Canggung

🌷🌷🌷

Happy reading guys 😘😘😘

Suasana yang begitu hening di dalam Mobil Gus Akhtar,Zia dan Gus Akhtar sama sama diam tidak tahu harus bicara apa, keduanya sama sama canggung.

"Ada yang mau dibeli?" tanya Gus Akhtar.

"Tidak,, tidak ada Gus." jawab Zia.

Mereka kembali diam hingga sampai di pesantren Al Furqon.

Sampai di pesantren Zia melihat lihat sekitar, pesantren Al Furqon sama besarnya dengan pesantren Darussalam namun bangunan nya terlihat lebih mewah.

Tidak ada adegan membukakan Pintu atau adegan Romantis lainnya, Gus Akhtar hanya membawakan satu koper punya Zia selebihnya Zia membawanya sendiri.

"Semoga kamu betah ya nak disini,maklumi sikap dingin suami mu, sebenarnya dia orangnya baik." ucap Nyai Zulaikha.

"Iya Nyai."

"Panggil Umma Nak."

"Baik Umma."

"Sekarang kalian istirahat ya."

Sesampainya di kamar,Zia begitu canggung karena ini untuk pertama kalinya berada dalam satu kamar berdua dengan seorang Pria selain Keluarga nya.

"Saya mau mandi terlebih dahulu." ucap Gus Akhtar langsung memasuki kamar mandinya.

Zia melihat sekeliling kamar, kamar yang bernuansa Putih,Zia pikir pasti kamar Gus Akhtar bernuansa hitam melihat sikap dingin nya tapi siapa sangka ternyata bernuansa Putih.

Kamar Gus Akhtar sangat rapi tidak ada selembar bajupun yang tergeletak disana,banyak Rak yang isi dengan kutab dan Buku,namun sedari tadi Zia mencari letak meja rias di kamar itu tapi dia tidak menemukan nya, apakah memang Gus Akhtar tidak menyediakan meja rias.

Hanya ada Rak kecil menempel di tembok,berisi parfum dan Beberapa minyak rambut Milik Gus Akhtar.

Gus Akhtar keluar dengan menggunakan kaos putih lengan pendek dan sarung hitam, rambutnya terlihat basah,pasti habis keramas.

Melihat Itu Zia mengganti Gus Akhtar masuk kamar mandi.

Zia keluar, sedikit bingung harus berkaca dimana, pasal nya di kamar Gus Akhtar hanya ada cermin sedikit kecil.

"Maaf disini tidak ada meja riasnya." ucap Gus Akhtar yang paham jika sang istri pasti membutuhkan meja rias.

"Tidak apa apa Gus."

"Besok kita beli,semua kebutuhan kamu."

Setelah suasana kembali hening,sibuk dengan kegiatan masing masing.

"Aku harus ke masjid karena Abang tidak ada,juga Aba mungkin masih capek."

"Boleh aku ikut?"tanya Zia hati hati.

"Mari."

Gus Akhtar berjalan diikuti Zia di belakangnya menuju Masjid pesantren Al Furqon, banyak para santri dan Ustadz yang memandang mereka berdua.

"Assalamu'alaikum Gus,," Sapa seorang Ustadzah.

"Waalaikum salam." jawab Gus Akhtar.

"Apakah ini santri baru?"

"Bukan, dia istri saya." jawab Gus Akhtar dingin.

Ustadzah yang bernama Lila tersebut nampak sangat terkejut, bukannya yang akan menikah adalah Gus Chairil mengapa justru Pria yang dia cintai yang menikah.

"Aku masuk duluan ya." ucap Gus Akhtar pada Zia.

Zia memandang punggung suaminya, meskipun sangat dingin namun Zia merasakan kebaikan pria itu,terbukti selalu berpamitan pada dirinya dan menurut Zia itu adalah hal yang manis.

"Saya duluan Assalamu'alaikum." ucap Zia pada Ustadzah Lila.

Ustadzah Lila memandang Zia tidak suka, karena baginya dia sudah merebut Pria yang dia suka, bertahun tahun dia menyimpan perasaan nya, menolak lamaran setiap pria yang datang kepadanya hanya karena dia menginginkan Gus Akhtar.

Zia meneteskan air matanya mendengar suara merdu suaminya , dia berdoa semoga pernikahannya sakinah mawadah dan warahmah, meskipun pernikahan mereka tidak di landasi cinta tapi dia yakin seiring berjalannya waktu Cinta akan segera tumbuh, dan dia juga yakin tidak akan sulit mencintai pria se baik Gus Akhtar.

"Mbak santri baru ya?" tanya seorang gadis di samping Zia.

"Bukan." jawab Zia.

"Apa mbak tamu Ndalem?"

"Bukan juga."

"Lalu mbk siapa?"

"Saya Istrinya Gus Akhtar." jawab Zia.

"APA,,!" teriak santri itu.

Semua orang menatap keduanya, ingat ini masih di dalam mesjid dan seenaknya berteriak.

Banyak santri yang menatap aneh Zia karena baru pertama kalinya melihat Zia disana.

"Hehehe,, Maaf Ning." ucap Santri itu.

"Aku Mala." Santri yang bernama Mala itu memperkenalkan diri.

"Zia " Balas Zia.

Mereka sudah menyelesaikan sholat berjamaah, sekarang waktunya pengajian rutinan yang akan di isi oleh Gus Chairil karena Gus Chairil berhalangan maka di gantikan oleh sang Adik Gus Akhtar.

Gus Akhtar memulai ceramahnya tidak satupun dari santri yang berbicara mereka fokus mendengarkan apa yang di sampaikan Gus Akhtar.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَىْءٍ فِى الضِّلَعِ أَعْلاَهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

Dari Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Saling bernasihatlah kalian semua (untuk kebaikan) perempuan. Karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya. Jika kamu luruskan, akan patah. Dan jika kamu biarkan, maka ia akan tetap bengkok. Maka (sekali lagi), saling bernasihatlah di antara kalian (untuk kebaikan) perempuan”. (Sahih Bukhari, no. 3366).

Zia memperhatikan suaminya yang berdiri di mimbar, hatinya bergetar ,pilihan Abinya tidak salah.

Banyak pasang mata yang menatap kagum pada Gus Akhtar tidak hanya dari kalangan perempuan Bahkan para Pria pun kagum dengan Gus Akhtar, penyampaian yang begitu lugas dan mudah di cerna oleh orang yang mendengarnya.

Setelah selesai semua santri dan Ustadz bergegas kembali ke kamar masing masing untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.

Zia keluar sedikit belakangan, jarak masjid Ndalem sedikit agak jauh karena harus melewati taman dan Kelas Tahfidz,Zia berpikir Gus Akhtar pulang terlebih dahulu ternyata Gus Akhtar menunggu nya di luar.

Kedua pasangan suami istri itu pulang bersama tanpa ada pembicaraan sama sekali di antara keduanya.

Sampai di Ndalem mereka di sambut tangisan Nyai Zulaikha, disana juga ada Gus Chairil dan Kyai Syarif,disana juga ada seorang perempuan yang sangat asing.

"Assalamu'alaikum." ucap Gus Akhtar.

"Waalaikum salam." jawab mereka.

"Duduk disini nak." ucap Kyai Syarif.

Zia masih bingung harus duduk dimana,tapi sebuah tangan menarik dirinya,dan itu tangan Gus Akhtar yang menariknya lembut.

Zia mengikuti Gus Akhtar dan duduk di sebelahnya,membuat jantung Zia berdetak lebih kencang, Pipinya bersemu merah.

Gus Akhtar tersenyum dalam hati melihat Pipi Istrinya.

Melihat Nyai Zulaikha menangis membuat Zia tidak tega, dengan lembut dia memegang tangan mertuanya dan memeluknya memberikan kekuatan.

"Terimakasih Nak." ucap Nyai Zulaikha,dia sangat merasa beruntung memiliki menantu seperti Zia.

Gus Chairil terpana melihat kecantikan Zia, paras cantik persis seperti Boneka hidup, tatapan matanya begitu teduh dan itu sukses membuat hatinya bergetar.

'Apakah gadis ini?' tanya Gus Chairil dalam hati.

"Khemm,," dehem Gus Akhtar.

Gus Chairil yang sadar langsung menghentikan pandangan nya.

"Jelaskan Chairil siapa wanita ini !" perintah Kyai Syarif tegas.

"Dia,,"

_

_

_

TBC

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Almira Azam

Almira Azam

ah qm mah suka sekali menggantung yg digantung🤭🤣🤣 lgi enak² baca eh tau² bersambung 😁. semngat upnya kk😘🥰🙏

2023-03-04

0

Nay Sha

Nay Sha

lagi dong thor,dikit amet

2023-03-04

0

Halimah

Halimah

lanjut dong thor

2023-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!