Merasa Di Awasi

Karin mengambil boneka itu dan membawanya pulang.

Di rumah, Karin segera memasukkan boneka itu ke mesin cuci, ia mencuci Lusiana supaya terlihat bersih dan wangi. Setelah bersih, Karin meletakkan boneka itu di depan kipas yang ada kamarnya.

Sementara itu, Lusiana yang berada di dalam boneka merasa bersih dan senang pada Karin.

Setelah kering, Karin yang tengah bersedih itu memeluk Lusiana.

Karin mulai bercerita kesedihannya.

"Aku sedih, Mamaku, dia tidak berterus terang padaku, aku harus bagaimana?" tanya Karin yang masih memeluk.

"Karena itu, semua menggosipkan ku di kampus, aku membencinya," tangis Karin seraya mengeratkan pelukannya.

Lusiana yang dalam pelukan Karin itu mengerti kesedihannya, Lusiana pun teringat dengan masa hidupnya yang kelam.

Lusiana masih diam, ia belum menunjukkan apapun tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

Setelah lelah menangis, Karin mengambil ponselnya, ia tak menemukan pesan dari Andre, kekasihnya.

"Kenapa dia tidak ada kabar, seharusnya dia menghiburku!" kata Karin, setelah itu, Karin yang sedang merasa bosan itu membuka sosial medianya.

Ia melihat berita yang mengatakan kalau seorang gadis telah menghabisi nyawa Ibunya sendiri.

Karin menggelengkan kepalanya, Karin berkata, "Tidak seharusnya dia melakukan itu, apapun kesalahan Ibunya, dia sudah mengandung selama 9 bulan. Akhir zaman, ada-ada saja berita yang tidak benar."

Setelah itu, Karin kembali ke aplikasi chat yang berwarna hijau, ia mencari nama Andre yang seharian ini tidak mengiriminya pesan.

Karin melakukan panggilan video dan Andre yang sedang berada di kamar bersama Alexia itu mengabaikan Karin.

"Kenapa? Dia kan pacar kamu, sedangkan aku, hanya selingan kamu," ucap Alexia seraya menatap Andre yang sedang merapikan kembali pakaiannya.

"Aku tidak mau ketahuan," jawab Andre. Setelah rapi, Andre mencium bibir Alexia, gadis berambut lurus dan panjang itu sedang duduk di sofa.

Alexia membalas ciuman itu dan Andre segera melepaskan, ia harus segera pergi untuk menemui Karin.

"Aku harus pergi, terima kasih, sayang!" ucap Andre yang setelah itu mengambil tas kuliahnya yang tergeletak di lantai.

Alexia tak menjawab, justru ia mengambil rokoknya yang ada di depannya.

****

Setibanya Andre di rumah Karin, Andre mendengar Karin yang sedang bertengkar dengan Laila.

Andre yang masih duduk di atas motornya itu merasa ragu antara mengetuk pintu atau tidak.

Andre yang tengah berpikir itu pun memutuskan untuk mengirim pesan pada kekasihnya.

"Karin, aku di depan rumah dan tak sengaja mendengar kalian sedang bertengkar. Maaf, aku tidak mau mengganggu, jaga kesehatan, jangan sampai masalah ini membuat kalian saling jauh." Isi pesan dari Andre dan benar saja, setelah itu Andre pergi dari halaman rumah Karin.

****

Setelah itu, Karin keluar dari rumah, ia menutup pintu itu dengan membanting, Karin yang ingin pergi ke rumah ayahnya itu mengurungkan niatnya.

Dan Laila yang duduk di sofa ruang tamu itu mengangkat kepalanya saat pintu itu kembali terbuka dari luar.

Laila yang melihat Karin kembali itu mengira kalau Karin telah setuju dan memaafkannya. Sayangnya, justru Laila harus menerima kalau Karin tengah menghukumnya dengan caranya.

Karin menyingkirkan tangan Laila dari wajahnya, setelah itu, Karin meninggalkan Laila yang masi menangis.

Laila tak berhenti menangis saat ingat apa yang Karin katakan tentangnya yaitu pergi dari ayah Karin untuk pria lain.

Karin tak mau mendengarkan walau Laila sudah bersumpah. Laila yang sedih itu memilih untuk ke kamar, ia menceritakan semuanya pada Bram.

Dan Bram juga menceritakan hal yang sama yaitu Alexia tak menyetujui pernikahan itu.

Laila bertanya, "Apakah kita harus menyerah?"

Tentu saja Bram sangat tidak setuju, tujuan Bram setelah ini adalah membawa Laila untuk tinggal bersama.

Laila menjawab kalau dirinya akan memikirkannya.

****

Karin yang tengah berbaring itu membuka matanya, tanpa sadar ia turun dari ranjang, Karin berjalan ke dapur dan Karin mengambil pisau dapur.

Karin yang masih berdiri di dapur dengan menatap pisau itu terkejut saat mendengar suara Laila yang memanggilnya.

Karin tersadar dan tanpa sengaja menjatuhkan pisau yang sedang ia pegang.

Pisau yang jatuh itu mengenai kakinya sendiri dan Karin yang terluka itu menolak pertolongan Laila.

Karin yang berdarah itu kembali ke kamar dan di sana Karin melihat bonekanya sudah berbaring di ranjang.

Lalu, Karin kembali memindahkan boneka itu ke meja belajarnya.

"Bukankah, tadi kamu di sini?" tanya Karin yang meletakkan bonekanya di meja dan entah mengapa, malam ini tiba-tiba saja Karin merasa takut berada di kamarnya sendiri, Karin melihat ke arah jendela dan tidak ada apa-apa di sana.

Karin merasa kalau dirinya sedang diperhatikan.

Karin mengusap lehernya, setelah itu Karin kembali ke ranjang, ia menarik selimut, menutupi tubuhnya sampai ke ujung kepala.

Tanpa karin sadari kalau ternyata boneka yang ia temukan bisa bergerak dan sekarang boneka itu sedang memperhatikannya.

****

Laila yang melihat Karin menatap pisau dengan tatapan kosong seperti itu menjadi khawatir. Laila takut kalau Karin akan melukainya.

Dan Laila yang sedang duduk di ranjang itu melihat bayangan dari bawah pintunya, Laila melihat bayangan seperti anak kecil yang sedang berjalan, Laila yang merasa penasaran pun keluar, ia membuka pintu dan kembali menyalakan lampu ruang tengah yang sudah ia matikan sebelum ke kamar.

Laila memanggil Karin, "Karin... Karin.'

Dan Laila yang tak mendapatkan jawaban itu berjalan kerah kamar Karin yang berada di seberang kamarnya, kamar Karin masih terkunci dan Laila yang mendapati Karin tak mau membuka pintu berbalik badan, Laila terkejut bukan main saat melihat boneka kecil yang sedang memegang pisau dapur, boneka itu berjalan kearahnya dengan mengacungkan pisau tersebut.

"Aaaaaa!" teriak Laila yang ternyata sedang bermimpi, Laila melihat jam di dinding dan waktu menunjukkan pukul sebelas malam.

Laila ingin melihat anaknya dan ia pun keluar dari kamar, tanpa sengaja, Laila menendang boneka yang baru pertama kali ini ia lihat.

Laila mengambil boneka yang bermata bulat, rambutnya pirangnya dan sekelebat Laila melihat kalau boneka itu tersenyum.

Laila segera melempar boneka menyeramkan itu.

"Astaga, boneka siapa itu, kenapa sangat menyeramkan!" Laila memperhatikan boneka yang sudah berada di kolong sofa ruang tengah.

Lalu, Laila melangkahkan kakinya menuju kamar Karin, wanita berdaster itu mengetuk pintu kamar Karin dan Laila seolah mengalami dejavu.

Laila pun melihat ke belakang, ia mengira kalau akan seperti dengan mimpi buruknya.

Dan ternyata Boneka yang ia lempar sedang berdiri di belakangnya dengan menatapnya tajam.

Laila yang sedang lelah itu pingsan dan Laila terbangun di pagi hari setelah Karin membuka pintu kamarnya.

Apakah Laila akan menceritakan apa yang ia lihat semalam pada Karin?

Bersambung.

Jangan lupa like dan komen setelah membaca,ya, all.

Vote dan giftnya untuk mendukung karya ini. Terima kasih. Mohon maaf untuk typonya.

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

Hari gini mo jadi selingkuhan ... heyyy wanita macam apa kamuuuu ....

2023-03-19

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

idiih ternyata mimpi 🙈🙈🙈

2023-03-17

1

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

Lusiana ingin orang² yg menderita karena ibu sendiri ngikutin jejak dia yaitu bunuh diri ya

2023-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!