Happy reading.....
Pagi ini Naura sudah siap untuk pergi ke kampus, tapi sebelum itu, dia pergi ke rumah sakit dulu untuk menengok keadaan sang nenek.
Satu bulan telah berlalu, tetapi neneknya tidak ada perubahan apapun. Bahkan saat ini sang nenek sudah dibawa pulang dan dirawat di rumah, sebab Naura tidak sanggup lagi untuk membayar biaya rumah sakit yang terlalu mahal.
Obat-obatan neneknya saja menguras kantong, sehingga Naura harus bekerja keras. Seperti halnya hari ini, Naura sedang berjualan bunga mawar di taman. Dia bekerja sampingan, bahkan badannya terlihat sedikit kurus.
''Alhamdulillah, bunganya sudah habis. Tinggal tiga tangkai, aku harus lebih semangat lagi jualannya!'' Naura menyemangati dirinya sendiri. Kemudian dia mulai berjalan di taman untuk menjajakan dagangannya.
Tidak sengaja Naura menabrak tubuh seseorang, hingga membuat bunga yang ada di tangannya jatuh. Dan lebih kagetnya lagi, ternyata orang itu yang pernah dia tabrak juga saat berada di kantor.
''Maaf Tuan, saya tidak sengaja,'' ucap Naura dengan kepala menunduk.
''Tidak apa-apa, kamu karyawan di kantor saya 'kan?'' jawab pria itu.
Naura mengerutkan keningnya, kemudian dia menatap pria tampan yang saat ini tengah berdiri di hadapannya. ''Maksudnya Tuan?'' tanya Naura.
''Nama saya Brandon,'' ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya. ''Saya CEO dari Albiru Group,'' sambungnya lagi.
Naura tampak terkejut saat mendengar, jika pria itu adalah CEO dari perusahaan di mana tempat dia bekerja..Kemudian Naura menangkupkan tangannya di depan dada, dia tidak berani untuk berjabat tangan dengan Brandon.
''Saya Naura, Tuan. Maafkan saya, jika saya tidak mengenal Anda,'' ucap Naura dengan sedikit takut karena dia bekerja pada pria itu.
''Tidak apa-apa, santai saja,'' jawab Brandon sambil menarik tangannya yang tidak dijabat oleh Naura.
Tiba-tiba ponsel gadis itu berdering, dan ternyata itu dari bi Inem. Kemudian Naura mengangkatnya di hadapan Brandon.
''Iya halo, assalamualaikum bi,'' ucap Naura saat telepon tersambung.
''Apa! Nenek kejang-kejang! Iya, iya bi, aku ke sana sekarang.'' Wajah Naura tiba-tiba menjadi panik saat mendengar keadaan neneknya.
''Maaf Tuan, saya harus pulang sekarang,'' ucap Naura dengan terburu-buru. Namun tangannya ditahan oleh Brandon.
''Ada apa? Kenapa kamu terburu-buru seperti itu?'' tanya Brandon dengan bingung.
''Nenek saya di rumah kejang-kejang, Tuan. Saya harus pulang sekarang.'' Naura berkata dengan raut wajah yang sudah dilanda kecemasan.
Kemudian Brandon menawarkan diri untuk mengantarnya. Awalnya Naura menolak, tapi setelah mendengar ucapan Brandon tentang keadaan neneknya, Naura pun terpaksa pulang diantar oleh bosnya tersebut.
Sesampainya di rumah, Naura melihat bi Inem sedang duduk dengan wajah yang panik. Apalagi saat ini neneknya sedang mengalami kejang-kejang. Naura pun seketika menjadi panik.
''Bi, apa yang terjadi sama nenek? Kenapa dia kejang-kejang seperti ini?'' tanya Naura pada bi Inem.
''Bibi tidak tahu, Neng. Tadi saat Bibi melayani pembeli, tiba-tiba saja Nyonya sudah kejang-kejang. Padahal baru saja minum obat,'' jelas bi Inem.
''Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja!'' Usul Brandon yang berada tak jauh di ambang pintu.
Naura mengangguk, kemudian Brandon berjalan ke arah neneknya Naura lalu dia menggendong tubuh itu dan memasukkannya ke dalam mobil.
''Berry, kita ke rumah sakit sekarang!'' titah Brandon pada asistennya.
''Baik Tuan,'' jawab Berry.
Terlihat raut wajah Naura begitu sangat ketakutan, saat neneknya pingsan tidak sadarkan diri. Bagaimana tidak? Saat ini hanya wanita paruh baya itu yang Naura punya.
Setelah mobil sampai di rumah sakit, Brandon meminta Berry untuk menggendong neneknya Naura dan menuju UGD. Sedangkan Naura, Brandon dan juga Berry menunggu di depan ruangan tersebut.
Brandon mendekat ke arah Naura, saat melihat gadis itu sedang berjalan mondar-mandir di depan ruangan UGD. Kemudian dia memegang pundak Naura, membuat wanita itu seketika menatap ke arahnya.
''Nenekmu pasti baik-baik saja, tidak usah khawatir! Kita berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa,'' ucap Brandon mencoba menenangkan Naura.
''Iya Tuan,'' jawab Naura.
Dia tidak menyangka, jika Tuannya begitu baik. Tadinya Naura pikir, pemilik dari Albiru Group itu sangat Arogan. Karena mendengar desas-desus dari teman-temannya yang mengatakan, jika bos mereka berwajah dingin datar dan kaku.
Akan tetapi, saat Naura bertemu dengan Brandon, dia bahkan tidak melihat sifat-sifat yang dikatakan oleh teman-temannya. Bahkan yang Naura lihat sekarang, adalah sifat baik, manusiawi dan juga peduli kepada orang lain.
Tak lama Dokter keluar dari ruangan UGD, dan dia cukup kaget saat melihat Brandon ada di sana. Kemudian Dokter tersebut menundukkan pandangannya, lalu beralih menatap ke arah Naura.
''Bagaimana Dok, keadaan nenek saya? Beliau baik-baik saja 'kan? Tadi dia kejang-kejang Dok,'' jelas Naura.
''Nona, keadaannya sudah semakin parah. Beliau harus segera diobati dan mendapatkan pengobatan yang khusus. Jika tidak seperti itu, nyawanya dalam bahaya Nona. Bahkan obat-obatan yang dikonsumsinya setiap hari, tidak memberikan perubahan sama sekali,'' jelas Dokter tersebut.
''Tapi Dok, dari mana saya harus mendapatkan uang sebanyak itu? Sedangkan obat nenek saja sangat mahal.'' Kali ini Naura berkata dengan nada sedih.
Dia benar-benar sangat bingung, bagaimana mendapatkan uang sebanyak itu. Bahkan pengobatan neneknya saja sangat mahal, sehingga Naura harus mencari pekerjaan sampingan dengan berjualan bunga, itu saja tidak cukup.
''Kalau begitu saya permisi dulu,'' ucap Dokter tersebut yang tidak mendengar keluh kesah Naura, karena itu bukanlah urusannya.
Naura terduduk lesu di kursi. Dia bingung harus mencari pekerjaan apalagi, agar mendapatkan uang yang banyak demi pengobatan sang nenek.
Tiba-tiba saja Brandon duduk di sebelahnya, kemudian dia berkata, ''Jika kau tidak keberatan, kau boleh kerja di tempatku. Kebetulan aku mempunyai apartemen, dan tidak ada yang membersihkannya. Tidak ada yang memasak dan melayaniku di sana, kalau kau tidak keberatan bisa bekerja di sana. Aku akan memberikanmu gaji yang cukup untuk nenekmu berobat.''
Naura mengangkat pandangannya, lalu menatap ke arah Brandon. Dia tidak menyangka, jika Brandon akan menawarkan pekerjaan kepada dirinya. Padahal dia sudah bekerja di perusahaannya sebagai office girl.
''Tapi Tuan, bagaimana pekerjaan saya di kantor?'' tanya Naura dengan bingung.
''Soal itu, kau tidak usah khawatir. Nanti aku akan menyuruh Berry untuk mengurus semuanya. Dan jika kau memang berkenan, maka datanglah ke alamat ini besok pagi jam 07.00!'' ucap Brandon sambil menyerahkan kartu nama kepada Naura.
Setelah itu dia pergi dari rumah sakit dengan senyuman tipis di bibirnya. Sebab masih ada pekerjaan yang harus dia urus. Naura hanya menatapnya hingga pria itu hilang dari pandangan.
''Apa aku terima aja ya kerja di apartemennya, Tuan Brandon? Aku bingung harus mencari kerja tambahan di mana lagi?'' gumam Naura dengan bingung
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
semoga brandon tulus menolong naura, tdk ada modus apa2
2023-05-01
0
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
Bruntung naura ktmu bos yg baik...
2023-03-25
1
Muhamad Bardi
aq penasaran sama kematian orang tuanya naura mereka beneran bunuh diri apa ada orang yang sengaja mengantung mereka..🤔🤔🤔
2023-03-05
0