BAB. 5 Masa lalu Ali dan Kinanti

Ali terus saja menatap foto itu hingga senyuman tipis terukir di bibirnya, awalnya ia sangat sedih, tapi setelah menatap foto istrinya saat kecil, tidak ada lagi kesedihan di wajahnya, yang ada hanya tersenyum saat mengingat masa kecilnya.

Flashbeck On

Semenjak Bundanya memasukan Ali ke dalam pesantren, Ali selalu kabur dari pesantren dan selalu berakhir di tanggap oleh Mamang Santri penjaga gerbang pesanten.

Ali tidak tau harus pergi kemana, ia rindu Bundanya yang sudah lama tidak pernah datang lagi, terakhir kali datang Bundanya mengatakan kalau ia harus menjadi lelaki yang ta'at agama dan mengatakan kalau Bunda pergi hanya menyembuhkan luka hatinya, suatu saat Bunda akan kembali, tapi sudah 2 bulan ia di pesantren Bundanya tidak pernah lagi datang menemuinya.

Sudah 1 minggu Ali sering kabur, dan selalu di tangkap oleh Mamang santri, kini ia juga kabur lagi, ia sedang berlari.

"Ali! Jangan kabur nak!"

Mamang santri berteriak mengejar Ali yang terus saja berlari. Tiba-tiba Ali menabrak seorang Gadis kecil.

Bruk..!

"Maaf!"

Setelah mengatakan maaf Ali akan berlari lagi, tapi tangannya di cekal oleh Gadis kecil yang di tabraknya. Gadis kecil itu adalah bernama Kinanti Azizah Kanaya, ia baru saja berusia 12 tahun.

"Eh, kamu mau kemana?!

"Ali di kejar Mang santri, Ali mau kabur dari pesantren."

"Iya sudah ayo ikut aku!"

Kinanti langsung menggenggam tangan Ali, ia mengajak Ali bersembunyi di samping mobil saat ia dan Ali melihat Mamang santri yang mengejar Ali.

Setelah Mamang santri itu pergi mereka berdua langsung keluar dari persembunyiannya. Kinanti masih menggenggam tangan Ali, lalu mengajak Ali untuk berteduh di bawah pohon samping jalan.

"Kamu mau kemana?"

"Aku mau mencari Bunda, aku rindu Bunda."

"Kenapa tidak memijam telpon untuk menelpon Bundamu?"

"Bunda bilang kalau Bunda akan kembali setelah luka hatinya sembuh, tapi sudah 2 bulan Bunda tidak pernah datang lagi."

"Lalu bagai mana dengan Ayahmu?"

"Ayah tidak pernah menginginkan Ali dan Bunda, Ayah tidak pernah sayang Ali dan Bunda, Ayah hanya ingin harta Bunda, semua kasih sayang yang Ayah berikan pada kami ternyata palsu."

Saat mendengar jawaban dari Ali, Kinanti langsung meneteskan air mata, ia merasakan sakit walau pun usianya baru 12 tahun. Kinanti langsung memeluk Ali, ia berkali-kali mengecup kening Ali.

"Kamu jangan kabur, nanti kalau Bunda kamu menemui kamu di pesantren bagai mana?"

"Tapi Ali rindu Bunda."

Ali juga membalas pelukan dari Kinanti, ia merasa nyaman saat di peluk oleh Kinanti, ia merasa memiliki Kaka. Kinanti melepaskan pelukannya sambil menghapus air matanya sendiri.

"Kalau kita sudah dewasa nanti kita cari Bunda sama-sama kalau Bunda kamu belum pulang juga. Kenalin nama aku Azizah."

Kinanti berbicara sambil mengulurkan tangannya pada Ali yang langsung di jabat oleh Ali.

"Ali panggil Kak Izah boleh?"

Ali bertanya sambil melepaskan jabatan tangannya.

"Tentu saja boleh, kamu panggil aku Kak Izah, lagian usia aku sudah 12 tahun, kalau usia kamu berapa tahun?"

"Usia Ali 7 tahun Kak."

Itu lah awal perkenalan Ali dan Kinanti, membuat mereka sering bermain bersama. Kinanti selalu membantu Ali kabur dari pesantren untuk bermain-main bersamanya.

Bahkan Kinanti juga tidak marah saat Ali sering iseng memasukan garam atau sambal di mie yang mereka pesan atau saat mereka beli bakso, tapi ia merasa seperti memiliki seorang adik lelaki.

Kinanti merasakan bahagia setiap kali datang untuk menemui Ali, dan kebiasaannya setiap bertemu Kinanti selalu mencium kening Ali sebagai tanda kasih sayangnya.

Sudah 2 minggu Ali dan Kinanti sering bertemu, sekarang mereka sedang bermain di taman bermain dengan Kinanti yang sedang mengayun-ayun Ali.

"Kak Izah, nanti kalau Ali sudah dewasa Ali akan menikahi Kaka"

"Memangnya apa alasan Ali ingin menikahi Kaka?"

Kinanti bertanya sambil menatap serus mata Ali, sedangkan tanganya masih mengayun Ali.

"Kak Izah baik, sayang sama Ali, jadi saat Ali dewasa Ali akan menikahi Kaka."

"Mana ada begitu Ali, kamu sama Kak Izah usianya beda 5 tahun, kamu nanti malu karena Kak Izah sudah keriput, tapi kamu masih tetap tampan dan imut."

"Ali tidak akan malu, dan akan Ali buktikan kalau suatu saat Ali menikahi Kak Izah, apa lagi Ali juga akan berusaha menjadi yang terbaik mengurus perusahaan dan Apartement yang di tinggalkan Bunda, agar kelak Ali bisa bertanggung jawab sebagai suami yang baik untuk Kaka."

Kinanti menghela napas berat, dadanya terasa sesak setiap kali mendengar Ali mengatakan perusahaan dan Apartement yang di tinggalkan Bunda Ali, lelaki sekecil Ali harus berusaha dalam hal seperti itu, tapi ia tau kalau Ali mampuh, karena saat melihat Ali bisa membobol akses perusahaan nomer 10 di asia, itu menandakan kalau Ali memang anak yang cerdas.

Sudah 1 bulan Ali dan Kinanti sering bertemu, kini Kinanti akan berpamitan pada Ali karena perusahaan Ayahnya bangkrut, ia terpaksa harus kembali ke rumah Kakeknya yang ada di Semarang.

"Ali, Kaka mau pamitan sama Ali."

Kinanti berbicara sambil mengelus kepala Ali yang tertutup peci.

"Kak Izah juga mau tinggalin Ali? Kak Izah tidak sayang Ali seperti Bunda dan Ayah?"

"Kak Izah sayang Ali, tapi perusahaan Ayah mengalami kebangkrutan dan Kakek sedang sakit saat tau perusahaannya bangkrut."

"Ali akan membantu perusahaan Kaka, Ali akan bilang pada Pak Samsul untuk membantu perusahaan Kaka."

Pak Samsul adalah kepercayaan di Alfero Grup.

"Tidak usah Ali, Kak Izah tidak mau berhutang budi."

Setelah mengatakan itu Kinanti langsung melepaskan kalung yang di pakainya, ia langsung mengambil tangan Ali dan meletakan kalung itu di tangan Ali.

"Ini adalah kalung turun temurun dari Kakek, kalau sampai kamu ingin menemui Kak Izah, kamu bisa tunjukan kalung ini di perumahan permata, Kak Izah yakin mereka akan langsung mengenalinya karena kalung ini hanya keluarga Kanaya yang memilikinya."

Ali menerima kalung itu dengan mata yang sudah memerah, ia baru saja merasa memiliki Kaka, tapi wanita yang ia anggap Kaka itu akan pergi meninggalkannya.

Ali dan Kinanti saling berpelukan. Kinanti tetap sama, ia berkali-kali mencium kening Ali.

"Kak Izah, nanti kalau sudah dewasa Ali akan datang untuk melamar Kaka ke sana."

"Mana ada begitu Ali, kita lihat setelah dewasa nanti."

"Iya Kak."

Di situ lah akhirnya Ali dan Kinanti berpisah, dan Ali juga sudah tidak pernah kabur lagi. Bahkan setelah kejadian itu Ali menjadi lelaki yang rajin dari sekolah mau pun di pesantren, belum lagi ia belajar tentang perusahaan, agar kelak perusahaan itu masih selalu maju saat Bundanya datang.

Ali berharap Bundanya akan datang sendiri tanpa harus ia cari, dan Ali berharap Bundanya bangga memiliki putra seperti ia. Bukan hanya itu Ali juga berharap kalau suatu saat ia bisa menikahi Kinanti.

Flashback off

"Jadi Kinanti itu adalah Kak Izah? Kenapa aku tidak menyadarinya saat tadi mengucapkan ijab kabul namanya Kinanti Azizah Kanaya."

Ali tidak menyangka kalau wanita yang ia cari 1 tahun yang lalu sekarang telah resmi menjadi istrinya.

Terpopuler

Comments

Ratu Fadira

Ratu Fadira

seru thor

2024-01-02

0

Rahma AR

Rahma AR

semangat

2023-04-02

1

mom mimu

mom mimu

ucapan yg jadi kenyataan ya Li... selamat deh 😁😁

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Batal Nikah
2 BAB. 2 Meminta Restu
3 BAB. 3 Menikah
4 BAB. 4 Nasehat Dari Kinar
5 BAB. 5 Masa lalu Ali dan Kinanti
6 BAB. 6 Meminta Berpisah
7 BAB.7 Pindah Apartement
8 BAB. 8 Kemarahan Kinanti
9 BAB. 9 Kemarahan Ali
10 BAB. 10 pujian dari Kinanti
11 BAB. 11 Hinaan
12 BAB. 12 Ali datang
13 BAB. 13 Jalur Damai
14 BAB. 14 2 Asisten rumah tangga
15 BAB. 15 Gaun Muslimah
16 BAB. 16 Bersikap Kanak-kanakan
17 BAB. 17 Menolak lamaran
18 BAB. 18 Pertanyaan dari Ning Alisah
19 BAB. 19 Gengsi
20 BAB. 20 Jamila
21 BAB. 21 Aska
22 BAB. 22 Mall
23 BAB. 23 Permintaan Kinanti
24 BAB. 24 berkunjung
25 BAB. 25 Barang sampah
26 BAB. 26 Syuting
27 BAB. 27 Di Bully
28 BAB. 28 Ciuman
29 BAB. 29 Kinanti Menyesal
30 BAB. 30 Komentar Netizen
31 BAB. 31 Ali VS Aska
32 BAB. 32 Aska datang ke apartemen
33 BAB. 33 Alfero Isabel
34 BAB. 34 Kemarahan Kenan
35 BAB. 35 Membuka Identitas
36 BAB. 36 Berandai-andai
37 BAB. 37 Ali Kecewa
38 BAB. 38 Ali Marah
39 BAB. 39 Tangisan Kinanti
40 BAB. 40 Saling minta maaf
41 BAB. 41 Saling mengungkapkan
42 BAB. 42 Bertanya
43 BAB. 43 Making Love
44 BAB. 44 Kinanti Sangat Bersyukur
45 BAB. 45 Berkunjung Kerumah Kakek
46 BAB. 46 Wanita bercadar
47 BAB. 47 Menceritakan Masa lalu Ali
48 BAB. 48 Obrolan
49 BAB. 49 Ancaman untuk istri
50 BAB. 50 Lusi VS Kinanti
51 BAB. 51 Bi Yanti Mengenali Aroma Parfum
52 BAB. 52 Kenan Datang Ke Apartement
53 BAB. 53 Gadis Sepesial
54 BAB. 54 Ali Kecilnya
55 BAB. 55 Aska Kecewa
56 BAB. 56 Aska Minta Maaf
57 BAB. 57 Kelakuan Kinanti
58 BAB. 58 di sentil
59 BAB. 59 Cibiran
60 BAB. 60 Hinaan
61 BAB. 61 Cctv
62 BAB. 61 Kemarahan Ali
63 BAB. 63 Saling minta maaf tidak tulus
64 BAB. 64 Di Kantor
65 BAB. 65 Berkunjung ke rumah mertua
66 BAB. 66 Lisa
67 BAB. 67 Masak soup
68 BAB. 68 Kinanti dan Lusi
69 BAB. 69 Tersinggung
70 BAB. 70 Lisa minta maaf
71 BAB. 71 Ayunda dan Yuna
72 BAB. 72 Anisa
73 BAB. 73 Aska
74 BAB. 74 Aska pulang
75 BAB. 75 Ali kecewa
76 BAB. 76 Ali Kinanti
77 BAB. 77 Video Call
78 BAB. 78 Kebohongan Anisa
79 BAB. 79 Mall
80 BAB. 80 Makan siang
81 BAB. 81 Menemukan Pelaku
82 BAB. 82 Patan
83 BAB. 83 Keingin Kinanti
84 BAB. 84 Lisa
85 BAB. 85 konfirmasi
86 BAB. 86 Hinaan
87 BAB. 86 Polisi
88 BAB. 88 Alibi Aska
89 BAB. 89 Kenan setuju
90 BAB. 90 Datang ke pesantren
91 BAB. 91 Nasehat dari Ali
92 BAB. 92 Anisa kecelakaan
93 BAB. 93 Donor Darah
94 BAB. 94 Pernah mendonor Darah
95 BAB. 95 Pakta dari Lusi
96 BAB. 96 Menganggap anak kandung
97 BAB. 97 Memberikan kesempatan
98 BAB. 98 Aska minta maaf
99 BAB. 99 Melihat Anisa
100 BAB. 100 Morgan ingin tau
101 BAB. 101 Aska menemani Anisa
102 BAB. 102 Aska ingin menikahi Anisa
103 BAB. 103 Kinanti Hamil
104 BAB. 104 Allan Marah
105 BAB. 105 Beli gaun pengantin
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BAB. 1 Batal Nikah
2
BAB. 2 Meminta Restu
3
BAB. 3 Menikah
4
BAB. 4 Nasehat Dari Kinar
5
BAB. 5 Masa lalu Ali dan Kinanti
6
BAB. 6 Meminta Berpisah
7
BAB.7 Pindah Apartement
8
BAB. 8 Kemarahan Kinanti
9
BAB. 9 Kemarahan Ali
10
BAB. 10 pujian dari Kinanti
11
BAB. 11 Hinaan
12
BAB. 12 Ali datang
13
BAB. 13 Jalur Damai
14
BAB. 14 2 Asisten rumah tangga
15
BAB. 15 Gaun Muslimah
16
BAB. 16 Bersikap Kanak-kanakan
17
BAB. 17 Menolak lamaran
18
BAB. 18 Pertanyaan dari Ning Alisah
19
BAB. 19 Gengsi
20
BAB. 20 Jamila
21
BAB. 21 Aska
22
BAB. 22 Mall
23
BAB. 23 Permintaan Kinanti
24
BAB. 24 berkunjung
25
BAB. 25 Barang sampah
26
BAB. 26 Syuting
27
BAB. 27 Di Bully
28
BAB. 28 Ciuman
29
BAB. 29 Kinanti Menyesal
30
BAB. 30 Komentar Netizen
31
BAB. 31 Ali VS Aska
32
BAB. 32 Aska datang ke apartemen
33
BAB. 33 Alfero Isabel
34
BAB. 34 Kemarahan Kenan
35
BAB. 35 Membuka Identitas
36
BAB. 36 Berandai-andai
37
BAB. 37 Ali Kecewa
38
BAB. 38 Ali Marah
39
BAB. 39 Tangisan Kinanti
40
BAB. 40 Saling minta maaf
41
BAB. 41 Saling mengungkapkan
42
BAB. 42 Bertanya
43
BAB. 43 Making Love
44
BAB. 44 Kinanti Sangat Bersyukur
45
BAB. 45 Berkunjung Kerumah Kakek
46
BAB. 46 Wanita bercadar
47
BAB. 47 Menceritakan Masa lalu Ali
48
BAB. 48 Obrolan
49
BAB. 49 Ancaman untuk istri
50
BAB. 50 Lusi VS Kinanti
51
BAB. 51 Bi Yanti Mengenali Aroma Parfum
52
BAB. 52 Kenan Datang Ke Apartement
53
BAB. 53 Gadis Sepesial
54
BAB. 54 Ali Kecilnya
55
BAB. 55 Aska Kecewa
56
BAB. 56 Aska Minta Maaf
57
BAB. 57 Kelakuan Kinanti
58
BAB. 58 di sentil
59
BAB. 59 Cibiran
60
BAB. 60 Hinaan
61
BAB. 61 Cctv
62
BAB. 61 Kemarahan Ali
63
BAB. 63 Saling minta maaf tidak tulus
64
BAB. 64 Di Kantor
65
BAB. 65 Berkunjung ke rumah mertua
66
BAB. 66 Lisa
67
BAB. 67 Masak soup
68
BAB. 68 Kinanti dan Lusi
69
BAB. 69 Tersinggung
70
BAB. 70 Lisa minta maaf
71
BAB. 71 Ayunda dan Yuna
72
BAB. 72 Anisa
73
BAB. 73 Aska
74
BAB. 74 Aska pulang
75
BAB. 75 Ali kecewa
76
BAB. 76 Ali Kinanti
77
BAB. 77 Video Call
78
BAB. 78 Kebohongan Anisa
79
BAB. 79 Mall
80
BAB. 80 Makan siang
81
BAB. 81 Menemukan Pelaku
82
BAB. 82 Patan
83
BAB. 83 Keingin Kinanti
84
BAB. 84 Lisa
85
BAB. 85 konfirmasi
86
BAB. 86 Hinaan
87
BAB. 86 Polisi
88
BAB. 88 Alibi Aska
89
BAB. 89 Kenan setuju
90
BAB. 90 Datang ke pesantren
91
BAB. 91 Nasehat dari Ali
92
BAB. 92 Anisa kecelakaan
93
BAB. 93 Donor Darah
94
BAB. 94 Pernah mendonor Darah
95
BAB. 95 Pakta dari Lusi
96
BAB. 96 Menganggap anak kandung
97
BAB. 97 Memberikan kesempatan
98
BAB. 98 Aska minta maaf
99
BAB. 99 Melihat Anisa
100
BAB. 100 Morgan ingin tau
101
BAB. 101 Aska menemani Anisa
102
BAB. 102 Aska ingin menikahi Anisa
103
BAB. 103 Kinanti Hamil
104
BAB. 104 Allan Marah
105
BAB. 105 Beli gaun pengantin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!