nanti Mbak, setelah Nabila lulus kuliah." Jawab Niar seraya tersenyum.
"Beruntung banget nanti laki-laki yang jadi suami kamu, sudah cantik, pinter masak, Sholehah lagi, apa coba kurangnya?" ungkap Nara memuji Niar.
"Mbak Nara bisa saja memujinya, Mbak Nara terlalu berlebihan memuji saya, nanti saya jadi terbang lagi" Ucap Niar.
"Kalau terbang ya tinggal ditangkap dong Niar, kok repot, kalo gak ketangkap biar nanti jatuhin pakai ketapel." Canda Arsyil meramaikan suasana.
"Niar memang kamu cari calon suami yang seperti apa sih? Biar nanti Nara bantu cariin." lanjut Arsyil berbicara.
"Lah kok aku yang suruh cari, yang nanya calon yang diinginkan Niar seperti apa kan mas Arsyil."ucap Nara
"Kan kamu yang sama-sama perempuan, jadi Niar gak akan sungkan kalo curhat mau calon suami kayak gimana." ucap Arsyil.
"Kamu mau suami yang gimana niar?" tanya Nara.
"yang penting Soleh dan mau nerima Niar dan keluarga Niar apa adanya mba." jawab Niar.
"Nanti insyaallah mbak cariin calon buat kamu." ucap Nara.
"kamu gak mau suami yang kayak mas Arsyil Niar, yang sholeh, ganteng, mapan, baik, dan pastinya romantis." ucap Arsyil dengan membanggakan dirinya.
"Ya Allah, ternyata suamiku kelewat over PDnya." ucap Nara sambil tertawa menanggapi ucapan suaminya.
™Keluarga Bu Andini memang suka ngobrol dan bercanda dengan para karyawannya, mereka tidak pernah memandang remeh atau membedakan setatus dengan para karyawannya, terutama dengan Niar bahkan Bu Andini sudah menganggap Niar keluarganya sendiri, jadi sudah tidak ada kecanggungan lagi kalau mereka bercanda, namun masih dalam batasan normal.
"Gak mau saya kalo sama Mas Arsyil, gak tega aku nyakitin hati orang, apa lagi Mbak Nara yang hatinya baik kayak bidadari." ungkap Niar menanggapi candaan Arsyil dan Nara.
"Kasian kamu Mas, belom apa-apa dah ditolak Niar, gagal deh Mas Arsyil punya istri dua." Ucap Nara bercanda.
"Wah gagal deh punya istri dua." Sahut Arsyil bercanda
"Mama gak jadi dong nambah mantu cewek." Ucap Bu Andini menimpali candaan anak dan menantunya.
"Niar gak mau nikah sama suami orang, gak kebayang gimana perasaan istrinya, dari pada Niar nikah sama suami orang mending Niar nikah sama duda aja." Ungkap Niar menjawab candaan yang lainnya.
"Jadi kamu mau dong nanti kalau mas Arsyil sudah jadi duren shomateng." Ucap Nara.
"Duren shomateng Mbak? apa tuh?" tanya Niar penasaran.
"Duda keren, Sholeh, mapan dan ganteng."
"Mba Nara ada-ada aja, orang Mas Arsyil masih punya istri yang muda dan cantik kok dibilang jadi duren." ucap Niar.
"Umur kan gak ada yang tau, bisa aja kan nanti mas Arsyil jadi duren somateng." Ucap Nara.
"Kamu tuh ngomong apa sih nak, jangan ngomong yang aneh-aneh deh." Ucap Bu Andini kepada menantunya.
"Iya Yank, kamu tuh jangan ngomong yang aneh-aneh." Ucap arsyil sambil menggenggam tangan istrinya.
"Udah ah, aku mau siap-siap kerja, sudah hampir jam delapan, ngomongnya jadi tambah ngelantur kalo kelamaan disini." Ucap Niar seraya berjalan meninggalkan orang orang di ruang tamu menuju keruangan kerja, ketempat Niar dan teman-temannya menjahit baju rancangan Bu Andini.
Menikah! semua orang pasti menginginkannya, tak dipungkiri Niar juga ingin memiliki sebuah keluarga, menikah dengan orang yang dicintai membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Namun untuk waktu dekat ini Niar harus menunda keinginannya untuk membangun sebuah rumah tangga, karena janji Niar kepada dirinya sendiri untuk membantu kuliah adiknya Nabila terlebih dahulu sampai lulus, baru lah setelah itu dia akan memikirkan kebahagiaannya sendiri, kebahagiaan yang dia inginkan hanya sederhana, memiliki keluarga kecil yang bahagia, memiliki seorang suami yang Soleh dan bertanggung jawab, serta memiliki anak yang Sholeh dan Sholehah.
Tak pernah Niar pungkiri, terkadang rasa iri muncul dalam hatinya saat melihat teman-temannya yang sudah membangun rumah tangga, memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan terlihat begitu sangat menyenangkan, namun semua orang memiliki jalan hidup masing-masing, dan untuk saat ini Niar harus bersyukur karena Allah SWT masih memberi dia kesempatan untuk berbakti kepada orang tuanya, sebelum dia berbakti kepada suaminya kelak.
~Dudu Klambu anyar seng neng Jero lemariku nangeng bojo anyar seng Ndak pamerke neng aku ~
Bunyi dering dari handphone Niar terdengar, Niar pun segera mengambil handphone dari saku celananya, terlihat panggilan telepon dari adiknya Nabila, Niar pun segera menggeser gambar telepon berwarna hijau untuk mengangkatnya.
"Assalamualaikum dek?" Ucap Niar.
"Walaikumsalam Mbak. Mbak sudah sampai ke tempat kerja?" Tanya Nabila kepada kakaknya Niar.
"Alhamdhulillah sudah sampai dari tadi dek, ma'af ya Mbak tadi lupa ngabarin, soalnya keasikan ngobrol sama yang lain, jadi kelupaan deh mau nelpon kamu." jawab Niar menerangkan.
"syukur deh kalo Mbak sudah sampai, soalnya aku, Bapak dan Ibu khawatir, Mbak Niar gak ada kasih kabar." jawab Nabila.
"Iya, ma'af ya Dek, mba sudah bikin kalian semua khawatir." Ucap Niar meminta ma'af
"iya Mbak, yang penting keadaan Mbak Niar baik-baik saja.
"Kamu belom berangkat kuliah Dek?" Tanya Niar kepada adiknya.
"Ini sudah siap-siap mau berangkat kuliah Mbak, soalnya kuliah siang, cuma dua jam, jam dua siang juga sudah selesai kuliahnya." jawab Nabila menerangkan.
"ya sudah Dek kalau begitu, Mbak mau kerja dulu." pamit Niar kepada adiknya
"Iya Mbak, Nabila juga mau berangkat. assalamualaikum." Ucap Nabila mengakhiri telepon dengan Niar kakaknya.
"Waalaikumsalam warohmatullah." ucap Niar menjawab salam mengakhiri telepon dari adiknya.
Niar pun kembali melanjutkan pekerjaannya untuk menjahit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments