Sesaat Amel tertegun menatap kehadiran Alvin. Ditambah lagi Alvin bicara begitu gamblang tentang siapa Amel. Wanita itu benar-benar tak bisa lagi berkutik selain menerima dengan pasrah jika akhirnya Radit tahu yang sebenarnya.
"Apa maksud kamu, Vin? Jajan, apa maksud kamu? siapa yang jajan?" tanya Radit memberondong tidak paham.
"Maaf, aku permisi dulu," ucap Amel beranjak dari hadapan mereka.
Sementara itu Alvin masih menatap kepergian Amel hingga hilang dari pandangannya. Pria itu memang cukup candu dengan segala pesona wanita penghibur itu.
"Hei, kenapa kamu melihat calon istriku seperti itu? Apakah kamu dan Amel pernah ada hubungan?" tanya Radit memukul bahu Alvin.
"Apa! Calon istri?" tanya Alvin sungguh terkejut dengan segala ketidakpercayaan.
"Ya, dia calon istriku. Dan apa maksud mu tadi tentang istilah jajan itu?" tanya Radit masih penasaran.
"Dit, apakah kamu tidak tahu siapa sebenarnya calon istrimu itu?"
"Ya, aku tahu dia seorang yatim piatu, ayah dan ibunya sudah meninggal," jawab Radit begitu polos.
"Ya ampun, bukan itu maksud aku,Dit! Dia itu adalah seorang cewek BO!" tegas Alvin yang tak ingin temanya tertipu.
"Heh, kamu jangan bicara asal ya! Dia itu wanita baik-baik!" sentak Radit, Seketika emosinya memuncak.
"Hahaha... Bangun kawan! Jangan terlalu polos. Aku tegaskan sekali lagi padamu bahwa dia itu wanita penghibur. Bahkan aku sering menggunakan jasanya!" tegas Alvin begitu lantang.
Seketika dunia Radit runtuh saat mendengar penjelasan dari temannya sendiri, bahkan Alvin dengan gamblang mengatakan sering meniduri wanita yang akan dinikahinya.
"Sekarang kamu keluar dari rumahku! Keluar!" bentak Radit begitu garang.
"Oke, Oke. Aku pulang sekarang. Aku cuma ingin menegaskan sekali lagi padamu. Jangan mudah tertipu dengan seorang wanita, lebih baik kamu tanyakan sendiri padanya!"
Alvin segera beranjak meninggalkan kediaman temannya. Sementara itu Radit masih terpaku di tempat duduknya. Radit masih mengatur nafas agar lebih tenang sebelum dia menemui Amel untuk meminta penjelasan.
Sementara Amel duduk melamun dikamar sikecil Rafif. Amel menatap bocah kecil itu yang masih bermain Lego diatas ranjangnya.
Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dengan kasar. Amel dan Rafif tersentak melihat kehadiran Pria itu dengan raut wajah datar dan aura dingin.
"Amel ikut denganku sebentar!" titah Pria itu kembali keluar dari kamarnya.
Dengan langkah lesu Amel berjalan dibelakang Radit. Radit membawa Amel bicara di taman belakang.
"Sekarang jelaskan siapa dirimu yang sebenarnya Amel!" bentak Radit yang ternyata tak bisa menahan amarahnya.
Wanita itu duduk di bangku besi sembari menatap lurus kedepan. Hatinya tersenyum perih. Ternyata hanya sampai disini dirinya membersamai Pria yang dicintainya.
"Ya, apa yang dikatakan oleh teman kamu itu adalah benar. Aku adalah seorang wanita penghibur," ucap wanita itu dengan jujur.
"Jadi, benar kamu sudah menjebak ku! Kenapa kamu membohongi aku! Kenapa?!" bentak Radit dengan emosi tangannya meninju meja granit yang ada dihadapannya.
Amel hanya diam tak berkutik. Hanya air matanya yang bisa menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.
"Jawab Amel! Apa yang kamu inginkan dariku? Kenapa kamu masuk dalam kehidupanku?!" sentak Radit kembali.
Amel masih diam menerima segala amarah Pria itu. Bibirnya tak tahu harus berkata apa, rasanya begitu kaku dan kelu. Sulit untuk mengatakan yang sebenarnya, apakah cinta wanita sepertinya ada yang percaya?
"Jawab Amel! Jangan diam saja!" kembali Radit menghardik wanita itu.
"Karena aku mencintai kamu, Mas!" ucap Amel pada akhirnya mengakui perasaannya, tak peduli Pria itu akan mentertawakan rasa yang dia punya.
"Cinta? Hahaha... Benarkah cinta? Siapa orang bisa mempercayai cinta wanita sepertimu. Sudah berapa banyak kamu mengatakan kalimat itu pada lelaki hidung belang diluaran sana, dan mungkin saja..."
"Cukup, Mas! Aku memang wanita penghibur, aku kotor, aku hina. Tapi aku tidak pernah sekalipun mengucapkan cinta pada siapapun. Bahkan aku tidak pernah merasakan cinta itu tumbuh dalam hatiku. Dan hingga suatu hari aku bertemu denganmu. Aku merasakan jantungku berdebar saat dirimu memelukku. Aku baru merasakan cinta ada saat bersamamu. Itulah alasan kenapa aku nekat membohongi kamu, Mas. Karena aku sangat mencintai kamu. Aku hanya ingin hidup bahagia bersamamu. Hng! tapi aku sadar. Perempuan kotor sepertiku tidak berhak mencintai Pria baik sepertimu. Maafkan atas segala kesalahanku, Mas. Terimakasih sudah mampir di kehidupanku walau sesaat!"
Amel segera beranjak meninggalkan Radit yang masih diam terpaku. Hati Pria itu entah. Radit masih belum bisa mempercayai ucapan wanita itu. Radit meremat rambutnya dengan kuat.
Amel memasukkan semua pakaiannya kedalam koper. Air matanya masih mengalir deras. Masih belum rela meninggalkan tempat dimana dirinya mendapatkan kenyamanan selama beberapa hari ini.
"Tante Amel mau kemana? Kenapa Tante pergi, kenapa Tante tidak disini saja tinggal bersama aku dan Papa," seru Rafif menahan langkah wanita yang sangat menyayanginya selama satu minggu ini.
Amel menghapus air matanya, lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan bocah kecil itu. "Rafif Sayang, Tante sudah tidak bisa lagi tinggal disini. Maafin Tante ya, Rafif jaga diri baik-baik, Tante sangat menyayangi kamu." Amel mendekap tubuh mungil itu dan memberi kecupan di wajahnya.
Amelia segera melangkah meninggalkan Rafif yang masih terisak menangis. Amel berpapasan dengan Radit saat ingin keluar. Pria itu membuang muka, hatinya masih terasa sakit karena dibohongi. Padahal lusa hari akad sudah ditentukan.
"Maafkan aku, Mas. Semoga segera mendapatkan wanita baik pendamping dirimu." Amel menggeret koper bawaannya dan segera masuk kedalam taksi online yang telah dipesannya.
Wanita itu kembali menempati hunian yang rencananya ingin ia jual dan uangnya akan di berikan ke panti asuhan. Amel kembali menumpahkan air matanya.
Sungguh rasanya begitu sakit saat harap tak menjadi nyata. Kini Pria itu sudah tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Amel menghela nafas dalam mencoba untuk menetralkan perasaannya yang sedang gundah.
Tak mengapa, biarlah semua akan menjadi sebuah kenangan indah yang akan tersimpan didalam sanubari. Seperti yang telah ia bayangkan sebelumnya, ia tidak akan pernah menyesali, setidaknya ia telah melabuhkan hatinya di dermaga cinta pada seorang duda Tampan.
Amel merebahkan tubuhnya untuk mencari kenyamanan agar segera menemui mimpi, dan masih berharap bisa bertemu dengan Pria yang amat dicintainya.
Sementara itu di kediaman Dr Tampan, Radit masih berusaha untuk membujuk sang Putra yang sedari tadi tak bisa tidur dan masih menangis.
"Rafif, ayo tidur, Nak. Papa bilang mulai sekarang kamu harus melupakan Tante Amel!" ucap Pria itu sedikit tegas pada putranya.
"Nggak mau! aku mau Tante Amel disini temani Rafif bobok. Kenapa Papa jahat sekali usir Tante Amel! Hu... hu.." tangis bocah itu semakin kuat.
"Rafif, dengarkan Papa! Kamu masih cukup kecil untuk mengetahui segalanya. Ayo sekarang tidur!" titah Pria itu yang masih tak dipedulikan oleh bocah itu.
Bersambung....
Happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Hani Tiara riani
😭
2024-01-01
1
Marliana MARLIANA
part ini mengandung bawang rasanya tak pngen Baca mo lompat aj tpi pnasaran mengalahkannya.....
2023-03-05
1