Alexia menurut dan menjalankan perintah Bram, ia mengembalikan boneka itu ke dalam mobil Bram yang ada di garasi.
Alexia melemparkan boneka itu begitu saja ke bangku belakang dan saat Alexia melemparnya, ia merasa kalau boneka itu menariknya dan pintu mobil tertutup membuat Alexia terjepit di bagian lengan.
Alexia yang terjepit itu berteriak dan satpam rumahnya segera menolong.
****
Laila mendengar kabar itu dan Laila mengajak Karin menjenguk ayah dan saudara tirinya.
Laila dan Bram berharap kalau pertemuan ini akan membuat anak-anak semakin dekat.
Sekarang, Laila ada di kamar Bram ditemani oleh Karin.
"Sayang, aku rasa kamu meninggalkan sesuatu," kata Bram yang sedang di suapi sup oleh Laila.
"Apa itu?" tanya Laila.
"Boneka, ada boneka di mobilku, ku kira itu punyamu," jawab Bram dan seketika, Laila teringat dengan boneka Karin.
Laila melihat ke arah Karin yang sedang memainkan ponselnya di sofa panjang.
Dan Karin yang duduk di sofa panjang itu hanya sibuk bermain ponsel.
Ia merasa tidak suka, teringat dengan ucapan Hendru yang mengatakan kalau Laila menceraikannya karena pria lain.
Karin yang lama-lama bosan pun memilih untuk keluar kamar.
****
Karin yang keluar dari kamar Bram itu berkeliling, ia melihat seisi rumah mewah itu.
Dan tak sengaja, Karin melihat laptop milik Andre yang ada di meja ruang santai.
Karin masuk ke ruangan itu dan semakin dekat semakin jelas kalau itu adalah milik Andre. Karin dapat mengenalinya karena ada stiker bergambar tengkorak dengan bertuliskan inisial A-K (Andre-Karin).
Lalu, Karin yang mengulurkan tangan untuk menyentuh laptop itu tertahan saat Alexia memanggilnya.
"Kamu, sedang apa?" tanya Alexia yang berdiri di belakang Karin.
Karin tak mau menjawab, ia berjalan begitu saja, melewati Alexia yang mengalami patah tulang di tangannya.
****
Setelah itu, Karin kembali ke kamar Bram, ia mengajak Laila untuk pulang.
"Aku pulang dulu, Mas," kata Laila pada Bram dan Bram mengiyakan, walau ia ingin Laila ada di sisinya, tetapi, pria berkumis tipis itu tak ingin menyakiti hati anak-anak dengan memaksakan kehendak.
Laila dan Karin diantarkan oleh sopir Bram, di perjalanan, keduanya hanya saling diam.
Sesampainya di rumah, Laila mencari boneka yang ternyata ada di kamar Karin. Laila mengambilnya dan Laila harus menghentikan langkahnya di depan pintu saat Karin memergokinya.
"Mama, mau dibawa kemana dia?" tanya Karin seraya menatap boneka yang Laila pegang.
Laila sendiri merasa merinding saat memegang boneka itu dan Laila menjawab, "Mama tidak suka ada boneka ini, dia harus dibakar!"
"Apa salah dia, Mah. Mama ini sangat aneh!" kata Karin seraya mengambil boneka tersebut dari tangan Laila.
"Karin, dari mana kamu dapatkan dia, Mama tidak suka, nanti akan Mama belikan boneka baru yang lebih banyak dan lebih bagus!" Ucap Laila seraya mengambil kembali boneka itu dari tangan Karin dan Karin yang sudah menyukai boneka itu pun tak mau memberikan bonekanya.
Karin mendorong Laila supaya keluar dari kamar dan Karin menguncinya dari dalam.
"Karin, percaya sama Mama, Nak! Kamu tidak boleh menyimpan boneka itu sebelum kamu celaka!" teriak Laila dari balik pintu seraya terus menggerakkan gagang pintu kamar.
"Kamu dengar, aku rasa, Mamaku mulai aneh," kata Karin seraya meletakkan bonekanya di meja belajar dan karena hari sudah larut, Karin memilih untuk segera tidur, ia mematikan lampunya.
****
Di kamar Laila, ia tengah berada di balik pintu, ia merasa kalau boneka terkutuk itu akan mencarinya dan benar saja, pintu kamar Laila terbuka dari luar dan terlihat boneka kecil yang masuk ke kamar dan Laila yang berdiri di balik pintu itu sudah siap dengan tongkat kasti pun memukulinya.
"Boneka apa kamu ini, kenapa bisa berjalan, apa salahku, kenapa kamu mengejarku!" teriak Laila seraya terus memukuli boneka itu.
Tentu saja, apa yang Laila lakukan terlihat aneh di mata Karin yang baru saja keluar dari kamar saat mendengar suara berisik Laila.
Karin segera menghentikan Laila dan segera mengambil boneka itu.
Boneka Lusiana pun tersenyum pada Laila, seolah sedang mengejek dan karena itu, Laila mengambil dengan paksa dari tangan Karin, Laila membawanya keluar dari rumah, wanita berambut pendek sebahu itu ingin membakarnya dan tentu saja, Karin menganggap kalau Laila mengalami gangguan jiwa.
Karin mendorong Laila dan Karin yang merasa khawatir itu segera membawa Laila kembali ke kamar, Karin mengunci kamar itu.
"Maafkan Karin, Ma, Karin harus melakukan ini," kata Karin yang tak menghiraukan teriakan Laila dari dalam.
"Karin, dengarkan Mamah, dia boneka setan, kamu harus percaya dengan Mama, Nak!" teriak Laila.
"Ma, tunggu sampai besok, Karin akan carikan dokter untuk Mama," jawab Karin.
"Apa, dokter? Karin, kamu pikir Mama ini gila?" tanya Laila seraya terus meminta pada Karin untuk membukanya.
"Ma, jangan seperti ini, lebih baik Mama istirahat, jangan habiskan energi Mama untuk berteriak!" Setelah itu, Karin kembali ke kamar.
Sementara itu, Karin yang menganggap Laila gila itu menutup telinganya saat Laila berteriak.
Tanpa karin Ketahui, boneka Lusiana itu sudah berada di kamar Laila, Lusiana masuk melalui jendela.
"Pergi kamu, pergi!" teriak Laila yang melihat boneka itu mendekat ke arahnya.
"Kamu tidak pantas disebut sebagai Mama!" kata Lusiana yang kemudian terbang untuk mencekik Laila.
Laila berhasil melepaskan boneka Lusiana dari lehernya dan Laila yang melihat jendela terbuka itu kabur melalui jendela.
Laila yang panik itu terus berlari sampai ia tak menyadari kalau sudah berada di jalan raya, Laila yang ingin ke rumah Bram itu harus tertabrak saat menyebrang jalan tanpa melihat kanan dan kiri.
"Aaaaaaa!" teriak Laila dan boneka Lusiana tertawa puas setelah melihat Laila yang bersimbah darah.
****
"Karin!" teriak tetangga Karin yang menggedor pintu rumahnya.
Karin yang sudah berbaring di ranjangnya itu bangun, ia membuka pintu dan melihat tetangganya itu bersimbah darah.
"Ada apa, Pakde. Kok baju Pakde banyak darahnya?" haha Karin seraya keluar dari rumah.
"Laila, Laila kecelakaan!" kata tetangga Karin.
"Ah Pakde, orang Mama ada di kamar, kok!" jawab Karin yang tak mempercayainya.
"Pakde tidak bohong, Laila kritis!" kata Pakde dengan nada sedikit kesal.
Karin yang ingin memastikan itu pun pergi ke kamar Laila, Karin tak mendapati Laila dan Karin melihat jendela yang terbuka.
Melihat itu, Karin berpikir kalau apa yang diucapkan tetangganya itu adalah benar. Karin pun segera keluar dan meminta untuk diantarkan ke tempat Laila berada.
Tetangganya itu membawa Karin ke rumah sakit dan Karin mendapati Ibunya sudah terbujur kaku ruang ICU.
Karin menggelengkan kepalanya, ia tak percaya kalau Laila sudah tiada dan semua ini seperti mimpi.
Benarkah kalau ini adalah mimpi?
Jangan lupa like dan komen setelah membaca, ya.
Dukung karya author dengan like, komen, vote/giftnya.
Maaf untuk typonya, ya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
Kasian mama Laila ... filling orang tua apa lagi terhadap anaknya selalu benar .... oh Karin apa kau tidak nyadar juga klo kecelakaan mama mu di sebabkan oleh boneka kesayangan mu 🙁🙁🙁
2023-03-19
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
kasihan Laila kejam sekali si lusi
2023-03-15
1
🦂⃟ɪᴇᷤᴍᷤᴀᷫ
innalilahi wa innailaihi roojiun
dendam Lusiana benar" nyata ini
2023-03-15
1