Ali memang tinggal di pesantren, tapi apa salah jika ia membenci Ayah kandungnya yang tidak menginginkannya. Ayahnya sama sekali tidak pernah berpikir untuk Ali, Ayahnya hanya memikirkan istri pertama dan putra pertamanya.
Bahkan karena kejadian 15 tahun silam Ali harus kehilangan Bundanya yang entah pergi ke mana, yang jelas Bundanya tidak benar-benar menyerahkan semua harta pada Ayahnya.
Kesuma Grup adalah di dirikan oleh Anisa saat Kenan baru menikahi Anisa, dan akhirnya perushaan itu di berikan pada Kenan oleh Anisa agar mempercepat perceraiannya.
Sebelum Anisa pergi Ali putra satu-satunya itu di berikan perusahaan Alfero Grup dan 60 unit Apartement Alfero, pesan terakhir yang ia ingat kalau Bundanya ingin ia ta'at agama, karena lelaki yang ta'at agama akan bisa membimbing istrinya ke jalan menuju Rabbnya.
Lalu ada juga pesan ke dua dari Bundanya, Bundanya akan kembali setelah luka hatinya sudah sembuh, tapi hingga 15 tahun lamanya Ali tidak pernah melihat Bundanya lagi, ia juga tidak pernah tau bagai mana kabar Bundanya.
"Jaga mulutmu Ali! Apa kamu tidak berpikir kalau semua biyaya kamu itu dari Ayah?!"
Ali tersenyum mesam masih sambil menundukan pandanganya, ia akui kalau semua biyaya hidupnya dari Ayahnya, karena ia ingat betul kalau Kesuma Grup dulu milik Bundanya, jadi ia menerima semua biyaya yang di berikan oleh Ayahnya.
"Kalau anda lupa saya akan ingatkan kembali kalau Kesuma Grup di dirikan oleh Bunda saya, jadi tidak salah kalau saya menerima uang pemberian dari anda, karena sampai kapan pun masa lalu itu akan tetap saya ingat!"
Kenan hanya diam membisu, ia tidak meladeni ucapan putra ke duanya, kalau ia terus berdebat itu akan berdampak buruk pada perusahaannya.
"Bagai mana Kinanti apa kamu bersedia menikah dengan saya?"
Bukan Ali mencintai Kinanti atau mengidolakan Kinanti, ia sama sekali tidak tau siapa Kinanti, bahkan tau Kinanti seorang model nomer satu di Wijaya Grup saja itu dari Ayahnya, tapi ia hanya yakin kalau Kinanti adalah jodohnya.
Apa lagi selama ini Ali selalu menjaga hatinya, ia tidak mau kalau hatinya ternodai oleh cinta, ia hanya ingin belajar mencintai wanita saat wanita itu sudah menjadi makhromnya.
Kinanti melihat ke dua orang tuanya sesaat sebelum ia menjawab pertanyaan dari Ali, tapi ia melihat ke dua orang tuanya menganggukan kepala, itu artinya kalau orang tuanya sangat setuju kalau ia menikah dengan Ali.
"Aku bersedia."
Pada akhirnya Kinanti menerima pernikahan itu terlebih dahulu, masalah rumah tangganya ia pikirkan nanti, karena sekarang bukan waktu yang tepat.
Saat Ali mendengar jawaban dari Kinanti, ia langsung maju ke arah orang tua Kinanti, lalu langsung duduk bersimpuh, mungkin ia tidak sopan dengan menikahi putri orang lain tanpa lamaran lebih dulu.
"Om, Tante Ali meminta restu untuk menikahi Kinanti putri Om dan Tante, mungkin Ali terlihat tidak sopan meminta putri kalian di saat seperti ini, tapi Ali hanya percaya kalau Kinanti adalah jodoh Ali yang tertulis di Lauhul mahfudz."
Rangga langsung membangunkan Ali yang sedang bersimpuh di kakinya.
"Ayah sangat merestuinya, Ayah percayakan putri Ayah padamu Ali."
Rangga sengaja menekan kata Ayah pada Ali, ia merstui pernikahan itu bukan karena tidak ingin menanggung malu pada orang-orang yang sudah datang, tapi entah kenapa ia sangat percaya pada Ali bahwa Ali mampu mengambil tanggung jawab putrinya dari pada Aska.
Walau pun Rangga merestui pernikahan putrinya bersama Aska, tapi ia tidak sampai seyakin sekarang. Sekarang Rangga sangat yakin dengan Ali, apa lagi penampilan Ali yang sangat saleh, membuat ia berharap kalau Ali bisa membimbing putrinya ke jalan yang lebih baik lagi, selama ini ia sebagai Ayah saja tidak mampu membimbing putrinya untuk mengikuti ajaran agama yang sudah di tetapkan.
"Terima kasih karena Ayah sudah menerima Ali, Ali akan berusaha agar tidak mengecewakan kepercayaan yang Ayah berikan."
"Sama-sama nak."
Rangga menepuk pelan punggung Ali yang sekarang sudah resmi menjadi calon suami dari putrinya. Kinanti yang mendengar semua pembicaraan Ayahnya dan Ali, ia sangat terkejut saat mendengar ucapan Ayahnya yang sangat lembut pada Ali.
Aska tidak percaya kalau Rangga sangat mudah merestui pernikahan Kinanti dan Ali, saat itu ia saja sudah 2 kali di tolak oleh Ayah dari Kinanti, tapi adiknya begitu mudah untuk Rangga terima hingga membuat ia sangat marah.
"Bagus kalian memang sangat serasi! Kinanti yang sangat murahan, dan kamu Ali, Bundamu juga sangat murahan!"
Aska berbicara dengan sangat lantang karena ia sangat membenci adiknya, apa lagi ia sangat kecewa dengan Kinanti, dan sekarang ia sangat menyesal karena telah membatalkan pernikahan itu dengan Kinanti, tapi ia tepis jauh-jauh perasaan menyesalnya karena menurutnya Kinanti memang tidak pantas untuknya.
Ali tidak peduli dengan ucapan Kakanya, ia langsung berjalan ke arah Kinanti masih sambil menundukan kepalanya.
"Kinanti, saya hanya memiliki kalung 10 gram, karena awalnya itu sebagai kado pernikahan kalian."
Ali memang tidak berpikir kalau kejadiannya akan seperti ini, ia membeli kalung itu hanya sebagai kado. Awalnya Ali tidak akan datang pada pernikahan Kakaknya walau pun Ayahnya mengirim undangan pernikahan itu ke pesantren, karena ia harus mengadiri sidang hari ini, tapi entah kenapa hatinya menginginkan datang hingga ia memutuskan untuk datang.
"Tidak apa-apa."
Kinanti tidak masalah dengan mas kawinnya walau pun hanya kalung 10 gram, yang jelas untuk sementara ia harus menutupi aib keluarga terlebih dahulu, masalah lainnya urusan nanti.
"Dasar sama-sama murahan! Sampai-sampai ucapanku tidak di gubris! Ali, aku yakin kalau kamu akan menyesal telah menikahi Kinanti!"
"Saya tidak akan menyesal sama sekali, langkah apa pun yang sudah saya ambil, saya belum pernah menyesalinya karena saya punya Allah, saya percaya kalau Allah akan memberikan wanita yang baik untuk lelaki baik."
"Dasar anak ingusan!"
Kinanti menghela napas pelan, ia langsung memegang tangan Ali yang langsung di lepaskan oleh Ali.
"Jangan sentuh saya, kamu bukan makhrom saya."
Ucapan Ali mampu membuat Kinanti tercengang, ia tidak percaya dengan ucapan calon suaminya, di saat orang-orang berbondong-bondong ingin berfoto dan ingin dekat dengannya, tapi calon suaminya sangat berbeda
"Maksudku kita tidak perlu meladeni lelaki gila seperti Aska, nanti kita akan ketularan gilanya."
Awalnya Kinanti memang hanya akan mengatakan itu pada Ali, tapi ia tidak menyangka kalau calon suaminya itu melarang ia memegangnya dengan alasan bukan makhrom.
Menurut Kinanti Aska dan Ali sangat beebeda sekali walau pun satu Ayah, apa lagi saat ia mendengar untuk tidak menyentuh Ali, itu artinya Ali menjaga sentuhan dari seorang wanita.
"Tolong jangan terus berdebat, ini pernikahanya mau di lanjut atau tidak? Jadi siapa yang mau menikahi Kinanti?"
Pak penghulu itu sudah sangat geram saat mendengar drama keluarga yang menurut ia membuang-buang waktu.
"Iya saya yang akan menikahi Kinanti."
Ali langsung maju dan duduk di depan penghulu termasuk Rangga yang sudah duduk di depan Ali untuk menikahkan putrinya secara langsung tanpa menyuruh pak penghulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ibu Wawa
mampir lagi ya kak😂😂😂
2023-04-29
1
Dewi Payang
Aska gak sopan ya ngomongnya....
2023-04-17
0
arthiagucia
like Thor
makasih selalu mampir cinta tak terselamatkan 🙏
2023-04-06
1