Aku langsung diam termenung mengingat hal tersebut, dan ibu juga nampak menatapku dengan tatapan yang heran lalu ibu mengajakku untuk duduk terlebih dahulu.
"Anna ada apa denganmu, kenapa kamu tiba-tiba saja terdiam seperti itu, ayo duduk dulu dan ceritakan semuanya pada ibu" ujar ibu dengan lembut.
Ku duduk menghadap ke arah ibu dengan perasaan yang tidak menentu dan aku sangat bingung bagaimana caranya harus menjelaskan kepada ibuku tentang keresahan yang ada di dalam diriku saat ini. Namun karena aku melihat itu yang sudah dengan setia menunggu aku untuk berbicara kepadanya aku pun tetap mengungkapkan semua itu.
"Bu.... Karena aku menang lomba disini mereka bilang aku harus menjadi perwakilan lomba perusahaan mereka ke luar negeri dan jika aku memang aku akan menjadi brand ambassador mereka nantinya" balasku dengan nada yang pelan,
"Woohhh...bagus dong sayang, itu adalah hal yang sangat luar biasa, lalu kenapa kamu harus memasang wajah sedih seperti itu?" Tanya ibuku yang terlihat bahagia,
"Aku memang senang mendengarnya Bu tapi, karena hal itu tentu saja aku akan pergi ke luar negeri untuk beberapa hari, dan aku tidak ingin meninggalkan ibu disini sendirian, aku merasa tidak enak hati Bu" balasku kepadanya.
"Sayang, kamu tidak perlu mencemaskan ibu, pergilah kemanapun kamu harus pergi kamu harus mewujudkan mimpimu sebagai chef terkenal dan jika kamu berhasil memenangkan lomba lagi tentu namamu akan dikenal banyak orang dan kami juga bisa memulai kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya, ibu selalu ingin yang terbaik untukmu jadi jangan mencemaskan soal ibu, ibu bisa menjaga diri ibu sendiri" balas ibuku sambil menggenggam tanganku memberikan aku sebuah kekuatan.
Aku tersenyum senang karena ibu masih mendukungku sepenuhnya, hingga aku memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dan ke esokan paginya aku segera pergi ke perusahaan tersebut, aku membawa hadiah dan piala penghargaan yang aku menangkan dalam lomba sebelumnya, mereka juga memberikan aku sebuah kontrak kerjasama, dan aku segera menandatangani kontrak tersebut.
Aku pulang dan menghubungi David secepatnya untuk merayakan keberhasilan diriku ini.
"Halo David, bisakah kau datang ke resto malam ini, aku ada kabar bahagia untukmu" ucapku kepadanya,
"Baik, aku akan kesana nanti" balas David langsung menyetujuinya.
Aku pun pulang dengan perasaan yang sangat senang dan berbunga-bunga, rasanya menyenangkan sekali bisa pulang membawa banyak uang di dalam tabunganku juga piala yang sudah aku inginkan sejak lama, saat aku berjalan sambil berjingkrak aku tidak sengaja menabrak seorang pria yang berpakaian begitu rapih dan mengkilap.
"Brukkk......aduhhhh" suaraku yang menabrak tubuh seseorang secara tidak sengaja.
Aku langsung meminta maaf kepada orang tersebut karena sudah menabraknya seperti itu.
"Aahh....maaf, aku tidak sengaja maafkan aku" ucapku menunduk dan meminta maaf.
Namun orang tersebut justru malah terus berjalan melewati aku begitu saja bahkan aku hanya menatap wajahnya sekilas dan tidak bisa melihatnya dengan jelas seperti apa wajah orang yang sangat tidak sopan dan cukup menyebalkan tersebut.
"Eeehh....kemana orang itu, aishh... Dia benar-benar tidak sopan, aku meminta maaf dengan tulus padanya tapi dia malah meninggalkan aku begitu saja memang orang yang aneh" gerutuku sambil segera melanjutkan jalanku.
Aku sampai di restoran dan segera mempersiapkan untuk acara nanti malam bahkan aku sengaja menutup resto saat menjelang malam karena aku ingin merayakan semua ini secara khusus dan lusa aku sudah harus terbang ke luar negeri untuk mempersiapkan diri dahulu dan memulai lombanya.
Tidak lama akhirnya David tiba di restoran dan aku juga ibu langsung menyambutnya dengan ramah.
"Ahh... Davi akhirnya kamu tiba juga, aku sudah menunggumu cukup lama, ayo masuk ke dalam" ajakku sambil menarik tangannya untuk masuk ke dalam,
"Eh...eh...eh... Ada apa ini? Kamu terlihat sangat bersemangat" ujar David dengan wajahnya yang keheranan.
Aku langsung mempersilahkan dia untuk duduk dan segera aku membawa kue juga ibu yang mempersilahkan minuman untuknya.
"Wah....wah... Ada acara apa ini, Tante ayo beri aku bocoran" ujar David lagi sambil menatap ke arah ibuku,
"Maaf David tapi Tante tidak bisa mengatakannya jika tidak ada izin dari Anna" balas ibuku yang memang satu pemikiran denganku.
David terlihat sedikit kesal namun aku segera duduk bersama merasa dan mulai mengatakan informasi yang membahagia ini kepadanya.
"David tenang saja aku akan mengatakannya, sebenarnya aku memenangkan lomba di perusahaan Go Food itu, aku berhasil mendapatkan piala ini tadaaa.... Bagus kan?" Ungkapku sambil menunjukkan piala yang aku dapatkan tadi siang,
"Wahhh.... Anna kamu luar biasa, aku tidak menyangka dari banyaknya orang yang mengikuti lomba ternyata kamu yang menjadi juara satunya, aku rasa pihak perusahaan itu keliru deh dalam menilai makanannya" balas David yang langsung mendapatkan tepukan dari ibuku.
"Aishh....kau ini, harusnya kau senang jika melihat temanmu berhasil mewujudkan mimpinya, setidaknya ini sudah selangkah lebih baik" ujar ibuku sambil menepuk tangan David cukup keras,
"Aduh....ahaha... Iya tanteku yang tersayang tentu saja aku sangat senang melihat Anna bisa memenangkan lomba itu, tadi aku hanya bercanda" balas dia dengan senyumnya yang selalu membuat kami semua tertawa bahagia.
Kami pun menikmati kue yang sudah aku buat dengan ibu sebelumnya, aku dan David saling menyuapi satu sama lain dan kami terlihat seperti pasangan yang serasi.
Meski kami seorang sahabat sejak kecil namun aku sudah memutuskan tidak akan mencintai David melebihi seorang sahabat karena aku tidak ingin kehilanganny dan aku sudah nyaman seperti ini bersama dia, aku merasa sangat bahagia memiliki sahabat pengertian seperti David dan selalu ada disaat aku membutuhkannya selama ini.
Malam itu di penuhi dengan kebahagiaan dan David juga sudah pulang ke rumahnya sedangkan aku segera beristirahat untuk mulai latihan esok pagi.
Tidak lupa sebelumnya aku juga sudah meminta bantuan David untuk mencarikan aku seorang pelayan yang bisa memasak untuk menggantikan aku membantu ibu mengurusi restoran selagi aku berada di luar negeri nantinya.
Belum lagi mulai besok aku akan mulai mengikuti pelatihan dahulu di perusahaan Go Food tersebut selama tiga hari sebelum langsung di berangkatkan ke luar negeri dan siap untuk mengikuti lomba nantinya.
Untungnya David memang selalu bisa diandalkan belum juga dia puluh empat jam dia sudah bisa menemukan pelayan yang bisa bekerja denganku dan membantu aku mengurusi restoran, hingga besok pagi dia akan membawa wanita tersebut padaku.
"Ahhh...benarkah, kenapa kamu bisa secepat ini mendapatkan pelayan untukku?" Tanyaku kepadanya,
"Tentu saja akukan David, aku bisa mendapatkan apapun yang aku inginkan hanya dengan menjentikkan jari hehe" balas David sambil bercanda,
"Aishh....kau ini memang tidak pernah berubah, ya sudah kau bawa saja orangnya besok dia harus bekerja secepatnya karena aku harus memulai latihan di perusahaan untuk persiapan lomba" balasku kepadanya,
"Baik bos" balas David yang memicu tawa dariku.
Panggilan telpon pun terputus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments