"Lepaskan tangan aku." Niko melepaskan tangan Lini.
"Ih, kamu itu tidak ada malunya ya, kita ini lagi ada di ruangan bk, sudahlah pak hukum saja dia jadi orang ko ngeyel tapi saya jangan ya pak." Lini nyengir melihat guru bk.
Diam-diam bagas tersenyum mendengar ucapan Lini menurutnya gadis itu sangatlah lucu, ya meskipun dia gadis yang ada di depannya gadis yang sangat arogan bandel dan selalu bikin ulah tapi masih terlihat lucu kalau lagi merayu biar gurunya agar tidak mendapatkan hukuman atas kesalahannya.
Niko yang mendengar ucapan Mahlini menggeran marah kenapa harus dirinya yang mendapatkan hukuman padahal jelas-jelas gadis itu juga membuat masalah! Guru bk memijit pelipisnya beliau merasa darah tingginya naik kalau 2 pentolan ada di ruangannya, beliau menyuruh Bagas untuk memberikan hukuman sama 2 siswa yang ada di depannya.
"Bagas cepat berikan mereka hukuman, bapak sudah cape ngadepin mereka berdua." Ujarnya.
"Baik pak, kalian berdua ikut aku sekarang." Bagas meminta Niko dan Lini ikut bersamanya.
Lini dan Niko berdiri dari duduknya meninggalkan ruangan bk mereka berdua mengikuti Bagas dari belakang, di belakang Bagas masih saja mendengar perdebatan mereka berdua, dia menggelengkan kepalanya sebagai ketua osis dia sudah tidak kaget melihat keduanya, mereka bertiga sudah sampai di depan kamar mandi kusus laki-laki.
Niko melihat Bagas dengan pandangan geram berani sekali dia menyuruh dirinya untuk membersihkan kamar mandi, Bagas menaikan alisnya melihat Niko yang sedang menatapnya marah, Lini masih terlihat cuek melihat temen sekelasnya dan kaka kelasnya.
"Tidak usah menatap aku seperti itu Niko, cepet sekarang bersihkan kamar mandinya ingat jangan sampai kamu kabur atau aku panggilkan orang tua kamu." Ujar Bagas menunjuk kedalam.
"Awas saja kamu, berani sekali kamu menyuruh seorang Niko membersihkan kamar mandi semua murid." Ancam Niko ke Bagas.
"Aku tidak peduli kamu mau mengancam aku atau apa yang terpenting sekarang cepetan masuk dan bersihkan kamar mandinya. Dan kamu gadis kecil cepat ikut aku." Bagas memanggil Lini dengan sebutan gadis kecil.
"Aku bukan gadis kecil sembarangan kamu ya kalau ngomong, dasar kaka kelas rese." Jawab Lini marah.
Bagas tidak menjawab ucapan Lini dia mengarahkan tangannya ke depan agar Lini jalan lebih dulu, saat Lini mau melangkah Niko memasang kakinya dan membuat Lini terjatuh menindih tubuh Bagas, Niko berlari masuk kedalam.
Cup!
Bibir keduanya saling menempel Lini membulatkan matanya, Bagas tercengang saat bibir Lini menempel di bibirnya mereka ber 2 masih sama-sama terdiam masih belum menyadarinya kalau mereka lagi dalam posisi seintim itu, tanpa mereka ber 2 sadari ada seseorang yang mengambil foto mereka berdua.
Ehem.
Bagas berdehem Lini tersadar dia bangun dari tubuh Bagas mengusap-usap bajunya yang sedikit berantakan, dia melihat Bagas yang masih terdiam pipinya memerah karena malu orang yang tadi sempet mengambil gambar mereka langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
"Niko, dasar bajing*n kamu ya!" Teriak Lini mengumpati Niko.
"Jalan makanya pake mata, biar tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan." Ujar Bagas lagi.
"Hei, apa maksud kamu ngomong seperti itu? kamu anggap aku cewe model apa? Siapa yang mengambil kesempatan dalam kesempitan jangan sembarangan ngomong ya kamu dasar kaka kelas kurang akhlak." Jawab Lini geram.
Bagas tidak mendengarkan teriakan Lini yang mengatai dirinya kurang akhlak dia menggeleng apa adik kelasnya itu tidak bisa berkaca yang tidak punya akhlak siapa? Yang di tuduh juga siapa? Lini menghentakkan kakinya di lantai sudah di bikin kesel sama kaka kelasnya.
Indah menghampiri Lini saat dia melihat sahabatnya itu masuk kedalam kelasnya, setelah selesai menerima hukum Lini buru-buru masuk kedalam kelasnya rasanya cape sekali, seseorang yang baru dateng menyodorkan minuman dingin untuk Lini, Lini melihat Bagas yang lagi berdiri di belakangnya Indah tersenyum melihat Bagas yang perhatian sama sahabatnya.
"Ini minum, aku tau kamu pasti cape kan habis bersihkan kamar mandi dan lapangan," Ucap Bagas dengan wajah datarnya.
"Ini semua juga karena kamu, kamu sendiri yang sudah memberi hukum seperti itu." Omel Lini.
Biarpun lagi ngomel-ngomel Lini tetep mengambil air minum yang di berikan Bagas dan meminumnya terlebih lagi dia bener-bener ke hausan, Bagas pergi meninggalkan Lini yang lagi nyerocos ngomongin dirinya Lini mendelikan matanya saat ucapannya tidak di dengarkan, di pikir bibirnya kaleng rombeng main tinggal saja! Indah tergalak melihat Bagas yang meninggalkan sahabatnya yang lagi ngoceh.
"Seneng banget ya Ndah kamu," Ucapnya melihat Indah.
"Maaf, maaf habisnya kamu lucu, lagi ngomel-ngomel eh, malah di tinggal pergi." Jawab Indah terbahak.
Lini menggelitiki perut Indah keduanya terbahak bersama-sama, temen sekelasnya heran melihat 2 sahabat yang selalu akur dan saling mengerti satu sama lain.
*****
Di sebuah perusahaan terbesar di jakarta dua pasangan paru baya lagi makan di kantin saat jam istirahat tiba, mereka adalah pasangan suami istri yang bekerja sebagai ob siapa lagi kalau bukan pak Yoko dan bu Renata, tapi mereka menyembunyikan identitasnya agar tidak ada seseorang yang tau tentang siapa dirinya di masa lalunya, apalagi kalau orang yang bernama Bima dan Klaudia tau mereka adalah adiknya dan juga adik iparnya.
Setelah kejadian 13 tahun yang lalu ada pasangan setengah baya yang menemukannya dalam keadaan terluka di tepi sungai, mereka di rawat sampai sembuh sama pasangan setengah baya yang menolongnya mereka tinggal di rumah yang tidak besar dan terbilang kecil, mereka harus terpisah dari anak semata wayangnya bertahun-tahun mereka ber 2 mencari anaknya yang bernama Mahlini Putri Yoko tapi sampai sekarang belum juga ketemu.
"Pak, pak Andi, bapak di pangggil sama tuan Hermawan." Salah satu ob memberi tau pak Andi.
Pak Yoko yang di kenal sebagai pak Andi di kerjaannya menoleh melihat temen 1 kerjaannya, beliau tersenyum dan menganggukkan kepalanya, bu Renata takut kalau suaminya melakukan kesalahan tidak biasanya pak Hermawan memanggil suaminya di jam istirahat.
"Iya terimakasih pak Agil." Jawab pak Yoko.
"Yah, apa ayah melakukan kesalahan? Ko tumben pak Hermawan memanggil Ayah?" Tanya bu Renata melihat suaminya.
"Ayah juga tidak tau bun, ya sudah ayah temui beliau dulu ya bunda habiskan makanannya dulu." Ujar pak Yoko berpamitan.
Tok! Tok! Tok!
Pak Yoko mengetuk pintu ruangan bosnya terdengar suara dari dalam menyuruhnya untuk masuk ke dalam, pak Yoko masuk kedalam beliau melihat pak Hermawan yang lagi fokus sama laptopnya.
"Permisi pak, bapak memanggil saya?" Tanyanya.
"Iya pak, pak Andi silakan duduk." Pak Hermawan melihat pak Yoko.
"Pak Andi, saya mau meminta bantuan sama bapak, tolong bapak jemput anak saya Bagas di sekolahnya ya soalnya dia lagi tidak bawa mobil, jadi saya minta tolong sama bapak untuk menjemput anak saya, gimana pak apa bapak bisa?" Pak Hermawan melihat pak Yoko.
"Iya pak saya bisa, jam berapa pak jemput den Bagas." Jawab pak Yoko sekalian bertanya.
"Jam 4 pak, maaf merepotkan bapak," Ucap pak Hermawan tidak enak.
"Tidak papa pak, saya kan memang lagi kerja sama bapak." Sahutnya.
Jam setengah 4 pak Yoko sudah sampai di sekolahan tuan mudahnya, beliau lagi menunggu tuan mudanya keluar, tidak sengaja siswi perempuan yang lagi berlari menghindari kejaran sahabatnya langsung menabrak pak Yoko lagi berdiri, hampir saja dia terjatuh untung langsung di tangkap sama pak Yoko.
"Aduh maaf pak, saya tidak sengaja," Ucap Lini meminta maaf.
Degh!
Jantung pak Yoko berdegup sangat kencang melihat anak gadis yang lagi berdiri di depannya, beliau masi terbengong belum menjawab permintaan maafan Lini, Lini mengibaskan tangannya ke kanan dan ke kiri di depan wajah pak Yoko.
"Pak, bapak tidak papa? Apa ada yang terluka?" Tanyanya khawatir karena tidak mendengar jawaban dari orang yang dia tabrak.
Pak Yoko tersadar saat Lini mengibaskan tangannya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments