BAB. 4 Nasehat Dari Kinar

Ali dan istrinya sudah selsai mandi, mereka juga sudah selsai makan sore. Tidak ada yang berbicara dari keduanya, bahkan Ali merasa masih di anggap orang asing oleh istrinya karena saat istrinya akan membuka resleting gaun yang di kenakan, istrinya meminta bantuan pada asisten rumah tangga dan ia juga hanya diam tanpa mengucapkan satu kata pun.

Sekarang Ali dan keluarga istrinya sedang berkumpul di ruang keluarga dengan istrinya yang hanya sibuk melihat beritanya sendiri yang sudah viral di internet. Kinanti langsung menatap suaminya yang duduk sambil menundukan pandanganya.

"Ali, usia kamu berapa?"

Dari tadi Kinanti ingin bertanya tentang itu karena menurut ia Ali seperti berusia 18 tahunan, wajahnya sangat tampan dan imut, tatapan matanya sangat meneduhkan, senyumanya sangat nyaman di pandang.

"22 tahun Kin."

"What! Aku di nikahi anak kecil?!"

Teriakan Kakanya membuat Kinar malu pada Ali yang selalu alim, sedangkan Kakanya sangat jauh berbeda.

"Saya bukan anak kecil Kinanti, tolong hargai saya sebagai suami kamu."

Kinanti menganggukan kepalanya walau pun ia merasa risih saat suaminya memanggil diri sendiri saya, ia berasa terlihat tua sekali, apa lagi usianya ternyata berbeda 5 tahun lebih muda darinya.

"Keseharian kamu apa saja selain bukan menjadi ketua dewan santri? Atau kamu hanya tinggal di pesantren sabagai pengangguran?"

Mirna langsung mencubit pinggang putri pertamanya yang menurut ia tidak sopan.

"Apa salahnya kalau Kinanti bertanya Bunda?"

"Jangan malu-maluin Bunda, bertanya itu harus ada etiknya."

Sebelum Kinanti menjawab ucapan dari Bundanya, Ali lebih dulu berbicara.

"Saya memang pengangguran, tapi setelah ini saya usahakan kalau saya akan mencari pekerjaan."

Ali terpaksa berbohong dengan pekerjaannya, sebenarnya ia seorang pengacara, tapi karena ia tidak membawa identitasnya, ia terpaksa berbohong, belum lagi ia juga pemilik Alfero Grup dan Apartement Alfero.

Kinar tanpa permisi ia langsung pergi ke kamarnya, ia tidak bisa melihat lelaki yang di cintainya berbicara tanpa beban dengan Kakanya dan seolah-olah Ali sudah mencintai Kakanya sebelum mereka menikah.

Apa lagi Kinar juga tidak tau kenapa Ali berbohong tentang pekerjaannya, ia sudah tau Ali sebagai pengacara, Ali hanya kuliah 3 tahun karena kepintarannya Ali langsung menyandang gelar sarjana jurusan hukum, bahkan sudah 1 tahun Ali sebagai pengacara, tapi Ali selalu menolak jika di undang di berbagai televisi sebagai pengacara termuda di gedung kejaksaan.

Kinanti menghela napas berat saat melihat adiknya pergi, ia juga langsung pergi menyusul adiknya ke kamar.

Kinanti berhenti di depan pintu kamar adiknya, ia bisa mendengar isak tangis pelan dari adiknya hingga membuat hatinya begitu sakit, ia belum pernah mendengar adiknya menangis seperti itu.

Tok-tok.

Kinanti mengetuk pintu kamar adiknya sambil melangkah masuk ke kamar, ia bisa melihat adiknya yang sedang duduk di tepi ranjang sambil menghapus air matanya.

Kinanti langsung duduk di samping adiknya sambil menghapus air mata adiknya yang belum sepenuhnya terhapus oleh tangan adiknya.

"Apa kamu mencintai Ali?"

Kinanti bertanya langsung pada intinya saja, ia tidak mau berbelit-belit.

"Kinar hanya mencintai Kak, tapi bukan berarti ingin memiliki."

"Jadi dia lelaki yang telah menolong kamu saat Aris akan melecehkan kamu?"

Kinanti sudah tau tentang Arias yang akan melecehkan adiknya, lalu di tolong oleh sorang lelaki yang mampu membuat adiknya jatuh cinta dalam pandangan pertama, bahkan ia juga tau kalau adiknya masuk pesantren hanya untuk lelaki yang menolongnya, tapi ia tidak tau nama lelaki yang menolong adiknya.

"Iya Kak, Akang Ali adalah lelaki yang Kinar cintai dalam pandangan pertama."

"Maafkan Kaka telah menyakiti hati kamu, tapi jangan kuatir Kaka akan segera meminta berpisah dengannya."

Kinar sangat terkejut saat mendengar ucapan dari Kakanya yang ingin berpisah dengan Ali.

"Apa maksud Kaka?"

"Ali bukan lelaki yang Kaka cintai, Kaka menerima Ali hanya karena Kaka tidak ingin Ayah dan Bunda menanggung malu, untuk itu Kaka menerimanya, lagi pula Kaka dan Ali itu tidak cocok, Ali lelaki berpeci dan Kaka wanita yang selalu berpenampilan seksi."

"Astaghrullah!"

Kinar beristighfar sambil mengusap dadanya, ia tidak menyangka kalau Kakanya berpikir seperti itu.

"Kinar berharap Kaka tidak meminta berpisah dengan Kang Ali, karena Kinar percaya bahwa Kang Ali mampu membahagiakan Kaka, tapi jika Kaka tetap kekeh ingin berpisah, Kinar juga percaya kalau Kaka akan menyesalinya. Seluruh santriawati sampai para Ustazah saja tergoda dengan pesona Kang Ali, masa iya Kaka tidak tertarik sedikit pun pada Kang Ali?"

"Pertama penampilan kita bertolak belakang, ke dua Kaka lebih tua dari Ali, dan ke tiga Ali tidak ada dalam keteria lelaki yang Kaka inginkan."

"Lebih baik Kaka pikirkan lebih dulu, karena Kinar tidak mau kalau Kaka nanti menyesal."

"Kenapa kamu tidak senang? Seharusnya kamu senang kalau aku ingin berpisah dengannya jadi kamu bisa memperjuangkan cintamu."

"Kinar memang mencintai Kang Ali, Kinar memang kecewa saat Kang Ali lebih memilih Kaka, tapi di sisi lain Kinar juga bahagia karena Kaka di nikahi lelaki yang tepat, dari awal bukan hanya ke dua orang tua kita yang tidak setuju, Kinar juga tidak setuju Kaka menikah dengan Kak Aska, mungkin Allah mengabulkan do'a Kinar dengan menggantikan Kak Aska dengan Kang Ali."

Kinanti menghela napas kasar saat mendengar ucapan dari adiknya.

"Kang Ali itu lelaki yang sangat ta'at agama Kak, Kinar percaya kalau Kang Ali bisa membimbing Kaka lebih baik lagi hingga ke jalan yang di ridhoi oleh Allah, jalan yang sudah lama Kaka tinggalkan semenjak Kaka berpacaran dengan Kak Aska."

Kinar menghela napas kasar saat mendengar adiknya menasehatinya, ia memang sangat jauh dari ajaran agama semenjak berpacaran dengan Aska.

"Allah itu baik, telah mengirim Kang Ali untuk Kaka, mungkin ini adalah jalan agar Kaka mengikuti ajaran agama yang sudah di tetapkan."

"Tetap saja Kaka tidak mau memiliki suami anak kecil."

Ali yang awalnya akan ke kamar, ia mendengar semua percakapan istrinya bersama adik iparnya membuat ia beristighfar sambil mengelus dada.

Ali merasa sangat kecewa saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut istrinya kalau istrinya menerima ia hanya agar tidak menanggung malu.

Tadinya Ali ingin segera mengajak istrinya pindah hari ini juga karena ia tidak mau melukai hati Kinar, ia tau kalau Kinar mencintainya dari awal Kinar masuk pesantren.

Bahkan Ali tau alasan Kinar masuk pesantren karena mencintainya, itu kenapa Ali selalu mengatakan pada Kinar, berubahlah karena Allah, jangan berubah karena sesaorang, saya takut tidak sesuai harapan, kalimat itu selalu di ucapkan olehnya.

Walau pun Kinar tidak menyatakan perasaannya secara terang-terangan, tapi Ali tau kalau Kinar mencintainya. Setelah mendengar percakapan istrinya bersama adik iparnya Ali memutuskan untuk ke kamar, ia hanya duduk di sofa sambil menatap langit-langit kamar istrinya.

Namun tiba-tiba mata Ali menatap dingding yang ada sebuah foto Gadis kecil, ia langsung berjalan mendekati foto itu, bukan Gadis kecil yang ada di foto itu yang membuat ia penasaran, tapi kalung yang di pakai oleh Gadis kecil yang membuatnya penasaran.

Terpopuler

Comments

Rahma AR

Rahma AR

nah lo

2023-04-02

1

mom mimu

mom mimu

wahhh gadis kecilnya siapa ya, Kinan apa Kinar ya??? makin penasaran kak, lanjut lagi, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

2023-03-03

1

Syifanya

Syifanya

jgn2 ali ma kinan pernah ad sesuatu waktu kecil..

2023-03-03

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Batal Nikah
2 BAB. 2 Meminta Restu
3 BAB. 3 Menikah
4 BAB. 4 Nasehat Dari Kinar
5 BAB. 5 Masa lalu Ali dan Kinanti
6 BAB. 6 Meminta Berpisah
7 BAB.7 Pindah Apartement
8 BAB. 8 Kemarahan Kinanti
9 BAB. 9 Kemarahan Ali
10 BAB. 10 pujian dari Kinanti
11 BAB. 11 Hinaan
12 BAB. 12 Ali datang
13 BAB. 13 Jalur Damai
14 BAB. 14 2 Asisten rumah tangga
15 BAB. 15 Gaun Muslimah
16 BAB. 16 Bersikap Kanak-kanakan
17 BAB. 17 Menolak lamaran
18 BAB. 18 Pertanyaan dari Ning Alisah
19 BAB. 19 Gengsi
20 BAB. 20 Jamila
21 BAB. 21 Aska
22 BAB. 22 Mall
23 BAB. 23 Permintaan Kinanti
24 BAB. 24 berkunjung
25 BAB. 25 Barang sampah
26 BAB. 26 Syuting
27 BAB. 27 Di Bully
28 BAB. 28 Ciuman
29 BAB. 29 Kinanti Menyesal
30 BAB. 30 Komentar Netizen
31 BAB. 31 Ali VS Aska
32 BAB. 32 Aska datang ke apartemen
33 BAB. 33 Alfero Isabel
34 BAB. 34 Kemarahan Kenan
35 BAB. 35 Membuka Identitas
36 BAB. 36 Berandai-andai
37 BAB. 37 Ali Kecewa
38 BAB. 38 Ali Marah
39 BAB. 39 Tangisan Kinanti
40 BAB. 40 Saling minta maaf
41 BAB. 41 Saling mengungkapkan
42 BAB. 42 Bertanya
43 BAB. 43 Making Love
44 BAB. 44 Kinanti Sangat Bersyukur
45 BAB. 45 Berkunjung Kerumah Kakek
46 BAB. 46 Wanita bercadar
47 BAB. 47 Menceritakan Masa lalu Ali
48 BAB. 48 Obrolan
49 BAB. 49 Ancaman untuk istri
50 BAB. 50 Lusi VS Kinanti
51 BAB. 51 Bi Yanti Mengenali Aroma Parfum
52 BAB. 52 Kenan Datang Ke Apartement
53 BAB. 53 Gadis Sepesial
54 BAB. 54 Ali Kecilnya
55 BAB. 55 Aska Kecewa
56 BAB. 56 Aska Minta Maaf
57 BAB. 57 Kelakuan Kinanti
58 BAB. 58 di sentil
59 BAB. 59 Cibiran
60 BAB. 60 Hinaan
61 BAB. 61 Cctv
62 BAB. 61 Kemarahan Ali
63 BAB. 63 Saling minta maaf tidak tulus
64 BAB. 64 Di Kantor
65 BAB. 65 Berkunjung ke rumah mertua
66 BAB. 66 Lisa
67 BAB. 67 Masak soup
68 BAB. 68 Kinanti dan Lusi
69 BAB. 69 Tersinggung
70 BAB. 70 Lisa minta maaf
71 BAB. 71 Ayunda dan Yuna
72 BAB. 72 Anisa
73 BAB. 73 Aska
74 BAB. 74 Aska pulang
75 BAB. 75 Ali kecewa
76 BAB. 76 Ali Kinanti
77 BAB. 77 Video Call
78 BAB. 78 Kebohongan Anisa
79 BAB. 79 Mall
80 BAB. 80 Makan siang
81 BAB. 81 Menemukan Pelaku
82 BAB. 82 Patan
83 BAB. 83 Keingin Kinanti
84 BAB. 84 Lisa
85 BAB. 85 konfirmasi
86 BAB. 86 Hinaan
87 BAB. 86 Polisi
88 BAB. 88 Alibi Aska
89 BAB. 89 Kenan setuju
90 BAB. 90 Datang ke pesantren
91 BAB. 91 Nasehat dari Ali
92 BAB. 92 Anisa kecelakaan
93 BAB. 93 Donor Darah
94 BAB. 94 Pernah mendonor Darah
95 BAB. 95 Pakta dari Lusi
96 BAB. 96 Menganggap anak kandung
97 BAB. 97 Memberikan kesempatan
98 BAB. 98 Aska minta maaf
99 BAB. 99 Melihat Anisa
100 BAB. 100 Morgan ingin tau
101 BAB. 101 Aska menemani Anisa
102 BAB. 102 Aska ingin menikahi Anisa
103 BAB. 103 Kinanti Hamil
104 BAB. 104 Allan Marah
105 BAB. 105 Beli gaun pengantin
Episodes

Updated 105 Episodes

1
BAB. 1 Batal Nikah
2
BAB. 2 Meminta Restu
3
BAB. 3 Menikah
4
BAB. 4 Nasehat Dari Kinar
5
BAB. 5 Masa lalu Ali dan Kinanti
6
BAB. 6 Meminta Berpisah
7
BAB.7 Pindah Apartement
8
BAB. 8 Kemarahan Kinanti
9
BAB. 9 Kemarahan Ali
10
BAB. 10 pujian dari Kinanti
11
BAB. 11 Hinaan
12
BAB. 12 Ali datang
13
BAB. 13 Jalur Damai
14
BAB. 14 2 Asisten rumah tangga
15
BAB. 15 Gaun Muslimah
16
BAB. 16 Bersikap Kanak-kanakan
17
BAB. 17 Menolak lamaran
18
BAB. 18 Pertanyaan dari Ning Alisah
19
BAB. 19 Gengsi
20
BAB. 20 Jamila
21
BAB. 21 Aska
22
BAB. 22 Mall
23
BAB. 23 Permintaan Kinanti
24
BAB. 24 berkunjung
25
BAB. 25 Barang sampah
26
BAB. 26 Syuting
27
BAB. 27 Di Bully
28
BAB. 28 Ciuman
29
BAB. 29 Kinanti Menyesal
30
BAB. 30 Komentar Netizen
31
BAB. 31 Ali VS Aska
32
BAB. 32 Aska datang ke apartemen
33
BAB. 33 Alfero Isabel
34
BAB. 34 Kemarahan Kenan
35
BAB. 35 Membuka Identitas
36
BAB. 36 Berandai-andai
37
BAB. 37 Ali Kecewa
38
BAB. 38 Ali Marah
39
BAB. 39 Tangisan Kinanti
40
BAB. 40 Saling minta maaf
41
BAB. 41 Saling mengungkapkan
42
BAB. 42 Bertanya
43
BAB. 43 Making Love
44
BAB. 44 Kinanti Sangat Bersyukur
45
BAB. 45 Berkunjung Kerumah Kakek
46
BAB. 46 Wanita bercadar
47
BAB. 47 Menceritakan Masa lalu Ali
48
BAB. 48 Obrolan
49
BAB. 49 Ancaman untuk istri
50
BAB. 50 Lusi VS Kinanti
51
BAB. 51 Bi Yanti Mengenali Aroma Parfum
52
BAB. 52 Kenan Datang Ke Apartement
53
BAB. 53 Gadis Sepesial
54
BAB. 54 Ali Kecilnya
55
BAB. 55 Aska Kecewa
56
BAB. 56 Aska Minta Maaf
57
BAB. 57 Kelakuan Kinanti
58
BAB. 58 di sentil
59
BAB. 59 Cibiran
60
BAB. 60 Hinaan
61
BAB. 61 Cctv
62
BAB. 61 Kemarahan Ali
63
BAB. 63 Saling minta maaf tidak tulus
64
BAB. 64 Di Kantor
65
BAB. 65 Berkunjung ke rumah mertua
66
BAB. 66 Lisa
67
BAB. 67 Masak soup
68
BAB. 68 Kinanti dan Lusi
69
BAB. 69 Tersinggung
70
BAB. 70 Lisa minta maaf
71
BAB. 71 Ayunda dan Yuna
72
BAB. 72 Anisa
73
BAB. 73 Aska
74
BAB. 74 Aska pulang
75
BAB. 75 Ali kecewa
76
BAB. 76 Ali Kinanti
77
BAB. 77 Video Call
78
BAB. 78 Kebohongan Anisa
79
BAB. 79 Mall
80
BAB. 80 Makan siang
81
BAB. 81 Menemukan Pelaku
82
BAB. 82 Patan
83
BAB. 83 Keingin Kinanti
84
BAB. 84 Lisa
85
BAB. 85 konfirmasi
86
BAB. 86 Hinaan
87
BAB. 86 Polisi
88
BAB. 88 Alibi Aska
89
BAB. 89 Kenan setuju
90
BAB. 90 Datang ke pesantren
91
BAB. 91 Nasehat dari Ali
92
BAB. 92 Anisa kecelakaan
93
BAB. 93 Donor Darah
94
BAB. 94 Pernah mendonor Darah
95
BAB. 95 Pakta dari Lusi
96
BAB. 96 Menganggap anak kandung
97
BAB. 97 Memberikan kesempatan
98
BAB. 98 Aska minta maaf
99
BAB. 99 Melihat Anisa
100
BAB. 100 Morgan ingin tau
101
BAB. 101 Aska menemani Anisa
102
BAB. 102 Aska ingin menikahi Anisa
103
BAB. 103 Kinanti Hamil
104
BAB. 104 Allan Marah
105
BAB. 105 Beli gaun pengantin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!