Niar sudah duduk di dalam bus yang melaju secara perlahan, tak lama bus kembali berhinti untuk mengangkut penumpang yang ingin ke kota.
"Ma'af Mbak saya boleh duduk disini?" Tanya gadis cantik berjilbab biru muda yang ingi duduk di sebelah Niar.
"Silahkan dek duduk saja." Jawab Niar.
"Kalau boleh tau nama Mbak siapa?" tanya gadis berjilbab biru muda itu.
" Nama aku Niar Maulida, panggil saja mbak Niar, namamu siapa Dek?" Tanya balik Niar.
"Nama aku Ayu putri Agustin, panggil saja Putri, Mbak." Jawab Putri sambil tersenyum.
"Dek Putri tinggal dimana?" Tanya Niar.
"Aku tinggal di kota S Mbak, di perumahan kencana, jalan Mawar." Jawab putri.
"Oh, kok tadi mba lihat kamu naik dari kecamatan Suka Asih?." Niar kembali bertanya.
"Iya Mbak, tadi dari rumah nenek dan kakek, habis menginap disana, sambil liburan akhir pekan. Mbak Niar mau kemana?" Tanya balik Putri kepada Niar.
"Aku mau ke kota S, mau kerja di butik Bu Andini, aku kerja sebagai penjahit disana." Jawab Niar
" owh Mbak kerja di butiknya tante Andini! Mama juga sering belanja di butik Tante Andini, gamis dan gaunnya bagus-bagus." Ungkap Putri yang ternyata juga tau butik bu Andini dan mengenal bu Andini.
Obrolan mereka pun terhenti, karena mereka sibuk dan tenggelam dengan pikiran masing masing. Niar teringat tentang mimpinya yang ingin menjadi seorang disainer hebat, seperti Ibu Andini yang pandai membuat gaun-gaun indah, serta gamis-gamis syar'i yang mampu membuat pemakainya terlihat anggun dalam balutan busana tertutup yang indah menawan namun tak menunjukkan lekuk indah badan pemakainya. Niar ingin suatu saat dia juga bisa membuat gaun indah untuk dia pakai dihari sepesialnya, hari dimana dia akan dipersunting kekasih halalnya kelak, meski disaat ini dia belom memiliki calon pendamping, karena Niar masih fokus dengan pendidikan Adiknya di perguruan tinggi. Niar sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa dia tidak akan memikirkan tentang kebahagiaannya sebelum sang adiknya Nabila selesai menempuh pendidikan setrata satunya, baru lah dia akan memikirkan pendamping hidup.
Mimpi semua orang pasti memiliki mimpi yang ingin diwujudkan, sebuah mimpi yang menjadi alasan untuk seseorang bersemangat dalam menjalani hidup, begitu pun Niar, dia juga mempunyai mimpi, dari mimpinya terkecil yang ingin bisa membuat busana seragam untuk dipakai keluarganya pada acara wisuda Adiknya Nabila kelak, sampai mimpi terbesarnya untuk mengadakan acara fasion show busana rancangannya sendiri pada suatu hari nanti, semoga Allah subhanahu wataala mewujudkan mimpi Niar kelak, itulah mimpi yang selalu menghiasi malam Niar, dan salah satu do'a yang Niar panjatkan disetiap seper tiga ahir waktu malam setiap kali Niar bersujud. yah meskipun Niar bukan anak seorang ustadz, atau pun Niar juga bukan lulusan sebuah pondok pesantren, namun Niar dalam beribadah cukup taat, bahkan dia sering bangun untuk solat tahajud pada seper tiga waktu akhir dimalam hari.
Orang tua Niar, pak Maulana dan bu Nur selalu berpesa kepada kedua anaknya, "meski pun kita tidak mendapatkan pendidikan pesantren, namun jagan sampai kita minim dengan agama, karena ilmu kita bisa dapatkan dari mana saja, dan iman harus kita tanamkan dalam hati, dan bisa kita pupuk serta kita wujudkan dalam amal sholeh." itulah pesan Pak Maulana kepada dirinya sendiri, istri serta kedua putrinya, untuk rajin beribadah dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada sang penciptaNya.
"Mbak Niar?" Pangilan dari Putri menyadarkan Niar dari lamunannya tentang semua mimpi dan cita-citanya.
"Eh, iya putri ada apa?" Jawab Niar.
"Mbak Niar nanti naik apa dari terminal ke butik?" Tanya putri.
"Mungkin mbak nanti naik angkot, atau gak naik ojek sampai ke butik." Jawab Niar ke Putri.
"Mbak nanti bareng aku aja ke butiknya? Kebetulan mas Ifan mau jemput, kan butiknya searah sama jalan ke rumah aku Mbak!." Tawar putri memberi tumpangan ke Niar.
"Gak usah Putri, nanti malah mbak merepotkan kamu dan Mas Ifan kamu." Jawab Niar menolak ajakan Putri.
"Tidak merepotkan Mbak, lagian kan searah, biar Mas Ifan juga gak ngejailin aku, Mas Ifan suka rese kalo beberapa hari gak ketemu aku, mau ya mba bareng kami kebutiknya, ya? ya.. aku mohon." Melas Putri memohon kepada Niar agar mau diantar ke butik.
"Baik lah mbak mau ke butik sama Kamu dan mas ifan Kamu." Pasrah Niar menerima ajakan putri.
"Makasih Mbak, suddah mau bareng sama aku." girang Putri karena Niar mau ke butik bersamanya.
Beberapa menit kemudian Niar dan putri telah sampai di terminal kota S, mereka pun segera bergegas turun dari bus yang mereka tumpangi.
"Sudah sampai terminal, yuk kita turun Putri!." Niar mengajak Putri untuk segera turun dari bus.
"Ayo Mbak, Kita turun." Putri pun mengaku iyakan ajakan Niar dan segera turun dari bus.
Setelah turun dari bus Niar dan putri segera menuju pintu keluar terminal, Putri mencoba untuk menghubungi kakaknya, Mas Ifan.
"Tut, tut-tut" suara sambungan telepon dari Putri yang sedang menghubungi Mas Ifan, tak lama kemudian sambungan telepon pun diangkat oleh Mas Ifan.
" Hallo, assalamualaikum Dek." jawab mas Ifan
"waalaikumsalam mas, aku sudah di depan terminal ni, Mas Ifan sudah sampai mana?" Putri menanyakan posisi masnya.
"Bentar lagi mas sampai Dek, Kamu tunggu aja di dekat gerbang terminal." jawab Ifan
"Iya Mas, Mas hati-hati ya?! aku tunggu. Assalamualaikum."
"Iya, waalaikumsalam." jawab Ifan mengakhiri sambungan telepon.
Putri dan Niar pun akhirnya menunggu sambil duduk di bangku trotoar dekat dengan gerbang terminal,
"kita tunggu sebentar ya Mbak Niar?!, Mas Ifan masih di jalan sebentar lagi dia sampai, gak papa kan Mbak nunggu sebentar?" Tanya Putri tak enak karena mereka harus menunggu Mas Ifan.
"Iya gak apa-apa, lagi pula juga baru setengah delapan kurang, perjalanan dari terminal ke butik juga gak lebih dari lima belas menit, kamu gak usah gak enak, mbak gak akan telat kok, insyaallah." Jawab Niar.
Putri pun merasa lega setelah mendapat jawaban dari Niar, tak berapa lama datanglah mobil sedan hitam yang datang menghampiri mereka, mereka pun segera beranjak dari duduknya untuk mendekat ke mobil tersebut, dan disaat mereka sampai di samping mobil tersebut, turun lah sesosok lelaki tampan degan kemeja berwarna biru tua, yang lengan panjangnya digulung sampai siku, yang membuat pemuda itu terlihat lebih tampan dan keren.
"Ma'af ya Dek?, Mas Ifan telat, karena tadi sekalian antar Mama dulu ke pasaran." ucap Ifan begitu sampai didepan adiknya, Putri.
"Iya Mas, gak apa-apa kok, lagi pula aku juga gak nunggu terlalu lama." Jawab Putri seraya tersenyum kepada kakaknya.
"Mas kenalin! ini Mbak Niar!" Ucap Putri memperkenalkan Niar kepada Ifan.
Ifan pun langsung mengalihkan pandangan kepada gadis disebelah adiknya, Ifan pun kaget setelah melihat gadis tersebut seraya berkata "Kamu?!" 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Atin Sri widianti
wee...pernah ketemu tow
2024-10-28
0
Priska Anita
Nice story 💜
2020-08-27
1