Episode 5

...Tinggalkan jejak jika anda suka & selamat membaca💓🔥...

...*****...

{Ctak🎬💥}

Bersiaplah!🔔

*Sistem sepertinya kita akan jadi musuh mulai sekarang*

Anda bahkan tidak bisa melihatku nyonya.

*Anjas kau sistem! Anak Daj-*

Limit anda dikurangi 5

*Sejak kapan ada peraturan gitu! Ngaku lo! Lo itu bot kannn???!*

Terserah anda nyonya, sekarang bersiaplah untuk menjalani episode selanjutnya..

Putri menghela nafas panjang, dan kini ia sedang berdiri di tengah-tengah tangga. Putri ingat, kali ini ia akan dijadikan babu oleh Bagas karna kedatangan sahabatnya dari sekolah lain.

Dengan langkah gontai Alena menuruni satu persatu anak tangga dan benar saja, saat kaki kanannya hendak menyentuh tangga terakhir suara Bagas sudah langsung menyapa telinganya.

"Alena buatkan minuman untuk teman-temanku". Perintah Bagas, Alena yang tak berani membantah hanya menurut saja dan beranjak ke dapur.

*Loh, kopinya udah jadi?*. Heran Putri melihat 6 gelas cangkir yang sudah terisi lengkap dengan nampannya.

Sistem sudah menyediakannya.

*Untuk saat ini kita damai*

Cepat sekali hatimu berbaikan nyonya:)

*Jangan salah ko! Gue ini manusia paling lembut dimuka bumi*

^.............^

*Sistem?*

^.............^

*Dikacangin njir!*

Setelah marah-marah Putri pun segera membawa 6 gelas kopi itu keluar.

"Silahkan di minum.." Ujar Alena lalu meletakkan kopinya satu persatu di depan mereka.

"Apa ini pacar yang kamu maksud?". Tanya salah seorang teman Bagas menunjuk Alena.

Alena dan Bagas saling pandang..

"Haha mana mungkin, dia pembantu baruku di rumah ini".

*Apa?! Gue dikatain pembantu? Huh awas aja lo nanti Bagas*

"Waah lumayan cantik juga ya, hey apa kau mau bekerja di rumahku juga?".

Alena tak menggubrisnya, hatinya sudah terlanjur sakit mendengar kata-kata yang diucapkan Bagas lalu ia pun beranjak pergi menuju kamarnya membuat Bagas tersenyum miring.

Belum sempat Alena menaiki tangga dan panggung pun sudah selesai. Ia pun membalikkan badannya dan menatap Bagas dengan pandangan ber ap-api.

"Bagaas! Beraninya lo nyuruh-nyuruh gue lo kira gue babu hah?!". Putri mendekat lalu memugut rambut lebat milik Bagas.

"Hei SAKIT! LEPASKANN". Bagas berusaha menjauhkan tangan Alena.

"Gk akan! Nyebelin banget sih..Ihhh".

"Lepaskan Alena!!".

"Gk-"

"AAAWWW".

Teriak mereka bersamaan. Entah bagaimana ceritanya hingga mereka berdua jatuh ke lantai dengan posisi Alena yang berada di atas Bagas. Lama saling tatap hingga akhirnya Alena yang mengalah dan menyingkir dari atasnya tak lupa ia memasang wajah cemberut sambil menatap teman Bagas satu persatu.

Hingga pandangannya berhenti saat menatap sahabat Bagas yang bernama Aldi. Putri mengerjapkan matanya berkali-kali. Jangan lupakan bahwa ia dulu adalah penggemar berat cogan.

"Omo! Ganteng banget siiii". Ujar Putri frontal sambil menggigit kecil jemarinya karna gemas.

Semua orang yang ada disana menatap Aldi. Tanpa rasa malu Putri maju berhadapan dengan Aldi lalu mengulurkan tangannya.

"Hye nama gue Putri...Kalo lo siapa?". Putri menampilkan versi wajah yang paling imut.

*Putri??*

Batin Bagas dan langsung mendapat tatapan tajam dari Putri seolah kata hatinya terbaca.

"A-Aku Aldi...Hye". Jawab Aldi gugup sambil membalas jabatan tangan dari Alena.

"Aaa manis bangett si boleh cium gk?". Putri dengan tingkah absurdnya membuat semua orang yang ada disana terkejut terlebih Bagas.

"Bo-Boleh..." Wajah Aldi merah menahan malu.

"Aaa cute".

Putri pun mulai mendekatkan bibirnya ke pipi kanan Aldi namun itu tak terjadi karna Bagas dengan cekatan menarik tubuh Alena mundur hingga kembali ke posisi awal yaitu didekatnya.

"Apa yang kamu lakukan!". Bagas dengan wajah marah.

"Lo yang apa-apaan! Ngapain lo narik gue ha?!".

"Aku tidak suka kamu melakukan itu pada orang lain!". Ujar Bagas tanpa sadar.

"What?". Putri dan yang lainnya dibuat cengo.

"Ma-Maksudku..." Bagas agak gagap.

*Ah sial apa yang aku katakan*

Bagas membatin membuat Putri tersenyum miring.

Ya! Putri dapat mendengar suara yang ada di hatinya Bagas entahlah sejak masuk dunia fiksi ini ia jadi cenayang. Namun itu hanya terbatas untuk Bagas tidak pada tokoh lain.

"Lo cemburuuu yaaa.." Putri menggoda.

"Ha? Tidak!".

"Terus maksud lo yang bilang gk boleh cium orang lain tu kek gimana...Hayo ngaku aja deh atau lo mau gue cium lagi? Ah bilang aja kalik kalo mauu dicium gk usah malu-malu".

Putri mencolek lengan Bagas membuat wajah Bagas kembali memerah namun kini merah karna....Karna apa ya?

"Ja-Jangan terlalu percaya diri, aku hanya tidak ingin kamu merusak sahabatku karna otakmu yang mesum itu". Bagas mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oh benarkah??". Putri tersenyum remeh.

"Ck. Untuk apa aku ber-"

Cup

Putri memotong ucapan Bagas dengan mengecup pipi kirinya membuat semua orang yang ada disana terkejut dan menutup mulut masing-masing sedang Aldi sampai tak sadar kalau mulutnya sedang menganga.

-Ah sial seharunya tadi Aku yang mendapatkan itu- pikir Aldi.

Cup

"Biar seimbang". Putri mengecup pipi Bagas yang satunya lagi.

Lagi-Lagi ide jahil terlintas di otak gesrek Putri.

"Ahaa! Tinggal satu lagi yang belum". Putri menatap bibir orange milik Bagas dengan tatapan mesum membuat Bagas langsung menutup bibirnya dengan tangan.

"Aaa sayang mau yang itu dong". Putri merangkak mendekati Bagas membuat jantung Bagas ingin lompat keluar seketika itu juga.

"Hmm gk mau ya, ya udah deh mending aku cium Al-".

Bagas mendekatkan wajah nya membuat Putri terkejut dan spontan memundurkan tubuhnya.. Ingatlah dia tadi hanya menakut-nakuti saja, ia tak benar menginginkan itu namun Bagas malah mengukung pergerakannya membuat sahabat Bagas yang ada disana menelan salivanya dengan susah payah.

"Apa kamu baru saja menantangku??". Bagas tersenyum miring.

Putri mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Bersiaplah, aku akan membuatmu kehabisan nafas".

Putri melototkan matanya, kini dia yang dibuat panik.

"Bagas lepaskan!". Putri meronta-ronta dari dalam dekapan Bagas.

"Ayo lah bukannya tadi kamu yang menginginkan ini hm?".

"AAA tidak!!". Putri berhasil mendorong tubuh Bagas dan ia pun lari menaiki tangga menuju kamarnya membuat Bagas geleng-geleng kepala sambil terkekeh geli.

"Hei apa itu benar-benar pembantu rumahmu?". Tanya salah seorang sahabat Bagas.

"Aku berbohong, dia dulunya tetangga ku".

"Lalu? kenapa dia bisa tinggal bersamamu?". Tanya Aldi.

"Ah itu...Orang tuanya kecelakaan dan meninggal untungnya orang tuaku mau merawatnya". Jawab Bagas apa adanya.

"Oh begitu...Beritahu aku kalau orang tuamu sudah bosan, kebetulan aku butuh teman di rumah". Aldi tersenyum penuh arti. Bagas hanya diam menatap Aldi dengan pandangan yang sulit di artikan.

Di lain sisi....

"OMG itu Bagaas gk si aaa sosweet bangett si". Kini Putri tengah mencak-mencak di balkon sambil membayangkan ulang kejadian tadi.

"No! No! Putri lo gk boleh baper, gk boleh baper!".

"Mukanya deket banget lagi ih! Huh Putri lo harus inget kalo Bagas itu cuma fiksi dan dia juga orang yang bakal ngebunuh lo nanti...Please Putri please jangan baperr". Putri menasehati dirinya sendiri.

Tik Tik Tik...

Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuat mata Putri berbinar-binar. Perlu diingat bahwa Putri sangat menyukai hujan dan ia selalu mandi hujan bersama teman-temannya di gubuk dan Putri merindukan itu...

"Mandi hujan ah!". Seru Putri lalu berganti pakaian. Berhubung celana panjangnya yang limited edition tengah di laundry, ia pun terpaksa memakai celana sepaha dan juga baju kaos yang hanya menutupi bagian dadanya sedangkan pusatnya terlihat.

"Ih ini penjahitnya kurang ide banget si! Kenapa gk sekalian dijahit ampe pinggang huh". Putri menghela nafas berat.

Tak ingin membuang waktu Putri pun turun ke bawah menghiraukan Bagas maupun teman-temannya sambil berlari kecil menuju pintu utama.

Bagas dan teman-temannya dibuat melongo dengan pakaian yang Putri kenakan sampai-sampai salah seorang dari mereka meneteskan air liur. Alay gk tuh:(

"Ck kenapa dia menggunakan pakaian seperti itu!". Bagas menggeram.

Aldi bangkit dari duduknya hendak melihat kemana Alena pergi begitupun dengan yang lainnya mereka juga ikut penasaran termasuk Bagas.

Dan kini mereka tengah berderet di depan pintu melihat Alena yang tengah asyik bermain hujan, ia terlihat sangat bahagia. Tanpa sadar sebuah senyuman terukir di wajah Aldi.

"Sepertinya aku mulai tertarik pada Alena.."

Bagas yang mendengarkan itu mengepalkan tangannya.

Namun tiba-tiba...

"Kok badan gue jadi lemes gini ya.." Putri menghentikan aktifitasnya dan meraba badannya yang mulai menghangat.

Putri melupakan satu hal...Bahwa fisik Alena sangat lemah tak seperti dirinya. Alena sangat mudah sakit apalagi jika terkena hujan.

"Kepala gue pusing.."

Bruk..

Alena pingsan.

"Alena!!". Aldi dan Bagas saling pandang. Saat Aldi hendak menghampiri Alena Bagas sudah lebih dulu berlari menerjang hujan dan membopong Alena lalu mereka pun segera menuju ke rumah sakit.

_________

Dokter yang sudah melakukan pemeriksaan memberitahukan bahwa keadaan Alena cukup baik, dan ia hanya terkena demam biasa membuat Bagas dan juga teman-temannya yang mendengar itu menghela nafas lega. Mereka pun segera masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan putri.

Putri yang sudah bangun melihat kedatangan mereka lantas mengambil posisi duduk.

"Pakai!". Bagas menyodorkan hodie putih miliknya ke hadapan Putri.

"Gk mau.." Putri cemberut.

"Aish kau sangat keras kepala". Kesal Bagas dan tanpa aba-aba memasangkan hodie tersebut ke tubuh Alena.

Awalnya Putri terkejut karna jarak Bagas yang terlalu dekat dengannya namun ia berusaha terlihat biasa saja.

"Aku akan membelikanmu makanan sebentar, teman-teman jaga dia oke! awas kalo terjadi apa-apa". Bagas mengancam.

*Dih perhatian gk tuh*

"Sip!". Jawab mereka serentak.

Putri menatap Aldi yang duduk didepannya lalu tersenyum manis.

"Aldi aku kedinginan...Boleh peluk gk". Putri dengan nada manja membuat Bagas yang baru sampai di pintu menghentikan langkahnya. Ia lalu mengepalkan kedua tangannya, entah mengapa ia sangat kesal melihat Putri yang terlihat menginginkan Aldi.

"Tentu saja boleh, sini..." Aldi merentangkan kedua tangannya.

"AAA sosweet". Dan Putri pun masuk ke dalam dekapan Bagas. Hah Bagas???

Ya! Saat Putri hendak memeluk Aldi Bagas sudah lebih dulu datang dan menggeser posisi Aldi.

"Kau sangat nakal". Bisik Bagas membuat bulu kuduk Putri meremang. Bagas pun melepas pelukannya lalu menatap tajam ke arah Putri.. Nyali Putri menciut lalu memutuskan kontak mata dengan Bagas.

"Aldi, kamu saja yang belikan dia bubur biar aku yang menjaganya".

"Tapi-".

"Tidak ada bantahan!". Bagas memberi tatapan tajam membuat Aldi mendengus.

"Baiklah". Ujar Aldi pasrah lalu keluar dari ruangan tersebut.

...*****...

Bagas udah mulai baper cuyy😇

Sorry ges kalo adegannya ada yang agak rada-rada.... Biar ada romanticnya gitu gk datar2😒

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!