...Tinggalkan jejak jika anda suka & selamat membaca💓🔥...
...*****...
{Ctak🎬💥}
Di lapangan olahraga..
Seperti biasa setelah alarm kematian berbunyi Putri akan melaksanakan misi menjadi Alena yah walaupun itu sangat menyebalkan menurutnya.
Putri tak lagi menggerutu, ia sudah terbiasa berhadapan dengan hidup yang random ini dan alangkah baiknya ia menjalani tugas tersebut dengan lapang dada dan melakukan hal sesukanya di luar panggung itu lebih menyenangkan.
Yah walaupun Putri tidak tau apakah setelah di tembak mati nanti ia akan kembali ke tubuhnya yang asli atau akan langsung di kirim ke alam barzah.
Kini putri dan juga teman satu kelasnya sedang olahraga Voli dilapangan melawan kelas sebelah atau kelasnya Bagas. Putri sangat ingat di chapter ini Alena tak sengaja melempar bola ke arah Salsa dan itu membuat Bagas marah besar. Huh! Putri tak sabar menantikan bola yang sedang di oper itu. Ia akan benar-benar memberi Salsa pelajaran.
Dan waktu yang ditunggu-tunggu sudah tiba, bola yang sedang dipantulkan ke arahnya segera ditangkis dengan kasar dan tepat sasaran! Bola tersebut mengenai kepala oval milik Salsa dan itu sangat membuat Putri puas.
*Rasain lo!*
Semua siswa yang menjadi tokoh figuran pun berkumpul, begitupun dengan Bagas yang berjaga dibelakang Salsa.
"Salsa maaf...Apa kamu baik-baik saja?". Alena nampak khawatir sambil berjongkok untuk membantu Salsa berdiri.
Namun dengan kasar Bagas menepis tangan Alena dan memeluk kekasihnya itu.
"Sayang kamu baik-baik saja?". Bagas menatap khawatir ke arah Salsa sambil mengelus kepalanya.
"Sakitt hiks". Salsa merengek membuat wajah Bagas terlihat sangat merah. Bagas pun berdiri dan menatap tajam ke arah Alena..
"Apa yang kamu lakukan hah? Mengapa kamu melukai pacarku?!". Teriak Bagas dengan sorot mata yang penuh kebencian.
"A-Aku tidak sengaja...Maaf". Alena menundukkan kepala, air matanya perlahan turun mendengar bentakan itu.
Dan panggung pun selesai..
"Huh". Akhirnya Putri bisa bernafas lega dan sekarang waktunya adu jotos dengan Bagas. Putri mengangkat kepalanya lalu mengusap kasar air matanya sambil menatap tajam ke arah Bagas.
Bagas dan yang lainnya terkejut melihat perubahan wajah Alena.
"Eh! Manusia kertas! Berani-Beraninya lo ya ngebentak gue? Lo kira lo siapa ha?!".
Bagas tak bisa berkata apa-apa, ia masih mematung... Salsa yang sejak tadi diam saja pun bangkit lalu maju berhadapan dengan Alena.
"Apa mulutmu tidak pernah diajarkan sopan santun?! Kamu baru saja melakukan kesalahan dan mengapa kamu yang lebih marah?".
"Orang gue ngelemparnya biasa aja kok lo aja tuh yang lebay". Putri menyangkal.
Salsa yang merasa sedang dipermainkan pun terpancing emosi lalu mengambil ancang-ancang untuk menjambak rambut Alena namun sebelum itu Alena sudah lebih dulu menepis tangannya hingga Salsa terjatuh.
"What?!". Putri tak habis pikir, padahal dirinya tak mendorong. Huh! sudah jelas ini hanyalah kepura-puraan Salsa.
"Sayang?!". Bagas panik, matanya pun beralih menatap Alena lalu mendorong Alena hingga terjatuh.
"Alena! Kamu gk papa?". Evline dan kedua sahabatnya menghampiri Alena lalu membantunya berdiri.
Kemarahan Putri pun sudah tak bisa ditahan lagi, emosinya kini meluap-luap menatap Bagas.
"Bagaaasss!!!!!". Putri seperti orang yang kesetanan, ia berjalan cepat ke arah Bagas lalu meraih kerah seragamnya.
"Dasar manusia kertas!".
PLAAKK!!
Putri berhasil membalas dendam pada laki-laki yang dibencinya itu dengan menamparnya sekuat tenaga hingga wajah Bagas yang putih mulus jadi merah sebelah.
Orang-Orang yang ada disekitarnya hanya bisa menutup mulut tak percaya.
"Huh akhirnya.." Putri menatap puas hasil karyanya lalu pergi begitu saja.
"Wow amazing!".
"Rasakan itu! Wlee siapa suruh mengganggu sahabatku".
"Aku bangga pada Alena".
Ejek ketiga sahabat Alena pada Bagas lalu setelahnya pergi mengejar langkah Alena.
"Sial!". Bagas yang tak terima pun mengejar Alena dan kawan-kawan tak memperdulikan panggilan Salsa dibelakangnya.
Dengan nafas yang menderu Bagas mendahului langkah mereka dan kini ia sudah berdiri tepat dihadapan Alena.
Putri mengernyitkan dahinya.
"Why?". Tanya Putri dengan nada santai.
"Berani sekali kamu menamparku?!". Wajah Bagas masih memerah.
"Hey Bagas! Kamu harusnya bersyukur karna Alena hanya menampar satu pipimu saja". Ujar Sarah dan dibalas kekehan teman-temannya.
"Huh! Jika aku yang jadi Alena sudah pasti aku menampar wajahmu bertubi-tubi, menyebalkan!". Sinis Evline.
"Udahlah guys, abaikan saja. Anggap radio rusak". Alena tertawa mengejek.
"Haha itu benar, ayo kita pergi". Ajak Zahra dan mereka pun berjalan melewati Bagas namun Bagas yang masih tak terima pun menarik kasar tangan Alena lalu menyentaknya.
"Aww kasar banget sih!".
"Kamu harus bertanggung jawab!".
Putri mengangkat sebelah alisnya..
"Tanggung jawab?". Beo Putri.
"Ya! kamu harus bertanggung jawab untuk ini". Tunjuk Bagas pada pipinya yang memerah.
*Lumayan Childish...Aha!💡*
Tiba-Tiba ide jahil muncul di otak gesrek Putri.
"Lo mau tanggung jawab ya..."
Ujar Putri sambil menyunggingkan senyum miring. Ia pun maju mendekat hingga jarak antara dirinya dan Bagas terkikis.
"Mau apaa??!". Bagas sedikit tegang.
"Mm bentar gue liat..". Putri meraba pipi kanan Bagas yang masih memerah.
"Ya ampuunn ini pasti sakit ya?".
Bagas hanya diam menatap Putri yang sedang membelai wajahnya, tubuhnya mendadak kaku atau bahkan ia merasa nyaman hingga sulit untuk menepis tangan kurang ajar Putri.
"Maaf ya...Gue tadi kekencengan".
Cup!
Tanpa aba-aba Putri mengecup wajah memerah tersebut membuat orang-orang yang ada disekitarnya jadi cengo.
Diantara sahabatnya ada yang mengira ia akan menampar Bagas kembali namun justru hal tak terduga dilakukan Putri. Sangat diluar ekspetasi:(
Setelah melakukan aksi randomnya Putri langsung pergi meninggalkan Bagas yang masih mematung.
Eveline, Maya dan juga Zahra menatap canggung ke arah Bagas lalu ikut kabur sebelum Bagas sadar.
Salsa yang baru datang segera menghampiri Bagas.
"Bagas?".
Bagas hanya diam saja, pandangannya lurus menghadap depan seperti orang yang sedang kerasukan.
"Bagas ihh". Salsa mencubit lengan kiri Bagas hingga tak lama Bagas pun tersadar dari aksi mematungnya.
"Kamu kenapa?? bukannya tadi mau ngejar Alena? kenapa malah diam disini??".
Bagas menelan ludahnya dengan paksa.
"Mm gk jadi, ayok ke kelas!".
Bagas menarik tangan Salsa membuat Salsa kebingungan dengan tingkah aneh kekasihnya itu..
"Eh??".
_____________
Di kelas...
"Ckck tidak ku sangka sahabat lugu kita sekarang sudah besar ya.." Sindir Zahra.
"Bagaimana bisa kamu melakukannya Len?? aku tadi hampir saja salah tebak". -Maya.
"Eiyya sudah-sudah kalian jangan mengganggunya terus".
Beritahu Eveline sambil merangkul pundak Alena. Alena hanya diam saja menonton percakapan para sahabatnya itu meski yang dibahas adalah dirinya namun kali ini ia sangat malas untuk ikut nyeloteh. Entah kenapa wajah cute Bagas tadi memenuhi pikirannya.
Ditengah asyiknya melamun tiba-tiba..
{Ctak🔥🎬}
Bersiaplah!
Panggung sudah dimulai🔔
Putri tersadar dari lamunannya dan mendapati dirinya tengah berada di ruang makan bersama kedua orang tuanya.
*Tumben panggung langsung dimulai*
"Alena.." Panggil mamanya membuat perhatian Putri teralihkan.
"Iya ma?".
"Papa aja yang ngomong.." Bisik Starla (mamanya Alena) pada suaminya.
"Mama aja, papa gk tega". Papa balik berbisik.
Alena mengernyitkan dahi melihat kedua orang tuanya yang saling senggol namun akhirnya Starla terlihat mengalah lalu mulai menyiapkan wajah serius menghadap putrinya.
Sekarang Putri baru ingat apa yang sebenarnya terjadi. Pada bagian ini Alena dan orang tuanya akan berpisah untuk selamanya karna pesawat yang akan di ditumpangi keduanya mengalami kecelakaan.
*Astaga! ATM berjalan gue!*
"Jadi begini.... Mama sama papa akan pergi ke luar negri karna urusan mendesak, hanya satu minggu setelah itu mama sama papa pasti langsung pulang (Pulang ke akhirat maksudnya:) mama harap kamu bisa mengerti Alena".
Wajah Alena berubah sendu lantas menundukkan kepalanya.
"Len..." Starla menggapai tangan putrinya seolah meminta persetujuan.
Mau tidak mau Alena harus menyetujui keinginan orang tuanya meski ia sama sekali tak benar-benar mengizinkan lagipula mereka cuma pergi sebentar tidak apa lah...
Alena mengangguk pasrah lalu memaksakan senyumnya agar kedua orang tuanya percaya.
"Alena ngerti kok ma, tapi jangan lupa bawain Lena oleh-oleh ya". Mengalihkan suasana.
Starla dan suaminya akhirnya dapat bernafas lega lalu saling melempar senyum.
Panggung selesai.
Putri pun bangkit dari duduknya lalu menghampiri mamanya...
"Huwaaa mama jangan pergii, siapa yang akan ngasih Alena uang lagi! Aaaaa gk mau pokoknya mama sama papa gk boleh pergi". Putri memeluk mamanya.
"Kenapa tiba-tiba-"
{Ctak🎬💥}
Belum sempat Starla menyelesaikan kalimat nya namun panggung sangat cepat berganti itu dikarenakan sang penulis meletakkan bagian yang terpisah dalam satu chapter.
Dan benar saja sekarang Alena tengah berada di rumah Bagas, awalnya Starla dan suaminya hanya menitip Alena agar putrinya itu tak kesepian di rumah sendiri namun karna kabar kecelakaan kedua orang tua Alena, kedua orang tua Bagas pun bertekad untuk mengurusnya, tidak mungkin Alena dibiarkan tinggal di dalam rumah besar itu sendirian.
"Alena ini kamar kamu, mulai sekarang kamu akan tinggal dirumah tante, kamu jangan sedih lagi ya.." Ujar Sera menenangkan.
"Iya Alena, om senang kamu bisa tinggal disini...Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan-sungkan ya minta ke om atau tante. Mulai sekarang kami yang akan bertanggung jawab mengurus kamu".
"Makasih om, tante". Alena tersenyum hangat.
Bagas yang letak kamarnya tak jauh dari sana pun keluar.
"Loh ada apa ini? Kenapa Alena dirumah kita, dan koper?". Bingung Bagas melihat Alena yang seperti orang pindahan.
"Bagas mulai sekarang Alena akan tinggal bersama kita". Beritahu Sera.
"Apa??". Bagas menatap tajam ke arah Alena, sedang Alena yang merasa tak enak pun menundukkan kepala. Dengan perasaan kesal Bagas kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan kencang.
"Anak itu!". Geram papanya Bagas.
"Sudah-Sudah jangan dipikirkan, ayo masuk! kamu harus istirahat okey".
"Iya tante". Alena pun masuk ke dalam kamar barunya dan panggung pun selesai.
"Kamarnya lumayan.." Gumam Putri melihat sekelilingnya lalu merebahkan badannya di kasur.
"Huh! Padahal baru sebentar bareng mereka, cepet banget perginya". Gumam Putri mengingat orang tua fiksinya.
Saat tengah asyik merenung, tiba-tiba Bagas membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Putri yang kaget pun spontan bangun dan duduk tegak.
"Eh! Kalo masuk kamar orang tu yang berahlak dikit dong! Nyebelin bangett". Putri menggerutu di akhir kalimatnya.
"Ini rumahku, apa ada aturan?". tanya Bagas sambil bersidekap dada.
Putri memutar bola matanya malas.
"Ini rumah orang tua lo, jadi gk usah sok orkay lo". Sinis Putri.
"Perempuan sialan!". Kesal Bagas lalu keluar dari kamar Putri tanpa menutup pintu. Niatnya ingin menghasut Putri agar pindah dari rumahnya namun ia urungkan karna kesabarannya tak cukup untuk meladeni kalimat pedas yang dilontarkan Putri.
"Woy Bagas pintuuu!!!!". Teriak Putri.
"Tutup sendirii!". Sahut Bagas dari luar.
"Dasar manusia kertas!". Kesal Putri lalu berjalan ke arah pintu dan menutupnya tak lupa ia kunci agar Bagas yang kurang ahlak itu tak bisa masuk lagi ke kamarnya.
Baru saja Putri membalik badannya dan hendak beristirahat namun..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments