05

Selesai makan malam, Vandam mengajak Nilam kembali ke Villa.

Keduanya duduk diluar sambil menikmati suasana malam dengan suara deburan ombak pantai.

"Ayo berenang." Ajak Vandam menghampiri Nilam yang tengah duduk menikmati pemandangan pantai dimalam hari.

"Tidak kak, udara nya dingin."

"Kolam ini airnya hangat."

Nilam menatap tak percaya, "Tidak mungkin kolam sebesar ini menggunakan air hangat." ucap Nilam tak percaya.

"Coba sentuh saja."

Nilam menurut, segera menyentuh air dan terkejut karena airnya benar benar hangat.

Byurrr... Vandam menjatuhkan Nilam ke dalam kolam tanpa aba aba.

"Kak, apa yang kau lakukan?"

"Ku bilang mengajakmu berenang." jawab Vandam santai lalu membuka baju dan celananya, Vandam hanya memakai celana boxer ikut masuk ke dalam kolam renang dimana Nilam menutup kedua matanya menggunakan telapak tangan.

"Lepaskan baju dan celanamu." pinta Vandam yang lagi lagi membuat Nilam terkejut.

"Tidak mau!"

Vandam terlihat kesal mendengar penolakan Nilam, "Lepaskan sendiri atau aku yang akan melepaskannya."

Mata Nilam melotot, Ia takut menatap Vandam saat ini. Nilam memilih beranjak dari kolam renang, namun saat baru akan naik, Vandam menarik tubuhnya hingga kembali jatuh ke kolam renang.

Vandam memaksa membuka baju Nilam membuat Nilam melawan namun tenaga Vandam lebih kuat dari Nilam.

Baju Nilam terlepas, tersisa bra yang menutupi gunung kembarnya.

Nilam menutup kedua gunung kembarnya menggunakan tangannya, Ia sangat takut saat ini apalagi Vandam menatapnya dengan tatapan nakal.

"Sial!" umpat Vandam tak tahan menahan godaan didepan mata lalu mencium bibir Nilam, tak hanya mencium, Vandam meremas gunung kembar Nilam.

Plakkk... Nilam berhasil melepaskan diri dari Vandam lalu menampar Vandam sangat keras.

"Apa Kakak gila!" sentak Nilam.

Bukannya menyadari kesalahannya, Vandam malah emosi karena Nilam menamparnya. Vandam semakin menggila bahkan melepaskan seluruh pakaian yang masih melekat ditubuh Nilam membuat Nilam menangis dan menjerit ketakutan.

"Diam!" sentak Vandam meremas dagu Nilam.

"Kau pikir aku mengajakmu kesini secara cuma cuma? Tidak Nilam, kau harus membayar ini semua." kata Vandam.

Nilam menggelengkan kepalanya, "Tidak kak, jangan lakukan apapun, ku mohon." pinta Nilam.

Vandam tersenyum sinis, "Awalnya aku mengajakmu kesini hanya ingin membuat Kakakmu khawatir, tapi tubuhmu membuatku berubah pikiran Nilam, kau sangat menggoda."

Nilam memukuli Vandam, mencoba melepaskan diri dari kungkungan Vandam namun percuma karena tenaga Vandam lebih kuat darinya.

Vandam membaww Nilam keluar dari kolam renang, dengan tubuh polos tanpa sehelai benang yang melekat, Nilam berlari memasuki kamar mandi, mengunci diri disana.

Brakk.... Brakk... Brakk.. Vandam memukul pintu dengan keras hingga menimbulkan suara yang menakutkan.

"Buka pintunya Nilam!" teriak Vandam dari luar.

Nilam ketakutan, Ia duduk dipojok kamar mandi sambil memeluk dirinya sendiri.

Vandam terdengar mendobrak pintu kamar mandi, dalam sekali dobrakan pintu kamar mandi terbuka. Nilam melihat Vandam menatapnya marah.

Tanpa mengatakan apapun, Vandam menarik tubuh Nilam lalu melemparnya ke ranjang.

"Ku mohon jangan kak." pinta Nilam.

Vandam tak mengubris permintaan Nilam, Ia melepaskan celananya lalu menaiki tubuh Nilam.

Nilam ketakutan, berteriak dan menangis. Berharap ada yang menolongnya namun sayang, tidak ada yang menolongnya hingga hal yang tak inginkan terjadi dimana Ia merasakan miliknya dibawah sana terasa robek dan sakit luar biasa membuat Nilam semakin menjerit dan mencakar punggung Vandam.

Vandam terlihat seperti iblis, tidak peduli dengan jeritan tangis Nilam malah semakin memaksa diri untuk memasuki Nilam yang masih perawan.

Vandam merasakan nikmat, nikmat luar biasa yang belum pernah Ia rasakan dengan wanita lain sebelumnya.

Beberapa kali Vandam melakukan dengan wanita lain yang masih bersegel sama seperti Nilam namun rasanya tidak selegit milik Nilam.

Vandam menyemburkan benihnya ke rahim Nilam, Ia melepaskan diri dari Nilam dan melihat gadis itu masih menangis sesegukan dengan suara pelan.

Vandam menatap Nilam yang enggan menatapnya lalu menutupi tubuh Nilam menggunakan selimut dan Ia pergi ke kamar mandi.

Vandam mengguyur tubuhnya dengan air shower yang dingin agar Ia sadar apa yang baru saja Ia lakukan salah.

"Sial, kenapa tubuhnya nikmat sekali, aku menginginkan lagi."

Vandam keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk dipinggangnya.

Ia melihat Nilam duduk diranjang dan masih menutupi tubuhnya menggunakan selimut.

"Aku mau pulang sekarang kak." pinta Nilam sudah tidak menangis lagi namun matanya sembab.

"Kita disini 5 hari dan selama 5 hari ini kau harus menuruti semua keinginanku!"

"Aku tidak mau!" balas Nilam dengan mata melotot.

"Kau harus mau, itu sudah kewajibanmu karena ikut kesini."

"Jika saja Kakak mengatakan ini sejak awal, aku tidak akam sudi ikut bersamamu!"

Vandam tertawa, Ia menarik selimut Nilam lalu kembali berada diatas Nilam.

"Awalnya memang masih sakit namun semakin lama kau pasti akan menikmatinya." kata Vandam mencium leher Nilam, memberi tanda disana.

"Kau benar benar menjijikan kak, bagaimana bisa kau melakukan ini padaku!" Nilam kembali menangis.

Seolah tak mengubris tangisan Nilam, Vandam kembali menjamah tubuh Nilam hingga Ia kembali menyemburkan benih hangat ke rahim Nilam.

Nilam yang sudah kelelahan pun akhirnya terlelap dengan sendirinya tak peduli dengan Vandam yang masih asyik menjamah tubuhnya.

"Kau benar benar candu, aku tidak akan melepaskanmu." gumam Vandam lalu ikut tidur disamping Nilam.

Pagi ini Nilam bangun dengan tubuh yang terasa remuk, sakit semua.

Ia melepaskan diri dari pelukan Vandam yang ada disampingnya dan beranjak dari ranjang, memasuki kamar mandi.

Nilam mengguyur tubuhnya menggunakan air shower yang dingin, Ia menggosok tubuhnya yang terasa sangat kotor apalagi ada banyak jejak ciuman Vandam yang membekas dan tak bisa hilang dengan air.

"Kenapa hidupku sial sekali, aku memiliki Ibu tiri yang sangat jahat dan sekarang aku malah bertemu dengan pria yang sama jahatnya dengan Ibuku!" gumam Nilam lalu kembali menangis.

Nilam keluar dari kamar mandi, sempat menatap ke arah Vandam yang sudah bangun dan menatap ke arahnya.

Nilam memalingkan wajahnya lalu berjalan mendekati meja dimana ada tas ransel miliknya.

Nilam memakai bajunya didepan Vandam, tak peduli dengan Vandam yang menatapnya nakal. Nilam merasa dirinya sudah kotor seperti sampah tak lagi peduli dengan apapun.

Sebuah tangan melingkar diperut Nilam, Vandam tengah memeluk Nilam dari belakang.

"Sudah wangi dan cantik." puji Vandam yang sama sekali tak digubris oleh Nilam.

Vandam yang gemas dan merasakan ingin lagi akhirnya membawa Nilam kembali ke ranjang.

Selama 5 hari ini Vandam tidak akan menyianyiakan kesempatan. Ia akan menggunakan waktu sebaik mungkin untuk menikmati tubuh Nilam lagi lagi dan lagi.

"Aku tidak mau hamil!" ungkap Nilam setelah seharian ini Vandam menjamah tubuhnya berkali kali.

"Tidak perlu takut, jika kau hamil aku akan bertanggung jawab."

"Aku tidak sudi menikah denganmu!"

Vandam tersenyum jahat, Ia kembali menaiki tubuh Nilam.

"Baiklah jika kau lebih memilih untuk menjadi pelacurku."

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

c vandam ternyata seorang penjahatt kelamin kasian Nilam cewek baik dapat penjahat kelamin tukang clup.sana sini😜🥵

2023-10-11

0

Inggri

Inggri

hati² dengan ucapanmu vadam suatu saat nnti kamu akan menyesal

2023-03-04

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

jahat sekali vadam ucapanmu

2023-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!