Bertemu...

Sean bergegas menganti pakaiannya dengan pakaian casual dan mengambil kado yang sudah di sediakan nya untuk sang Mama.

Mobil sedan Sean tiba di restoran tempat keluarganya janji untuk berkumpul.

Tampak Papa,Mama, Kak Nini beserta suami, Eni, juga Will dan pacarnya sudah berkumpul di restoran.

Sean menjadi orang terakhir yang tiba karena dia harus kembali ke apartemen yang cukup jauh untuk berganti pakaian.

" Baru datang nih pangeran nya. Lama amet sih?! "  Tanya Eni yang merasa kesal karena harus lama menunggu Sean.

" Maaf, habis balik tukar baju dulu"  Ucap Sean lalu duduk di kursi kosong sebelah Kak Eni.

Sean cukup heran dengan 3 kursi bersebrangan dengannya yang kosong. Tumben mereka duduk di meja yang muatannya lebih dari seluruh anggota keluarga.

" Tunggu sebentar ya. Ada temen Papa yang gabung makan bersama"  Ucap Mahaprana.

Mereka hanya bisa patuh mendengar perkataan sang Papa.

Tak lama tampak sepasang suami istri bersama seorang wanita yang mungkin berusia 28 tahunan berjalan masuk kedalam restoran.

Mereka duduk tepat di kursi kosong meja keluarga Sean.

" Halo. Gimana kabar kalian? " Sapa Mahaprana kepada ketiga tamunya itu

" Sehat. Ah ini ada kue. Maaf enggak tahu harus bawa apa"  Ucap teman Mahaprana yang bernama Senata.

" Santai aja ngapain repot. Ya udah makan yuk"  Ucap Mahaprana tampak sangat bahagia.

Mereka kemudian makan bersama. Sambil bercanda gurau.

Terlihat wanita muda yang datang bersama kedua suami istri itu terus mencuri-curi pandangan ke arah Sean.

Sean tampak tidak peduli. Hanya menikmati makanan yang terhidang.

Selesai makan mereka masih berbincang.

" Sean, kenalin itu anak Pak Senata, namanya Prilly" Ucap Mahaprana memperkenalkan Sean dengan wanita muda putri dari temannya yang bernama Prilly itu.

Sean hanya tersenyum tipis sesopan mungkin.

" Prilly tamatan dari Australia, kebetulan Dia belum menikah. Papa dan Pak Senata ingin menikahkan kalian"  Ucap Mahaprana langsung tanpa basa-basi.

Mata Sean membola, dirinya merasa marah. Bagaimana bisa Papa-nya langsung memutuskan dengan siapa dia harus menikah.

Sedangkan wanita bernama Prilly itu tampak tersenyum senang, melihat calon suaminya setampan dan se-perfect Sean.

Perfecto! Tanpa celah! Bagaimana Prilly tidak jatuh hati langsung.

" Maksud Papa makan malam ini untuk menjodohkan Sean? Bukan untuk ulang tahun Mama? "  Tanya Sean langsung tanpa basa basi sambil menahan emosinya saat berbicara.

" Ya, sekaligus. Kalau Papa ajak makan malam untuk perjodohan pasti Kau tidak mau"  Ucap Mahaprana tanpa rasa bersalah.

Sean mengeram menahan amarahnya.

Eni yang tahu Sean sudah sangat emosi mencoba menengahi.

" Tapi setidaknya kasih tahu dulu Pa. Kalau begini kan enggak enak di Sean-nya"  Ucap Eni membela adik nya itu.

" Ngapain di kasih tahu. Di nasihati saja tidak dengar. Pokoknya Papa dan Pak Senata susah sepakat kalian harus menikah secepat mungkin! "  Tegas Mahaprana  yang di barengi anggukan kepala dari Pak Senata tanda setuju/

" Iya Sean. Anak Om juga sudah siap menikah kok. Om yakin dia bisa jadi istri yang baik untuk mu"  Ucap Pak Senata.

" Tanpa memedulikan perasaan dan pendapat Ku? Kalau Papa jadi Aku apa Papa mau di perlakukan begini? "  Tanya Sean yang suaranya mulai meninggi.

Mama Sean paham Sean sakit hati dengan cara Papa-nya.

" Serendah itu-kah Sean sampai harus di paksa dengan perjodohan gila ini? Tanpa bertanya kepada Sean terlebih dahulu? "  Tanya Sean menahan emosi yang membuncah.

" Kurang ajar! Anak tak tahu untung! Tidak perlu orang tua bertanya kepada anak! Mutlak keputusan orang tua sudah yang terbaik! "  Ucap Mahaprana dengan emosi yang tinggi.

Nyonya Mahaprana berusaha menenangkan suaminya itu, dirinya merasa tidak enak karena sedang berada di tempat umum.

" Mutlak? Terbaik? Ya terbaik! Terbaik untuk kalian! Bukan Aku! "  Ucap Sean yang langsung berdiri dari duduknya.

" Maaf, Aku tidak bermaksud merendahkan mu! Tapi Aku tidak pernah setuju untuk menikah apalagi dengan mu! Kau bukan selera Ku! "  Tegas Sean terdengar ketus menatap Prilly.

Wanita muda itu menangis mendengar perkataan tajam dari Sean.

Sean langsung melemparkan kado yang belum sempat dia serahkan kepada sang Mama di atas meja.

Dirinya langsung meninggalkan restoran tanpa pamit.

Terdengar suara Mahaprana yang memanggil nama Sean dan membentak Sean dengan kata-kata kasar.

Eni dan Kak Nini merasa tidak enak, terlebih kepada Sean yang tampak benar-benar tersinggung.

Eni mengambil bungkusan kado yang di lempar Sean dan melihat di dalamnya terdapat surat.

'For my lovely Mama. Sorry Sean belum bisa membahagiakan Mama. Tapi mungkin suatu saat nanti Sean bisa membahagiakan Mama dengan cara Sean sendiri. Salam cinta dari anak mu yang nakal, Sean' -isi surat itu-

Eni menghembuskan nafas beratnya. Sean tidaklah buruk, Dia sangat mencintai keluarganya. Namun Dia hanya belum mau menikah sampai saat ini.

" Sean pasti sangat sakit hati"  Gumam Eni.

Eni menyimpan kado Sean dan akan di berikannya nanti kepada Sang Mama.

.

Sean melajukan mobilnya dengan cepat membelah jalanan tanpa arah.

Dirinya sangat kesal dan sakit hati.

Entah bagaimana dia berhenti di sebuah bar pinggir kota.

Tampak seperti Bar yang biasa saja dari luar.

Sean masuk ke dalam dengan langkah yang gontai dan lesu. Dia masih tidak habis pikir bagaimana bisa Papa-nya seperti itu.

"Selamat datang"  Ucap sang pelayan mempersilakan Sean masuk.

" Mau duduk di meja biasa atau meja Bar, Kak? "  Tanya gadis pelayan itu.

Sean memperhatikan seisi bar yang tampak tidak terlalu luas namun nyaman. Interiornya juga tampak mewah dan bagus.

" Meja Bar saja. Saya sendirian"  Ucap Sean kepada si pelayan.

Pelayan itu mempersilahkan Sean duduk di meja bar  lalu lanjut melayani orang lain.

Sean melihat hanya ada 2 orang pekerja di dalam bar itu.

" Halo, mau pesan apa? Bir, wine, whiskey, cocktail? " Tanya seorang wanita cantik yang berada di dalam bagian meja bar.

*'Terlalu cantik untuk ukuran bartender' * Batin Sean.

Sean belum menyadari wanita di hadapannya itu.

Sean masih diam dan memikirkan masalahnya.

" Sedang ada masalah? "  Tanya wanita itu lagi sambil menatap Sean.

Sean memperhatikan wajah cantik itu. Kelopak mata yang indah, alis yang sempurna, buku mata lentik, hidung mancung, bibir yang seksi, kulit putih, memiliki lesung pipi sebelah, terlihat setitik hitam yang mirip tahi lalat di pipi serta bola matanya yang indah berwarna coklat. Entah itu memakai kontak lens atau tidak. Wanita itu cantik menurut Sean.

Tunggu! Sean menatap sekali lagi wajah wanita itu.

Dia adalah Wanita kasar yang hampir tertabrak Sean waktu pagi kemarin itu.

" Hei. Tuan"  Tampak wanita itu memanggil Sean lagi yang terpaku menatap wajahnya/

"Kau... Kau wanita itu kan??"  Ucap Sean terheran-heran.

Wanita itu tampak tidak mengerti.

"Apa maksud Tuan??"  Tanya wanita itu heran.

*'Dia tidak mengenaliku?' * Pikir Sean.

Sean cukup heran, wanita cantik di hadapannya ini tidak mengenali Sean yang pernah hampir menabraknya.

Jangan kan kejadian menabrak, biasanya wanita mana pun yang bertemu Sean selalu ingat dengan wajah Sean dalam sekali pertemuan.

Namun wanita ini tampak benar-benar tidak ingat.

"Hei Tuan... Mau pesan ?? Jika tidak silakan keluar"  Tegur wanita itu dingin.

Sean tersadar dia terlalu memperhatikan wanita itu.

" Ah maaf. Berikan saja whiskey. "  Ucap Sean

" Okey, mau merk apa? "  Tanya wanita itu lagi.

" Terserah saja Mbak. Apa pun Saya cocok"  Ucap Sean tidak peduli.

" Jangan panggil Mbak. Nama Ku Linny. Panggil saja Linny"  Ucap  Linny memperkenalkan diri.

Linny segera meletakkan satu gelas whiskey di hadapan Sean, sebotol Glenfiddich 18.

Linny memasukkan sebuah es batu berbentuk bola dan menuangkan sedikit whiskey ke dalam gelas itu

" Silakan di nikmati Tuan"  Ucap Linny mempersilahkan Sean untuk menikmati alkoholnya.

" Nama Ku Winsen, panggil saja Aku Sean"  Ucap Sean kepada Linny.

" Okey"  Ucap Linny dengan santai lalu melanjutkan menyajikan minuman pesanan tamu-tamu di barnya.

Linny melihat wajah Sean yang tampak tak asing. Dia merasa pernah bertemu dengan Sean.

Namun Linny tetap bersikap santai dan tidak peduli.

"Maaf, Kau bukannya wanita yang kemarin yang hampir Aku tabrak?"  Tanya Sean memastikan.

Linny akhirnya ingat, Dia hanya ingat mobil si penabrak dan suaranya, bukan wajah si penabrak tak sopan itu.

Pantas saja dia merasa mengenali wajah Sean sekilas.

"Oh jadi Kau pria tidak sopan itu"  Ucap Linny sambil menaikkan satu alisnya.

"Iya, maaf untuk yang kemarin. Aku tidak sengaja. Kemarin Aku buru-buru"  Ucap Sean merasa tak enak setelah dia pikirkan, dia memang salah melebihi batas kecepatan dalam mengemudi di dalam kota.

"Ya sudah lah. Lagi pula Aku tidak mati"  Ucap Linny tidak peduli.

"Ah Kau....."  Ucapan Sean terputus.

Baru saja Sean ingin melanjutkan perkataannya tampak tamu lain yang berada di meja bar memanggil Linny.

Linny meninggalkan Sean dan melayani pesanan tamu lain.

Linny tampak menjaga jarak dari sentuhan orang, Sean memperhatikan gerak-gerik Linny yang cukup aneh menurutnya.

Bekerja di bar dengan pakaian terbuka namun tidak mau di sentuh pria. Lucu sekali.

Sean kembali teringat perbuatan kedua orang tuanya yang membuat dia merasa di rendahkan sebagai seorang pria.

Segelas demi segelas whiskey di teguk tanpa henti oleh Sean.

Melihat kondisi Sean yang terus minum tanpa henti membuat Linny merasa ngeri.

'Pasti ada masalah berat. Sendirian pula. Kalau pingsan siapa yang urus'   Pikir Linny sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah tamu di meja bar tersisa hanya dua orang termasuk Sean, Linny mencoba mendekat dan berbicara dengan Sean. Mengabaikan kejadian Sean yang hampir menabraknya. Linny lebih takut jika Sean akan pingsan di dalam bar-nya karena cara minum yang seperti di kejar rentenir! Sebaiknya dia segera menghentikan Sean.

Emang pernah di kejar rentenir? Belum! Kan ngehayal doang bund!

" Ada masalah? Ceritakan"  Ucap Linny sambil menuang segelas whiskey ke dalam gelasnya.

Linny duduk di hadapan Sean sambil meminum whiskey.

" Pekerja seperti mu santai sekali? Bisa ikutan minum apa tidak takut di tegur boss mu? "  Tanya Sean yang heran.

" Aku pemilik di sini. Siapa yang bisa menegur Ku"  Jawab Linny dengan santai.

Dirinya mengeluarkan sepiring chicken pop dan meletakkan-nya di hadapan Sean.

" Aku tidak memesan itu"  Ucap Sean.

Dia cukup terkejut Linny adalah pemilik bar itu. Juga sikap Linny yang berbeda tidak membentak kasar seperti pertemuan awal mereka yang tidak menyenangkan meskipun Linny tetap tampak dingin dan ketus.

" Free untukmu! Cobalah! Itu menu kesukaan tamu di sini"  Ucap Linny.

Sean mengambil sepotong chicken pop dan mengunyah-nya. Memang terasa enak. Luar nya garing namun bagian dagingnya lembut juga tidak berminyak.

" Kau tampak seperti banyak masalah"  Ujar Linny dengan santai.

" Lumayan. Keluarga Ku terus memaksa Ku menikah"  Ujar Sean yang entah mengapa sanggup bercerita dengan orang luar.

Sean cukup tertutup dan tampak galak dan dingin jika bersama orang baru di kenal. Dia memang menjaga jarak dengan orang-orang baru.

"Oh. Karena itu Kau ugal-ugalan? Mau bunuh diri atau kabur dari rumah?" Tanya Linny.

Mata Sean membelalak terkejut mendengar respons Linny.

"Bukan! Kemarin Aku memang buru-buru tapi bukan seperti yang Kau kira.  Dan Aku minta maaf jika Aku hampir menabrak mu"  Ucap Sean menjelaskan kejadian kemarin itu.

"Bukan hampir, tapi Aku benar-benar Kau serempet!"  Ucap Linny dengan ketus.

"Aku sudah menawarkan membantu mu"  Jawab Sean lagi.

"Dan Kau pikir dengan uang semua masalah selesai? Bodoh!"  Ucap Linny dengan cuek.

Sean merasa tidak enak, benar perkataan Linny bahwa tidak semua masalah bisa di selesaikan dengan uang.

"Ya Aku minta maaf, Aku memang tidak meminta maaf dengan benar saat itu. Dan masalah Aku memberi uang itu karena Aku buru-buru dan sebagai tindak tanggung jawabku sudah melukai Kau" Sean mencoba menjelaskan kesalahpahaman itu

"Ya sudahlah. Sudah berlalu juga. Terus kata mu Kau dipaksa menikah??"  Tanya Linny mengalihkan pembicaraan.

"Iya..." Jawab Sean lirih dan frustrasi.

" Tinggal menikah apakah sulit? "  Tanya Linny lagi.

" Sulit sih tidak bagi yang sudah siap. Tapi aku tidak siap menikah. Aku juga tidak punya keinginan menikah"  Jawab Sean dengan santai.

" Hmm.. Aku mengerti perasaan orang seperti mu" Ucap Linny sambil mengangguk pelan.

" Kau mengerti? "  Tanya Sean penasaran

" Tentu, karena aku juga tidak ingin menikah!"  Jawab Linny dengan santai dan tersenyum.

Sean cukup terkejut melihat wanita cantik di depannya ini. Dengan santai mengatakan dia juga tidak ingin menikah

" Maaf, apa kau.... Kau... Kaummm.... "  Sean tampak ragu bertanya.

"Pelangi? "  Tanya Linny langsung

Sean hanya mengangguk merasa tidak enak dengan pertanyaannya sendiri.

" Aku normal. Aku menyukai pria. Aku juga bukan transgender. Apa perlu aku buktikan? " Tanya Linny sambil tersenyum smirk.

Sean terkejut dengan kalimat Linny lalu menggelengkan kepala-nya.

" No, sorry. Tidak bermaksud menyinggung"  Ucap Sean merasa tidak enak

" Tidak masalah. Kau hanya bertanya"  Ucap Linny yang tampak sangat santai.

Sean cukup terpukau dengan sikap Linny yang tidak tersinggung

" So, apa kau kaum sejenis itu?"  Tanya Linny pada Sean.

Sean mengangguk lalu kemudian menggelengkan kepalanya pelan. Dia sendiri ragu berada di posisi yang mana.

" Kau tidak paham orientasi **** mu sendiri?"  Tanya Linny lagi.

" Bukan tidak paham. Jika Aku bilang Aku gay, mungkin iya karena pacarku saat ini adalah pria. Tapi jika mengiyakan Aku adalah kaum pelangi, Aku masih ragu" Ucap Sean jujur.

Dirinya benar-benar heran bagaimana dia bisa dengan santai bercerita dengan Linny, pemilik bar yang baru di kenalnya. Bisa-bisa rahasia gelapnya itu akan disebarluaskan oleh Linny.

"Apa Kau bisa tertarik dengan wanita juga? Mungkin kau Bisex? "  Tanya Linny dengan santai.

" Aku pernah punya pacar wanita, bucin akut. Tapi juga patah hati karena wanita itu. Entah sejak kapan aku tiba-tiba nyaman berpacaran dengan laki-laki. Mungkin karena tidak perlu takut sakit hati di selingkuhi dan juga sesama laki-laki lebih paham satu sama lain kebutuhan kami"  Ucap Sean menjelaskan.

" Jiwa mu masih terluka"  Ucap Linny dengan santai.

" Jiwa ku? "  Tanya Sean heran.

" Ya. Apa mungkin Kau tidak bisa 'berdiri' kalau melihat wanita? Hanya bisa 'berdiri' kalau melihat pria? "  Tanya Linny lagi.

Sean menangguk membenarkan perkataan Linny.

" Sampai sekarang belum ada wanita yang bisa membuatku berhasrat, hanya mantan Ku dulu saja yang bisa dan pernah membuatku ingin bercinta. Untuk sekarang milikku hanya mampu 'berdiri' sempurna saat bercinta dengan pria"  Ungkap Sean tanpa malu.

Eka yang di dekat mereka merasa malu mendengar percakapan boss-nya dengan pelanggan-nya itu.

Eka memilih duduk menjauh agar tidak mengganggu kedua orang itu, juga tidak mengotori telinganya mendengar pembicaraan dewasa dan pribadi itu.

" Begitu ternyata. Dan pastinya Kau tidak bisa menjelaskan hal itu kepada kedua orang tua mu bukan? "  Tanya Linny lagi.

" Tepat sekali.. Heii apa Kau cenayang? " Tanya Sean heran

Linny tampak begitu memahami jalan pikirannya

" Aku hanya pemilik bar kecil ini. Masih banyak hutang lagi untuk dilunasi karena membangun bar ini! "  Ucap Linny sambil mencuci tangan di wastafel belakangnya.

Sean cukup takjub dengan wanita itu.

" Tempat ini buka dan tutup pukul berapa? "  Tanya Sean

" Buka pukul 9 malam sampai 2 dini hari setiap hari kecuali hari senin minggu ke empat di bulan-nya"  Jelas Linny menjawab pertanyaan Sean.

" Boleh aku ke sini lagi besok? "  Tanya Sean.

" Tentu saja tuan Sean! Ini tempat umum bukan rumah Ku. Lain cerita jika kau bilang ingin mendatangi rumah Ku" Ucap Linny dengan santainya.

" Kalau begitu boleh Aku mendatangi rumah mu??? "  Tanya Sean.

Linny menatap Sean dengan penuh tanya.

Orang aneh!

.

.

.

Disclaimer : SEMUA CERITA-TOKOH-WAKTU-TEMPAT-KEADAAN HANYALAH FIKSI BELAKA. TANPA MENGURANGI RASA HORMAT TERHADAP SIAPAPUN SEMOGA KARYA INI DAPAT MENGHIBUR TEMAN-TEMAN.

-Linalim

Terpopuler

Comments

Setiyawatisay

Setiyawatisay

bapakny keras banget maksa2 ke anakny..terus itu cewek cepet amat langsung setuju..wahhh akhirnya ketemu juga Sean linny pertama kaku lama2 lancar yg di bahas langsung curhat ..

2023-03-04

2

Sri. Rejeki

Sri. Rejeki

egois dan keras kepala. selain itu otoriter juga. tipe orang tua yang sangat tidak disukai.

2023-03-03

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Mau Coba?
3 Kejutan Linny...
4 Surat Dan Bantuan
5 Bertemu...
6 Berbagi Sesama...
7 Kok Bisa???
8 Awal Yang Baru...
9 Hampir Saja...
10 Penawaran Yang Gila...
11 Cemburu...
12 Cinta Masa Lalu...
13 Pelindung...
14 Kimberlyn...
15 Mengulang Kembali Rasa Itu...
16 Resmi Hari Pertama...
17 Lagi Bertengkar...
18 Jebakan Gagal
19 Pembersihan Nama...
20 Ternyata Dia Adalah...
21 Pesta Menegangkan 1
22 Pesta Menegangkan 2
23 Maafkan Aku, Linny...
24 Ketahuan Linny...
25 Teguran Untuk Aston...
26 Kimberlyn Fransisca Pratama 1
27 Kimberlyn Fransisca Pratama 2
28 CEO Datang...
29 Kau CEO Ku...
30 Kenapa Datang?
31 Andai Jika...
32 Nikmati Jalani
33 Lebih Lama...
34 Saksi Bisu...
35 RoseButterfly...
36 VISUAL DAN PEMBERITAHUAN MENDADAK!!!
37 Karyawan Baru???
38 Madam Pelangi..
39 Break Sementara...
40 Pindah Yuk
41 Satu Persatu..
42 Masihkah Dia.
43 Kapal dan Hotel
44 Om Donald...
45 Sisi Gelap...
46 Masa Kelam Sean...
47 Erik Gila..
48 Mimpi Dan Ketakutan Sean...
49 Membangunkan Singa Tidur...
50 Berburu Atau Melepas?
51 Dia Lagi...
52 Salah Paham...
53 Meluruskan...
54 Lupa Kondisi...
55 Pesta Tunangan...
56 Kembali...
57 Pembalasan Versi Linny..
58 Pesta Besar...
59 Memory Kapal Pesiar...
60 All I Need Is Your Love...
61 Keputusan...
62 Menikmati Berlayar...
63 Sean Cemburu...
64 Terlalu Banyak..
65 Kim-Eza...
66 Kim-Eza (End)...
67 Yang Sudah Berlalu...
68 Akibat Lupa Penawar...
69 Tersiksa dan Luka...
70 Obsesi dan Cinta..
71 Hukuman Yang Pantas...
72 Sweetness...
73 Konseling...
74 Semakin Lengket...
75 Pasar Malam...
76 Ingatan Yang Buruk...
77 Saling Khawatir...
78 Bar Masa Lalu..
79 Sulit Berbicara..
80 Tidak Ingin Kehilangan...
81 Pernah Bertemu...
82 Ulah Siapa?
83 Semakin Membingungkan...
84 Tidak Di Hargai...
85 Menyesal...
86 Mencoba Mengalah...
87 Perang Di Mulai...
88 Darah Tak Lebih Kental Dari Kasih Sahabat...
89 Temui Keluarga Toxic...
90 Lepaskan Sean Jika Tidak Bisa…
91 Disebarkan
92 Bali I'm Coming...
93 Where's Sean???
94 Ancaman??
95 Pantai....
96 Club Malam Kenangan...
97 Rahasia Andrean...
98 Dua Musim Berbeda...
99 Kan Kejadian Kan...
100 Rasa Yang Janggal.
101 VISUAL PART II
102 Pencuri Suruhan??
103 Kejadian Yang Mirip...
104 Rasa Yang Tulus...
105 Seperti Bom Waktu...
106 Seperti Orang Tua-nya..
107 Back To Jakarta...
108 ALERT GIVEAWAY
109 Tidak Bisa Dibohongi...
110 Akhirnya Ketahuan Juga...
111 Sakit?
112 Antar Hati Seorang Pria...
113 Kesempatan...
114 Rencana Menikah...
115 Acara Dan Kecelakaan
116 Tanpa Pamit...
117 Perasaan Erik...
118 Kedua Kalinya...
119 Kau Tahu?
120 Kenapa Dengan Erik?
121 Menjadi Keluarga..
122 Bertemu Erik...
123 Kegalauan Linny...
124 Kesempatan Kedua...
125 Demi Cinta..
126 Tikus Pesuruh...
127 Membunuh Tikus?
128 Sebuah Kesempatan?
129 Siapa Kau?
130 Pesta AA..
131 Menjenguk...
132 Malu...
133 Datang Ada Maunya...
134 Ending..
135 Penangkapan
136 Tidak Akan Sadar..
137 Memburuk..
138 Kondisi Yang Kacau..
139 Konferensi Pers 1
140 Konferensi Pers2
141 Memulai Tuntutan...
142 Menuju Hari H
143 Ijin Menikah 1
144 Ijin Menikah 2
145 Akhirnya...
146 HWD SL...
147 Party Time..
148 Honeymoon..
149 What kind of Question is this??
150 Nasehat Linny..
151 Last Night KSM..
152 Kecelakaan...
153 Gara-Gara Dia...
154 Buah Jatuh Tak Jauh Dari....
155 Selamat atau Tidak???
156 Ketulusan...
157 Sebuah Maaf..
158 Kembali..
159 Holiday
160 Holiday day 2
161 Dia Rendy...
162 Menerobos...
163 Help...
164 Party.
165 Bye R...
166 Memantau..
167 Will?
168 Rencana
169 Melatih Penyusup?
170 Akhir Kisah Ini...
171 Penyesalan?
172 Ending Terbaik
173 Dia
174 Dia Kembali
175 Penculikkan
176 Pertempuran Terakhir..
177 Yang Sebenarnya Terjadi...
178 The END
179 Epilog 1
180 Epilog 2 (TAMAT)
181 Terima Kasih dan ikuti karya author di novel selanjutnya
182 SEASON 2?
Episodes

Updated 182 Episodes

1
PROLOG
2
Mau Coba?
3
Kejutan Linny...
4
Surat Dan Bantuan
5
Bertemu...
6
Berbagi Sesama...
7
Kok Bisa???
8
Awal Yang Baru...
9
Hampir Saja...
10
Penawaran Yang Gila...
11
Cemburu...
12
Cinta Masa Lalu...
13
Pelindung...
14
Kimberlyn...
15
Mengulang Kembali Rasa Itu...
16
Resmi Hari Pertama...
17
Lagi Bertengkar...
18
Jebakan Gagal
19
Pembersihan Nama...
20
Ternyata Dia Adalah...
21
Pesta Menegangkan 1
22
Pesta Menegangkan 2
23
Maafkan Aku, Linny...
24
Ketahuan Linny...
25
Teguran Untuk Aston...
26
Kimberlyn Fransisca Pratama 1
27
Kimberlyn Fransisca Pratama 2
28
CEO Datang...
29
Kau CEO Ku...
30
Kenapa Datang?
31
Andai Jika...
32
Nikmati Jalani
33
Lebih Lama...
34
Saksi Bisu...
35
RoseButterfly...
36
VISUAL DAN PEMBERITAHUAN MENDADAK!!!
37
Karyawan Baru???
38
Madam Pelangi..
39
Break Sementara...
40
Pindah Yuk
41
Satu Persatu..
42
Masihkah Dia.
43
Kapal dan Hotel
44
Om Donald...
45
Sisi Gelap...
46
Masa Kelam Sean...
47
Erik Gila..
48
Mimpi Dan Ketakutan Sean...
49
Membangunkan Singa Tidur...
50
Berburu Atau Melepas?
51
Dia Lagi...
52
Salah Paham...
53
Meluruskan...
54
Lupa Kondisi...
55
Pesta Tunangan...
56
Kembali...
57
Pembalasan Versi Linny..
58
Pesta Besar...
59
Memory Kapal Pesiar...
60
All I Need Is Your Love...
61
Keputusan...
62
Menikmati Berlayar...
63
Sean Cemburu...
64
Terlalu Banyak..
65
Kim-Eza...
66
Kim-Eza (End)...
67
Yang Sudah Berlalu...
68
Akibat Lupa Penawar...
69
Tersiksa dan Luka...
70
Obsesi dan Cinta..
71
Hukuman Yang Pantas...
72
Sweetness...
73
Konseling...
74
Semakin Lengket...
75
Pasar Malam...
76
Ingatan Yang Buruk...
77
Saling Khawatir...
78
Bar Masa Lalu..
79
Sulit Berbicara..
80
Tidak Ingin Kehilangan...
81
Pernah Bertemu...
82
Ulah Siapa?
83
Semakin Membingungkan...
84
Tidak Di Hargai...
85
Menyesal...
86
Mencoba Mengalah...
87
Perang Di Mulai...
88
Darah Tak Lebih Kental Dari Kasih Sahabat...
89
Temui Keluarga Toxic...
90
Lepaskan Sean Jika Tidak Bisa…
91
Disebarkan
92
Bali I'm Coming...
93
Where's Sean???
94
Ancaman??
95
Pantai....
96
Club Malam Kenangan...
97
Rahasia Andrean...
98
Dua Musim Berbeda...
99
Kan Kejadian Kan...
100
Rasa Yang Janggal.
101
VISUAL PART II
102
Pencuri Suruhan??
103
Kejadian Yang Mirip...
104
Rasa Yang Tulus...
105
Seperti Bom Waktu...
106
Seperti Orang Tua-nya..
107
Back To Jakarta...
108
ALERT GIVEAWAY
109
Tidak Bisa Dibohongi...
110
Akhirnya Ketahuan Juga...
111
Sakit?
112
Antar Hati Seorang Pria...
113
Kesempatan...
114
Rencana Menikah...
115
Acara Dan Kecelakaan
116
Tanpa Pamit...
117
Perasaan Erik...
118
Kedua Kalinya...
119
Kau Tahu?
120
Kenapa Dengan Erik?
121
Menjadi Keluarga..
122
Bertemu Erik...
123
Kegalauan Linny...
124
Kesempatan Kedua...
125
Demi Cinta..
126
Tikus Pesuruh...
127
Membunuh Tikus?
128
Sebuah Kesempatan?
129
Siapa Kau?
130
Pesta AA..
131
Menjenguk...
132
Malu...
133
Datang Ada Maunya...
134
Ending..
135
Penangkapan
136
Tidak Akan Sadar..
137
Memburuk..
138
Kondisi Yang Kacau..
139
Konferensi Pers 1
140
Konferensi Pers2
141
Memulai Tuntutan...
142
Menuju Hari H
143
Ijin Menikah 1
144
Ijin Menikah 2
145
Akhirnya...
146
HWD SL...
147
Party Time..
148
Honeymoon..
149
What kind of Question is this??
150
Nasehat Linny..
151
Last Night KSM..
152
Kecelakaan...
153
Gara-Gara Dia...
154
Buah Jatuh Tak Jauh Dari....
155
Selamat atau Tidak???
156
Ketulusan...
157
Sebuah Maaf..
158
Kembali..
159
Holiday
160
Holiday day 2
161
Dia Rendy...
162
Menerobos...
163
Help...
164
Party.
165
Bye R...
166
Memantau..
167
Will?
168
Rencana
169
Melatih Penyusup?
170
Akhir Kisah Ini...
171
Penyesalan?
172
Ending Terbaik
173
Dia
174
Dia Kembali
175
Penculikkan
176
Pertempuran Terakhir..
177
Yang Sebenarnya Terjadi...
178
The END
179
Epilog 1
180
Epilog 2 (TAMAT)
181
Terima Kasih dan ikuti karya author di novel selanjutnya
182
SEASON 2?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!