Aku berjalan untuk membuka pintu kamar hotel dan saat aku membukanya ternyata itu adalah kak Alena yang tidak lain adalah sahabat perempuan tuan Arsen, aku merasa sedikit heran dan bingung karena melihat dia yang datang tiba-tiba ke kamarku tengah malam seperti ini.
"Kak.. Alena, ada perlu apa kakak datang menemui aku?" Tanyaku kepadanya dengan raut wajah yang linglung,
"Ohh.... Tidak papa aku hanya ingin memberikan makanan ini untukmu, kamu pasti laparkan dan pasti belum makan, aku memasak tadi dan kau bisa mencobanya" ujar kak Alena itu kepadaku.
"O..ohh.. iya terima kasih banyak kak, aku tidak enak karena merepotkan mu" ujarku kepadanya,
"Tidak masalah kau adalah anak emas Arsen jadi aku juga harus memperlakukanmu dengan sangat baik, jangan lupa semangat untuk besok kau harus bisa memenangkan lomba itu!" Ucapnya memberikan dukungan kepadaku.
Aku hanya menjawab nya dengan anggukan dan tersenyum ramah padanya sampai dia pergi dari sana dan aku segera kembali masuk ke kamarku lalu mulai menikmati makanan pemberian dari kak Alena saat itu.
Awalnya aku pikir dia wanita yang jahat sebab untuk sekilas aku selalu melihat matanya yang terlihat sedikit sinis kepadaku namun setelah melihat betapa baiknya dia sampai mau memasakkan sesuatu untukku aku merasa semua dugaanku sebelumnya adalah sebuah kesalahan pahaman saja.
Makanan yang di masak oleh kak Alena juga cukup enak hanya saja beberapa hidangan menurutku tidak memakai kombinasi bumbu yang baik sehingga rasanya tidak terlalu pekat dan sedikit hambar, namun walau begitu karena aku menghargai usahanya aku menghabiskan semua makanan itu agar dia bisa merasa senang.
Setelah itu aku merasa sangat mengantuk dan langsung saja tertidur setelah menyetel alarm di ponselku.
Hingga ke esokan paginya aku bangun lebih awal dan badanku terasa cukup bugas setelah beristirahat semalaman, aku langsung pergi membersihkan diri dan menunggu seseorang yang akan datang menjemputku ke kamar tersebut, karena saat ini aku tidak tahu aku harus pergi ke mana, sampai tidak lama kak Viko dan kak Alena datang menghampiriku lalu mereka mengajak aku untuk pergi menemui tuan Arsen di kamarnya yang tidak jauh dari kamarku.
Saat di perjalanan menuju kamar hotel tuan Arsen entah kenapa aku merasa kak Viko dengan kak Alena terlihat begitu mesra dan mereka terus bergandengan tangan sampai berada di depan pintu kamar kak Arsen bahkan kak Viko langsung mencium pipi kak Alena begitu saja dan mereka berbicara sangat romantis, aku merasa menjadi seekor nyamuk sekarang.
"Aahh... Kau ini sembarangan menciumku apa kau tidak lihat di belakang kita ada Anna, jangan buat aku malu di hadapannya" ujar kak Alena begitu saja,
"Tidak papa biarkan dia tahu hubungan kita" balas kak Viko begitu saja.
Tanpa kalian melakukan itu sebenarnya aku juga sudah merasa mereka terlalu dekat untuk sekedar menjadi sahabat biasa antara wanita dan pria.
"A..ahhh... Kalian memang pasangan yang serasi" ujarku kepada mereka dengan canggung,
"Sudahlah ayo kita masuk Arsen pasti sudah menunggumu di dalam" balas kak Alen dan langsung mengajakku masuk.
Kami masuk ke dalam dan aku melihat ruangan di dalam terlihat sangat rapih dan begitu tersusun dalam segi penyimpanan semua barang yang ada disana, juga ruangan yang sangat luas lebih mirip rumah sendiri di bandingkan sebuah kamar hotel.
Kak Alena dan kak Viko itu mereka langsung duduk di sofa begitu saja sedangkan aku sungguh merasa sangat canggung berada diantara mereka berdua sampai tidak lamatuan Arsen muncul dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam yang mengkilap dia juga mengenakan jas hitamnya sambil berjalan menghampiri kami.
Melihat itu aku sungguh terpukau dengan ketampanannya, wajah yang mulus dan sangat tampan di tambah tubuh yang sangat keren dan gagah, dia terlihat seperti seorang model saat itu, bahkan aku menatapnya tanpa berkedip sampai tiba-tiba saja aku melihat perempuan bernama Alena itu langsung bangkit menghampiri tuan Arsen dan dia langsung memasangkan dasi pada leher tuan Arsen seperti tengah menggodanya.
"Aaahhh... Arsen kau dari mana saja aku sudah menunggumu sejak, lama ayo aku bantu kau memakai dasimu" ujar kak Alena dengan suara yang lembut.
Entah kenapa saat itu aku merasa kak Alena seperti wanita murahan dia menggoda tuan Arsen di hadapan kak Viko yang sebelumnya jelas aku dengar bahwa kak Viko mengatakan mereka itu adalah sebuah pasangan.
"Apa mereka bertiga sungguh bersahabat begitu dekat sampai kak Alena mengendalikan dia pria itu sekaligus, aku menyesal mengira dia baik, tapi dia memang cantik" gumamku dalam hati memikirkan.
Yang lebih membuat aku kaget saat itu adalah, tuan Arsen justru melingkarkan kedua tangannya itu pada pinggang kak Alena dan aku sungguh tidak bisa melihatnya aku langsung melemparkan tatapan ke arah lain yang dimana saat itu ada kak Viko disana, aku tidak ingin melihat dia orang bermesraan di hadapanku apalagi aku menyukai tuan Arsen, itu akan menyakiti hatiku jika aku melihatnya, sehingga aku memutuskan untuk memalingkan pandanganku ke samping dengan cepat.
Saat itu aku pikir kak Alena akan berciuman dengan tuan Arsen namun rupanya tidak, karena tuan Arsen langsung menghindar disaat kak Alena hampir saja menyentuh bibirnya.
"Hey... Kenapa kau seperti itu, apa kau tidak pernah melihat orang dewasa ingin bermesraan?" Tanya kak Viko yang duduk di sampingku saat itu,
"AA..a..a...aku, aku hanya menghargai kak Alena dan tuan Arsen, aku hanya seorang peserta lba yang bekerja pada tuan Arsen jadi aku rasa aku tidak ingin melihat hal tersebut karena itu sebuah privasi bagi mereka berdua" balasku sedikit gugup menjawab ucapan kak Viko.
Dia justru hanya tersenyum kepadaku dan langsung mengusap kepalaku dengan lembut beberapa kali.
"Haha.. kau ini lucu sekali, kau bisa melihatku saja jika tidak ingin melihat dua orang dewasa tidak bermoral itu" ujarnya padaku begitu saja.
Aku membuka mataku lebar dan sedikit kaget merasakan tangan kak Viko yang menyentuh atas kepalaku dan mengusapnya dengan sedikit kasar, dia juga melemparkan senyumannya kepadaku dan itu membuat aku merasa tidak nyaman sehingga aku langsung duduk dengan tegak dan bergeser menjauh darinya.
"Ma..maaf kak, tolong jangan menyentuh aku sembarangan seperti itu, aku rasa memegang kepala orang lain seenaknya tidak sopan" ucapku kepadanya dengan tegas tanpa melihat ke arah dia sedikit pun.
Kak Viko justru malah tertawa menanggapi ucapan dariku dan tanpa aku ketahui rupanya kak Alena dan tuan Arsen memperhatikan dan melihat apa yang baru saja di lakukan oleh kak Viko kepadaku.
Dan sebenarnya Viko sengaja melakukan itu untuk membuat Alena cemburu sebeb dia tidak suka setiap kali melihat Alena terus dekat dengan Arsen sahabatnya sendiri.
"Alena aku tidak akan membiarkan kamu mendekati Arsen sedikit pun sekalipun hanya untuk menarik hartanya, aku juga sama kayanya dengan dia aku bisa memberikan apapun kepadanya kenapa dia masih harus menginginkan hartanya Arsen" gumam Viko di dalam hatinya.
Alena yang tidak suka melihat pacarnya Viko melakukan hal seperti itu kepada wanita lain terutama kepada Anna dia langsung saja meninggalkan Arsen dan menarik tangan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments