Suara senandung dari Ayumi mengalun, seiring gadis itu melewati koridor. Melangkahkan kakinya menuju ke arah kelas nya. Pagi ini mood gadis itu sedang dalam keadaan bagus, semoga saja tak ada yang mengganggu mood nya untuk hari ini.
Sudah cukup mood nya rusak kemarin hanya karena laki-laki yang tak lain adalah Abi, laki-laki dengan segala sikap ajaib nya yang selalu membuat Ayumi naik darah.
"Ku ingin di nikahi kamu, jadikan kau suami ku. Asek," senandung Ayumi dengan sedikit mengganti lirik dari lagu aslinya. Senyuman gadis tersebut mengembang saat ada yang menyapa nya.
"Ku ingin kau jadi ayah dari anak-anak ku, sebut nama ku binti ayah ku dan semua wali berkata...." Senandung Ayumi terpotong dengan suara makhluk halus di belakangnya yang mampu membuat Ayumi memutar badannya.
"Sah," ucap suara tersebut menyambung nyanyian Ayumi.
Saat melihat siapa yang memotong lagunya Ayumi memutar malas matanya, niat untuk tenang seharian ini harus Ayumi kubur dalam-dalam. Keberadaan laki-laki yang lebih seram dari makhluk halus yang tak lain adalah Abi itu kini kembali mengganggu paginya.
"Ganggu aja, mau apa sih Lo?" tanya Ayumi malas, rasanya gadis itu sangat enggan jika harus berurusan dengan laki-laki abstrak seperti Abi.
"Mau nikahin kamu, ke KUA yok," ajak Abis dengan enteng nya membuat Ayumi memelototkan matanya. Ayumi mengelus dada nya berusaha sabar menghadapi Abi. Bahkan ia bergidik jijik mendengar nya.
“Jijik gue, geli,” sungut Ayumi dengan kekesalannya yang malah membuat Abi terkekeh mendengar nya.
Pagi indah yang Ayumi harapkan harus pupus dengan gangguan makhluk astral di depannya itu. Sialnya ia yang datang pagi untuk menghindari Abi, kini malah harus bertemu dengan laki-laki itu.
"Pala lo KUA," sentak Ayumi galak yang malah membuat Abi semakin gemas dengan gadis itu.
"Tempat nikahan dong pala gue," kelakar Abi dengan tawanya. Ayumi harus selalu mengelus dada jika berdekatan dengan Abi yang selalu menguras kesabarannya.
"Ke danau yuk," ajak Ayumi dengan senyuman dipaksanya membuat Abi menjadi bersemangat mendengar ajakan Ayumi. Ia berpikir jika Ayumi sedang mengajaknya jalan.
"Mau ngapain?" tanya Abi dengan kerutan di dahinya. Meskipun ia senang namun ia tahu jika ada yang tak beres dengan permintaan Ayumi.
"Mengubur lo di tengah danau, gedeg gue liat muka Lo," ucap Ayumi dan langsung pergi meninggalkan Abi yang kini malah tertawa mendengar ucapan gadis itu.
Walau terdengar sadis tapi raut wajah Ayumi sangat menggemaskan, membuat Abi semakin bersemangat untuk membuat gadis itu jatuh ke dalam pesonanya.
Ayumi dengan cepat berjalan menuju ke arah kelas nya. Dengan kesabarannya yang sudah begitu menipis.
"Beli stock kesabaran di mana sih?" Monolog Ayumi pada dirinya sendiri.
Mood yang sudah Ayumi jaga harus hancur hanya karena laki-laki abstrak itu. Ayumi memasuki kelas dengan kesal, gerutunya tak ada hentinya terdengar dari mulut cantik itu.
"Awas aja besok gue bawain buaya beneran biar meet dah lo sono sama temen lo itu," kesal Ayumi dan langsung membanting tasnya di meja saat ia sudah sampai di kelas nya, menghiraukan temannya yang menatap terkejut pada Ayumi.
"Kenapa sih Yum, baru dateng udah marah-marah," ucap Kitri sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.
"Kesel gue sama si crocodile itu," ucap Ayumi dengan kesal dan menghempaskan tubuhnya di kursinya.
"Siapa?" tanya Kayana dengan kerutan di dahinya. Ia tak mengerti siapa yang gadis itu maksud dengan crocodile dan apa yang membuat gadis itu jadi sangat marah.
"Lo kira siapa lagi buaya yang deket-deket gue?" tanya Ayumi dengan memutar malas matanya. Kini kedua sahabatnya itu tahu siapa yang Ayumi maksud, yang tak lain adalah Abi, laki-laki yang selalu bisa merusak mood Ayumi.
"Emang Abi kenapa lagi sih?" tanya Kayana dengan kekehannya membayangkan hal ajaib apalagi yang bisa laki-laki itu lakukan pada Ayumi.
"Tau ah gue kesel banget sampek rasanya males banget gue mau bahas dia," sungut Ayumi yang langsung menelungkupkan wajahnya di atas mejanya berusaha menahan amarahnya. Kedua temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Hingga tak beberapa lama seorang guru yang mengajar akhirnya datang setelah bel masuk tanda proses KBBM akan berlangsung berbunyi. Ayumi berusaha memperhatikan guru yang mengajar dengan serius.
Saat Bu Indah sedang menjelaskan materi, suara ketukan pintu membuat Bu Indah menghentikan kegiatannya dan menatap pada arah pintu yang sudah menampilkan empat murid laki-laki yang sudah sangat beliau hafal. Mereka kini tengah menampilkan cengirannya pada Bu indah.
"Kalian ngapain ke sini?" tanya Bu Indah guru bahasa indonesia yang sudah berumur tiga puluh tahun.
"Mau ngasih oleh-oleh buat ibu," ucap salah satu laki-laki dari keempat most wanted yang selalu membuat onar itu. Mereka tak lain adalah Abi cs.
Tian yang membawa tas belanja segera berjalan ke arah Bu Indah dan memberikan apa yang ia bawa pada guru tersebut. Bu Indah bukan lah guru yang terkenal killer tapi Bu Indah juga bukan guru yang dapat dikatakan sabar ataupun baik.
"Bukanya setelah kita pergi aja Bu, saya gak mau pamrih kalau barang yang saya bawa itu terlalu bagus," ucap Tian yang membuat Bu Indah hanya menggeleng melihat tingkah muridnya itu.
"Oh iya lupa ini saya juga mau ngasih buat pacar kesayangan saya," ucap Abi dan langsung masuk untuk memberikan tas belanjaan pada Ayumi yang kini menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Khusus untuk pacar tersayang ku," ucap Abi dan setelahnya langsung pergi meninggalkan kelas Ayumi. Amyumi kini rasanya ingin muntah mendengar panggilan Abi padanya.
"Kami permisi dulu Bu," ucap Abi dan langsung pergi bersama keempat temannya tak terlalu jauh karena mereka masih ingin melihat kehebohan yang akan terjadi selanjutnya.
Ayumi dan Bu Indah membuka tas yang diberikan Tian dan Abi bersamaan hingga hewan kecil berwarna putih keluar dari tas tersebut dan membuat seisi kelas menjadi heboh. Bahkan Bu Indah sudah naik ke atas meja dengan sumpah serapahnya pada burid badungnya itu.
"Tian... Abi...." teriak Bu Indah yang membuat keempat laki-laki itu langsung tertawa dengan keras.
Ayumi yang memang tidak takut dengan hewan yang tak lain adalah tikus itu segera mengambil dua tikus dan berjalan keluar kelas hingga ia mendapati keempat laki-laki yang sedang asik tertawa.
Ayumi meletakkan satu tikus di kepala Abi dan satu lagi di dalam seragam Tian membuat kedua laki-laki itu reflek berjerik membuat tawa Ayumi langsung pecah.
"Bhahaha sama tikus aja takut, makan noh oleh-oleh dari kalian," tawa Ayumi yang langsung membuat mereka melotot karena Ayumi bahkan tidak takut dengan hewan menjijikkan itu.
Mendengar keributan sontak saja banyak kelas yang memperhatikan mereka, bahkan murid dari kelas Ayumi juga sudah keluar setelah menutup pintu agar tikus nya tidak ikut keluar dan mereka akan meminta tukang kebun sekolah untuk membereskan itu.
"Gila cewek lo yang ini terlalu bar-bar bos," ucap Dion sambil menggeleng melihat sikap Ayumi. Benar-benar tak takut apapun kecuali cicak tentu nya.
"Lo ngatain gue bar-bar? Mau gue sumpel tuh mulut pake tikus?" tanya Ayumi dengan galak membuat Dion reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Bu Indah yang sudah keluar dari kelas berjalan menghampiri Abi dan Tian langsung menjewer telinga kedua muridnya itu. Bu Indah hanya menghiraukan ringisan dari Abi dan Tian yang terus meminta agar di lepaskan.
"Jahat lo Yang sama gue," ucap Abi dengan mengerucutkan bibirnya namun hanya di hiraukan oleh Ayumi yang masih tertawa melihat hal tersebut.
"Kalian berdua juga ikut dengan saya," perintah Bu Indah sambil menggiring dua muridnya itu dan memerintahkan untuk Dion dan Ivan juga mengikutinya. Tian dan Abi kini malah menarik telinga kedua sahabat nya itu agar mereka juga merasakan apa yang Abi dan Tian rasakan.
“Sakit telinga gue bego,” sungut Ivan dengan kekesalannya. Bahkan ia yang hanya mengikuti sahabat nya itu kini malah juga harus ikut terkena hukumannya.
Di belakang mereka Ayumi sedang tertawa dengan puas, akhirnya ada yang bisa mengembalikan mood nya juga setelah dihancurkan oleh laki-laki itu justru kini laki-laki itu yang mengembalikan mood nya.
"Gila lo Yum berani benget ngelawan Abi," kagum Kayana sambil menggelengkan kepalanya takjub pada sahabat nya yang satu itu.
"Main-main aja terus sama gue, dia kira gue takut? Hah ngimpi," ucap Ayumi sambil terkekeh sedangkan kedua temannya hanya bisa menggeleng.
Di tempat lain kini Abi cs tengah menikmati hukuman yang diberikan oleh Bu Indah dengan mulut yang tak henti merapalkan sumpah serapah nya. Kini mereka tengah dihukum berjemur sambil hormat di depan tiang bendera.
"Lo sih Bi, gak tanggung tanggung ngerjainnya," ucap Dion dengan dengannya hanya karena rencana Abi mereka harus menerima hukuman ini.
"Ini jam berapa?" tanya Abi yang tidak nyambung dengan apa yang Dion katakan. Tian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya untuk melihat jam berapa sekarang.
"Jam sembilan," ucap Tian menjawab pertanyaan Abi.
"Matahari sehat Bro jadi terima aja anggep aja lagi pelatihan biar tubuh lo sehat, baikkan gue?" tanya Abi dengan senyuman bangga nya yang membuat Ivan jadi gemas ingin mencabut tiang bendera dan melemparkannya pada Abi yang selalu berhasil menguji adrenalin tensi darah nya untuk tinggi.
"Belum pernah aja sih gue lempar ke Matahari," gerutu Dion yang sudah kesal dengan sikap Abi yang malah hanya di balas dengan tawa oleh laki-laki itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments