Istri Gus Chairil

🌷🌷🌷🌷🌷

Happy reading guys 😘😘😘

"Dia,,." ucap Gus Chairil ragu ragu.

"Saya Istrinya Chairil." Potong wanita asing tadi.

"Jelaskan semuanya Chairil."

"Maafkan Chairil Aba, Saya mencintai nya."

"Kenapa kamu tega mempermalukan kami Nak, apa salah kami, jika memang kamu tidak mau di jodohkan mengapa waktu itu kamu menurut saja,kamu tahunya betapa malunya kami di hadapan keluarga besar Ning Zia."

"Maafkan Chairil Umma, Chairil tahu jika yang Chairil lakukan salah, Aku tidak bermaksud untuk mempermalukan Umma dan Aba."

"Kenapa wanita ini bisa bilang jika dia istrimu? kapan kalian menikah?" tanya Kyai Syarif.

"Kami menikah tadi pagi Aba, Aku menikahi nya karena tidak ingin kehilangannya."

"Astaghfirullah ya Allah." Nyai Zulaikha ber istighfar.

"Kenapa kamu tidak jujur pada kami Nak?"

"Maaf Umma, lagian sekarang sudah ada Akhtar yang menggantikan."

"Lagi pula Chairil kan tidak mencintai gadis ini,kenapa di paksa menikahinya?" Sambung istri Gus Chairil.

Zia dan Gus Akhtar sama sama diam tidak ber komentar apapun,hanya mendengarkan saja.

"Siapa nama mu Nak?" tanya Nyai Zulaikha pada istri Gus Chairil.

"Anita." jawabnya singkat.

"Saya Zulaikha Ibunya Chairil, panggil Umma ya nak seperti Chairil."

"Hm,," balas Anita.

Zia tidak suka dengan sikap tidak Sopannya Anita.

"Ini Adik iparmu Nak Zia." Nyai Zulaikha memperkenalkan Zia.

"Zia Mbak." Zia menyodorkan tangannya tapi tidak di tanggapi oleh Anita.

Gus Akhtar menarik tangan Zia lalu di genggam nya.

"Sudah tahu nama saya kan,jadi tidak perlu memperkenalkan lagi, saya tidak bisa sembarangan bersalaman dengan orang asing, apalagi orang itu adalah orang yang berniat merebut suami saya." ucap Anita dengan ketus.

"Astaghfirullah,,, Mbak, kita ini sekarang Keluarga jadi bukan orang asing." Zia yang sudah kehilangan kesabarannya langsung angkat bicara.

"Kampungan,, memang benar ya kata Papi semua orang akan mengaku Keluarga karena kita kaya."

"Mbak,,, ini bukan masalah harta dan kekayaan, tapi ini Akhlak, oh maaf Attitude,, orang kaya mungkin tidak akan mengerti Akhlak tapi pasti mengerti Attitude kan."

Sengaja Kyai Syarif dan Nyai Zulaikha tidak menegur keduanya, dia ingin menunjukkan pada Putra putra nya, pilihan dirinya dan Pilihan Chairil sendiri.

"Tahu apa kamu pada kehidupan orang kaya, pasti hidupmu hanya mengandalkan sumbangan wali murid kan?" hardik Anita yang mulai marah.

Zia tersenyum, Senyum yang begitu manis.

"Alhamdulillah Mbak, usaha Keluarga saya mampu mencukupi kebutuhan kami, sehingga tidak membutuhkan sumbangan." balas Zia dengan senyumnya.

Gus Akhtar merasa bangga pada sang istri, yang tidak melawan Iparnya dengan emosi.

Gus Chairil menunduk dalam , sudah benarkah pilihannya,mengapa dia menjadi ragu , dilihat dari segi manapun Zia lebih Unggul,hanya saja mungkin lebih kaya Istrinya.Belum tahu saja kekayaan keluarga Zia.

"Pantas Chairil lebih memilih saya ketimbang gadis Miskin sombong seperti mu "

"Setidaknya saya tidak Miskin Attitude." balas Zia.

"Sudah malam, Akhtar pamit istirahat dulu ya Umma Aba." pamit Gus Akhtar melihat istri kecilnya sudah mulai terpancing emosinya.

"Iya Nak."

"Ayo,," Ajak Gus Akhtar menarik lembut tangan Zia.

"Assalamu'alaikum." Ucap Zia dan Gus Akhtar.

Sampai di dalam kamar Zia memilin ujung bajunya, biasanya Abinya akan selalu menegur dirinya jika habis membalas perkataan pedas orang lain.

"Maaf." ucap Zia.

Gus Akhtar menatap Zia heran. " Maaf jika tadi Saya mempermalukan Gus."

"Zia tahu jika apa yang Zia lakukan itu salah, harusnya tadi Zia tidak menanggapi istrinya Gus Chairil,tapi Zia kesal karena dia tidak sopan pada Umma." lanjut Zia.

Gus Akhtar tersenyum tipis,jadi istrinya merasa bersalah karena itu.

"Tapi lain kali, Abaikan saja ya." balas Gus Akhtar.

"Gus Tidak marah?"

"Tidak."

Setelah itu mereka langsung istirahat ,hingga jam setengah tiga Gus Akhtar terbangun.

Setelah membaca doa dia langsung bergegas ke kamar mandi untuk ambil wudhu, setelah nya membangunkan Zia untuk Sholat berjamaah.

Berbeda dengan kamar Gus Chairil dengan Anita, Gus Chairil dan Anita masih betah dalam mimpinya, karena mereka baru saja terlelap setelah mengarungi surga Dunia bersama.

Bahkan keduanya tidak bangun hingga semua keluarga kembali dari Masjid.

Zia bergegas ke dapur untuk membantu mertua dan beberapa Abdi Ndalem lainnya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Zia.

"Waalaikum salam Nak."

"Boleh Zia bantu Umma?"

"Boleh Nak."

"Kenalkan ini Istrinya Akhtar." Nyai Zulaikha memperkenalkan Zia pada Abdi Ndalem dan kebetulan Ustadzah Lila juga disana.

"Zia." Zia memperkenalkan diri sambil tersenyum manis.

"Masyaallah,, Cantiknya cocok sekali dengan Gus Akhtar yang ketampanan nya tiada duanya."

"Umma biasanya Gus Akhtar minum kopi apa Teh ?" tanya Zia.

"Itu tugas saya untuk membuatkan kopi untuk Gus Akhtar." ucap Ustadzah Lila.

"Ustadzah Lila, sekarang Akhtar sudah memiliki istri jadi biar Zia saja yang melayani kebutuhan Akhtar." ucap Nyai Zulaikha.

Zia membuat Kopi untuk Gus Akhtar, dia belum tahu selera Suaminya jadi membuat seperti kesukaan Abinya saja.

Zia jadi merindukan Abinya, biasanya setiap pagi dia akan selalu membuat kan Kopi untuk Abinya, tapi sekarang siapa yang akan membuatkan Abinya Kopi.

Semenjak Mommynya meninggal memang Zia yang selalu menyiapkan kebutuhan Abinya.

"Aba mau dibuatkan sekalian Umma?" tanya Zia.

"Boleh Nak." jawab Nyai Zulaikha.

Akhirnya Zia membuat dua cangkir Kopi untuk Kyai Syarif dan Gus Akhtar.

"Kamu bawakan punya Akhtar saja Nak, untuk Aba biar Umma saja yang bawa." ucap Nyai Zulaikha.

"Iya Umma."

Zia membawa nampan berisi Kopi untuk Gus Akhtar,dia membawa ke kamarnya.

"Assalamu'alaikum Gus." ucap Zia.

"Waalaikum salam." jawab Gus Akhtar yang tengah berkutat dengan laptop di pangkuannya.

"Kopi." ucap Zia.

"Terima kasih." balas Gus Akhtar.

Melihat Gus Akhtar yang sibuk Zia kembali ke dapur untuk membantu masak.

Gus Akhtar meminum Kopi yang Zia bawakan tadi.

Rasa kopi ini berbeda, rasanya lebih pas dengan selera Gus Akhtar.

"Rasanya berbeda dan lebih enak dari biasanya." ucap Gus Akhtar.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya,Gus Akhtar memutuskan untuk ke Masjid untuk memeriksa apakah ada santri yang tidak melakukan sholat Dhuha.

Setelah selesai memasak saatnya menata di meja makan, ternyata disana sudah ada Kyai Syarif yang duduk di kursi paling ujung.

"Chairil belum keluar Ba?" tanya Nyai Zulaikha.

"Belum." jawab Kyai Syarif.

Setelah selesai semua Nyai Zulaikha menyuruh Zia untuk memanggil Gus Akhtar.

"Nak,, Zia kamu panggil Akhtar ya mungkin berada di masjid atau lapangan." ucap Nyai Zulaikha.

"Baik Umma."

Setelah Zia pergi untuk memanggil Gus Akhtar, Nyai Zulaikha bergegas memanggil Gus Chairil ke kamarnya.

Gus Chairil langsung keluar bersama Anita menuju meja makan setelah di panggil Nyak Zulaikha tadi.

Anita sengaja keluar hanya menggunakan Pasmina yang hanya di pasang di kepalanya di lehernya di biarkan terbuka,sengaja memamerkan leher yang penuh dengan Kissmark.

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Ida Miswanti

Ida Miswanti

Anita km norak plus minim Attitude 😏

2025-02-06

0

adning iza

adning iza

gua chairil nikmati pilihanmu

2023-07-29

0

Komalasari Hidayat Prasodjo

Komalasari Hidayat Prasodjo

ziaaaaa.....tunjukkann "kebolehanmu" 🤭🤭🤭

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!