Pagi ini matahari tengah bersinar dengan teriknya membuat siapapun enggan untuk berdiri terlalu lama di luar ruangan, padahal hari ini adalah hari senin yang mewajibkan bagi sebagai profesi untuk mengikuti upacara.
Seperti pada Murid dan jajaran para guru SMA Samudera yang tengah mengikuti upacara pada hari ini. Di sisi lain dari barisan kelas XII kini Ayumi tengah sibuk mengipasi dirinya dengan tangannya. Terik matahari membuat keringatnya kian gencar untuk menetes.
"Panas banget gila," gerutu Ayumi yang di balas dengan anggukan setuju dari kedua temannya. Tangan gadis tersebut terus mengipasi wajah nya yang kini terasa begitu terbakar matahari.
"Tolong dong itu lampu besar nya di matiin sementara," ucap Kitri yang juga merasa panas dari teriknya matahari pagi yang sebenarnya menyehatkan itu.
"Otak lo aja yang dimatikan, dikira matahari punya nenek lo," ketus Kayana yang membuat Kitri hanya menampilkan cengirannya. Ayumi yang mendengar pertengkaran itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bahkan di saat panas seperti ini kedua sahabat nya itu masih memiliki keinginan untuk bertengkar.
"Udah terima aja, matahari pagi itu sehat," ucap Ayumi yang padahal sedari tadi dialah yang tak ada hentinya menggerutu dan sekarang ia berubah menjadi penasehat.
"Bacot ya Anda," hardik Kayana yang membuat Ayumi hanya terkekeh mendengar nya. Ketiga murid ini memang tidak patut untuk di contoh. Lihat saja saat upacara mereka malah begitu sibuk mengobrol.
"Yum lihat deh pacar lo tuh," tunjuk Kitri pada laki-laki yang berada di barisan murid yang terkena hukuman karena terlambat ataupun tidak menggunakan atribut lengkap.
"Gak kenal gue," ucap Ayumi malas. Ia heran mengapa Kitri sangat suka menggodanya dengan mengatakan Abi adalah kekasihnya.
Ya laki-laki yang di maksud Ayumi tadi adalah Abi laki-laki dengan penampilan bad nya, baju dikeluarkan dengan kancing bagian atas terbuka, dan jangan lupakan sepatunya yang berwarna putih. Banyak para gadis yang melihatnya keren tapi tidak dengan Ayumi. Meskipun memang begitu keren namun Ayumi tak menyukai penampilannya itu.
Ayumi jadi ragu jika Abi adalah cucu dari pemilik sekolah karena sikapnya sama sekali tidak mencerminkan hal tersebut. Tak hanya sikap nya, bahkan penampilannya begitu berbeda, tidak mencerminkan jika ia adalah cucu dari pemilik sekolah.
"Bad boy, bukan tipe gue," ucap Ayumi dengan menggelengkan kepala nya. Tatapannya kini bahkan tampak sudah berubah menjadi begitu kesal saat melihat Abi.
"Gue doain jodoh," ucap Kayana yang kali ini ikut menimpali ucapan kedua temannya itu.
"Gue Aamiin-in," ucap Kitri yang membuat Ayumi memutar malas matanya mendengar ucapan kedua temannya itu.
"Terserah lo berdua," seru Ayumi yang sudah mulai jengah dengan kedua temannya itu. Malas meladeni temannya itu, Ayumi mulai fokus memperhatikan amanat yang diberikan kepala sekolah dengan sesekali melihat ke arah laki-laki yang belakangan ini selalu mengganggu nya.
Setelah berlama-lama berdiri dengan panas nya matahari yang menyengat akhirnya upacara selesai juga. Dengan segera Ayumi dan kedua temannya itu berjalan menuju kantin menghiraukan para siswi yang masih banyak berada di lapangan untuk melihat idola mereka yang terkena hukuman.
Abi kini menjadi pusat perhatian para Siswi yang terus melihat nya, para siswi itu lebih memilih melihat idola mereka yang tengah dihukum berlari mengelilingi lapangan dari pada harus ke kantin untuk menghilangkan rasa hausnya. Abi yang menjadi pusat perhatian seketika mengerlingkan matanya menggoda gadis yang tengah melihatnya.
Memangnya siapa yang tak suka melihat pemandangan yang tersaji di depannya. Abi yang kini membuka seragam nya, menyisakan kaos putih yang membalut sempurna tubuh atletis nya. Sepertinya laki-laki itu memang sengaja untuk menampilkan tubuh atletis nya, untuk menggoda kaum hawa di sekolah nya.
***
"Bi kelas gak?" tanya Dion setelah mereka menyelesaikan hukuman mereka. Keempat laki-laki itu memang satu paket, satu telat semua telat. Satu terkena hukuman semua terkena hukuman.
Kini mereka tengah berada di pinggir lapangan untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah lelah.
"Gak, rooftop aja mulut gue dah sepet pengen nyebat," ucap Abi dan langsung berdiri diikuti ketiga sahabatnya yang juga ikut berdiri. Kemudian berjalan beriringan menuju rooftop tempat mereka untuk bolos.
"Yon pacar gue yang kelas sebelas IPS tiga itu siapa namanya?" tanya Abi membuka pembicaraan saat mereka sudah berada di rooftop dan duduk di sofa yang sudah ada di sana.
"Lo gimana sih, itu kan pacar lo kenapa malah nanya ke gue?" tanya Dion tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu itu. Ternyata selain playboy kekurangan Abi juga pelupa hingga nama kekasih nya saja ia lupa.
"Mangkanya punya pacar itu jangan banyak-banyak pelupa kan lo, kayak Ivan dong setia," hardik Tian pada Abi. Sebenar nya tak hanya tengah mengejek Abi namun ia juga tengah mengejek Ivan yang dari tadi padahal hanya diam saja.
"Ivan mah setia sama kejombloan," kelakar Abi yang langsung membuat Ivan yang namanya di bawa-bawa memutar malas matanya.
"Gak usah bawa-bawa nama gue," kesal Ivan yang membuat mereka tertawa mendengarnya. Ivan memang setia, tepatnya terlalu setia pada masa lalunya ia masih tidak bisa melupakan mantan kekasihnya.
"Move on man, cewek bukan cuma dia," ucap Dion yang kali ini ikut membuka pembicaraan. Laki-laki jika sudah menjatuhkan seluruh cinta nya apakah memang seperti ini? Terkesan bodoh dan akan sulit mencintai seolah cinta nya sudah habis pada gadis itu.
"Bacot, diem lo pada," kesal Ivan yang mengambil sebatang rokok milik Abi lalu mulai menyesapnya. Jika membahas masa lalu nya itu Ivan memang masih begitu sensitif.
"Gue mau mengurangi jumlah pacar gue dulu biar fokus buat ngejar Ayumi," ucap Abi dengan senyuman bangganya entah apa yang Abi banggakan. Abi kini memilih untuk mengalihkan pembicaraan saat tahu jika pembicaraan mereka tak akan berakhir baik jika masih membahas Ivan dengan mantan kekasih yang sudah meninggalkannya itu.
"Nah bagus tuh lo harus belajar setia," usul Ivan yang membuat Abi mengangguk setuju.
"Tujuh pacar cukup yang lain nanti gue putusin," ucap Abi yang kali ini membuat sahabatnya melongo, Tujuh pacar? Memang bukan hal baru jika Abi memiliki banyak pacar tapi kata-kata Abi yang mengatakan tujuh pacar cukup, itu cukup membuat sahabatnya tercengang.
"Terserah lo deh Bi gak ngerti lagi gue harus ngomong apa," ucap Dion sambil menggeleng. Memang jika berurusan dengan sikap gila seorang Abi harus memerlukan stok kesabaran yang banyak.
Selanjutnya mereka mulai sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing dengan Dion, Tian, dan Ivan yang sedang mabar game sedangkan Abi sedang sibuk memilih pacar yang harus ia pertahankan dan mana yang harus dibuang.
Suara bel istirahat membuat keempat orang bersahabat itu menghembus nafasnya lega sekaligus senang karena akhirnya mereka akan beristirahat, padahal sedari tadi juga mereka tidak belajar tapi mereka terlihat seperti orang yang sudah menghabiskan banyak waktu untuk belajar.
"Ayo buruan ke kantin kasian pacar gue udah nunggu," ajak Abi dan dengan segera keluar dari Rooftop ia sudah merencanakan untuk memutuskan pacar nya mulai dari sekarang. Dan kegiatannya mengganggu Ayumi harus ia tunda lebih dulu dan membiarkan Ayumi hidup dengan tenang beberapa hari ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments