Di dalam kamar, Divya membanting tubuhnya di atas ranjang. Ia menatap langit langit kamar. Sebenarnya perpisahan ini berat baginya, namun ia tidak mau bersama pria yang telah mengkhianatinya.
" Kau yang memulai semua ini Damian, maka aku harus menanggung segala konsekuensinya. Aku tidak akan memaafkanmu dan menerimamu kembali dalam hidupku. Aku tidak sudi sampai itu terjadi." Monolog Divya
Drt... Drt...
Ponsel Divya berdering, ia mengambil ponselnya lalu menatap id pemanggil yang tidak ia kenal karena tidak ada foto profilenya. Ia meletakkan kembali ponselnya ke atas ranjang.
Tak lama ponsel Divya kembali berdering.
" Cik siapa sih! Ganggu aja!" Cebik Divya.
Divya menatap layar ponselnya, seketika ia langsung beranjak duduk saat melihat fotonya yang sedang bergelung di balik selimut menjadi foto profile si pemanggil.
" Alex... " Geram Divya mengangkat panggilannya.
" Halo."
" Halo sayang, aku merindukanmu." Ucap Alex di sebrang sana.
" Benar benar gila." Cebik Divya.
" Ya aku tergila gila karena dirimu sayang." Ujar Alex.
" Berhentilah berbicara omong kosong!" Ucap Divya kesal.
" Baiklah baiklah maaf!" Ucap Alex.
" Apa mereka menghakimimu? Atau mereka menyudutkanmu? Katakan Divya supaya hatiku bisa tenang!" Ucap Alex.
" Aku baik baik saja, tidak ada yang berani menghakimiku ataupun menyudutkanku. Mereka tidak bertanya tentang kepergianku tapi tentang keputusanku." Ucap Divya.
" Apa keputusanmu? Apa kau mau berpisah darinya?" Tanya Alex.
Divya nampak sedang memikirkan sesuatu. Tiba tiba terbesit ide di dalam pikirannya.
" Tidak." Sahut Divya.
" Tidak? Kenapa tidak? Bukankah dia sudah mengkhianatimu? Kenapa pria seperti itu kau pertahankan Divya?" Tanya Alex cemas.
" Aku juga mengkhianatinya bukan? Sepertinya akan lebih menyenangkan jika aku bermain main dulu dengan mereka berdua." Ucap Divya.
" Apa maksudmu Divi? Apa yang mau kau lakukan kepada mereka berdua?" Alex bertanya lagi.
" Kenapa kau cerewet sekali? Kau tidak perlu tahu apa yang akan aku lakukan pada mereka berdua. Point penting di sini, tetaplah berhubungan denganku!" Ucap Divya.
" Hubungan? Hubungan seperti semalam maksudmu?" Tanya Alex memastikan.
" Mesum deh... Hubungan asmara maksudnya. Mulai sekarang kita adalah sepasang kekasih. Dia menjalin hubungan dengan wanita lain maka aku juga akan berhubungan dengan pria lain. Dengan begitu dia bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Jika aku menceraikannya sekarang yang ada dia akan hidup bahagia bersama pelakor itu. Akan aku buat keduanya menderita dengan hubungannya." Ucap Divya mengepalkan erat tangannya.
" Bagus... Balas dendam yang elegant. Tapi sampai kapan? Yang ada nanti kamu baper terus balikan deh sama suami kamu." Ujar Alex.
" Aku tidak akan jatuh ke dalam pelukannya lagi, untuk itu kau harus membuatku nyaman supaya aku bisa move on darinya." Ujar Divya.
" Tidak masalah, aku akan memanjakanmu dan membuatmu nyaman dengan perlakuanku." Sahut Alex.
" Aku tutup teleponnya, aku harus melakukan rencanaku sekarang." Divya mematikan sambungan teleponnya.
" Ini memang terlihat gila, atau mungkin bisa di sebut sadis. Tapi aku tidak peduli, aku harus membuat keduanya menderita. Bersiaplah untuk menjadi suamiku kembali Damian." Monolog Divya.
Divya bergegas keluar dari kamarnya. Ia menghampiri keluarganya yang masih berkumpul di ruang keluarga.
" Pa, Ma." Panggil Divya.
" Iya sayang, apa ada yang kau butuhkan?" Tanya nyonya Vania menatap putri tercintanya.
" Aku mengubah keputusanku, aku tidak jadi menceraikan Damian. Jangan tanyakan apa alasanku karena aku tidak mau memberi tahu alasanku pada kalian semua." Ucap Divya.
" Baiklah kami tidak akan bertanya, kami percaya padamu. Kau pasti bisa mengatasi semuanya dengan baik." Sahut tuan Gavin.
" Terima kasih Pa, kalau begitu aku pulang dulu." Ucap Divya.
Divya melajukan mobilnya menuju rumahnya Sampai di sana ia segera masuk ke dalam. Ia berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Ceklek....
Damian yang sedang berkemas menoleh ke arahnya.
" Sayang maafkan aku!" Ucap Damian.
" Aku memaafkanmu." Ucap Divya membuat Damian terkejut.
" Be... Benarkah?" Tanya Damian mendekati Divya. Ia berdiri di depan Divya sambil menatapnya dengan penuh cinta.
" Ya." Sahut Divya.
" Terima kasih sayang." Damian menarik Divya ke dalam pelukannya. Entah mengapa pelukan Damian tidak senyaman dulu lagi.
" Aku tidak jadi menceraikanmu, tetaplah tinggal di sini bersamaku tapi dengan syarat kau tidak boleh mencampuri urusan pribadiku." Ucap Divya menatap Damian.
" Kenapa sayang? Kenapa aku tidak boleh mencampuri urusan pribadimu? Apa itu artinya aku tidak boleh menanyakan dimana kamu? Kemana kamu pergi? Dengan siapa? Kapan kau kembali? Begitu maksudmu?" Tanya Damian memastikan.
" Ya.. Jika kau setuju dengan syarat itu maka aku tidak jadi berpisah darimu, tapi kalau kamu tidak mau aku akan...
" Baiklah aku setuju." Sahut Damian memotong ucapan Divya.
" Yang penting saat ini Divya tidak menceraikan aku. Aku akan membuatnya seperti dulu secara perlahan. Aku akan mengembalikan Divya yang selalu menurut dan menyayangiku dengan sepenuh hati." Batin Damian.
" Baiklah, masukkan kembali pakaianmu ke almarimu. Dan mengenai kartu ATM dan sebagainya mulai sekarang aku yang memegang. Semua tagihan yang keluar dari rekeningmu harus seijinku. Aku tidak akan memintamu untuk mengakhiri hubunganmu dengan wanita itu, tapi kau harus menjadikan aku sebagai prioritas utamamu jika kau tidak ingin berpisah dariku." Ucap Divya.
" Baiklah aku mengerti sayang." Sahut Damian.
Drt... Drt...
Ponsel Damian berdering tanda panggilan masuk, Divya menatap layar ponsel Damian yang bertuliskan Reva.
" Kau tidak boleh mengangkat teleponnya juga sedang bersamaku. Itu sebagai hukuman untukmu." Ucap Divya
" Baik, akan aku lakukan." Sahut Damian.
Telepon Damian berdering berkali kali namun ia tidak berani mengangkatnya.
Klik...
Divya mengangkat panggilannya.
" Halo Damian, kamu dimana? Aku sudah sampai di rumah baru kita. Kita akan tinggal di sini untuk selamanya. Yah walaupun tidak sebesar apartemen kita tapi lumayanlah buat kita berdua."
Divya menatap Damian yang hanya bisa menundukkan kepalanya.
" Ternyata dia masih peduli dengan perempuan itu, dia bahkan menyiapkan rumah untuk mereka tinggal. Benar benar keterlaluan... Hah... Tenang Divya... Lakukan pembalasan dengan cantik tapi menusuk. Supaya mereka tidak bisa melupakan rasa sakitnya." Batin Divya.
Tiba tiba...
" Argh Damian." Divya menubruk Damian hingga keduanya terjerembab di atas ranjang dengan posisi Divya di atasnya.
" Pelan donk Divya, kamu tidak apa apa?" Tanya Damian khawatir.
" Aku tidak apa apa, ini hanya terasa sedikit sakit saja. Tapi lama lama sakitnya akan hilang." Sahut Divya.
" Mana yang sakit? Aku obati ya." Ujar Damian.
" Tidak perlu, cukup di elus saja dengan lembut pasti terasa ehm... " Ucap Divya membuat Reva di sebrang sana kepanasan.
Reva mengira mereka sedang melakukan adegan panas. Ia segera mematikan ponselnya.
Divya tersenyum penuh kemenangan.
" Awal permainan yang lumayan bagus. Kita tunggu permainan berikutnya nona Reva." Batin Divya.
Divya beranjak menjauh dari Damian.
" Aku mau istirahat, aku harap kau tidak menggangguku ataupun pergi untuk menemui wanita itu. Jika kau berani melakukannya maka jangan pernah kembali ke rumah ini lagi." Ucap Divya bernaring di atas ranjang.
" Baiklah." Sahut Damian.
Divya memejamkan matanya, sedangkan Damian melanjutkan kegiatannya.
Ponsel Damian kembali berdering, ia membiarkannya begitu saja. Satu kali, dua kali, tiga kali dan empat kali hingga ke lima kali Damian terpaksa mengangkatnya.
" Halo Reva, ada apa? Kenapa kau terus meneleponku? Aku tidak bisa terus terusan seperti ini Reva. Aku harus mengakhiri hubungan kita saat ini juga." Ucap Damian.
" Jika kau tidak kemari maka aku akan bunuh diri. Kau akan melihat jasadku dan calon anakmu sekarang juga." Teriak Reva.
" Jangan lakukan itu Reva! Bagaimanapun anakku tidak bersalah. Aku.. Aku akan ke sana." Ucap Damian cemas.
" Aku menunggumu." Reva menutup panggilannya.
Dengan perlahan Damian meninggalkan kamarnya, Divya yang tidak tidur tersenyum kecut melihat tingkah suaminya.
" Ternyata kau peduli padanya, tapi tidak apa apa, aku hanya ingin bermain main denganmu beberapa hari saja. Aku akan memberikan kejutan yang laur biasa kepadamu Damian." Ucap Divya tersenyum smirk.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Padma Ningrum Ningrum
Jgn lupa jabatannya juga turun Thor, enak aja dia CEO, aku itu benci yg namanya perselingkuhan dimana seseorang menjunjung kesetiaan, jgn kasih uang dan fasilitas, enak aja sudah di angkat dari miskin menjadi kaya berlagak dan tdk tau diri
2023-03-04
1