“Mahesa?” tanya Yuda meyakinkan apa yang disampaikan Bimo.
“Benar Tuan, mereka adalah sisa dari klan Mahesa. Entah karena masih menyimpan dendam atau hanya ingin menggunakan nama besarnya saja,” jelas Bimo.
Yuda bersandar dan memijat dahinya. Dia ingat betul Klan Mahesa saat masih melakukan berbagai cara agar bisa bertahan hidup. Gembong mafia yang pernah berjaya pada masanya tapi Yuda tidak menduga kalau mereka masih bertahan bahkan berani mengusik hidupnya saat ini.
Setahu Yuda keturunan langsung Mahesa sudah tidak ada, kalaupun ada satu dua sedang menjalani hukuman di penjara.
“Apa perlu kita serang balik, Tuan?” tanya Bimo.
“Jangan, bukan begitu cara kerja kita. Aku sudah tidak ingin menggunakan gaya seperti itu, kasihan keluargaku. Lagipula harusnya aku yang memiliki dendam dengan mereka, salah satu putra Mahesa yang sudah menghabisi istriku ibu kandung dari Elvan,” jelas Yuda.
“Untuk sekarang, baiknya konsen pada memperketat keamanan dan usahakan berita kecelakaan kemarin tidak ter blow up media,” titah Yuda.
Bimo mengiyakan segala perintah tuannya. Bimo dan Bayu adalah dua orang kepercayaan Yuda, kalau Bayu fokus pengawalan istri dan anak-anak Yuda sedangkan Bimo konsen pada Yuda dan usaha milik pria itu.
“Bimo, aku dengar Bayu akan menikah?”
“Betul, Tuan. Calon istrinya tak sadarkan diri saat pemakaman,” jawab Bimo.
“Aku belum ada ide dan solusi untuknya, bantu pantau kondisi gadis itu,” titah Yuda lagi.
...***...
Pada pengawal dan tim Yuda tidak menduga ada pemberitaan lain yang muncul di luar ekspektasi. Berita yang marak adalah Elvan dan salah satu bodyguardnya berselisih paham bahkan sampai meregang nyawa karena merebutkan seorang wanita berprofesi dokter.
Elvan yang belum pulih benar tidak mengetahui jika dia menjadi pemberitaan. Nela, Ibu tiri Elvan sengaja menyembunyikan ponsel agar Elvan tidak mengetahui pemberitaan dan fokus pada kesembuhannya.
“Elvan, Mami mau ke kantin ya,” ujar Nela.
“Hm. Ponselku dimana Mih?”
“Mamih nggak tahu, mungkin sudah hancur.”
Nela meninggalkan kamar rawat Elvan, masih ada dua orang yang menjaga kamar tersebut jadi wanita itu tidak khawatir dengan keamanan putra sambungnya. Karena merasa bosan, Elvan pun meraih remote TV dan menghidupkannya.
“Tidak ada siaran TV kabel ‘kah,” gumam Elvan sambil terus mengganti chanel TV. Sampai dia menyimak pemberitaan yang sedang disiarkan.
Putra pengusaha berinisial EHP bersitegang dengan pengawalnya sendiri bahkan saling berkejaran dan mengalami kecelakaan. Bahkan pengawal dari putra pengusaha tersebut tewas di lokasi kecelakaan.
Di putar pula video bagaiman mobil Bayu dan Elvan berkejaran di kejar okeh mobil muauh kondisi mobil yang dikendarai Bayu juga kediaman Bayu yang sedang berduka.
“Apa ini? Kenapa malah begini pemberitaannya. Ini sabotase, mereka benar-benar siap bahkan rekamannya lengkap sekali. Jebakan, ini adalah jebakan,” seru Elvan.
Elvan berteriak memanggil orang yang berjaga di luar kamar rawatnya.
“Ada apa Tuan?”
“Hubungi Papaku!”
Kedua pengawal itu saling tatap mendengar perintah Elvan.
“Ck, aku sudah tahu berita yang beredar, jadi tidak usah kalian tutupi lagi,” ujar Elvan kemudian meringin memegang kepalanya yang diperban karena kepalanya kembali terasa pening.
“Aku baik-baik saja,” ujar Elvan sambil mengulurkan tangan kanannya agar kedua pria dihadapannya berhenti mendekat karena khawatir. “Cepat hubungi Papa!” teriaknya.
“Ada apa ini?” tanya Nela. “Kenapa dengan Elvan? Elvan are you okay?” tanya Nela sudah berada di samping bed putranya sambil mengecek kondisi Elvan layaknya seorang Dokter.
“Mami, aku baik-baik saja. Hubungi Papa, aku ingin bicara dengannya?”
Nela berdecak. “Kalian keluar, biar aku yang hubungi suamiku,” titah Nela.
Nela menghubungi suaminya sambil menatap Elvan yang terlihat resah. “Ini,” ujar Nela sambil menyodorkan ponselnya setelah panggilan tersambung.
“Halo, Pah. Kita dijebak.”
Terdengar hela pelan di ujung telepon.
“Elvan, fokuslah pada penyembuhan. Kita akan bahas ini saat kamu sudah pulang,” ujar Yuda.
“Tidak bisa begitu Pah, aku ….”
“Evan, dengan Papa. Banyak hal yang kamu tidak tahu, untuk sementara biar Papa yang handle.”
Elvan berdecak ketika panggilan diakhiri. “Sudahlah Elvan, kurangi beban Papamu dengan mengikuti apa perintahnya,” tutur Nela.
***
Sudah hampir enam hari kepergian Bayu, Nia tidak keluar dari kamar kostnya. Hanya berbaring atau melamun di jendela kamarnya. Menangis masih menjadi kegiatan rutinnya beberapa hari ini. Setelah pemakaman, Nia tidak mengunjungi atau menginjakkan kakinya di kediaman keluarga Bayu yang hanya membuatnya mengingat segala bentuk kebersamaannya bersama pria itu.
Adam memaklumi kondisi sahabatnya dengan memberikan keleluasaan untuk kembali bekerja ketika sudah siap. Setiap sore dia akan mengunjungi Nia dengan membawakan gadis itu makanan.
“Nia, berita yang lagi rame itu tentang laki lo ya? Kok jadi ngaco gitu sih,” ujar Adam sambil mengeluarkan isi makanan dari kantong belanja yang dia bawa.
“Ngaco gimana?” tanya Nia sambil berbaring di sofa menatap layar tv.
“Kisah yang nyata nggak begitu ‘kan? Masa laki lo di bilang simpanan tunangan majikannya,” tutur Adam.
Nia bergeming mendengar perkataan Adam, baginya kabar tersebut sudah tidak berguna lagi karena Bayu sudah tiada. Adam beranjak ke kamar Nia dan menggelengkan kepala saat menemukan kartu undangan rencana pernikahan Bayu dan Nia berserakan di lantai bahkan banyak yang dalam bentuk serpihan karena di sobek-sobek oleh Nia.
“Mau dibawa kemana?” tanya Nia melihat Adam membawa kardus berisi kartu undangan pernikahan dan resepsi milik Nia.
“Dibuang, di simpan cuma bikin lo sedih doang,” tutur Adam. Baru saja Adam akan menuju pintu berbarengan dengan ketukan di pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
meE😊😊
siapa yg ga sedih bntr lgi mau mnikah tp mlah d tinggl utk slma2 y ma clon mmpelai y
2023-09-06
1
Defi
Kania gak mudah memang tapi hidup harus dilanjutkan, dengan kondisimu seperti ini bisa membuatmu sakit
2023-03-11
1
khalisa
lanjut thorrrr
2023-03-06
0