Love

“OOH, kalian berdua?” Supri kenal dengan dua perempuan yang menyamar ini.

“Ah?” Jadi mereka berdua yang frustasi karena tak bisa melihatnya di pertemuan kemarin?

“Mereka salah memilih lawan, haha!” Orang tua itu tertawa lantang.

“….” Max tak menyangka nyawanya langsung diincar begini.

‘MUNGKINKAH AKU BISA PULANG KALAU ‘MATI’ DI SINI?’ Max terdiam, namun tak mau mikir keras juga.

Kedua perempuan itu mempertanyakan kesaktian Penguasa Terhebat itu, dan akhirnya mereka mendapat jawabannya juga.

“Baiklah, hukuman apa yang cocok untuk mereka berdua?” Supri memegang dagunya berpikir.

‘Hukuman?’ Kenapa?

“Perbuatan lancang seperti ini biasanya tidak bisa dimaafkan.” Sang orang tua menggelengkan kepalanya, ia terlihat berduka.

Kedua perempuan itu hanya terdiam dengan tatapan kosong, tubuhnya bergetar.

“Ck ck ck.” Juru mudi kehabisan kata-kata, ia diantara kagum dan prihatin dengan kelakuan kedua perempuan ini.

‘OI.’ Kenapa situasinya jadi tegang begini?

Tidak ada masa depan bagi siapapun yang sudah menentang Penguasa Terhebat.

“Hukuman mati tidak akan membuat mereka jera, bagaimana Tuan?” Orang tua itu menatapnya tajam.

‘APA?’

YA ITU SIH SUDAH HUKUMAN TERBERAT, MANA MUNGKIN NGGAK JERA SIH.

“Hm, sayang sekali gadis cantik berakhir di sini. Apa Tuan tertarik?”

‘Apa?’

“!?” Kedua perempuan cantik tak menyangka, wajah mereka memerah.

TUNGGU APA?

Yah tak bisa dipungkiri mereka berdua memang cantik sih.

“Lepaskan mereka.”

“Ah?” Supri tak menyangka, ia pikir tuannya bakal mengambil mereka berdua.

‘Aku tak punya urusan dengan mereka.’ Max tak mau terpengaruh dengan matanya, sialan sandiwara ini benar-benar ingin memperdayanya.

Akhirnya kedua perempuan itu pun pulang dengan raut wajah kecewa.

Oh iya, mereka kan mau kunjungan ya. Tapi kok rombongannya dikit banget cuma tiga orang?

Harusnya kunjungan begini biasanya ramai-ramai kan?

“Oho, apa Tuan merendah?” Orang tua itu tersenyum kecil.

‘Eh?’ Topiknya masih sama kan?

“Apa saya harus menjelaskan lagi Tuan?” Orang tua itu menghela nafas seolah akan bicara panjang lebar.

“Oke terima kasih, aku mengerti.” Max tak mau menyiksanya juga sih.

“Tuan Penguasa adalah intinya, haha!” Juru mudi tertawa lantang.

ITU TOPIK YANG SAMA KAN? KENAPA MEREKA NGGAK TERUS TERANG SAJA?

***

Max akhirnya menghabiskan waktu berjalan-jalan sendiri. Itu adalah pilihannya. Ia tak mau repot dengan urusan kunjungan lah, urusan itulah….

Satu-satunya yang terpenting hanyalah….

PULANG KEMBALI….

Ia terdampar di dunia aneh dan orang-orang salah paham padanya.

Ia tak mau mengecewakan orang kalau yang mereka maksud itu bukan dirinya. Tapi mereka tetap kekeh juga sih.

Pak Supri bilang seluruh dataran ini adalah daerah kekuasaannya, dan ia boleh melakukan apapun sepuasnya disini.

Yah itu terlalu indah bahkan untuk sebuah mimpi sih.

Max tahu ia sudah tertipu dan tak mau menelan bulat-bulat apa yang orang lain katakan padanya.

Tapi yah enak juga bersantai diantara pepohonan rindang begini. Suasana alamnya benar-benar menenangkan.

Max bersandar disalah satu pohon rindang dan memandang langit cerah.

‘Cepat atau lambat mereka pasti curiga dengan tingkahku.’

Yah, yang penting ia sudah jujur dari awal juga sih. Max tak mau ambil pusing lagi.

Yah untuk sekarang kenapa nggak nikmati aja pemandangan indah ini?

Max menutup matanya perlahan….

PATS!

Dan langsung melotot lagi!

‘YANG TADI ITU APA YA?’ Kok dua perempuan tadi bisa ngeluarin bola api?

Sret.

“!” Ada orang!

Max berdiri dan menatap tajam.

“Keluarlah.”

Srk….

Seorang berjubah coklat datang dan dari postur tubuhnya tentulah dia wanita.

“….” Max terdiam, entah kenapa ia ingin serius.

Dan yah memang ia serius juga sih.

Ada orang tak dikenal yang menguntitnya, apa dia mau mencabut nyawanya juga?

Sret.

Sosok perempuan misterius itu menyingkapkan jubahnya.

“!?”

“L- Love?” Max terdiam. Dia yang kemarin ada di aula….

“….” Perempuan cantik dengan sosot mata kuning itu terdiam, ia hanya menatapnya dengan serius.

“Apa kau benar-benar Sang Penguasa Terhebat?” tanyanya dengan ragu.

“BUKAN! AKU HANYA ORANG BIASA YANG TERJEBAK DI SINI!” Akhirnya ada orang yang paham juga situasinya!

Max mendekat dan memegang tangannya. “Nona bisa membantuku!?’ tanyanya dengan mata berbinar.

“….” Perempuan cantik itu hanya membalasnya dengan wajah datar.

“Lepaskan.”

“O-oh!” Dengan cepat Max mundur lagi ke tempatnya semula berdiri. Ia terlalu semangat.

‘MUNGKIN SAJA NONA INI BISA MEMBANTUKU PULANG!’ Tekadnya kembali berapi-api, akhirnya ada orang yang curiga juga, yeah!

“Ehm, sebelumnya kau tahu darimana namaku?” Perempuan itu terdengar serius.

“Ah, di duniaku sebelumnya, ada orang yang mirip dengan nona.”

“Begitu ya….” Gadis cantik itu mengangguk paham, nada bicaranya selalu terdengar serius.

TUNGGU DULU….

NAMANYA SAMA!?

Tak hanya penampilannya tapi namanya juga!?

Max tak menyangka, tapi itulah kenyataannya.

Kenapa hanya nona ini yang curiga padanya, sedang yang lain tidak?

“Ternyata benar….” Gadis pirang bernama Love itu terlihat berpikir.

‘YA YA BENAR, AKU INI PALSU, BUKAN PENGUASA TERHEBAT ATAU APALAH.’

‘SEKARANG TOLONG SAJA KELUARKAN AKU DARI SINI!’

SRET.

Gadis pirang itu langsung menatapnya tajam.

“Kau serius? Ini bukan bulan april lho.”

‘EH?’ Kok?

TAP.

“SERIUS.” Max memegang pundak gadis itu dan menatap dalam. Ia tak akan mengulanginya lagi.

“….” Gadis pirang itu terdiam, ia bisa melihat kesungguhan orang muda ini.

“Ma- maaf.” Max mundur lagi, entah kenapa rasanya ada yang beda.

‘KOK GUE BERUBAH BANGET YA?’ Max merasa jadi orang lain sih.

Tak biasanya interaksinya begini. Yah ia jarang natap lawan bicara lama-lama sih.

Somehow kemampuan sosialnya terbantu karena sering ngobrol di depan layar. Dan berpengaruh juga ke kehidupan aslinya.

Meski sering mengurung diri, namun bukan berarti ia ansos parah sih.

“Mohon maaf atas ketidaksopanannya.” Max menunduk dalam, ia tak bermaksud apa-apa, ia reflek tadi.

“….” Love terdiam, kenapa dia minta maaf begitu?

‘OKE, SATU ORANG YANG SANGAT CURIGA AKAN JADI JEMBATANKU UNTUK PULANG LAGI.’ Max tak keberatan kalau ia terlihat aneh sekarang.

“Kau dari dunia lain?” Love terdengar serius.

Mungkin terdengar gila, tapi itu benar.

“Coba bunuh diri.”

‘Ha?’

APA NGGAK ADA CARA LAIN? ITU BAHAYA KAN?

Kok langsung ke cara yang paling ampuh sih?

Yah kalau cara begitu sih dijamin pindah dunia sih, tapi bisa-bisa dunia lain lagi.

Love terdiam, bocah ini tak punya nyali untuk melakukannya.

“Mau kubantu?”

Tidak, terima kasih tawarannya.

“!” Max seolah menyadari sesuatu.

‘NONA INI MENGINCAR NYAWAKU JUGA YA?’ Kenapa dia bersikukuh ingin menolongnya?

Siapa dia? Dari mana asalnya? Siapa orang tuanya?

Membunuh berkedok menolong huh? Tak bisa dibiarkan sih.

HSSSH!

Hempasan kencang langsung tercipta, Max menatapnya serius.

“Maaf nona, tapi tak semudah itu mengakhiriku.” Hempasan energi sangat kuat terasa bahkan menggetarkan area hutan.

“!”

Blugh….

Gadis pirang itu bahkan tak kuat tetap berdiri dan tersungkur.

Hempasan energi kuat dan getaran berlangsung beberapa saat, dan tak ada tanda-tanda perlawanan dari sang nona pirang ini.

‘KOK?’ Bukankah nona pirang ini mau mengakhirinya? Kenapa dia tak kunjung melawan?

Shh….

Gelombang energi pun akhirnya mereda, Max terdiam melihat gadis pirang itu yang masih tergeletak.

‘Ah.’ Dan sadar, lagi-lagi hal aneh terjadi, emosi sedikit malah muncul hemapasan besar seperti tadi. Kenapa ya?

“Nona?” Max berusaha memanggilnya tapi tak ada jawaban.

Terlihatlah raut wajah sangat lemas, detak jantungnya melemah, kondisinya benar-benar gawat….

“NONA!?”

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!