Rumah keluarga Rena telihat sibuk orang yang berlalu lalang. Prasmanan telah rapi di meja.
Di kamarnya, Rena telah didandani sejak subuh. Dan masih didandani hingga saat ini.
"Anak mama, cantik sekali"
Rena hanya bisa tersenyum. Mungkin kalau bisa berlari dari sini, ia akan melarikan diri. Tapi mempermalukan keluarga dan Raka membuat Rena berusaha tinggal.
"Ma" Davis berjalan memasuki kamar Rena.
"Bagaimana, keluarga Raka sudah datang?" Wila, menautkan tangannya, Rena bisa merasakan ibunya gugup.
Davis melirik Rena sekilas. Lalu berbisik pada sang ibu,
"Apa! Keluarga Raka tidak datang?" Pekik terdengar dari Wila.
"Ma! Kita ngomong diluar saja"
Davis tentu tidak enak dengan Rena, juga para MUA yang melirik mereka.
Davis berusaha menyeret sang ibu yang gusar. Wila tampak murka, dari pernikahan yang sederhana saja sudah membuatnya kesal ditambah pihak keluarga mempelai lelaki yang tidak datang.
Apa Raka memang ingin mempermalukan keluarganya? Keluarga Joel yang sangat terpandang.
Wila yang tidak terima ingin segera menemui menantu juga suaminya ia ingin protes.
Kepergian kakak juga sang mama menyisakan canggung pada Rena dan para MUA.
"Non, ini di makan dulu, untuk menguatkan diri" disana ada asisten rumah tangganya yang membantu Rena. Ia menyodorkan coklat pada anak majikannya, tatapan prihatin wanita tua itu perlihatkan.
"Terima kasih Mbok" Rena menggigit coklat yang terasa lebih pahit dan sekeras batu dari biasanya. Padahal Rena tahu coklat kemasan ini rasanya cenderung manis dan lengket di gigi.
Terdengar akad telah dimulai. Seruan SAH berkumandan. Ucapan selamat Leha terima dari para MUA yang meriasnya.
"Kamu sudah siap?" Wila tersenyum juga ada ibu dari Isak, Nami, juga ikut menjemputmu. Menghela nafas panjang Rena berdiri di bantu MUA.
"Nak Bunda cantik sekali" puji Nami, senyuman Rena lebih lebar saat wajah Nami ada didepannya. Karena selama ini yang beperan menggantikan Wila ya Nami, memberikan sayang seorang ibu yang awalnya canggung menjadi sayang. Rena sanangat menyayangi ibu Isak.
Jika saja Isak mau melamar atau menjadikan istri, Rena rela-rela saja, masuk dalam keluarga hangat Ibrahim siapa yang tidak mau kan. Ini bukan masalah harta. Jika dibanding keluarga Ibrahim memang Keluarga Joel ada dibawahnya.
Apa yang Rena irikan dari anak-anak Ibrahim, mereka tidak membedakan anak sulung maupun anak bungsu, semua sama, tidak seperti dalam keluarganya.
Sudahlah Rena sekarang kau sudah menjadi seorang Istri dari Raka Delino. Dan bertekat akan membangun keluarga yang hangat.
Kedua ibu mengapitnya. Menuntun perlahan menuju tempat Raka berdiri. Senyuman pria itu pertama Rena lihat. Begitu lebar.
Rena duduk di sebelah Raka. Proses pernikahan walau sederhana tapi sangat melelahkan.
Rena telah ada di suite yang Raka pesan untuk mereka. Rasanya dada Rena berdegub kencang. Ia memikirkan bagaimana menghadapi Raka.
Karena ini suite khusus atau royal suite, maka ia memiliki jalan khusus untuk langsung Rena sampai didepan pintuh kokoh dan mewah.
Ruang tampak luas dengan banyaknya perabotan mewah. Ia masuk dan sofa lengkap dengan ukiran tertata di tengah ruangan. Dan ada pintu menuju kamar, dengan ranjang besar.
Rena telah mandi dan juga bersih. Ia duduk kaku diatas kursi rias, mengenakan baju tidur yang tipis dan yang paling tertitup doantara semua baju tidur yang berada di kopernya.
Ini pasti kerjaan sang mama saat ia menepon Wila, sengaja mamanya tidak mengangkat. Waktu Rena mengirim pesan, mamanya dengan santai menjawab. Jika baju akan dikirim esok pagi. Koper yang sesungguhnya.
Pukul menujukan tengah malam. Namun Raka tak kunjung masuk kedalam kamar. Apa yang lelaki itu lakukan. Rena ingin menghubungi namun ia segan tidak ingin dicap sebagai wanita yang agresif saat setelah menikah padahal sebelumnya Rena tak ada keinginan menikah.
Ia ingin menghubungi Isak, bosnya itu tapi ia tak ingin malu. Ini malam pertamanya, malam pengantinnya.
Sudah lewat, pukul 4 subuh, tapi ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Raka. Lelaki itu membuat Rena bersedih. Ia mengambil ponselnya. Dan mendial nomor Raka. Hanya ada nada sibuk.
Terus Rena mendial lagi, lagi dan lagi. Entah mengapa Rena sedikit lega, tapi juga merasa malu, sebelumnya Raka pernah membawanya ke rumah lelaki itu.
Sebuah kondominium mewah tengah kota dekat dengan kantor keduanya. Sengaja Raka memang memilih karena ia lebih efisien saja.
Pagi harinya ketika koper miliknya telah datang, Rena segera mengganti pakaiannya dan keluar dan menitipkan kunci pada resepsionis hotel kalau-kalau nanti Raka kembali.
Rena terus mendial nomor Raka tapi terus saja nada tak terhubung. Apa Raka membohongi dirinya? Rena akan kembali ke apartemennya saja. Dia akan tetap mengambil cuti.
Jangan bilang Raka kabur darinya. Jika lelaki itu tidak siap tentang pernikahan maka seharusnya jangan menikahinya. Dan setelahnya kabur begitu saja.
Ini tak sampai beberapa jam Rena menikah tapi sudah dikecewakan begini. Ia akan menunggu seminggu jika tidak ada kejelasan. Ia akan membatalkan pernikahannya. Ia akan mendatangi orang tuanya.
Dan tidak akan mau lagi berhubungan dengan Raka sialaan! Ah dia terlalu percaya Orang baru seperti Raka. Perasaannya salah menduga. Kedekatannya selama ini palsu. Mengapa juga ia begini luluh?
Memori masa lalu membawa Rena pada saat pertemuan pertama dengan Raka. Rena merasa seorang playboy sedang mendekatinya.
Perlahan Lena dibuat terbuai, tapi Rena bertahan memposisikan mereka berdua hanya sebagai sahabat. Dengan lebih dekat Rena merasa Raka mengenal dirinya lama. Layaknya sahabat lama.
Setiap kali Raka datang kekantor Ibrahim Crop dan menggodanya Rena tidak tersipu. Tak tahu kapan akhirnya mereka dekat layaknya sahabat. Tekankan sekali lagi hanya sahabat.
"Oke Rena, kau seorang istri baru yang suaminya kabur!" Helaan nafasnya menderu. Rena membereskan pakaiannya dan menatanya di lemari.
Rena selalu menelpon Raka nadanya tidak pernah tersambung. Kembali ia menyimpulkan segalanya. Dijodohkan dan menikah secara kilat, dan keluarga Raka yang tidak datang.
Ia mendial nomor orang yang pasti mengetahui sesuatu tentang Raka.
"Hai asikku gimana honeymoon mu di amerika?"
"Kak, kau tahu kenapa keluarga Raka tidak menghadiri pernikahan kami?"
Mereka berbicara bersamaan.
"Tunggu apa maksudmu?"
Kembali dua duanya berkata bersamaan lagi. Rena mengerutkan bibirnya.
"Kau dulu!" Davis, menyuruh Rena bertanya lebih dulu.
"Oke, mengapa keluarga Raka tidak datang ke pernikahan kami?"
"Memang Raka tidak memberitahumu?"
Rena menggeleng dan mana Davis melihat?
"Tidak? Perusahaan pamannya sedang mengalami masalah. Makanya pamannya tidak dapat menghadiri pernikahannya."
"Kau pasti bersamanya kan? Aku tak sengaja dengar malam setelah pernikahan mu dengannya, dia akan terbang ke Amerika" ucap Davis.
"Rena?"
Rena terdiam mendengarkan ucapan Davis. "Ya kak, em aku … Raka memanggilku, sebentar sayang!"
"Cieee sayang!"
"Apaan deh, udah ya aku matikan! Bye kak"
"Iya sayaaang, salam untuk Raka sayang" Davis dari seberang terbahak. Suka sekali lelaki itu menggoda sang adik.
"Dasar jomlo!" Rena memutus panggilannya begitu saja. Terkekeh lalu tak lama kekehannya memudar. Bibirnya menipis. Mengapa Raka tidak mengabarinya jika ia akan ke Amerika. Ini sudah hari ketiga.
Dan lagi-lagi ponsel lelaki itu tidak bisa dihubungi.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments