Pagi itu, pagi yang seharusnya digunakan untuk mengisi waktu untuk menghadiri kelas, tiba-tiba saja digunakan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Dua orang dengan status masih pelajar, hal yang seharusnya tidak di lakukan di lakukan dengan begitu semangatnya.
Yah, godaan memang selalunya, jika sudah tercolek oleh godaan tersebut, maka hasilnya ia akan terseret masuk ke tempat yang lebih dalam.
Sebuah kesenangan yang di akhiri dengan kenikmatan, semua itu tidak bisa dihindari jika kedua orang ini sudah saling menyentuh dan disentuh, sekalipun harus di akhiri sebuah penyesalan.
Penyesalan yang pada dasarnya selalu akan di pikirkan di akhir perbuatan mereka berdua, sebab hal yang paling utama bagi seorang manusia yang hanya memikirkan dirinya sendiri adalah kepuasan diri.
"Ah~ A-Arvin, itu sakit, jangan di masukkan, ja-" Namun semua permintaannya selalu di abaikan.
Usahanya untuk melarikan diri selalu sia-sia, hingga akhirnya disinilah, Ashera berada. Berbaring dibawah tekanan dari tubuh Arvin yang terlihat begitu mendambakan apa itu rasa.
Rasa puas, kenyang, dan mungkin juga rasa dari kemenangan itu sendiri.
'Sialan, kenapa sempit sekali?' Umpat Arvin pada dirinya sendiri, karena ia harus menerima keluhan pada usahanya sendiri yang masih saja belum membuahkan hasil. 'Padahal setiap kali aku menonton, bukannya itu terlihat mudah, kenapa ini- Ah! Bahkan masuk saja susah!' Arvin yang sudah mulai geram, karena sudah tidak sabaran lagi, tanpa babibu lagi ia pun menerobos pintu masuk tanpa izin dulu.
Dan akhirnya si pemilik rumah pun berteriak keras karena pencuri itu.
'I-ini?! K-kenapa, kenapa ini sangat ketat sekali?! Arrhh!' Racau Arvin.
Dan benar saja, dalam sekali bobolan, ia mendapatkan harta berharga yang tidak terhitung jumlahnya. Sebuah kepuasan paling nikmat karena bisa mendapatkan harta paling mahal, membawa Arvin langsung mengambil satu langkah pertama, yang akhirnya menunjukkan ke arah jurang lain yang lebih menakjubkan.
Satu pukulan, dua pukulan, dan tiga pukulan, Arvin lakukan berkali-kali sampai ia tidak mampu untuk menghitungnya lagi.
Berapa banyak langkah yang sudah Arvin kerahkan, dan seberapa cepat Arvin berikan, Arvin tidak mampu untuk mengukurnya selain instingnya yang mengatakan bahwa ia tidak boleh berhenti mengejar tujuannya.
Tujuannya untuk mencapai kemenangan yang disebut sebagai kepuasan batin, jiwa juga raga.
‘S-sakit! Ah~ Rasanya sesak! Unghh!’ Dalam balutan sensasi yang kian memanas, Arvin benar-benar tidak memberikannya kelonggaran untuk Ashera, bahkan untuk bernafas sedikit pun rasanya itu sungguh sangat di sayangkan.
Maka dari itu Arvin yang begitu semangat dan hanya tetap mempertahankan keterdiaman nya sambil menikmati perjalanan bisnisnya berdua dengan Ashera, terus mengerahkan segala kemampuan yang sudah ia pelajari sebelumnya, dan berharap tidak memberikannya sebuah kesalahan apapun pada percobaan pertamanya yang ternyata begitu menyenangkan.
“Angh~ Angh..ngh~ Uh..~”
Suara yang begitu menyebalkan, karena keluar dari mulutnya sendiri membuat Ashera tidak mampu melakukan apapun karena saat ini kedua tangannya dicengkeram begitu kuat oleh Arvin.
‘Ugh…, kenapa seenak ini? Jadi ini yang namanya sarapan pagi? Dan karena dia terus mere*asku di dalam sana, dia benar-benar membuatku tidak bisa berhenti bergerak. Anghh~’ Arvin sendiri sudah sungguh-sungguh menikmati keajaiban yang bisa dilakukan oleh mereka berdua.
Dia benar-benar tidak mampu menghentikan pekerjaannya, sampai di satu titik ia akhirnya mendapatkan sesuatu yang ia nantikan.
Piala, ia akan meraih kemenangan yang hanya bisa diraih oleh Arvin seorang.
Maka dari itu semakin kesini, Arvin pun semakin gencar dan menjerumuskan siswa kecilnya untuk menyelinap masuk kedalam rumah milik Ashera, sampai Ashera yang tidak mampu untuk berbuat apapun, hanya bisa membuat suara dari sebuah keluhan yang tidak jelas.
“A-Arvin, hentikan, aku sudah tidak kuat.”
“Masih belum, bahkan ini baru permulaan, kau jangan protes, mau uang berapa kau hanya tidak mengatakannya kepadaku, ahhh..” Mencapai satu titik untuk mencapai kejayaan, Arvin pun jadi semakin bersemangat untuk mengejar tujuannya itu, dan sampai di detik berikutnya, ketika Shera seperti baru saja dihantam sebuah badai, akhirnya membuatnya langsung menjerit bersama dengan Arvin itu sendiri.
Dan hujan pun akhirnya turun dengan deras, sampai rumah yang dimasuki oleh Arvin akhirnya kebanjiran dengan air yang begitu panas juga begitu banyak, membasahi dua pasang kaki itu sendiri.
Tapi Arvin yang kala itu masih belum puas untuk mendapatkan air minum, kembali memasukkan siswa kecilnya ke dalam rumah milik Ashera dan terus memberikan harapan sebuah kepuasan, dimana itu adalah kepuasan yang cukup hakiki untuk Arvin sendiri.
Maka dari itu, Ashera yang mendapatkan penyusup di dalam rumahnya sendiri, karena tidak mampu melawannya karena perbedaan fisik, membuat Ashera langsung kalah dan terkulai lemas layaknya seekor burung lemah.
“Berhenti Arvin, aku benar-benar lelah, aku sudah tidak kuat lagi.” Pinta Ashera dengan wajah lemas, nafasnya memburu, dan tubuh yang kini mulai serasa hampir remuk gara-gara di tindih oleh tubuh Arvin membuat Ashera benar-benar sudah tidak berkutik lagi dibawah tubuh Arvin.
“Apa kau tidak dengar? Ini baru permulaan! Mau kau pingsan sekalipun, aku tidak peduli.” Tekan Arvin dengan wajah tegas.
Demi mendapatkan cara lain untuk berbisnis lagi, sampai Arvin tanpa sadar menanam saham di dalam rumah sekaligus perusahaannya Ashera, Arvin pun melanjutkan bisnisnya dengan cara sang serta gaya yang berbeda.
Arvin benar-benar, ia bekerja tanpa henti, sekalipun Ashera sendiri sudah seperti boneka hidup yang sudah tidak mampu berkomunikasi karena kehabisan baterai, tidak membuat Arvin bersimpati sekalipun.
Dan, walaupun sedang diisi baterai dengan berjuta daya oleh Arvin melalui benda pusaka nya yang menyelinap masuk kedalam rumah penuh surga itu, semua itu sama sekali tidak berguna karena tempat penampungannya itu bukan di dalam rumahnya Ashera.
Makannya, Meskipun Arvin terlihat begitu masih bertenaga, maka tidak dengan tubuh Ashera yang sudah terkulai lemas.
“Anghh…., kau manusia be*at.” Lirih Ashera kepada Arvin yang kini sedang memangku tubuhnya di atas kedua pahanya.
"Heh, siapa yang peduli dengan itu?" selesai memberikan senyuman sinis nya, Arvin kembali gencar untuk bekerja bersama dengan Ashera untuk meraih kenikmatan yang bisa di kerjakan oleh mereka berdua.
Terus melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Entah sampai berapa ronde, karena banyaknya tenaga yang dimiliki oleh Arvin sangatlah berbanding terbalik dengan yang dimiliki oleh Ashera, maka hal tersebut pun berhasil membuat Ashera yang sudah tidak kuasa menahan kebrutalan yang dibiat oleh Arvin, akhirnya membuat Ashera pingsan.
'Angh!' Arvin seketika memeluk tubuh Ashera dengan begitu erat, sampai tubuhnya sendiri benar-benar dibuat gemetar, saking nikmatnya tujuan yang sudah Arvin capai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Mommy QieS
aku like subcribe, vote, n gif🌹🌹 ya kak?
2023-09-11
0
Wong kam fung
ike ike kimochi, nikmat
2023-03-22
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
memang penyesalan itu datangnya terakhir. apalagi yang di lakukan itu adalah dosa..
2023-03-21
0