Sebelum Keberangkatan

Ke esokan paginya David benar-benar langsung membawa seorang wanita yang akan bekerja denganku, dia pun memperkenalkan wanita yang dia bawa kepada aku dan ibu dan nampak wanita itu terlihat ramah juga bersahabat saat diajak bicara dan mengobrol sejenak oleh ibuku.

"Anna kenalkan ini Mika dia sebelumnya adalah karyawan di sebuah cafe tapi dia juga bisa memasak, atau membuat minuman, dan Mika kenalkan ini adalah wanita cantik yang akan menjadi bos mu dia juga sahabat saya namanya Anna aku titip dia padamu yah jangan biarkan dia dekat dengan pria lain" ujar David yang selalu saja bicara seperti itu kepada semua orang saat memperkenalkan aku dengan orang baru,

"David apa sih, kau ini selalu saja membuat semua orang tertekan dengan ucapanmu itu" balasku sambil mencubit pelan perutnya itu.

"Ahaha... Maafkan dia yah, dia memang seperti itu, ayo kamu bisa mulai bekerja hari ini juga, aku senang kamu mau bekerja denganku dan nanti biar ibuku yang akan menjelaskan semuanya, aku ada urusan saat ini" ucapku kepada wanita bernama Mika tersebut,

"Bu aku minta bantuanmu untuk ajarkan Mika yah, aku harus pergi sekarang" tambahku kepada ibu.

Aku dan David berpamitan dan dia selalu memaksa aku agar dia yang mengantarkan aku ke perusahaan Go Food tersebut, padahal aku sudah menolaknya dengan tegas berkali kali karena aku tidak ingin mengganggu waktu kerjanya, namun dia tetap saja memaksaku bahkan menarik tanganku secara paksa untuk tetap masuk ke dalam mobilnya tersebut, sehingga aku pun terpaksa menuruti keinginannya itu.

"Sudah Anna ayo cepat masuk saja, kau akan aman jika denganku dan akan tiba disana tepat waktu, ayo masuk" ucap David mendorong tubuhku terus ke dalam mobilnya dan dia langsung menutup pintu mobilnya dengan cepat,

"Aishh..... Dasar kau ini, kenapa sih kau selalu memaksaku terus aku bisa pergi kesana sendirian, kau juga harus bekerja bagaimana jika oma memgomelimu lagi" ujarku kepadanya,

"Tenang saja Anna, Oma tidak akan pernah memarahi aku jika aku mengatakan kepadanya bahwa aku mengantar gadis cantikku ini, bukankah dia juga menyukaimu, atau kau lupa tentang itu?" Balas David yang memang selalu merasa benar.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya tersebut dan hanya bisa pasrah membiarkan dia mengantarku sampai tiba di depan gedung perusahaan go food yang terkenal tersebut.

Aku segera masuk ke dalam setelah melihat mobil David pergi dari sana, ku tarik nafas dalam dan membuangnya perlahan untuk menguatkan mentallu dan aku bisa percaya diri di dalam, aku masuk dan mulai menemui staf disana hingga aku mulai diarahkan ke ruang latihan, saat itu aku lihat disana juga ada seorang pria yang begitu tidak familiar di pandanganku.

"Ahh... Pria itu bukankah itu seperti pria yang kemarin aku tabrak yah? Ternyata dia tampan juga" gumamku memikirkan.

Aku langsung diminta untuk pergi ke sana dan mulai memasak dengan pria tersebut, awalnya aku pikir dia juga peserta lomba sepertiku jadi aku memutuskan untuk mengajak dia berkenalan saat itu.

"Hey.... Kamu peserta lomba juga yah, kenalkan namaku Anna siapa namamu?" Ujarku mengajaknya bersalaman.

Dia hanya menatap datar ke arah wajahku juga beralih sesaat pada tanganku hingga dia malah memalingkan pandangannya begitu saja dan kembali mengiris sayuran di hadapannya.

Aku menatapnya dengan heran dan bingung karena dia terlihat begitu dingin dan bersikap terlalu acuh kepadaku namun walau begitu aku tetap berusaha untuk bisa bicara dan berkenalan dengannya karena aku ingin memiliki teman agar tidak seorang diri nantinya.

"Hey.... Bukankah kita pernah bertemu sebelumnya, kemari aku tidak sengaja menabrakmu, aku sudah meminta maaf tapi kau malah pergi begitu saja, kenapa kau seperti itu kemarin?" Tambahku bicara lagi kepadanya.

Pria itu tetap tidak memberikan respon apapun dan dia hanya dia saja sambil terus fokus memotong sayuran tersebut, aku merasa sedikit kesal dan tidak fokus saat mengupas kentang di tanganku hingga membuat jariku teriris oleh pisau.

"Aaaww....." Ringis ku merasa sakit.

Yang tidak aku sangka pria dingin itu langsung berbalik ke arahku dan dia langsung menarik tanganku dengan cepat lalu berbicara mengomeli aku namun tetap mengisap darah yang keluar dari hatiku itu hingga dia membantu aku memasangkan plester di jariku yang terluka itu.

"Heh, apa kau bodoh.... Sini tanganmu" ucap pria itu yang langsung mengisap tanganku tersebut.

Rasanya memang sedikit sakit tapi entah kenapa aku merasa sangat senang disaat pria itu memberikan perhatian kecil seperti itu kepadaku, sejujurnya dia memang tipe idealku dia tinggi dan tampan, berpakaian rapih dan bisa memasak, aku sejak dulu ingin sekali memiliki pasangan sepertinya, apalagi di saat dia mengusap jariku dan memarahi aku seperti tadi jantungku terasa terus berdetak sangat kencang, dan dia terlihat begitu tampan dimataku.

"Sepertinya aku jatuh cinta padanya" gumamku sambil tersenyum menatapnya,

"Hey... Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau gila karena teriris sebuah pisau? Aishh.... Kau tidak boleh jadi gila dahulu kau harus memenangkan lombanya, baru kau boleh menjadi gila" balas pria itu kembali memarahiku.

Aku tidak perduli meski pria itu terus menghinaku, mengejekku dan membentakku, dimataku dia tetap saja tampan dan mempesona. Mungkin bukan hanya aku satu satunya wanita yang merasakan hal aneh seperti ini, semua orang akan merasa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada lawan jenis bukan, apalagi pria itu sangatlah tampan dia seperti malaikat walaupun tidak tersenyum.

"Aaahhh....aku rasanya ingin pingsan saat melihat dia membalut lukaku dengan plester" gumamku dalam hati yang tidak bisa terkendali.

Selama ini hanya dia lah pria yang berhasil membuat jantungku berdegup kencang setiap kali aku memandangnya, aku merasa diriku akan melayang setiap kali melihat wajahnya tersebut, dia begitu mempesona untukku.

Hingga setelah dia selesai membalut lukaku aku tetap saja memeluk jari tanganku itu dan terus terpesona dengannya.

Namun pria itu pergi begitu saja entah kemana, aku kehilangan jejaknya lagi disaat terlalu senang dengan jari tanganku yang di balut olehnya, cukup menyebalkan karena aku tidak berhasil mengetahui siapa namanya, namun aku tetap melanjutkan tugasku berlatih membuat makanan cepat saji yang sudah aku persiapkan.

*****

Sampai tiga hari sudah berlalu dan aku tetap tidak pernah melihat pria itu lagi padahal aku pikir dia akan mengikuti lomba sepertiku namun aku tidak pernah melihatnya lagi di sekitar kantor itu, sampai hari dimana aku harus pergi ke luar negeri sudah tiba, setelah berpamitan kepada ibu dan David aku segera masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan oleh perusahaan tersebut.

"Anna jaga dirimu baik-baik disana yah, jangan lupa kabari ibu jika kamu sudah sampai" ucap ibu sambil mengelus kepalaku dengan lembut,

"Iya Bu, aku akan langsung menghubungi ibu jika aku sudah sampai disana, jangan terlalu mencemaskanku" balasku sambil memeluknya.

Bukan hanya ibu yang terlihat sedih dengan kepergianku namun David juga menatapku dengan tatapan yang aneh dia tidak terlihat seperti biasanya dan aku langsung saja memeluknya karena aku tahu pasti sulit untuk dia mengijinkan aku pergi ke tempat yang jauh.

"David aku juga akan menghubungimu, aku titip ibu kepadamu yah" ujarku kepadanya,

"Anna, bisakah kamu tidak jadi pergi, tiba-tiba aku merasa tidak enak hati aku tidak ingin terjadi apapun kepadamu, atau aku bisa mengantarmu kesana agar kau aman" ujar David kepadaku.

Aku tahu dia memang selalu mengkhawatirkan aku dan dia selalu saja seperti itu sehingga aku langsung berusaha meyakinkan dia agar dia tidak mencemaskan aku secara berlebihan seperti itu.

"David aku berangkat dengan tim perusahaan jadi aku akan baik-baik saja mereka sudah mempersiapkan semuanya bahkan aku juga terbang menggunakan jet pribadi milik perusahaan ini, aku akan aman" balasku kepadanya,

"Tapi Anna aku tetap saja merasa sangat cemas" balas David dengan wajahnya yang begitu khawatir.

Sampai tiba-tiba saja dari belakang ada seseorang yang berbicara dengan tegas hingga ketika aku menoleh ke belakang rupanya itu adalah pria idamanku yang sudah aku cari-cari keberadaannya selama beberapa hari belakangan ini.

"Tenang saja, dia ada di bawah naungan perusahaan dan saya adalah CEO perusahaan ini, saya akan bertanggung jawab penuh atas keselamatannya" ujar pria itu yang membuat aku kaget dan langsung terperangah.

"A... Apa....dia....jadi pria itu adalah seorang CEO? Aaahh.... Bagaimana ini aku memalukan sekali sebelumnya karena bersikap santai kepada pria itu" gumamku merasa malu dan bingung,

"Oh baguslah jika kau CEO nya jadi jika nanti terjadi sesuatu kepada Anna aku akan langsung mendatangi dirimu" ucap David dengan tatapan wajahnya yang sangat sinis,

"Tenang saja dia akan aman dengan kami" balas pria itu sambil menepuk pundak David pelan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!