Alex duduk di kursi kebesarannya sembari mengibas-ngibas lembaran uang ke wajahnya, lalu mencium aroma uang tersebut.
“Hahaha ... sepertinya aku mulai sekarang beralih profesi! Hah ... begitu mudah sekali mencari uang.”
Tampak jelas jika saat ini Alex terlihat sangat bahagia, karena baru saja mendapatkan uang dari Evan.
Sebelumnya Evan memang meminta bantuan untuk mencarikan wanita yang mau di bayar untuk menjadi istri pura-pura, selama tujuh bulan saja.
Alex juga menawarkan dirinya untuk mencarikan istri, dan senang hati membantunya apalagi dengan adanya embel-embel uang.
“Huh, selamat tinggal Elena. Maaf, untuk masalah uang, kita tidak berteman. Karena aku juga butuh makan dan bersenang-senang. Karena tanpa uang, hidup terasa sulit!” gumam Alex menyeringai.
Drrttt ...
“Halo Sayang,” ujar Alex langsung mengangkat panggilan telepon dari kekasihnya.
“Aku akan segera kesana, Sayang.” Dengan nada merayu, Alex tersenyum kecil karena sang kekasih sangat tahu keinginannya saat itu. Yaitu, ingin menuntaskan hasratnya bersama sang kekasih.
Bercinta di luar pernikahan hal yang biasa bagi Alex, karena selain dengan kekasihnya ia juga sering membeli wanita di luar sana untuk di jadikan pelampiasan hasratnya.
“Sayang,” panggil kekasih saat melihat Alex keluar dari mobil.
Kini mereka berpelukan sejenak, lalu masuk ke hotel yang sudah mereka booking sebelumnya.
Hingga tiba di dalam kamar, mereka langsung memadu kasih tanpa sebuah ikatan hingga puas.
Tanpa mereka sadari, jika ada seseorang terus mengikuti mereka hingga ke hotel tersebut.
***
Di tempat lain.
Elena bergegas keluar kamar menemui Evan yang tengah menunggunya di ruang tamu.
Evan menatap Elena yang menuruni tangga, netranya tertuju pada wajah Elena yang terlihat sangat cantik di tambah lagi dengan pakaian yang ia kenakan begitu pas di tubuhnya.
Tin ... Tin ...
Suara klakson mobil menyadarkan Evan dari lamunannya.
“Sialan! Dia ternyata cantik juga,” pujinya dalam hati.
“Cepatlah, lama sekali!” kesal Evan beranjak dari tempat duduknya hendak melangkah keluar.
Namun, langkahnya langsung berhenti hingga Elena menabraknya dari arah belakang.
Bruk ...
“Aduh!” keluh Elena terasa menabrak tiang listrik.
Evan langsung menoleh ke belakang.
“Apa kau punya mata? Sehingga tidak melihat aku berada di depanmu! Dasar bodoh!” menatap Elena dengan tajam.
“Maaf, bukankah Tuan yang berhenti mendadak?” jawab Elena tidak mau kalah.
“Diam kau! Mulai sekarang, jika orang tuaku bertanya, kamu hanya boleh jawab iya. Kamu mengerti?” ujar Evan menatapnya.
Elena hanya mengangguk.
“Lalu, tugasku apa?” tanya Elena polos, karena memang dirinya masih belum tahu perannya di rumah ini, walaupun ia tahu jika dirinya menjadi istri bayaran.
“Dasar bodoh! Sejak kemarin kau tidak mengerti apa yang aku katakan?! Kau pikir untuk apa aku membayarmu mahal-mahal? Jadi pembantu?!” sentak Evan.
“Aku tahu memang tugasku menjadi istri palsumu di rumah dan di bayar. Lalu aku harus duduk diam seperti patung, duduk di sampingmu?!” kesal Elena.
“Aku belum pernah menikah sebelumnya. Jadi, aku tidak tahu apa saja yang di lakukan oleh seorang istri!” tambah Elena.
Elena memang tidak mau kalah jika berdebat dengan seseorang, apalagi dirinya merasa benar.
Evan menghela napas, dirinya baru menyadari apa yang telah Elena katakan ada benarnya juga.
“Ikut saja permainanku!” menarik lengan Elena lalu melangkah ke luar.
Elena terlihat kesusahan mengimbangi langkah Evan yang melangkah sangat besar.
Setibanya di depan pintu, terlihat serombongan orang masuk ke dalam rumah.
Elena menghentikan langkahnya juga saat Evan menghentikan langkahnya, mereka menatap segerombol orang yang datang. Yaitu kedua orang tuanya, nenek dan kakeknya yang terlihat sudah berumur dan juga Paman dan bibinya beserta anak-anaknya tertidur dari tiga orang.
“Kenapa aku jadi gugup? Aku merasa benar-benar seperti menantu di rumah ini yang untuk pertama kalinya bertemu dengan mertuanya. Ah ... sadar Elena! Kamu hanya sebagai istri bayaran saja dan itupun hanya tujuh bulan,” gumam Elena dalam hati, tampak jelas jika Elena terlihat gugup.
“Mama,” panggil Evan melepaskan genggaman tangannya dari Elena lalu memeluk Ibunya dengan erat.
Setelah puas, Evan bergantian dengan yang lainnya.
Lalu mereka melihat gadis yang ada di belakang Evan, tengah berdiri menatap mereka dengan tersenyum.
Ia ikut terharu melihat kebersamaan Evan dan keluarganya. Berbeda dengan dirinya yang sejak kecil hidup dengan neneknya, sedangkan orang tuanya entah kemana pasca bercerai.
“Siapa gadis itu?” tanya ibunya penasaran.
Mendengar pernyataan ibunya, Evan langsung tersadar. Hampir saja ia melupakan sandiwaranya.
“Oh, ini istri Evan. Kami baru sebulan yang lalu menikah, sebenarnya aku ingin memberi Mama dan Papa kejutan.”
Orang tuanya sejenak saling bertatapan, lalu memeluk Evan dengan perasaan haru.
Mereka berpikir jika putranya ini tidak menyukai perempuan, karena usia yang sudah menginjak 38 tahun, Evan sama sekali tidak pernah mengenali kekasihnya pada mereka.
“Mama tidak mimpikan?” tanya Ibunya sembari mengusap air matanya.
Evan melepaskan dekapannya, lalu menatap ibunya walaupun dalam hatinya ia merasa bersalah.
“Tidak, Ma.” Mengusap air mata ibunya.
“Sayang kemari. Mama ingin melihatmu dari jarak dekat,” ujar Evan mengulurkan tangannya pada Elena.
Elena bertambah gugup, apalagi Evan memanggilnya dengan panggilan sayang padanya.
“Halo Tante.” Elena mencium punggung tangan mereka secara bergantian.
“Tante! Mama dong, Sayang. Sama seperti suamimu,” ujar ibunya terlihat senang.
Namun, tidak dengan adik sepupu Evan.
Ia memperlihatkan wajah tidak senangnya pada Elena yang menjadi pusat perhatian semua orang saat ini.
“Haduh! Panas!” ucap Mona setengah berteriak, adik sepupu dari Evan tersebut.
Netra semua orang tertuju padanya, mereka melihat Mona sedang mengibas-ibaskan tangannya.
“Ayo kita masuk. Kenapa malah berdiri di depan pintu?” ujar Evan membawa mereka masuk ke dalam rumah.
Mereka terkekeh, kecuali Mona yang memutar bola matanya dengan malas.
Mereka masuk ke dalam rumah, duduk di ruang tamu. Sementara Elena duduk di samping ibu mertuanya, Evan menatap ibu dan Elena terlihat langsung akrab berbicara.
“Evan, kenapa kalian menikah tidak memberitahu kami? Kenapa menyembunyikan istri secantik Elena? Haduh ... kamu ini bagaimana sih!” seru pamannya.
“Maaf, Paman. Seperti yang aku katakan tadi, aku ingin memberi kejutan pada Mama dan Papa.” Evan begitu lancar menjelaskannya, tanpa terlihat gugup.
“Apa di sudah terbiasa berbohong dengan keluarganya? Ia tidak terlihat merasa bersalah sama sekali. Berbeda denganku yang sejak tadi jantungku tidak berhenti berdetak kencang!” gumam Elena dalam hati.
Ia memperlihatkan senyumnya saat ibu mertuanya menatapnya juga.
“Mama dan Papa tidak mempermasalahkan pernikahan kalian. Yang penting kalian saling menerima satu sama lain dan selalu bahagia, apalagi wanita secantik Elena, Mama tidak mampu menolaknya.” Mengusap bahu Elena.
Ia hanya memaksakan senyumnya saja, tanpa mengeluarkan sepatah katapun apalagi Mendengar pujian terus menerus dari orang tua dan keluarga Evan yang lainnya.
“Iya sih Tante. Tapi, kita harus tahu juga dari mana bebet bubutnya!” celetuk Mona.
Evan menelan salivanya dengan kasar, sama halnya dengan Elena.
Mereka saling bertatapan sejenak, Elena melihat Evan hanya diam tanpa berbicara untuk membelanya.
“Aku tinggal bersama Nenekku sejak kecil, setelah orang tuaku bercerai. Aku merantau ke kota untuk mencari pekerjaan, dan aku bekerja seba....”
“Elena bekerja bersamaku di kantor, sebagai sekretarisku. Pertemuan pertama kami adalah dari kantorku!” sela Evan menatap Elena, agar istri bayaran itu tidak menceritakan pekerjaan yang sebenarnya.
“Wah, benarkan itu?” tanya ibu mertuanya.
Elena mengangguk pelan, sejenak menatap Evan yang juga tengah menatapnya.
Sejak tadi Mona memerhatikan mereka berdua, ia merasa curiga karena ada yang tidak beres dengan kakak sepupu dan istrinya tersebut.
“Aku permisi ke kamar,” ujar Mona beranjak dari tempat duduknya masuk ke dalam kamar yang biasa ia tempati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nenieedesu
ini juga sudah aq favoritkan kak
2023-06-15
1
👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂
Heh😭
2023-03-06
1
meisyaagatha
Aduh, rela berbohong. nanti kalau orang tua tahu bagaimana
2023-03-06
0