Teror Lusiana

Flashback, tiga tahun lalu, Lusiana yang sedang menunggu Adele pulang itu harus membuka pintu rumahnya.

Lusiana mendapati pacar ibunya yang datang dengan membawakan berbagai macam keperluan, serta membawa uang yang cukup banyak.

Itu semua ia perlihatkan pada Lusiana yang tengah berdiri di belakang sofa ruang tengah dan pacar ibunya itu duduk di sofa.

"Lihatlah, ini semua untukmu dan ibumu," katanya seraya menatap Lusiana.

"Mama sedang keluar, bisakah anda menunggu Mama di luar?" tanya Lusiana, ia merasa tidak enak hati saat melihat tatapan pria berbadan sedikit gendut itu.

"Kenapa? Aku tau ibuku sedang keluar karena aku yang menyuruhnya," kata si pria gendut yang sedang sudah berdiri seraya mengendurkan gespernya.

Melihat itu, Lusiana segera pergi, ia pergi ke kamar dan belum sempat pintu itu terkunci dari dalam, si pria gendut sudah mendorongnya dengan kencang sehingga membuat Lusiana terjatuh.

Melihat itu, Lusiana tersadar kalau dirinya sedang dalam bahaya.

"Tolong, anda cepat keluar dari kamar saya!" perintah Lusiana dan pria itu yang tak mau mendengarkan pun memperkosa Lusiana yang masih suci.

Lusiana menangis, ia menceritakan semua pada Adele, tetapi, Adele tak mempercayainya.

"Lusi, kamu sudah dewasa, kalau kamu memilih untuk bebas seperti itu terserah kamu, asal jangan sampai kebobolan dan siapa pacar kamu, bawalah untuk menemuiku," jawab Adele yang sedang mengupas apel.

Tidak lama kemudian, bel rumah Adele berbunyi dan Adele membukanya, Adele menyambut si pria gendut yang baru saja menggagahi putrinya. Liciknya pria itu yang dibuat seolah baru saja datang.

"Sayang, tadi aku datang tapi rumah ini sepi ketika tidak ada kamu," kata si pria gendut yang kemudian mencium kening Adele. Adele pun mengajak kekasihnya itu untuk masuk.

Melihat wajah pria itu, Lusiana pun menjadi takut, ia memilih untuk masuk ke kamar dan Lusiana tidak lupa mengunci.

Lusiana menangis saat mendengar suara erangan dari Adele dan si gendut, Lusiana pun menutup telinganya.

Flashback off.

****

Laila yang melihat Karin sedang berdiri itu pun segera bangun, ia melihat kanan dan kirinya, tetapi, Laila tidak melihat apapun, justru Laila melihat boneka yang semalam itu sudah berada di dalam kamar Karin, boneka Lusiana itu tengah berbaring di ranjang Karin dan Laila yang terus menatap boneka itu membuat Karin mengikuti ke mana arah mata Laila melihat.

Lalu, Laila pun bertanya, "Dari mana kamu mendapatkan boneka itu?"

"Kenapa? Apa Mama menyukainya?" tanya Karin yang kemudian pergi dari hadapan Laila yang mematung.

Dan Laila yang masih berdiri di depan pintu kamar Karin itu melihat boneka yang menyeramkan itu jatuh dari ranjang, Laila sedikit terkejut saat boneka itu melihat ke arahnya.

Laila yang terkejut itu hampir jatuh jika tidak berpegangan dengan sofa.

Laila yang merasa takut itu segera pergi dan meminta pada Karin untuk membuang boneka menyeramkan tersebut.

Karin yang sedang membuat susu coklat itu mengabaikan Laila dan karena Laila yang terus mengoceh tentang boneka yang tidak masuk akal itu membuat Karin menatapnya datar.

"Apa karena kita bertengkar dan itu membuat Mama berhalusinasi?" tanya Karin yang kemudian menarik kursinya, ia duduk dan mengambil roti tawar yang ada di meja makan.

Karin makan tanpa mengajak Laila, Karin yang sedang merasa kecewa itu ingin menghukumnya dengan sikapnya.

Laila yang mengerti Karin sedang marah itu tak mengambil pusing, bagi Laila, ia hanya perlu bersabar dan berharap Karin akan menerima keputusannya.

****

Setelah dipermalukan, Karin tidak ingin lagi untuk kuliah, ia yang bolos itu memilih untuk tetap berada di rumah dan karena persediaan makannya sudah habis, Karin pun mengambil ATM yang sudah Laila siapkan ketika Karin akan berbelanja dan sangat berbeda dengan biasanya, Karin yang sekarang tidak menghemat.

"Sekarang Mama tidak kekurangan uang lagi, dia istri orang kaya sekarang!" kata Karin yang sedang menatap kartu ATM tersebut.

Baru saja Karin keluar dari rumah, ia melihat ayahnya yang sedang berdiri di depan pintu.

Karin dan Hendru duduk bersama di teras, keduanya duduk di lantai bersama, Karin juga membuatkan kopi, bukan tanpa tujuan, kedatangan pria malas itu bertujuan untuk menghasut Karin setelah mendengar pernikahan Laila.

"Kamu lihat, Mamamu, dia menikah lagi, apa yang Papa katakan adalah benar, kalau Mama kamu berpisah dengan Papa itu karena ada pria lain, semoga, setelah ini kamu dapat melihat siapa yang tersakiti!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Hendru menyeruput kopi hitam buatan Karin dan Karin yang sedang bimbang antara percaya siapa itu hanya bisa diam saja.

Siang telah berlalu dan karena keadaan sedang tidak baik, Laila dan juga Bram hanya bertemu untuk makan sore, setelah itu kembali ke rumah masing-masing.

Laila yang diantarkan oleh Bram itu melihat ke arah jendela kamar Karin, Laila melihat boneka yang baginya menyeramkan itu sedang menatapnya.

Bram yang melihat Laila seperti ketakutan itu menyentuh tangannya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Bram dan Laila segera tersadar, ternyata di jendela itu tidak ada apapun.

Laila sendiri merasa tidak mungkin untuk bercerita karena Bram mungkin saja akan menertawakannya.

Stelah itu, Laila memberikan senyumnya sebelum turun dari mobil dan Bram pun mengecup kening istrinya itu.

"Jangan lupa berdoa, supaya hati anak-anak kita menjadi lembut dan menerima keputusan kita," kata Bram dan Laila pun mengangguk.

****

Setelah itu, Bram memilih kembali ke hotel dan tanpa Bram sadari kalau di bangku belakang mobilnya itu ada boneka.

Boneka yang akan meneror Bram, bagi Lusiana, Bram adalah penyebab dari kesedihan Karin.

Dan Bram yang sekarang sudah berada di ruangannya itu mendengar suara air dari kamar mandi, Bram pergi untuk melihatnya dengan melongok, tidak ada apapun dan Bram harus menjerit kesakitan saat pintu itu tertutup dengan kencang.

Tentu saja apa yang Bram alami itu membuat lehernya patah dan harus menggunakan penyangga leher.

Apa yang Lusi lakukan itu membuatnya senang dan ingin terus melukai Bram sampai akhirnya pria itu tak tertolong.

Dan benar saja, Lusiana tak berhenti mengikuti Bram.

Bram yang sekarang sedang ada di rumahnya itu mendapatkan pertanyaan dari Alexia yang melihat boneka ada di depan pintu kamarnya.

"Pi? Ini punya siapa? Alexia menyukainya, bolehkan ini untuk Lexia?" tanya Alexia yang kemudian masuk ke kamar Bram.

Bram yang merasa tidak membeli itu pun bertanya-tanya dari mana asalnya boneka itu dan Bram berpikir kalau itu adalah boneka milik Laila yang ia belikan untuk Karin.

"Jangan, itu bukan punya Papi," kata Bram dan Bram menyuruh Alexia untuk mengembalikan boneka itu ke mobil.

"Apakah ini punya Laila?" tanya Alexia seraya menunjukkan boneka yang ia pegang.

Bram ingin menjawab iya, tetapi tak tega pada Alexia.

Apakah Bram dan Alexia akan selamat dari dendam Lusiana?

Jangan lupa like dan komen, ya, all.

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

Sengaja'aku baca tengah mlm biar berasa horor nya Lusiana mo lihat apa kak mal bsa bikin bulu kuduk berdiri 😁😁😁😁

2023-03-19

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

apa GK salah sasaran tuh Lusiana, bagaimana pun Bram, niatan baik

2023-03-17

1

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

ibu yg bodoh tidak peka, jadi gila juga wajar,

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!