Bab 05

Lima bulan sudah berlalu, berartinya tinggal dua bulan lagi kontrak menjadi istri bayaran akan berakhir.

Tidak ada perubahan antara hubungan Elena dengan Evan, tetap seperti sebelumnya, mesra di depan keluarga dan orang tua, lalu tidak pernah bertegur sapa jika di dalam kamar atau di belakang orang tuanya, Evan selalu memasang wajah dingin.

Semakin hari sikap Evan padanya semakin dingin, begitupun dengan Elena yang tidak mau kalah.

Bahkan dengan Angga yang selalu merendahkan dirinya, ia bahkan tidak tahu sebab kenapa Angga sangat membencinya. Dari awal juga Angga sudah mengetahui pekerjaan dirinya, lalu kenapa Angga membencinya.

Sebenarnya Elena sudah tidak tahan lagi berada di rumah itu. Apalagi Mona yang selalu mengorek-ngorek informasi darinya.

Mungkin saja Mona sudah tahu saat ini tentang masa lalunya, karena beberapa Minggu terakhir Mona selalu menyinggung tentang pekerjaan menjadi pemandu karaoke.

“Elena,” panggil ibu mertuanya.

“Iya, Ma,” sahutnya.

Elena melangkah menuju ke sofa, di mana ibu mertuanya duduk.

“Besok kami semua harus kembali ke luar negeri, kecuali Mona dia menetap disini karena Mona membuka cabang kuliner di kota ini,” ujar ibu mertuanya.

Elena tampak terkejut mendengar itu, setahunya ibu dari Evan akan berada di tanah air selama tujuh bulan karena ada pekerjaan di sini. Namun, dalam lima bulan pekerjaan mereka rampung dan mengharuskan mereka kembali lagi, karena mereka sudah menetap disana.

“Loh, kok pulang Ma?” tanya Elena berpura-pura sedih.

“Jangan khawatir Sayang. Suamimu juga akan mengajakmu ke London, disana kalian akan melangsungkan resepsi pernikahan. Mama akan mengurus semuanya, setelah pekerjaan suamimu itu selesai.”

Tenggorokan Elena terasa kering, setelah mendengar ibu dari Evan akan mempersiapkan pesta pernikahan untuk mereka. Bagaimana bisa mereka melakukan pesta pernikahan, bahkan mereka sama sekali belum menikah.

“Kamu tidak keberatan, bukan? Kalian menikah, Mama tidak tahu. Tapi, sekarang kamu tidak boleh menolak. Mama ingin semua orang tahu, kalau Mama dan Papa sudah mempunyai menantu.”

Elena hanya mengangguk pelan, ibu mertuanya langsung memeluknya saat dirinya mengangguk.

Selama lima bulan, Elena seperti mempunyai ibu kembali. Karena kasih sayang ibu Evan padanya begitu tulus, hingga membuat dirinya nyaman.

Elena baru tersadar, bagaimana jika mereka tahu yang sebenarnya yang di lakukan Elena dan Evan hanyalah sandiwara saja. Pasti mereka akan sangat membenci Elena, apalagi setelah mengetahui pekerjaan Elena sebelumnya.

“Lihat, suamimu sudah pulang.” Elena mengangguk, lalu melangkah untuk membuka pintu.

Netra mereka saling bertemu saat Elena membuka pintu, Elena langsung mengalihkan pandangannya sehingga membuat Evan mengerutkan keningnya

“Ikut aku ke kamar,” ujarnya menarik pelan tangan Elena.

Elena melirik ke arah sofa tempat mertuanya duduk sebelumnya, disana ia tidak melihat lagi ibu Evan hingga dirinya bernapas lega.

“Lepas tanganku!” ujar Elena setengah memberontak.

Namun, Evan tidak menghiraukan ucapan Ellena, masih melangkah menaiki tangga sembari menarik tangan Elena.

“Evan, jangan kasar pada istrimu! Jika ada masalah, bicarakan dengan baik-baik!” seru ayahnya saat melihat mereka menaiki tangga.

Evan langsung melepaskan tangannya, Elena langsung mengusapnya karena merasa sakit di pergelangan tangannya.

“Kamu harus mencontohi Papa. Apakah Papa pernah berlaku kasar pada Mamamu?!” kesal ayahnya, melihat Evan menarik tangan Elena yang tampak kasar.

“Iya, Pa. Maaf, Evan sedang emosi.”

“Jangan minta maaf pada Papa, minta maaflah pada Istrimu!” seru ayahnya.

Mendengar itu, Elena sangat terharu. Ia sangat tidak menyangka, jika dirinya di perlakuan dengan sangat baik di keluarga Evan. Bahkan sering kali dibela saat Evan tidak sengaja mengucapkan kata kasar padanya.

Elena benar- benar di anggap seperti putri mereka sendiri, tanpa batasan menantu dan mertua.

“Seberuntung itukah aku. Jika saja ini nyata, aku merasa aku adalah wanita yang sangat beruntung mempunyai orang tua seperti mereka. Tapi, jika mereka mengetahui Sebenarnya, apakah kasih sayang mereka masih berlaku?” tanyanya dalam hati, mencoba menahan air matanya agar tidak keluar.

“Sayang, maafkan aku!” ujarnya pada Elena.

Panggilan sayang sepertinya sudah terbiasa bagi Evan untuk memanggil Elena, walaupun hanya di depan orang tuanya. Namun, memanggil Elena dengan sebutan itu ia tampak tidak ragu sama sekali.

Elena hanya mengangguk pelan.

Melihat ayahnya sudah pergi, Evan Kembali menarik tangan Elena dan masuk ke dalam kamar mereka lalu menguncinya.

“Lepaskan! Apalagi masalahmu?!” tanya Elena menatapnya dengan tajam.

“Jangan pura-pura bodoh! Apa hubunganmu dengan Angga?” tanya Evan tiba-tiba, membuat Elena mengernyit heran.

“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti!” kesal Elena.

“heh! Lihat, wajahmu itu tidak pandai berbohong! Katakan, kenapa fotomu bisa ada di rumah Angga?!” tanyanya memperlihatkan foto tersebut.

“Ini kau bukan?”

Elena mengambil foto tersebut, lalu melihat foto tersebut.

“Ini fotoku waktu SMA. Dari mana Angga mendapatkan foto ini?” tanya Elena dalam hati.

“Ini bukan fotoku.”

“Jangan berbohong, aku tidak sengaja melihat foto ini berada di dompetmu, bahkan wajah di foto ini sangat mirip denganmu. Heh ... kamu dengar baik-baik, selama kamu masih terikat dengan kontak ini, kamu tidak boleh menjalin hubungan dengan siapapun!” ancam Evan menunjuk wajah istri bayarannya itu.

Elena tidak mau kalah, bahkan ia menepis tangan Evan.

“Tidak perlu menunjuk wajahku, kau bukan suamiku. Kenapa aku harus menuruti permintaanmu?! Kita hanya terikat kontrak, dan aku hanya wanita yang di bayar olehmu untuk menjadi istrimu saat di depan orang tuamu. Di dalam kontrak tidak tertulis, jadi kau tidak berhak berhubungan dengan orang lain!” balas Elena tidak mau kalah.

“Lagian, itu memang bukan fotoku. Dia Kakakku, tapi sudah meninggal!” tambahnya, Elena sengaja berbohong. Karena dirinya ingin tahu kebenarannya, kenapa fotonya bisa berada di rumah Angga.

Evan melempar foto tersebut ke sembarang arah, ia tampak memijit pelipisnya. Entah kenapa dia bisa semarah itu dan tidak bisa mengontrol emosinya saat melihat foto Elena berada di rumah asistennya itu.

***

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

ya pasti elena terharu kerena keluarga Evan begitu baik dsn perhatian pada dirinya otomatis membuat dirinya merasa kan kasih sayang

2023-03-05

0

Anita si cabe rawit

Anita si cabe rawit

Ada kecemburuan, heleh, jual Mahal Evan ini

2023-03-05

0

citra sari

citra sari

gila di Evan, main tuduh aja.
bagus elena jangan mau kalah, memang kamu statusnya di buta, tpi jgn mau di injak harga dirimmu

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!