DENDAM LUSIANA
Seorang gadis muda tengah duduk di kursi meja makan untuk sarapan bersama dengan Ibunya.
Gadis berusia 18 tahun itu bernama Lusiana, Lusiana yang biasa disapa Lusi berparas cantik layaknya bidadari. Sayangnya, kisah hidupnya sangat tragis, ia tak seberuntung gadis lainnya yang di usianya itu bisa bercerita dan berteman dengan Sang Mama.
Justru, Adele, Mama Lusiana itu adalah wanita gila, ia seorang janda yang takut miskin sehingga ia terus mencari pria kaya untuk menghidupinya dan Lusi.
Adele yang memikirkan biaya hidupnya itu sampai lupa pada Lusi, ia sibuk mencari cintanya yang baru dan baru selalu baru sampai Lusi merasa bosan saat Adele harus membawa pria yang berbeda ke rumahnya yang mewah.
"Mah, mau sampai kapan?" tanya Lusi yang sedang menatap piring makannya, gadis berambut panjang itu seolah enggan untuk menyantap makanan itu yang Adele dapatkan dari hasil yang tak benar.
"Mamah minta, kamu cukup melihat hasilnya saja, Lusi. Tanpa banyak bicara dan meminta!" ucap Adele yang merasa bosan dengan pertanyaan itu.
Mendengar itu, Lusi menangis, ia ingin sekali di dengar oleh Ibunya. Satu-satunya yang ia sayangi dan hargai di dunia ini, tetapi, justru Adele membuat Lusi terlihat buruk di mata semua orang karena memiliki Adele yang berimage buruk di mata semua orang.
Lusi yang merasa kecewa itu pun menyibakkan piring yang ada di depannya.
Crah... suara piring dan gelas yang pecah.
Dan Adele yang melihat itu terdiam, Adele sudah tidak lagi heran dengan Lusi yang akan mengamuk.
Kali ini, Adele meminta pada Lusi untuk percaya padanya. "Lusi, dengarkan Mama, dia pria kaya dan dia akan menikahi Mamah, ini semua untuk hidup kita."
Tetapi, Lusi yang tak mau mendengar itu justru meninggalkan Adele yang menatap kepergiannya.
Dan setiap malam, itulah yang Adele mimpikan, Adele yang tengah berbaring di ranjangnya itu bangun, ia menangis terus memanggil nama anaknya.
"Lusiana!" teriak Adele yang kini berada di rumah sakit jiwa setelah kepergian Lusi.
Bayangan Lusi yang terjun bebas dari jendela kamarnya itu terus menghantui, Adele terus menangis dan meraung meminta maaf, tetapi, semua itu telah terlambat.
Tiga tahun kemudian..
Di sebuah rumah sederhana di Kota Jakarta, hidup seorang janda bernama Laila, Laila tidaklah seperti janda pada umumnya atau seperti janda yang genit seolah kurang belaian dan kasih sayang.
Laila memiliki anak gadis berusia 19 tahun, Karin namanya.
Laila harus menjadi janda karena berpisah dengan suaminya yang gila, tak pernah menafkahi, tetapi, justru bermain tangan, Laila memutuskan untuk mengakhiri kisahnya yang kelam bersama pria yang pernah ia cintai.
Karin menerima keputusan Laila, demi kebahagiaan Laila, wanita yang sangat ia cintai.
Sekarang, pagi pukul 07.00 wib. Karin sedang menyiapkan sarapan untuk Laila yang sedang bersiap untuk berangkat bekerja.
Karin memanggang roti untuk Laila dan gadis bermata sipit, rambut hitam bergelombang itu juga membuatkan kopi, supaya Laila bersemangat bekerja.
Laila yang bekerja di salah satu bank swasta itu sudah rapi dengan seragam kerjanya, lalu, Laila menarik kursi meja makan, tidak lupa Laila mengucapkan terima kasih.
"Karin, terima kasih, Nak," ucap Laila seraya membelai pipi chubby anaknya.
"Sama-sama," jawab Karin seraya tersenyum manis pada Laila.
Keduanya sarapan bersama dengan saling bercerita, setelah itu, Laila pergi bekerja dengan mengendarai sepeda motornya.
"Jangan bolos kuliah!" seru Laila yang sudah duduk di jok motornya dan Karin yang berdiri di pintu itu mengiyakan.
"Semangat, Mah!" balas Karin dan Laila tersenyum, setelah itu Laila segera menarik gas, sebelum ia telat kesiangan.
Setelah itu, Karin yang kembali ke kamarnya segera mengambil ponsel, Karin menerima pesan dari ayahnya yang meminta uang untuk membeli dan makan rokok.
Karin yang sedikit memiliki rasa kasihan itu pun mentransfer sedikit uangnya untuk Hendri, Ayahnya.
Setelah menerima itu, Hendri mengucapkan terima kasihnya.
Karin tak membalas pesan itu lagi dan Karin segera menghapus laporan transfer tersebut sebelum Laila mengetahuinya.
Laila akan memarahi Karin dan juga Hendri yang tak tau malu harus meminta uang pada anaknya. Laila berpikir kalau seharusnya Hendri lah yang memberikan uangnya.
****
Karin yang harus mengerjakan tugas itu harus pulang sedikit malam dan sesampainya di rumah, Karin tidak mendapati Laila.
Karin mencoba menghubunginya dan Laila yang sedang makan malam bersama teman prianya itu tak segera menerima panggilan itu.
"Kenapa?" tanya teman pria Laila yang bernama Bram. Bram memiliki hati pada Laila dan juga sebaliknya.
"Aku masih bingung, Mas. Dia tidak akan menyukaiku jika aku menikah lagi, tetapi, aku sendiri sudah jatuh hati padamu," kata Laila seraya menatap Bram yang juga sedang menatapnya.
"Begitu juga dengan Alexia, dia tidak akan pernah merestuiku jika dia tau aku akan menikah lagi," jawab Bram terdengar pasrah.
Tetapi, Bram yang menghargai cintanya itu tak pernah mengajak Laila untuk berbuat di luar batas, Bram ingin melakukan itu secara halal.
"Urusan anak-anak memang sulit, apalagi di umurnya yang sedang tanggung," kata Laila dan Bram pun mengiyakan.
"Bagaimana kalau kita menikah diam-diam, aku yakin, lama-lama anak-anak kita akan setuju, La," ajak Bram pada kekasihnya itu.
****
Satu minggu berlalu, di kampus, Karin mendengar gosip tentangnya, gosip itu dari Alexia yang mengatakan kalau Laila telah menjual dirinya pada Bram.
Bahkan, Alexia juga membagikan foto keduanya yang tengah masuk dan keluar dari kamar hotel.
Karin yang mengetahui itu pun segera mencari Alexia yang sedang duduk di kantin dengan gengnya.
Brak! Karin menggebrak meja dan Alexia memutar matanya malas.
Alexia yang merasa tertantang itu segera bangun dari duduk. Alexia menampar Karin yang telah berani mengganggu kenyamanannya.
Tetapi, tamparan itu tak berhasil mengenai wajah Karin karena Karin menahan tangan Alexia.
"Apa yang kamu sebarkan itu tidak benar!" ucap Karin seraya melepaskan tangan Alexia dengan kasar.
"Ibuku, walau janda, dia bukan wanita murahan!" bentak Karin pada Alexia tepat di depan wajahnya dan Alexia menyentuh rambut gelombang Karin.
"Sayangnya, aku melihat sendri, dengan kepala mataku, kalau tidak percaya, nanti malam, lihatlah, di hotel Papi aku, anak jablai!" ucap Alexia yang terdengar sangat meremehkan dan merendahkan Karin.
Seketika, air mata Karin menetes, ia merasa malu dan setelah itu, Karin pergi dari kantin, ia menerobos para gerombolan yang sedang menonton.
Karin yang berlari itu berpapasan dengan Andre, kekasihnya, Karin segera memeluk Andre dan menangis, Karin yang berada di pelukan Andre itu segera menceritakan apa yang didengar.
"Sabarlah, kamu harus membuktikan sendiri kalau gosip itu tidak benar," kata Andre seraya melepaskan pelukan Karin setelah melihat Alexia yang berjalan melewati keduanya.
Dan benar saja, Karin yang ingin memastikan itu berulang kali mengikuti Laila sampai tertangkap basah, setelah pulang bekerja, Karin merasa berdebar, terkejut saat melihat Laila ke hotel Papi Alexia.
Karin yang masih diam-diam membuntuti itu menangis saat melihat Laila di sambut oleh Bram.
Setelah itu, Karin tidak ingin tau lebih jauh lagi.
Karin yang sekarang sudah keluar dari hotel itu menangis, ia pergi ke taman di malam hari.
Dan Karin yang sedang menangis itu menghentikan tangisnya saat melihat boneka yang terlihat lusuh dan tak terawat.
Apakah boneka yang karin temukan adalah boneka Lusiana?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🍁Angela❣️
penasaran sama kisah orang yang bunuh diri benarkah jadi hantu / arwah penasaran ?
2023-03-19
0
𝙢𝙖𝙠𝙣𝙖
Kenapa guru sekolah selalu pilih kasih katanya 1 sekolah 1 keluarga, tapi saat mau diajak makan satu piring tidak mau , diminta uang malah marah-marah. katanya guru di sekolah adalah keluarga tapi kenapa mereka sangat gak adil. misalkan di kelas matematika teman saya dan saya mengerjakan tugas yang sama, saya mengerjakannya dengan cepat dan teman saya menyalin jawaban saya, tetapi ketika saya mengumpulkannya saya mendapat nilai 34 dan temenku dapet 92 kok aneh banget, padahal dia yang menyalin jawaban aku. pas mau protes ke guru, aku langsung dicemooh dia bilang ""kamu suka amat menyalin jawaban teman sekelasmu"". aku berbicara ke guru, bahwa teman aku yang menyalin jawaban aku. tapi gurunya gak percaya sama aku, aku tau aku rangking terakhir, tapi kenapa pas aku dapat nilai bagus sedikit gak ada yang percaya sama aku , saya pasrah saja, percuma berdebat terus dan tidak ada gunanya. akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sekolah 🙂
2023-03-19
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
disini aku masih mengulang membaca boneka Luciana apakah Luciana meninggal atau gmn
2023-03-15
0