A Gay With His Angel
Di sebuah kamar kontrakan tampak seorang pria yang baru bangun, dirinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di lihatnya jam dinding menunjukkan pukul 8 pagi.
" Mau ke mana? " Terdengar suara pria lain yang tampak lebih muda dari pada pria itu.
" Pulang " Jawab pria itu singkat.
" Ini kan weekend, tidak kerja juga kata Mu bebas seharian. Di sini saja lah. Kita bisa bermain lagi Sean " Ucap pria muda itu sambil menyentuh miliknya sendiri untuk di perlihatkan kepada pria bernama Sean itu.
" Maaf. Aku tidak bisa. Nanti Papa Ku akan mengamuk " Ucap pria yang bernama Sean, dia sudah bersiap untuk keluar dari kontrakan itu.
" Sean!!! Ingat malam ini berkumpul lagi ya di club, anak-anak banyak yang datang" Ucap pria itu dengan nada menggoda.
Langkah Sean terhenti dan menoleh ke arah pria itu.
" Lihat nanti "
Sean bergegas keluar dari kontrakan itu dan menaiki mobil sedan miliknya.
Membelah jalanan di pagi hari untuk kembali ke rumah.
Ponsel Sean berbunyi tanda panggilan masuk dari sang Mama, Sean mencoba meraih ponsel di tempat duduk sebelahnya.
Namun karena tidak fokus, Sean menyerempet seseorang.
Ckitttttttttt.....
Bunyi ban mobil Sean berderit karena rem mendadak.
"Auw!!!! Shitttt!!" Umpat orang yang di serempet oleh Sean.
Sean bergegas keluar melihat siapa yang hampir tertabrak olehnya.
" Damn!! Are you blind?!! Shitt!!" Terdengar lagi umpatan wanita itu.
Wanita cantik bernetra coklat dengan wajah yang sangat cantik.
"Maafkan Aku" Ucap Sean berusaha membantu wanita itu untuk berdiri.
" Jangan menyentuhku sialan!!! "
Wanita itu lalu berusaha berdiri sendiri.
Terlihat lecet di bagian siku dan kaki kirinya, mungkin terkilir saat terjatuh menghindari mobil Sean.
"Maaf. Ah, ini Aku berikan biaya berobat"
Sean menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah kepada wanita itu. Dia buru-buru harus kembali ke rumah mengingat sang Mama sudah meneleponnya.
Wanita itu menatap tajam dan melemparkan uang itu kembali kepada Sean.
Sean melonggo bingung melihat tindakan wanita itu.
Wanita itu berjalan tertatih menjauh dari Sean masuk ke dalam mobil miliknya dan berlalu dari pandangan Sean.
"Apa-apaan wanita itu? Kasar sekali" Ucap Sean yang masih terheran.
Sean kembali melajukan mobilnya menuju rumah.
Tiba di rumah sudah sesuai perkiraannya. Sang Papa mengamuk.
" Anak sialan! Masih ingat pulang Kau?! Ke mana saja?? Bermain wanita mana lagi?!" Tanya Mahaprana--Papa Sean.
" Sudah Pa, yang penting dia pulang dulu. Ayo masuk sayang " Ucap Nyonya Mahaprana--Mama Sean sambil mengajak putra kesayangannya itu untuk masuk.
Ya di antara ke empat anaknya, Sean paling dekat dengan sang Mama dan sering menemani sang Mama ke mana saja.
" Kau mau sampai kapan hidup sesuka mu? Hanya bekerja dan party tidak jelas! Lebih baik cari gadis baik-baik dan menikah! Ingat usia mu sudah mau kepala empat sebentar lagi! " Suara Pak Mahaprana terdengar keras.
" Sean sudah bilang Pa, Sean belum mau menikah" Ucap Sean sesopan mungkin. Meskipun kesal di bentak pagi-pagi namun orang di hadapannya saat ini adalah sang Papa, tanpa Papa-nya maka tidak mungkin ada Sean saat ini.
" Papa ingin Kau segera menikah! Apa Kau tidak kasihan dengan Will? Dia dan pacarnya harus menunggu mu sampai kapan?? " Tanya Mahaprana yang masih kesal.
" Kan sudah Sean bilang, biarkan Will menikah dulu, Dia boleh melangkahi Sean" Ucap Sean menjelaskan.
" Tapi tidak dengan tradisi keluarga ini Sean! " Ucap Mahaprana yang bersikukuh tidak mau mendengar Sean.
" Apa Papa mau Sean menemui wanita yang nantinya hanya melukai Sean? Lebih baik Sean bekerja dan banyak uang, ada tidaknya perempuan sama saja kok, asal banyak uang " Ucap Sean membela diri.
" Sontoloyo! Sembarangan Kau berbicara! Pokoknya Kau harus segera menikah! Jangan terus terusan bermain wanita di club! Sudah Papa malas berbicara dengan mu!" Ucap Mahaprana lalu berlalu dari hadapan Sean dan Nyonya Mahaprana.
" Sabar ya Nak. Niat Papa mu baik. Biar Kau ada pasangan hidup jangan gonta-ganti terus" Ucap Nyonya Mahaprana menasihati dengan perlahan.
Sean hanya tersenyum tipis dan beranjak menuju kamarnya.
Di lemparkannya jas kerjanya sembarang dan membuka semua pakaian hanya menyisakan boxer miliknya yang membungkus daerah pribadinya.
Sean membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, pikirannya melayang.
"Ah sial! Bertemu wanita kasar dan sekarang malah di marahi Papa Mama. Ah, sial sekali hari ini!" Keluh Sean.
Sean kembali merenungi permintaan orang tuanya agar dia segera menikah.
" Maaf Ma, Pa. Sean tidak bisa menikah. Tidak ada perempuan yang bisa membuat seorang gay bisa berhasrat" Ucap Sean lirih.
Dirinya memejamkan mata dan tertidur.
.
.
.
Disudut lain di kota itu, tampak sebuah bar kecil di sudut kota. Meskipun kecil, interior-nya menarik dan cukup mewah. Bar itu milik seorang wanita bernama Linny.
Linny tampak sibuk membersihkan beberapa peralatan sambil menyajikan minuman untuk tamu-tamu yang berdatangan.
Bar yang hanya mampu menampung sekitar 10 orang tamu itu tetaplah ramai pada jam-jam tertentu.
Semuanya berdatangan hanya untuk mengobrol dengan Linny sambil memesan minuman. Makan ringan yang tersedia juga hanya chicken pop dan juga kentang goreng untuk menemani tamu meminum minuman beralkohol mereka.
Linny hanya memiliki satu pekerja, seorang gadis muda yang putus sekolah. Linny menerimanya bekerja di bar miliknya.
Bar yang memiliki plang lampu neon bertuliskan RB--RoseButterfly.
" Eka, antarkan bir ini ke meja no 2 ya" Ucap Linny sambil meletakkan dua gelas bir berukuran sedang ke atas nampan.
" Baik Kak" Jawab Eka yang langsung mengantarkan bir ke meja nomor dua.
Meja di dalam bar itu hanya terdiri dari 3 meja dengan masing-masing dua kursi. Serta 4 kursi berhadapan di meja bar. Semua terisi penuh.
Langkah Linny tampak tertatih menahan sakit di kaki kirinya.
Eka yang menatap Linny kesakitan lalu menghampirinya segera.
"Kakak kenapa?" Tanya Eka cemas. Linny sudah seperti saudara kandung-Nya bukan hanya seperti seorang bos.
"Hanya sial saja tadi pagi bertemu pria sialan, sepertinya kaki Ku terkilir" Ucap Linny kesal mengingat dia hampir tertabrak mobil yang ugal-ugalan tadi pagi.
"Kakak duduk saja. Jangan banyak bergerak, nanti Eka bantu urutkan" Ucap Eka yang cemas.
"Kau bisa mengurut memangnya?" Tanya Linny penasaran.
"Bisa Kak. Tenang saja, Eka sejak kecil sudah pintar mengurut, sering di suruh bantu urutkan orang yang terkilir dan di kasih uang jajan" Ucap Eka sambil tersenyum.
"Baiklah. Nanti saja baru urutkan kaki Ku. Lagi banyak tamu juga ini" Ucap Linny sambil tersenyum.
Senyum yang menunjukkan lesung pipi sebelahnya.
"Halo pelayan!!" Panggil salah satu tamu pria di meja 2.
"Iya Tuan"
Eka lalu bergerak menuju meja 2.
Terlihat tamu di meja 2 kembali memesan bir lagi dan juga mencoba menggoda Eka.
Linny merasa kesal dan tidak suka melihat karyawannya diganggu.
" Tuan-tuan, jika ingin mencari gadis yang bisa di sentuh silakan pergi ke bar lain, kami hanya menyediakan minuman dan musik. Bukan wanita pel@cur" Ucap Linny dengan tegas dan keras meskipun kakinya sedang sakit.
Tamu di meja 2 tampak terdiam dan tidak berani bertindak kurang ajar lagi. Linny memang dikenal keras dan tidak suka tamu-tamu di sana sembarang menyentuh wanita, apalagi terhadap pekerja-nya.
Beberapa tamu lain yang duduk di kursi meja bar tampak mengobrol bersama Linny.
Mereka menceritakan masalah pekerjaan hingga masalah pribadi bahkan masalah ranjang mereka yang sensitif bagi siapa pun.
Linny hanya menanggapi dengan tenang dan senyuman. Dia terbiasa dengan berbagai cerita kotor yang di dengar dari para tamu, baginya asalkan tidak mencoba menyentuhnya maka dia akan biarkan tamu-tamu itu berbicara.
Bar RB buka mulai pukul 9 malam hingga pukul 2 dini hari. Setiap harinya Linny akan pulang pukul 3 dini hari setelah mengantarkan Eka--satu-satunya karyawan di Bar pulang dengan selamat.
Selepas toko di tutup, Eka menepati kata-katanya untuk mengurut kaki Linny terlebih dahulu sebelum pulang. Dan benar saja, tangan Eka sangat ampuh mengurut dan membuat kaki Linny tidak sakit lagi.
Linny segera mengantarkan Eka pulang sebelum kembali ke apartemennya sendiri.
Linny tinggal sendirian di sebuah apartemen sederhana. Dia terbiasa dalam kesendirian. Kamar apartemen yang minimalis jauh dari kesan girly.
Dia bukan gadis yang girly seperti wanita pada umumnya.
Ponsel Linny berbunyi. Terlihat nama Nicolas tertera di panggilan masuk.
" Ada apa anak nakal? Jam begini belum tidur Kau? " Tanya Linny kepada orang yang berada di seberang telepon.
*" Kakak baru pulang? " * Suara anak laki-laki yang bernama Nicolas itu terdengar, dia adiknya Linny, adik satu-satunya.
" Iya. Ada apa? Perlu duit? " Tanya Linny yang tidak suka basa basi jika berbicara dengan sang adik.
*" Masih banyak, lagian Kakak setiap bulan mengirimiku uang saku 50 juta, tidak akan habis begitu cepat! " * JawabNicolas.
" Jadi kenapa? " Tanya Linny.
" Tidak. Aku hanya khawatir Kakak sering pulang malam sendirian" Ucap Nicolas yang sangat menyayangi Kakaknya itu.
" Tenang saja. Aku tidak akan mati secepat itu. Pergilah tidur. Ingat selesaikan S2 mu dengan baik jika perlu ambil S3! " Ucap Linny sambil tertawa.
" Aku paham Kak. Ya sudah Aku tidur dulu. Bulan depan Aku libur, nanti Aku kembali ya Kak! " Ucap Nicolas
" Ya baik-baik di sana. Jangan berbuat aneh! " Ucap Linny mengingatkan sang Adik.
" Siap mulia!! " Jawab Nicolas lalu mematikan sambungan telepon.
Nicolas, adik Linny saat ini berada di Australia melanjutkan kuliah S2 dan juga berencana mengambil S3. Anak itu termasuk pintar dan berbakat di bidang IT (Ilmu Teknologi).
Linny melepaskan semua pakaiannya lalu bercermin melihat seluruh tubuh polosnya.
Tubuh yang indah tanpa celah kecuali bekas pada bahu kiri serta punggung belakangnya. Goresan bekas luka lama yang mulai menghilang meski berbekas.
Namun luka di hatinya tetap ada dan tidak pernah bisa menghilang.
" Akan Aku hancurkan kalian suatu saat nanti! " Ucap Linny menggeram. Matanya penuh amarah.
Linny segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya agar bisa segera tidur .
.
.
.
Disclaimer : SEMUA CERITA-TOKOH-WAKTU-TEMPAT-KEADAAN HANYALAH FIKSI BELAKA. TANPA MENGURANGI RASA HORMAT TERHADAP SIAPAPUN SEMOGA KARYA INI DAPAT MENGHIBUR TEMAN-TEMAN.
-Linalim-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Dilla
Apakah ini yang lanjutan dari lapak sebelah ka?
2023-03-10
1
Nika
💖💖💖💖💖💖
2023-03-05
1
范妮·廉姆
AK mau dong di lempar uangnya wkwkkww
2023-03-03
2