Ayumi dan kedua temannya kini tengah berada di kantin menikmati makanan mereka. Ketiga gadis tersebut kini tengah sibuk bercerita dan bercanda hingga topik pembicaraan mereka mengarah pada laki-laki yang kemarin mengganggu Ayumi dan dengan seenaknya mengklaim Ayumi.
"Ay lo inget gak sama cowok yang kemarin ganggu lo itu?" tanya Kayana yang lebih dulu membuka pembicaraan tentang Abi. Masih tetap fokus dengan makanan di depannya Ayumi menanyakan hal tersebut.
"Yang gila itu? Iya inget gue," ucap Ayumi dengan santainya masih memakan makanannya dengan santai.
Ayumi masih ingat dengan jelas laki-laki yang dua hari lalu dengan konyolnya mengklaimnya sebagai kekasihnya, tapi sudah dua hari ini juga ia sudah tak melihat laki-laki itu, entah apa maksud laki-laki itu mengklaim Ayumi tapi kini juga melupakan Ayumi. Ayumi bukannya berharap laki-laki itu akan setiap hari datang dan menemuinya tapi Ayumi hanya merasa jika laki-laki itu mempermiankan nya.
"Yang kemarin itu Abigail dia cucu pemilik sekolah ini, dan yang harus lo tau dia itu playboy dan siapapun yang berani nolak dia bakalan dia bully," papar Kitri yang kali ini menjelaskan pada Ayumi, Ayumi tampak malas mendengarkan percakapan kedua temannya itu. Namun untuk menghargai kedua sahabat nbya itu ia tetap menjawabnya.
"Emang udah pernah ada yang dia bully?" tanya Ayumi menaikkan sebelah alisnya.
"Engga lah, emang siapa yang bisa menolak ketampanan dia? Mau di jadikan yang ke 100 pun mereka ok ok aja," ucap Kayana yang membuat Ayumi berdecih mendengarnya. Ia jadi berpikir apa memang siswi di sekolah ini begitu mengagumi playboy gila itu?
Ayumi memutar malas matanya, lalu jika tak pernah ada yang di bully bagaimana kedua temn barunya itu bisa tahu jika menolak laki-laki itu sama dengan cari mati?
"Ganteng iya, tapi playboy kalo gue mah ogah," ucap Ayumi dengan bergidik ngeri. Mana mau ia menjadi pacar dari laki-laki playboy, lebih baik ia menjomlo dari pada harus menjadi yang kesekian.
"Ganteng tapi playboy mah gak papa kali Ay," ucap Kayana sambil terkekeh membuat Ayumi mendelik mendengar ucapan temannya yang satu itu. Mana ada playboy di benarkan hanya karena ganteng?
"Dih gue mah ogah sih ya, mending jomblo aja dari pada jadi yang kesekian," sungut Ayumi sambil mengedikkan bahunya. Memang siapa yang mau menjadi wanita kesekian? Hanya perempuan gak laku yang kurang belaian saja seperti nya yang mau. Berbagai laki-laki yang di cintai dengan wanita lain? Tidak ada dalam kamus Ayumi.
"Ya udah lo jadi pacar gue yang pertama gimana? Mau gak?" tanya suara di belakang Ayumi membuat gadis itu menolehkan kepalanya ke arah bebelakangnya yang ternyata sudah terdapat laki-laki yang sedang menjadi objek pembicaraan mereka. Laki-laki tersebut kini sudah tersenyum pada Ayumi membuat Ayumi bergidik jijik. Entah mulai kapan laki-laki itu berada di belakangnya dan menguping pembicaraan mereka.
"Ogah banget, emang apa ngaruhnya pacar pertama atau terakhir? Tetep aja jadi yang ke sekian," tanya Ayumi karena menurutnya itu tidak lah berpengaruh.
Mau menjadi pacar pertama juga kalau di belakangnya masih ada buntut nya tetap saja ia masih akan menjadi gadis kesekian yang Abi punya.
"Adalah buat nama kontak kan nanti nama lo jadi ada tulisan pertamanya," ucap Abi dengan tidak jelasnya membuat Ayumi berdecih.
Hanya nama untuk nama kontak? Ayumi jadi penasaran ada berapa banyak absen dari pacar Abi hingga harus di berikan tulisan di kontaknya itu menjadi pacar yang keberapa.
"Ogah banget gue pacaran sama lo," ucap Ayumi dan segera pergi meninggalkan tempatnya, menjauh dari tempatnya tadi yang masih terdapat Abi di sana.
Belum jauh Ayumi melangkah panggilan Abi menghentikannya membuat Ayumi segera membalikkan badannya menatap Abi dengan tampang malasnya.
"Tangkep," ucap Abi tiba-tiba dan dengan respect Ayumi segera menangkap apa yang Abi lemparkan padanya.
Ayumi mengerutkan keningnya bingung, dengan apa yang Abi lempar untuk nya karena terasa lembut dan kenyal. Saat Ayumi membuka tangannya sontak jerit nya menggema membuat seisi kantin tertawa melihat wajah terkejut Ayumi. Abi, laki-laki yang menjadi tersangka kini sudah tertawa paling keras, sedangkan teman Ayumi segera menghampiri temennya itu.
Tawa mereka semua terhenti saat Ayumi pingsan, Abi dengan segera menghampiri Ayumi memanggil nama gadis itu. Namun tak ada respon, dengan segera Abi membawa Ayumi menuju UKS di susul oleh sahabat Abi dan Ayumi.
"Ck, baru gue kasih cicak aja udah pingsan. Gimana kalo gue kasih buaya atau kadal?" tanya Abi setelah mereka semua berada di UKS sambil menunggu Ayumi bangun.
Yang tadi Abi lemparkan pada Ayumi memang Cicak, membayangkan cicak berada di anggota tubuh kita saja rasanya sangat menjijikkan jadi bagaimana Ayumi tidak pingsan saat hewan menjijikkan itu berada dalam genggamannya.
"Gak usah buaya Bi, soalnya lo udah buaya dia kagak pingsan tuh tiap lo muncul paling cuma menimbulkan gejala mual," ucap Dion dengan tawanya yang juga di sambut tawa sahabatnya yang lain sedangkan Abi hanya bisa menampilkan wajah datarnya.
"Coba aja kali Bi," ucap Tian dengan santainya berbicara seolah itu bukanlah apa-apa padahal sudah jelas Ayumi di kasih cicak saja sudah pingsan gimana kalau yang lebih besar?
"Tadi rencananya gitu," ucap Abi dengan santainya sambil menatap Tian kesal sedang yang di tatap hanya menyengir menampilkan deretan giginya.
"Kenapa gak jadi?" tanya Dion lagi. Kedua sahabat Ayumi hanya terdiam menyimak sambil mengoleskan minyak kayu putih pada Ayumi agar gadis itu cepat bangun. Mereka merasa kasihan pada ayumi.
"Noh si Tian malah bawain cicak," ucap Abi sambil menunjuk Tian dengan dagunya.
"Ya abis di mana mau cari anak Buaya?" tanya Tian karena permintaan tidak logis dari Abi yang memintanya mencari anak buaya atau kadal di malam hari, dimana Tian akan mencarinya?
Tadi malam Abi menghubungi Tian agar laki-laki itu mencarikannya anak buaya, Abi sudah menghubunginya saat jam dua belas malam, memangnya di mana Tian akan mendapatkannya di waktu yang sangat larut itu? lagi pula Tian tak ingin jika saat mencari hewan itu ia malah akan di ajak berkenalan dengan mbak kunti.
"Susah-susah cari anak Buaya, ini bapak buaya ada di depan gue kenapa gak di tangkep aja?" tanya Ivan sambil menunjuk Abi dengan dagunya, yang di tatap hanya menatap tajam pada Ivan.
"Mending kalian balik ke kelas aja deh biar Ayumi kita yang jagain," ucap Kitri dengan gugup pada ke empat cogan di depannya yang kini sudah memperhatikan nya.
Keempat laki-laki itu tak ada hentinya berbicara sedari tadi, mereka bukannya membantu bagaimana caranya agar Ayumi bangun malah meributkan amasalah anak buaya. Pengawas UKS sedang tidak ada, jadilah mereka harus mengurus Ayumi.
"Kalian balik sana," usir Abi pada ketiga temannya sambil menghempaskan tangannya seolah mengusir sahabat nya itu.
"Belaga ngusir lo, ayo lo juga pergi," ucap Tian pada Abi yang masih setia di posisinya.
"Gue mah jagain pacar gue disini," ucap Abi yang langsung mendapat dengusan dari sahabatnya, sepertinya ada masalah pada telinga dan otak Abi, padahal sudah dengan jelas jika Ayumi menolaknya tapi Abi malah mengatakan Ayumi adalah pacarnya.
"Sedeng lo," ucap ketiga sahabat nya bersamaan, lalu segera pergi meninggalkan Abi yang tak menghiraukan ucapan ketiga temannya itu.
"Lo berdua juga mending balik ke kelas, biar dia gue yang jaga," ucap Abi yang kini malah menyuruh kedua sahabat Ayumi untuk pergi, padahal tadi dirinya yang di usir sekarang malah dia yang balik mengusir.
"Tapi.... " ucapan Kayana terpotong dengan ucapan Abi yang lebih dulu mengusirnya.
"Udah sana, temen lo aman kok sama gue," ucap Abi yang akhirnya mendapatkan anggukan dari kedua gadis di depannya itu yang segera pergi meninggalkan Ayumi bersama Abi.
Sebenarnya kedua teman Ayumi merasa tak yakin Ayumi akan aman bersama Abi mengingat jika laki-laki itu yang mengakibatkan Ayumi pingsan.
Lama Abi menunggu Ayumi sadar sampai Abi rasanya bosan hanya menatap wajah Ayumi yang sedang memejamkan matanya. Kadang Abi tersenyum melihat wajah cantik di depannya itu.
"Cantik, dan lo punya gue Ayumi," ucap Abi sambil mengelus puncak kepala Ayumi.
Perlahan Ayumi mengerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya, saat sudah sepenuhnya matanya terbuka hal pertama yang di lihatnya adalah Abi dan itu membuatnya menyesal sudah membuka mata jika harus berhadapan laki-laki gila di depannya itu.
Ayumi segera memejamkan kembali matanya membuat Abi mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa matanya di tutup lagi?" tanya Abi yang bingung dengan tingkah gadis di depannya itu.
"Malas gue kalo harus liat lo," ucap Ayumi masih menutup matanya dan hal itu sontak membuat Abi memelototkan matanya tidak percaya dengan ucapan Ayumi, bisa-bisanya gadis itu menutup matanya kembali hanya karena tidak mau melihat Abi.
"Ck, pacar laknat lo," ucap Abi seenaknya. Ayumi yang mendengar ucapan Abi langsung membuka matanya menatap Abi kesal.
"Gue bukan pacar lo," ucap Ayumi kesal.
"Bodo, lo tetep jadi pacar gue yang pertama. Kalo lo mau menerima gue sebagai pacar lo, gue akan kasih apapun yang lo mau. Tapi kalau lo gak mau nerima ya siap-siap aja sama apa yang bakal gue lakuin. Apapun pilihan lo, lo tetep pacar gue," ucap Abi tegas tanpa di bantah oleh Ayumi yang sekarang sudah melongo menatap tak percaya pada Abi. Sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah angkuhnya sambil bersedekap dada menghiraukan Ayumi yang sudah kesal dengannya.
Poor Ayumi, tamat sudah hidup lo kedepannya. Siapkan mental dan batin untuk menghadapi serangan ke depannya Ayumi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments