Kinar Azizah Kanaya, adik dari Kinanti yang berusia 21 tahun itu sangat terkejut saat lelaki yang akan menikahinya di ganti dengan Ali, ia tadi mengangkat telpon dari sahabatnya sampai lupa waktu hingga tidak tau apa yang terjadi dalam permasalahan keluarganya hingga mempelai lelakinya di ganti dengan Ali.
Kinar adalah seorang santriwati dari pesantren yang sama dengan Ali, ia masuk pesantren dari kelas 2 SMA saat Ali menolongnya dari kekasihnya yang akan melecehkan ia saat itu di sebuah apartemen Alfero.
Di situ lah Kinar mengenal Ali hingga bertekad masuk pesantren karena ia jatuh cinta dalam pandangan pertama dengan pesona Ali, tapi ia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena ia pikir Ali memiliki perjodohan dengan Ning Alisah, putri dari pak kiai tempat ia modok.
Namun Kinar tidak menyangka kalau sekarang Ali akan menikahi Kakanya sendiri yang usianya lebih tua 5 tahun dari Ali, hingga ia berkali-kali mengucapkan istghfar di dalam hatinya, mata ia juga sudah memerah karena rasa cemburu yang sangat dalam saat lelaki yang ia cintai bersanding dengan Kaka kandungnya sendiri.
Kinar tidak tau apa setelah ini hari-harinya baik-baik saja saat ia berubah menjadi wanita muslimah untuk mendapatkan pujaan hatinya, bahkan ia selalu menyebut nama Ali di sholat sepertiga malamnya, tapi nyatanya Allah tidak menuliskan Ali sebagai jodohnya.
"Kuatkan hamba iya Allah, jangan sampai hamba kembali ke jalan yang salah karena melihat lelaki yang hamba cintai menikahi Kaka hamba." batin Kinar
Semua mendadak hening saat Ali sudah menjabat tangan calon Ayah mertuanya, mereka ingin mendengarkan ucapan sakral dari Ali
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahrill mazkurr halalan!"
"Sah!"
Hampir semua mengatakan sah dengan sangat kompak, hanya keluarga dari Kenan dan Lisa yang diam membisu termasuk Kinar. Setetes air mata Kinar jatuh saat mendengar ucapan sah dari semua orang.
Air mata Kinanti tiba-tiba menetes saat mendengar suara Ali yang mengucapkan ijab kabul begitu lantang dan mantap, terlebih ia tidak menyangka kalau Ali akan menikahinya menggunakan bahasa arab.
Kinanti tidak tau air mata bahagia atau air mata kesedihan yang keluar dari matanya sekarang. Setelah selsai membaca do'a Mirna menyuruh putrinya untuk mencium tangan suaminya.
"Nak, cium tangan suamimu."
Kinanti menganggukan kepala pelan, lalu ia langsung mencium tangan Ali yang sekarang sudah sah menjadi suaminya, di ikuti dengan Ali yang mencium kening istrinya cukup lama.
Kinanti bisa melihat tatapan mata yang meneduhkan dan senyuman yang menenangkan dari suaminya. Setelah itu Ali langsung memakaikan kalung itu pada Kinanti.
"Silahkan nak Ali berikan KTP dan ini ada beberapa yang harus nak Ali catat."
Pak penghulu langsung memberikan buku di sana untuk Ali.
"Iya Pak."
Ali langsung menyerahkan foto copi KTP dan foto ukuran kecil untuk buku nikah, lalu mengisi yang ada di sana.
"Begini nak Ali dan nak Kinanti, karena ada perubahan nama jadi surat nikah kalian 1 minggu baru jadi."
"Iya tidak apa-apa pak."
Setelah itu Ali dan istrinya berjalan ke arah ke dua orang tua istrinya. Rangga langsung memeluk putrinya dengan sangat erat.
"Nak, sekarang tanggung jawabmu bukan Ayah lagi, kamu harus menurut apa kata suami, karena surgamu ada di suamimu."
Ucapan itu membuat Kinanti terkejut, apa maksudnya Ayahnya mengatakan itu, ia saja akan meminta berpisah setelah ini, ia menikah karena ia tidak mau orang tuanya malu.
"Iya Ayah."
Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Kinanti. Rangga dan putrinya langsung melepaskan pelukannya, ia langsung mengecup kening putrinya lalu ke dua mata putrinya yang mengelurkan air mata, ia merasa sangat lega saat putrinya sudah sah di nikahi oleh Ali.
Setelah itu Kinanti langsung ke arah Bundanya, ia langsung memeluk Bundanya dengan sangat erat. Begitu pun dengan Mirna, ia membalas pelukan dari putrinya.
"Ingat kamu harus menurut sama suami nak, rubah sifat keras kepalamu, karena sekarang kamu sudah menikah."
"Iya Bunda."
Setelah itu mereka langsung melepaskan pelukannya. Kini giliran Ali menyalami Ayah mertuanya. Rangga langsung memeluk menantunya dengan sangat erat.
"Ali, sekarang tanggung jawab Kinanti bukan lagi Ayah, Ayah harap kamu bisa sabar menghadapi sifat keras kepala Kinanti, Ayah harap kamu bisa membimbing Kinanti menjadi wanita muslimah yang sesungguhnya.
"Insya Allah Ayah, Kinanti sudah tanggung jawab Ali. Ali akan berusaha menjadi suami yang baik untuk Kinanti."
Rangga menganggukan kepalanya, ia langsung melepaskan pelukan itu, lalu menepuk pelan punggung menantunya. Setelah itu Ali langsung ke arah Mirna, ia berdiri di depan Mirna.
"Bunda harap kamu sabar menghadapi tingkah kanak-kanakannya kelak Ali."
"Insya Allah Bunda."
Setelah itu kini Kinar langsung berjalan ke arah kakanya yang sudah berdiri di depan sofa pelaminan. Kinar langsung memeluk kakanya dengan sangat erat.
"Selamat iya kak, semoga kaka menjadi istri yang baik utuk akang Ali, dia adalah lelaki yang baik, jangan sampai kaka menyia-nyiakannya."
Kinar berbicara sangat pelan sekali, hingga terdengar oleh Kakanya saja. Di pesantren Ali memang selalu di panggil akang oleh para santri. Kinanti sangat terkejut saat mendengar suara adiknya yang seperti menahan tangisanya.
Setelah mengatakan itu Kinar langsung melepaskan pelukannya, walau pun Kakanya belum menjawab ucapannya, ia langsung bergeser ke arah Ali sambil menunduk.
"Barakallah Akang, Kaka Kinati, semoga menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, warohmah."
Ali yang hapal dengan suaranya, ia mengangkat kepalanya sekilas lalu langsung menunduk lagi.
"Kinar!"
Kinar bisa mendengar suara terkejut dari Ali karena ia tau kalau tadi Ali mendongkakan kepalanya sekilas untuk melihatnya, tadi ia melihat melalui lirikan matanya tanpa mau mendongkakkan kepala karena air matanya sudah akan jatuh lagi.
"Iya Akang, Kak Kinati adalah Kaka saya, iya sudah aku tinggal dulu gantian dengan yang lain."
"Iya terima kasih Kinar."
"Sama-sama Akang."
Setelah Kinar pergi sekarang giliran orang-orang yang mengucap selamat pada Ali dan Kinanti. Namun pikiran Kinanti tidak tenang setelah mendengar suara lirih dari adiknya, ia yakin kalau ada sesuatu yang di sembunyikan oleh adiknya, terlihat jelas raut wajah kecewa dari adiknya.
Sedangkan Kenan dan keluarga, mereka tidak mengucapkan selamat pada Ali dan Kinanti, bahkan mereka langsung pergi setelah suara sah itu terdengar di telinga mereka.
Ali dan istrinya hampir 3 jam menyalami orang-orang yang memberikan selamat dan do'a pada pernikahanya . Akhirnya acara itu selsai juga, sebelum pergi ke kamar Kinanti langsung bertanya pada suaminya karena rasa penasarannya sangat besar.
"Apa kamu mengenal Kinar?"
"Iya, saya dan Kinar memang satu pesantren, Kinar juga seorang senior, tentu saya mengenal Kinar karena saya sebagai ketua dewan santri di sana."
Kinanti hanya diam saat mendengar jawaban dari suaminya, tapi ia bisa menyimpulkan kemungkinan kalau adiknya mencintai suaminya, itu kenapa adiknya sangat kecewa.
"Sudah, ayo kita mandi, aku sudah ingin mandi dari tadi."
"Kenapa harus mengajak-ajak aku untuk mandi? Kamu mandi duluan saja, kamu naik tangga lalu lurus saja, nanti juga ada kamar dekat tangga itu kamarku."
"Baik lah kalau begitu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sartini Dimitri Mah
ya ampun nyesek banget jadi kinar
2023-07-08
0
Rahma AR
like
2023-04-02
1
mom mimu
waduhh kasian kinar, yg sabar ya... semoga kamu dapat pengganti Ali secepatnya...
2023-03-03
1