GUS AKHTAR

🌷🌷🌷🌷🌷

Happy reading guys 😘😘😘

Zia mencari keberadaan suaminya itu di masjid tapi tidak ada,Zia sama sekali belum hafal tempat tempat pesantren ini jadi dia sedikit bingung harus mencari kemana lagi.

Saat berpapasan dengan santri banyak yang menatapnya kagum ada juga yang menatapnya penuh rasa iri melihat kecantikan Zia.

"Ning Zia mau kemana?" tanya Mala yang melihat Zia seperti kebingungan.

"Mala,, Aku mau cari Gus Akhtar."

"Oh,, paling Gus Akhtar lagi di Asrama Putra."

"Asrama Putra? ."

"Iya Ning."

"Boleh antarkan saya kesan?"

"Maaf sebelumnya Ning bukan maksud Saya menolak,tapi nanti Mala bisa dapat hukuman karena melanggar peraturan pesantren."

"Tidak apa apa, nanti saya bilang kalau saya Minta."

"Sok banget ya kamu ini,siapa sih? hanya santri baru saja sudah sok sok an ngajak orang melanggar." Ucap Seorang santri dari belakang mereka.

"Nuri,, jangan bicara seperti itu pada Ning Zia tidak sopan." tegur Mala.

"Memang siapa dia sampai saya harus minta maaf, saya aduin ya kalian pada Ustadzah Lila." ancam Nuri.

"Dia ini." ucapan Nuri langsung di potong Zia, dia malas meladeninya,takut tidak bisa mengontrol emosinya.

"Sudah,, Mala ikut saya! " perintah Zia tegas.

Mala mengikuti Zia yang sudah mulai menjauh ,dia lebih memilih menurut pada Istri Gus Galaknya dari pada Nuri anak buah Ustadzah Lila.

Mala mengantar Zia ke lapangan Asmara Putra,tapi tidak menemukan keberadaan Gus Akhtar.

Mala menundukkan kepalanya, karena disana adalah kawasan Asrama Putra, banyak santri putra yang memandang Zia dengan tatapan berbinar dan kagum, ada juga yang terang terangan bersiul menggoda Zia.

"Mohon maaf Ukhti, ini kawasan santri Putra kenapa berkeliaran disini?" tanya Seorang Ustadz disana.

"Afwan Ustadz,,." jawab Mala takut.

"Maaf Saya kesini mencari Gus Akhtar." ucap Zia.

"Ada urusan apa kalian mencari Gus Akhtar?" tanya Ustadz Zidan menatap mereka penuh curiga.

"Hanya memanggilnya untuk sarapan saja." jawab Zia.

"Kalian ini sudah melanggar aturan pesantren, dan harus di hukum." ucap Ustadzah Lila yang baru datang,sengaja menyusul mereka karena tadi Nuri sudah mengadu kepadanya,dia ingin membuat Zia tidak betah berada di pesantren ini.

"Jangan hukum Mala, dia hanya di ajak saya."

"Lalu saya harus menghukum kamu?"

'Bukankah orang ini tahu jika aku istrinya Gus Akhtar, tapi mengapa sepertinya sengaja pura pura tidak tahu.' ucap Zia dalam hati.

Zia menarik nafasnya dalam dalam,belum genap dua puluh empat jam dia tinggal disini sudah banyak yang mencari masalah kepada nya,di tambah punya suami dinginnya melebihi Kulkas dua belas pintu.

'Awas saja nanti aku buat bucin kamu Gus.'

"Itu kan mau kamu."balas Zia malas.

"Apa yang Ustadzah Lila katakan benar, apapun alasan kalian datang ke asmara Putra itu salah." ucap Ustadz Zidan.

Mala semakin malu, karena sekarang mereka sudah menjadi tontonan santri Putra.

"Kalian berdua sekarang bersihkan toilet wanita sampai bersih!" perintah Ustadzah Lila.

"Setelah itu bersihkan lapangan."

"Kalau aku tidak mau bagaimana?" tantang Zia, dia tidak menyukai sikap semena mena Ustadzah Lila.

"Kamu,,."geram ustadzah Lila

"Yang sopan sama Ustadzah Lila, dia ini guru kamu jadi harus hormati dia." ucap Ustadz Zidan.

"Kalian ini kenapa sih? ada masalah apa? saya hanya mau bertemu Gus Akhtar,tapi kalian dari tadi sibuk mencari kesalahan kami." ucap Zia, jangan lupakan Zia itu anaknya Queena, dan sifat Queena sedikit banyak menurun kepadanya.

"Mau apa cari Gus Akhtar ?mau menggoda nya?" sinis Ustadzah Lila.

"Hmm,, saya mau menggodanya."

"GUS AKHTAR,,, !" Teriak Zia,sifat alaminya sudah mulai keluar.

Zia bukan wanita kalem, yang akan diam saja saat ada yang mengganggunya, meskipun kerap kali di tegur Abinya.

"Heh,, kamu tidak ada sopan santunnya sama sekali, berteriak teriak memanggil Gus Akhtar." Ucap Ustadz Zidan.

Semua orang menatap Zia, menurut mereka Zia seperti menggali kuburannya sendiri,belum tahu saja bagaimana jika Sang Gus Galak itu marah.

"Assalamu'alaikum ada apa ini?" ucap Gus Akhtar yang baru datang dan membuat semua Santri yang berada di sana segera menunduk sopan kepadanya.

"Waalaikum salam." jawab semua orang.

Gus Akhtar menatap Zia,kenapa bisa ada disana dan mengapa wajahnya terlihat kesal.

"Pulang." ucap Zia singkat dan padat setelah itu meninggalkan tempat itu.

Tapi sebelum benar benar pergi Zia kembali menoleh.

"Jangan hukum Mala,dia diajak saya kesini." Setelah berkata seperti itu Zia benar benar pergi meninggalkan Asrama Putra.

Gus Akhtar menatap kepergian Zia setelah itu melihat sekitarnya, pasti tadi istrinya itu mencari dirinya.

"Jangan hukum Mala." ucap Gus Akhtar langsung menuruti ucapan sang Istri.

"Afwan Gus, tapi mereka telah melanggar aturan pesantren." ucap Ustadz Zidan.

Gus Akhtar menoleh menatap Ustadzah Lila." Bukankah Ustadzah Lila sudah tahu jika perempuan tadi adalah istri saya."

Ustadzah Lila terlihat menunduk, dia merasa di permalukan di depan umum oleh Gus Akhtar.

Sementara Ustadz dan santri yang berada disana tercengang mendengar ucapan Gus Akhtar,jadi wanita tadi adalah Istri Gus Mereka dan mereka sudah bersikap tidak sopan kepadanya.

"Mala, kamu kembali ke Asrama kamu" perintah Gus Akhtar, setelah itu langsung pergi menyusul Istrinya.

"Assalamu'alaikum." ucap Zia setelah sampai di Ndalem.

"Ini nih yang di tunggu tunggu, membuat orang lain menunggu apakah itu termasuk hal baik?" sinis Anita.

Zia tidak menjawab, dia memilih mengabaikan keberadaan Anita.

'Ya Allah,, masih pagi sudah banyak yang mencari masalah.' ucap Zia dalam hati.

"Dimana suami mu Nak?" tanya Kyai Syarif,namun sebelum Zia menjawab Gus Akhtar sudah datang terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum ." ucap Gus Akhtar yang baru datang.

"Waalaikum salam."

"Maaf terlambat." ucap Gus Akhtar.

Mereka memulai sarapan dengan Khidmat, Nyai Zulaikha langsung mengambilkan makanan untuk Kyai Syarif, begitu juga dengan Zia, meskipun dia sangat masih kesal pada Gus Akhtar tapi dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri.

Gus Akhtar menatap makanan yang Zia ambil, apakah Zia pikir dirinya serakus itu, Nasinya bukan hanya dua centong tapi tiga centong, semua lauk yang ada di meja makan Zia letakkan semua di piring Gus Akhtar.

"Ini Gus." Zia meletakkan piring yang penuh dengan makanan itu di hadapan Gus Akhtar.

Zia hendak mengambil makanan nya sendiri tapi segera di tahan oleh Gus Akhtar.

"Kita makan sepiring berdua saja." ucap Gus Akhtar tanpa ekspresi.

"Tidak,, itu aku ambilkan untuk Gus." tolak Zia.

"Menolak perintah suami itu Dosa."

Dengan terpaksa akhirnya Zia makan satu piring dengan Gus Akhtar.

"Lebay,," Cibir Anita, sementara Nyai Zulaikha dan Kyai Syarif menatap keduanya sambil tersenyum.

"Apa disini tidak di sediakan Roti?" tanya Anita.

"Maaf Nak, kami tidak biasa sarapan dengan roti, jadi kami tidak menyediakan nya." ucap Nyai Zulaikha.

"Aku tidak bisa makan makanan berat di pagi hari karena aku harus menjaga bentuk tubuh ku agar tetap Ideal."

Zia memisahkan sayur dan memindahkan ke sendok Gus Akhtar, sementara Gus Akhtar hanya pasrah saja memakannya.

Tanpa memikirkan Gus Akhtar yang tidak menyukai makanan pedas, Zia justru menambah sambal di piring nya yang otomatis piring Gus Akhtar juga.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Zanzan

Zanzan

rasakan...jangan lemah zia...keturunan queen....hajar aja...maju terussss

2024-06-12

0

Zanzan

Zanzan

rasakan...jangan lemah zia...keturunan queen....hajar aja...

2024-06-12

0

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

kalian cari masalah yah gak tau ajah istrinya Gus Akhtar itu anak seorang mantan mafia ....

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!