Episode 2

...Tinggalkan jejak jika anda suka & selamat membaca💓🔥...

...*****...

...{Putri pov : Aku masih tidak percaya dengan apa yang sedang aku alami dan lihat saat ini, namun yang pasti semuanya terasa begitu nyata~}...

Putri yang sudah berubah nama menjadi Alena kini berjalan di lorong menuju kelasnya dengan wajah kesal.

"Alena kelas 11 Bahasa". Gumam Putri sambil mencari kelas yang bertuliskan 11 Bahasa.

Huh! Untung saja sang penulis berbaik hati menyebutkan nama kelas Alena di novelnya hingga Putri tak terlihat seperti orang bodoh di koridor tadi.

Saat sudah menemukan kelas yang ia cari, dengan langkah malas Putri memasuki kelas tersebut dan langsung saja ia mendapat sambutan melengking dari tiga orang yang duduk di meja tengah.

Putri mematung sebentar kemudian ber "oh" ria tatkala mengingat siapa tiga gadis heboh yang menyapanya. Siapa lagi kalau bukan..

*Yang rambut pendek pasti Maya*

*Muka agak kalem Zahra*

*dan satunya lagi rambut agak pirang pasti itu Evline, tidak diragukan lagi*

Batin Putri mendikte sahabat bar-barnya Alena.

Entah mengapa Alena yang diciptakan lemah lembut dan ayu ini harus diberikan teman seperti mereka:)

Namun sekarang tidak lagi karna yang ada di dalam tubuh Alena adalah Putri manusia paling bar-bar di sekolahnya yang nyata. Nampaknya mereka cocok jika disatukan dengan Putri.

"Alena...! Kamu gk papa kan??". Sambut Evline sambil membolak balikkan tubuh Alena untuk memastikan tidak ada bagian kulit yang lecet.

"Ya ampuun adikku kamu baik-baik saja kan? Apa tadi kamu sempat melakukan percobaan bunuh diri?". Maya terlihat mengkhawatirkannya.

Mengenai panggilan dari Maya, Putri tak terlalu bingung karna di dalam novel sendiri dijelaskan kalau Maya memang memanggil Alena "adik" mengingat Alena yang paling lugu di antara mereka.

Putri memutar bola matanya malas lalu duduk di kursi sebelah Zahra yang kosong.

"Alena kok tumben kamu sediam ini? apa tadi Bagas melakukan sesuatu?". Kini Zahra yang bertanya membuat Putri menghela nafas.

"Wahai sahabat Alena yang super perhatian. Bisakah kalian diam? Biarin gue nafas bentar untuk mengikuti alur selanjutnya".

Putri yang sudah lelah pun menelungkupkan kepalanya di meja. Ia sangat pusing memikirkan nasibnya saat ini dan juga akhir dari kehidupannya nanti.

Ketiga sahabat Alena dibuat melongo. Mereka bingung dengan apa yang baru saja dikatakan Alena ditambah lagi gaya bahasa Alena yang terdengar asing ditelinga mereka.

Namun tiba-tiba guru datang dan mereka pun mulai belajar. Putri dapat mengira-ngira pembelajaran berlangsung sekitar 10 menit lalu selesai membuat dirinya mengernyitkan dahi.

Apa di dunia fiksi waktu belajarnya memang sesingkat ini? dia bahkan tidak menangkap jelas penjelasan guru di depannya. Oh sudahlah Putri tak ingin ambil pusing dan sekarang ia bingung harus melakukan apa karna panggung belum di mulai..

"Yuk kantin". Seru Zahra membuat lamunan Putri buyar.

"Hah? Udah jam istirahat?". Bingung Putri padahal baru jam pertama.

"Lah kok kamu jadi aneh gini Len? Kita kan istirahat nya emang sehabis belajar". Jelas Maya.

"Terus masuk lagi???". Putri penasaran.

"Iya terus pulang. Huh! Apa yang telah Bagas lakukan sampai-sampai kamu mendadak amnesia begini. Lihat saja nanti akan ku beri dia pelajaran". Ancam Evline sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Dahlah jangan urus si Bagas itu lagi, gue dah laper nih. Yuk buruan ajak gue ngantin". Ujar Putri yang sudah tak sabaran melihat makanan di dunia fiksi ini.

"Kenapa gaya bahasamu begitu aneh Alena? Apa yang salah denganmu?".

Sial! Putri lupa kalau bahasa mereka sudah di setting. Namun untungnya mereka masih bisa diberikan kepahaman untuk memahami kalimat tak berahlak Putri.

"Mmm gue baru ngafal kosa kata prancis, jadi agak bercampur". Putri beralasan.

"Waah...Bisakah kau mengajari kami??". Antusias Evline.

"Tentu". Putri tersenyum hingga tak terasa mereka sudah tiba di kantin saking asyiknya mengobrol sepanjang perjalanan.

*Kantinnya gede bener, gk kayak kantin sekolah gue*

Putri membatin.

"Ayok Len.." Zahra mengajak Alena duduk dideretan kursi yang kosong.

"Biar aku yang pesankan.." Maya bangkit lalu pergi memesan makanan. Tak sampai satu menit ia sudah kembali dengan membawa empat mangkuk bakso yang sangat menggiurkan di mata Alena.

"Waahh hmm sedapnya.." Putri mencium aroma bakso dihadapannya.

Putri menggosok-gosok telapak tangannya saking antusiasnya lalu mulai menyendok kuah baksonya namun..

{Ctak🎬💥}

Putri membuka mata dan sekarang ia sedang berada di sebuah kamar dan mengenakan pakaian santai. Tanpa bertanya pun Putri sudah tau kalau dia sedang berada di kamar Alena.

"Bakso gue?? Bakso gue?! Huaaaaa kembalikan bakso gueee". Putri sangat kesal hingga menendang-nendang selimutnya.

Kini Putri sedang berada dalam adegan bangun tidur di siang hari.

Bersiaplah🔔

Suara itu kembali lagi..

Ceklek

Pintu kamar Alena terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya seumuran emaknya Putri.

"Alena kamu sudah bangun sayang?". Tanya wanita itu sambil berjalan mendekat.

"Sudah ma.." Alena tersenyum.

"Baguslah. Oh ya Alena mama mau kasih tau kamu kalau nanti malam kita ada acara makan bersama di rumahnya Bagas".

*Udah tau*

"Wah benarkah?? Aku tak sabar untuk berdandan yang cantik malam nanti". Antusias Alena.

"Baguslah kalau kamu senang". Wanita itu mengelus sekilas rambut Alena lalu keluar.

"Huh!". Putri menghela nafas lega.

Karna gabut, Putri pun beranjak dari kasurnya lalu melihat-lihat barang mewah yang ada dikamar Alena. Kadang ia sempat terkagum, bahkan kamarnya Novia yang dibilang cukup kaya pun tak semewah ini pikir Putri.

Putri lalu berjalan ke arah lemari pakaian milik Alena.

"What! Bajunya yukensi semua. Baju kaos, celana pendek, rok jepang? ya ampun cuma baju tidurnya yang waras... Apa gue akan pakai ini semua?".

Putri geleng-geleng kepala. Ia tak terbiasa memakai pakaian sependek ini, bahkan belum pernah mengingat kehidupannya yang ada di kampung, beh langsung jadi bahan gosipan wargaak😌

Oh iya Putri baru ingat, ia sama sekali belum melihat wajah Alena. Karna penasaran Putri pun berpindah ke lemari cermin disebelahnya melihat apakah benar Alena sejelek yang dikatakan Bagas.

Putri melebarkan matanya..

"Cantik banget njiiir! Busettt kalo di dunia nyata mah langsung jadi seleb. Buta memang si Bagas". Putri terkagum melihat pantulan wajahnya dicermin.

Lekuk tubuh Alena juga sangat menarik, Tidak gemuk tidak kurus, kulitnya putih dan halus. Tinggi pulak persis seperti body idamannya.

"Awas aja ko Bagas! Gue bakal buat lo kelepek-lepek sama gue huh!".

Putri mengggerutu lalu kembali duduk di pinggiran kasur sambil memikirkan nasib yang sedang menimpanya.

Rasanya ini sangat mustahil.

Tiba-Tiba sebuah ilusi lampu muncul dibenaknya...💡

"Oh iya! orang tua Alena kan orkay! daripada duduk merenung kek orang dongo mending gue keluar belanja kan sekalian beli baju yang bermutu, kapan lagi bisa nikmatin hidup jadi orang kayaa". Antusias Putri lalu keluar dari kamarnya.

"Wow!".

Putri takjub melihat rumah megah yang sedang di tempatinya ini. Benar-Benar rumah impian Putri.

"Ckck mengagumkan". Putri masih terpana.

"Alena". Panggil mamanya yang kebetulan baru keluar dari kamar.

"Mak eh ma". Putri mendadak salah tingkah.

*Mulut kampung gue*

"Apa yang sedang kamu lakukan disini seperti orang linglung begitu?.

"Mm Alena mau belanja.. Mama apa Alena boleh minta uang?". Putri berbicara lamban.

"Hah?". Mamanya nampak terkejut.

"Tidak biasanya kamu meminta sayang, apa kamu sedang membutuhkan sesuatu?".

Oh Shiiit! Putri lupa kalau Alena selalu diberikan uang yang banyak ketika akan berangkat sekolah dan dia tak pernah meminta lagi.

"I-Iya ma...Alena mau makan eskrim".

Mamanya tersenyum.

"Tunggu sebentar ya sayang, mama ambilin uang".

Oh god! Lihatlah betapa bahagianya Putri saat ini. Dikehidupan nyata mungkin ia akan dimaki-maki terlebih dahulu oleh emaknya sebelum keinginannya dituruti.

Huh! Putri jadi rindu makian emaknya tapi itu nanti dulu, sekarang Putri hanya ingin hidup tenang & bahagia menjadi Alena serta menikmati kasih sayang orang tuanya Alena. Kalau di kehidupan nyata mah boro-boro disayang, hampir setiap hari nama Putri cosplay menjadi penghuni kebun binatang.

"Ini. Apa kamu cukup?". Mamanya kembali dan memberikan uang seratus ribuan.

*What! Mana cukup buat beli baju*

Putri menghela nafas pasrah, ya tidak salah juga sih kan dia cuma mengatakan mau beli es cream, andaikan Putri mengatakan akan membeli pakaian pasti mamanya akan memberikan yang lebih banyak.

"Cu-Cukup ma...Kalo gitu Alena pergi dulu ya ma". Putri salah tingkah lalu meraih kunci mobil yang tergeletak di meja.

"Eh.. Alena itu kan kunci mobil mama sayang, kunci mobil kamu mana?".

*Duh gue lupa lagi kalo keluarga Alena punya mobil pribadi*

"Mmmm Alena lupa tempat naruh kuncinya".

"Oh begitu, ya sudah nanti mama bantu carikan...Kamu hati-hati di jalan".

"Hehe iya ma". Alena cepat-cepat berjalan keluar menuju bagasi.

"Mobil mama pasti yang warna hijau". Tebak Putri karna disebelah mobil tersebut hanya ada mobil sport hitam dan itu milik Alena.

Putri hendak masuk ke dalam mobil tersebut namun tiba-tiba ia teringat sesuatu...

"Gue kan gk bisa nyetir!".

...🕊*****🕊...

Dasar Putri🤦🏻

See you next Chapter👋🏻💓

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!