Minggu pagi Sean bangun lebih cepat. Dirinya bersiap menuju lokasi gym. Minimal menghindari omelan yang akan panjang jika bertemu sang Papa dan Mama.
" Sudah umur 38 mau tunggu apa lagi?" Pertanyaan klasik Mahaprana akan berulang terus-menerus.
" Kasihan Will dan Alicia yang menunggu Kau menikah baru mereka bisa menikah" Tambahan kalimat klasik Nyonya Mahaprana akan menjadi combo perfect kedua orang tuanya jika mengomel.
" Apa kau kebanyakan wanita sampai susah mau bawa yang mana untuk di nikahi? Jangan bilang kau naksir bini orang! " Triple kill jika Eni--Kakak kedua Sean ikutan mengomel.
Maka sebelum ketiga manusia itu bangun dari tidurnya, Sean segera mungkin menghindar ke gym. Tempat favoritnya untuk menghilangkan penat dan lelah di kepala.
Tentunya sekaligus mencuci mata melihat lihat.
Lihat apa? Wanita? Ya termasuk juga sih, namun hal itu tidak mampu membuat Sean berselera. Sean lebih tertarik melihat otot yang berkeringat, hal malah lebih menarik untuknya.
"Shittt otak ini ngapain mikir itu lagi sih! " Keluh Sean pada dirinya sendiri.
Bagaimana tidak, pergumulannya dengan pria kemarin tidak membuatnya puas, di luar ekspektasi dirinya.
" Kapan sih Erik kembali. Lama sekali dia di Singapore! Argh!! "
Sean merasa kesal karena sang kekasih belum juga kembali dari liburan bersama keluarganya di Singapore.
Hanya Erik yang sanggup memanjakan diri Sean sesuai yang Sean mau. Meskipun tidak menampik fakta Sean juga sering one night stand (ons) dengan yang lainnya, tentu tanpa sepengetahuan Erik. Jika ketahuan sudah di pastikan perang dunia ketiga akan terjadi.
Sean segera berganti pakaian olahraganya. Sejujurnya tubuhnya sangat atletis. Banyak orang juga terheran bagaimana bisa Sean tetap memilih hidup sendiri sampai saat ini.
Bisa di bilang umurnya sudahlah matang.
Good rekening? Yes! Good attitude? Yes! Good looking? Of course yes!!
So what the problem?
Tentunya Sean tidak menceritakan masalah terbesarnya adalah tidak berhasrat terhadap wanita. Bisa-bisa dia di belah menggunakan kapak sang Papa yang ada di rumah. Mungkin juga dirinya akan di kembalikan ke rahim sang Mama.
Percayalah, di usia yang sudah tidak lagi untuk bermain-main, dirinya juga pernah mencoba bercinta dengan wanita bayaran.
Tentunya yang seksi dan menarik, tapi hasilnya. Nihil!! Wanita itu tidak mampu membangkitkan hasratnya. Yang ada wanita itu puas karena make out yang di lakukan Sean.
Beberapa orang mencurigai Sean penyuka sesama jenis, dilihat dari circle nya yang penuh pria tampan dan single. Namun banyak juga yang membantah karena pernah melihat Sean membawa wanita bayaran untuk clubbing dan menginap di hotel.
Dan salah satu yang tidak percaya Sean seorang gay tentunya sang Kakak kedua --Eni, karena jarak umur yang hanya berselisih satu tahun membuat Sean dan Eni sangat dekat. Tak jarang dia juga hanya memanggil nama terhadap Kakak keduanya itu.
Eni juga lah yang sering membantah omongan orang-orang di hadapan orang tuanya kalau Sean gay atau impoten. Karena sesungguhnya Sean pernah mencintai wanita. Dan Eni tahu detail ceritanya.
Selesai gym Sean lebih memilih kembali ke apartemen sederhananya di tengah kota, dia menghindari omelan orang tuanya dan ocehan mengenai pernikahan.
Ponsel Sean berdering tanda telepon masuk.
Telepon dari Danu.
"Bro! Dimana?" Tanya Danu di seberang telepon.
" Apartemen. Kenapa?!" Tanya Sean.
" Jangan lupa tar malem di tempat biasa ya!" Ucap Danu mengingatkan.
" Oke! " Jawab Sean singkat lalu mematikan panggilan teleponnya.
Tempat biasa sudah pasti dan sudah bukan adalah club tempat perkumpulan pria pria lajang yang sudah mapan itu.
Wingtiger club tempat itu merupakan tempat pria lajang seperti Sean sering menghabiskan waktu, baik bercanda dengan teman, mencari sasaran wanita untuk di bawa ke kamar, atau hanya sekedar cuci mata sambil minum alkohol.
Sean memilih beristirahat terlebih dahulu, dia sudah mengabari Eni bahwa dia tidak pulang dan akan langsung berangkat ke kantor besok. Dia lelah harus sibuk dengan pekerjaan dan juga ceramah dari Papa dan Mamanya. Menghindar adalah hal terbaik selagi logika dan amarahnya bisa di kontrolnya.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Sean bergegas memacu mobil menuju club tempat janjian nya dengan sahabatnya.
Wingtiger club sudah seperti rumah kedua bagi Sean, semua pegawai mulai dari tukang parkir, satpam, waiters hingga manager mengenalinya.
Dia merupakan tamu VVIP di club ternama itu.
Sean langsung masuk menuju sofa yang di tunjuk oleh salah satu waiters, terlihat sahabatnya sudah menunggu di sana.
"Akhirnya yang ditunggu tiba juga! " Ucap Danu.
" Sorry lama" Ucap Sean lalu duduk dan menyalakan rokoknya.
" Tumben Bro nge-rokok? Biasanya dirokok! " Ledek Aston.
" Sialan! Lagi pusing. Jangan ganggu. Senggol bacok nih! " Ucap Sean.
" Ih kayak cewek pms aja Kau ini! Ada apa sih? " Seru Doni heran dengan sikap Sean.
" Di paksa kawin lagi Bro?! " Tanya William langsung tanpa basa-basi.
Ting-Tong! Ya tepat sekali! Jika ini merupakan kuis tebak-tebakan di salah stasiun televisi maka dipastikan William sudah memenangkan hadiah jackpot.
" Sial banget. Baru pulang semalam udah kena cecar. Di paksa mulu!" Ucap Sean yang kesal.
" Yah begimana dong, kan Kau punya BoNyok (bokap-nyokap) kagak paham permasalahan Kau sampe sekarang! " Ucap Danu menasihati temannya yang seperti orang sekarat saat ini.
" Udah. Balik nge-pod sono! Kagak cocok lagi Kau ini nge-rokok biasa! Kirain kesambet setan di jalan! " Ucap Doni mematikan rokok di tangan Sean.
" Sialan! Rokok-nya belum habis jirr!! " Ucap Sean yang kesal rokok di tangannya di ambil oleh Doni dan langsung matikan.
" Udah-udah. Sekarang gini deh. Kau mau gimana? Pilihan cuman dua! Ngaku sama BoNyok (bokap-nyokap) atau random cari cewek nikahin habis tuh cerai! " Ucap Danu memberi saran..
" Gila banget Kau ini. Kau kira cewek tuh barang. Kagak mau langsung depak. Sembarangan aja! " Ucap William yang tampak kurang setuju dengan usul Danu.
" Tapi kagak salah juga saran si Danu, Liam! Kondisi Sean serba salah loh ini. Setidaknya yah Dia pernah menikah sekali meskipun bakal cerai. Ketimbang Dia kesiksa gini di paksa terus? " Ucap Doni yang setuju dengan Danu.
" Ya asal jangan merugikan pihak ceweknya. Atau kagak kawin kontrak aja Bro! " Ucap Aston memberi ide tambahan.
" Kawin kontrak? " Tanya Sean penasaran.
" Iya harusnya gitu aja. Terus kan Kau bisa buat aturan dan alasan tidak menyentuh Dia, bilang aja kalau hati mu tuh masih ada mantan mu atau siapalah cewek yang kagak bisa diraih! Ketimbang ketahuan kan?! " Ucap Aston menjelaskan.
Sean tampak merenung sejenak. Tidak salah usulan dari sahabatnya, namun dimana dia bisa menemukan wanita yang bisa di ajak bekerja sama itu.
" Kalau gitu sih Aku setuju, yang penting jangan mainin perasaan anak orang, entar jadi boomerang Kau sendiri Bro! Wanita kalau sakit hati mengerikan! " Ucap William yang sudah jengah menghadapi ribetnya memutuskan gadis-gadis labil.
" Curhat ya Bro??? " Ledek Danu kepada William dan dibalas dengan toyoran di kepala Danu.
" Eh sialan nih anak! Main toyor toyor aja! " Ucap Danu pura-pura kesal.
Kelima pria lajang itu kemudian tertawa bersama.
" Eh Sean! Sebelum lupa nih. Kau masih kerja di UN* gak? " Tanya Aston dengan wajah serius.
" Serius amet muka nya! Pengen di tampol ! " Ledek Danu.
" Diem dulu! Ini serius bodat! Soal kerjaan! " Ucap Aston sehingga yang lain ikut diam dan serius mendengarkan.
" Masih, kenapa? " Tanya Sean santai sambil meminum whiskey nya.
" Masih jadi team leader doang di sana? " Tanya Aston lagi.
" Iya. Kemarin katanya ada penilaian buat jadi manager marketing, tapi entah lah belum ada kabar" Ucap Sean santai. Meskipun hanya seorang team leader, dia cukup handal membawahi anak anak salesnya sehingga penjualan di teamnya melesat mengerikan dan pundi-pundi uangnya selalu lancar dengan bonus melimpah. Meskipun gaji pokok hanya segitu segitu saja.
" Mau pindah kagak? Di tempat lain? Kebetulan ada lowongan nih!" Ucap Aston menawarkan.
" Lowongan? Jadi apa emangnya? " TanyaSean penasaran.
" Manager pemasaran! " Ucap Aston.
" Eh serius ? Bagus tuh Sean! Coba aja lamar! " Ucap Danu yang bersemangat. Dia memang typikal penyemangat ulung untuk temannya.
" Dimana emang nya? " Tanya Sean lagi.
Karena saat iniSean bekerja di salah satu perusahaan terbesar seantero bangsa ini. Sayang bukan jika dilepas dan pindah ke perusahaan yang kalah pamornya.
" FP Corporation! " Ucap Aston sambil tersenyum.
William terkejut hingga terbatuk mendengar Aston yang selalu menganggur dan kurang kerjaan itu bisa tahu lowongan di FP Corporation. Apa sahabatnya satu itu sedang mengigau?
"Woi! Ngigau ya Kau? Pengangguran kok bisa tahu soal lowongan di FP corporation. Kalau bercanda kira kira Boss!! " Ucap Danu yang juga tidak percaya.
" Bangstttt!! Dengerin makanya!!! " Aston tampak kesal.
"Sepupu Aku kerja di sana, kalian kenal Sisilia kan? Nah Kakaknya Sisilia juga Sisilia kerja di FP Corporation, lebih tepatnya kenal dengan CEO-nya. Dan katanya Dia lagi cari manager pemasaran, kemarin suruh Aku coba tapi ya all of you know lah, Aku lebih senang main mainan Aku di bengkel" Ucap Aston dengan santai.
Aston memang anak orang kaya yang tidak ingin hidup ribet. Dirinya memilih membuka sebuah bengkel mobil dan mengelolanya sendiri.
Sean masih terdiam hingga ke empat sahabatnya menatap dirinya bersamaan.
" Sialan!! Anjir!! Bikin kaget aja kalian barengan lihat in Aku segitunya! " Ucap Sean yang memang terkejut dengan pandangan ke empat sahabatnya itu.
" Makanya jangan diem aja! Gimana? Mau kagak? Kalau enggak mau biar Aku bilang sama sepupu Ku untuk kasih orang lain aja coba lamar! " Ucap Aston dengan nada sedikit mengancam.
Semua orang tahu FP Corporation bukan perusahaan sembarangan.
Saham di 5 stasiun TV lokal, bisnis properti dalam negeri dan luar negeri, belum lagi pabrik olahan minyak dan hasil bumi, pabrik makan dan minuman ringan, produk skincare merk Korea serta punya saham di 2 mall terbesar seantero bangsa ini.
Luar biasa bukan CEO-nya, namun tidak satu orang pun mengenal CEO yang misterius itu, dia tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.
Semua keputusan apa pun akan di sampaikan melalui Asisten pribadinya yaitu Andrean-- Kakak laki-laki Sisilia.
Banyak yang menebak siapa CEO yang di sinyalir pendiri dari FP corporation dan pemilik 89% keseluruhan saham dari perusahaannya.
" Boleh deh. Entar aku titip CV ke Kau ya! Makasih sebelumnya" Ucap Sean.
" Wah kalau gitu traktir dong hari ini. Hitung-hitung biar lolos gitu pindah naik pangkat! " Ucap Doni menggoda.
" Ya ya ya. Puaskanlah kalian minum. Hari ini bill Aku yang bayar" Ucap Sean menanggapi perkataan Doni.
Semuanya tampak senang dan melanjutkan minum sambil mendengar alunan music DJ.
Beberapa gadis malam tampak mendekati mereka. Seperti biasa, Sean menanggapi dengan biasa dan tetap meladeni gadis-gadis yang mendekati mereka. Bagaimana lagi mata dimana-mana bruhhh.. Jangan sampai dia terlihat memeluk pria bukan wanita!
" Aku ke toilet sebentar. Kalian lanjut saja" Ucap Sean lalu berjalan ke toilet pria.
Dirinya melewati sisi toilet wanita sebelum masuk ke dalam toilet pria.
Sean menoleh sebentar melihat wanita yang melaluinya.
" Wangi sekali" Ucap Sean tanpa sadar.
Wanita itu memang sangat harum. Samar-samar terlihat tato bunga rose di bahu kanan wanita itu.
Sean kemudian mengacuhkannya lalu masuk ke dalam toilet.
.
.
.
Disclaimer : SEMUA CERITA-TOKOH-WAKTU-TEMPAT-KEADAAN HANYALAH FIKSI BELAKA. TANPA MENGURANGI RASA HORMAT TERHADAP SIAPAPUN SEMOGA KARYA INI DAPAT MENGHIBUR TEMAN-TEMAN.
-linalim-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Setiyawatisay
bagi Sean ada ketakutan dan beban sendiri kalo jujur kepada orang tuany.. ternyata cowok kalo udah kumpul sama aja kaya cewek2 ada aja yg dibahas..🤔 tato bunga Rosa apa linny itu yg lewat
2023-03-03
2