Didalam kereta menuju Jakarta

Bella mengayuh sepeda ontelnya dengan cepat, ia tidak sabar untuk memberitahukan kedua orang tuanya tentang kabar gembira ini.

Sesampainya di sawah Bella bertanya kepada tetangganya yang juga bekerja di sawah itu.

" Bulik ngeliat Ibu dan Bapak nggak? " ucap Bella dengan nafas ngos-ngosan.

" Tadi lagi nanam di sebelah Kulon" jawab tetangga Bella.

" Makasih banyak bulik" Bella berjalan ke arah Kulon dengan langkah yang ringan.

Dari kejauhan ia melihat ibunya sedang menanam padi.

"Ibu" Teriak Bella memanggil ibunya.

Ibunya langsung melihat ke arah suara berasal, dan melihat Bella sedang berjalan cepat ke arahnya.

" ibu, Alhamdulillah Bela lolos dalam penerimaan masuk Universitas Bu. aku seneng banget "

" Alhamdulillah gusti Allah Alhamdulillah" Bella memeluk Ibunya, Ia tidak peduli kalau bajunya akan kotor dengan lumpur.

Tidak lama kemudian Bapaknya tiba dan ikut bergembira bersama mereka berdua.

Sepulangnya dari sawah, Bella langsung menghubungi Mbak Ningrum.

Ia memberitahukan bahwa ia lolos dalam penerimaan calon mahasiswa baru dan harus melakukan orientasi minggu depan.

" Alhamdulillah Bela, akhirnya semua perjuangan kamu membuahkan hasil, Nanti kabari saja jika kamu sudah jalan dari Klaten ya" begitu isi pesan dari Mbak Ningrum.

Setelah hari itu, Bela mulai mengemas barang-barang yang ia butuhkan.

Ia juga mulai berpamitan dengan teman-temannya, tetangga-tetangganya, dan juga para guru.

Para tetangga Bela bahkan membuat acara selamatan karena ikut senang dengan kabar Bella yang lolos dalam seleksi.

Beberapa gurunya bahkan memberikan uang untuk Bella karena tahu Bella berasal dari keluarga kurang mampu.

Beberapa tetangganya juga memberikan uang dan sembako untuk dibawa Bella ke Depok.

Walaupun ibu dan bapaknya Bella berat melepas Bella untuk merantau ke Depok, tapi kedua orang tuanya mensupport keinginan Bella untuk berkuliah.

Berbekal dari uang pemberian guru dan tetangganya, Bella membeli tiket kereta api dan sisanya akan ia gunakan untuk biaya hidup selama ia Merantau di Depok.

Besok adalah tanggal keberangkatan Bella, semua tas dan kardus kardus yang akan di bawa Bella sudah siap di depan kamarnya.

Malam ini Bella sengaja tidur bertiga dengan bapak dan ibunya.

Bella tidak henti-hentinya memeluk ibunya, Iya pasti akan kangen dengan ibu dan bapaknya selama berkuliah di Depok.

" Jaga diri baik baik ya Nduk, jangan ikut pergaulan anak anak ibu kota ya Nduk "

" Nggeh Bu, Aku akan selalu ingat pesan Ibu dan Bapak "

Bella mengencangkan lengannya dan memeluk Ibunya lebih erat.

Pagi ini suasana di rumah Bella beda dari biasanya.

Dari subuh Ibunya sudah bangun awal untuk menyiapkan bekal untuk Bella makan di dalam kereta.

Dari semalam Bapak sudah meminjam mobil dari tetangganya Untuk mengantarkan Bella ke stasiun pagi ini.

Tidak tanggung-tanggung Bella akan diantar oleh kedua orang tuanya dan para tetangganya dengan mobil tersebut.

Memang di desa Bella, baru Bella saja yang berkuliah di universitas negeri.

Tetangganya yang lain memilih untuk berkuliah di kota Klaten atau kota kots besar sekitaran Klaten.

Suasana Haru terasa sekali pada saat Bella harus berpisah dengan kedua orang tuanya.

Mereka tidak berhenti menangis bahkan tetangga-tetangganya pun ikut menangisi kepergian Bella pada.

Bella diberikan banyak nasihat, petuah, dan juga doa.

Itu semua membuat Bela semakin yakin dan kuat untuk memulai kehidupan barunya sebagai mahasiswa.

Suara pengeras di bagian informasi sudah memberitahukan bahwa kereta api Bengawan jurusan Jakarta sudah siap untuk berangkat.

Dengan berat hati Bela meninggalkan kedua orang tuanya yang sangat ia sayangi.

Di dalam gerbong ia mencari nomor kursi yang tertera di tiket keretanya.

Jika menurut jadwal, ia akan tiba di Stasiun Gambir sekitar jam lima sore.

Mbak Ningrum akan menjemputnya di sana, dan mereka berdua akan meneruskan perjalanan dengan menggunakan kereta Commuter Line untuk menuju Depok.

Di dalam perjalanan Bela sangat menikmati pemandangan maklum saja karena Ini adalah pertama kalinya bila menaiki kereta luar kota.

Sambil menikmati pemandangan, Iya sempat berkhayal akan seperti apa hidupnya nanti di Depok.

Apakah ia bisa mengikuti semua perkuliahan dengan baik atau apakah ia akan mendapatkan teman yang banyak?

Tapi saat ini, Bella terlalu bahagia untuk memikirkan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk.

Dia begitu optimis dapat menjalani semuanya dengan baik dan bisa lulus tepat waktu.

Masih dua jam lagi untuk Bella tiba di Stasiun Gambir.

Ia sudah bingung harus melakukan apalagi di dalam kereta, karena walaupun ia mencoba untuk tidur matanya tidak bisa tertidur.

Ia mulai membaca buku-buku yang ia bawa dari rumah.

Diambil novel kesayangan dari dalam tas, judulnya adalah Perahu Kertas, karya dari penulis kesayangannya Dee Lestari.

Walaupun ia sudah berkali-kali membaca novel tersebut, tapi ia tidak pernah bosan.

Menurutnya Mbak Dewi Lestari adalah penulis novel yang hebat yang bisa membawa pembacanya memasuki dunia seperti yang ada di dalam novel.

Ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk.

Ia mengambil ponsel yang ia taruh di dalam tasnya dan ternyata pesan tersebut adalah dari Mbak Ningrum.

Mbak Ningrum memberitahukan bahwa ia sudah menunggu Bella di lobi Stasiun Gambir.

Mba Ningrum juga memberitahukan arahan arahan untuk menuju ke lobi.

Iya beruntung sekali karena mempunyai Mbak Ningrum yang dapat membantunya hidup di Depok.

Mbak Ningrum dan Bella dulunya sama-sama tergabung dalam ekstrakurikuler menari.

Mbak Ningrum lebih tua satu tahun di atas Bella.

Pada waktu mereka sama-sama masih aktif di ekstrakurikuler menari, Mbak Ningrum sering bercerita bahwa ia sedang mengikuti seleksi calon mahasiswa di universitas negeri ini.

Dari cerita Mbak Ningrum itulah membuat Bella menjadi tertarik untuk berkuliah di tempat yang sama.

Walaupun satu kampus tapi mereka berbeda jurusan.

Mbak Ningrum mengambil jurusan sastra Jawa sedangkan Bella mengambil jurusan psikologi.

Bella memang tertarik dengan ilmu psikologi dari awal.

Pada waktu SMA ia sering membaca buku tentang psikologi perpustakaan sekolahnya.

Bahkan petugas perpustakaan sudah hafal dengan semua bacaan Bella.

Jika ada buku baru mengenai psikologi, maka Bella akan diberitahukan oleh Mas Aji petugas perpustakaan.

Dari kebiasaannya membaca buku menjadikan Iya banyak tahu informasi tentang dunia luar.

Bella juga mempunyai pengetahuan umum yang luas dan nilai akademiknya selalu baik.

Dari SD ia selalu menjadi juara kelas, dan ketika SMA Ia menjadi juara umum di SMA nya.

Dari kecil Memang Bella senang sekali belajar dan membaca.

Disaat teman-teman yang lain bermain, Bella lebih memilih untuk membaca buku.

Bahkan Iya tidak pernah tertarik untuk berpacaran pada saat sekolah walaupun ada beberapa laki laki yang mendekatinya.

Prinsipnya adalah ia akan berpacaran ketika sudah kerja nanti.

Dan sampai saat itu tiba, dia akan fokus belajar dan membuat dirinya lebih baik dari hari ke hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!