Bel masuk pun berbunyi, semua murid kelas 3 IPA langsung berlari masuk ke dalam kelas, dan duduk di bangku masing-masing.
Pelajaran segera di mulai, guru fisika telah masuk dan memulai pembelajaran nya.
Qia tidak bisa fokus, dia masih kepikiran soal Raisa. Dia melirik Sahabatnya itu. Raisa masih terlihat murung, entah apa yang menyebabkan gadis itu berubah seperti itu.
Qia mulai mengingat kejadian akhir akhir ini. Raisa tampak kepo dengan kedekatan dirinya dengan Kenzi. Entah apa maksudnya, Qia tidak tahu.
Flashback on.
"Qia, Lo sama tu anak IPS ada hubungan apa?" tanya Raisa.
Qia yang sedang menyelesaikan catatan nya menghentikan sejenak, kemudian melanjutkan kembali.
"Tidak ada apa apa" jawab nya acuh.
"Masa sih, tapi kalian terlihat dekat!" ujar Raisa lagi. Kini bukan dia saja, melainkan Dinda dan Rea juga ikut mempertanyakan kepadanya.
"Ayolah Qia, dia itu sangat perhatian sama Lo. Mana mungkin dia gak suka sama Lo!" ujar Dinda.
"Gue juga yakin, jika Lo juga suka Kenzi kan??" sahut Raisa tersenyum malu. Dia mengatakan hal itu pada Qia, namun raut wajah nya seolah mengatakan kalimat itu untuk dirinya sendiri.
"Kalian apaan sih, gue gak dekat sama dia. Tapi, dia hanya beberapa kali chat gue" jelas Qia.
"Wah, dia punya nomor ponsel Lo??"decak Rea kagum.
"Yah, ketika organisasi kemarin. Dia meminta nomor hp gue!"
"Lo suka dia kan?"
satu pertanyaan yang membuat jantung Qia berdetak dengan ritme yang cepat. Karena malu menjawab, Qia malah mengalihkan percakapan mereka.
"Kalian buruan selesaikan catatan nya, nanti Bu Refni nanyain Lo!"
Raisa sudah mulai terdiam, entah mengapa dia mendengar pernyataan Qia tadi, membuat Raisa jadi diam.
Qia tidak menyadarinya, dia masih acuh dengan lingkungan. Karena menurut mereka, bertengkar karena cowo adalah hal yang bodoh.
Mereka memutuskan untuk memilih persahabatan, di bandingkan seorang pria yang tersebar banyak di muka bumi ini.
Qia masih mengabaikan topik soal Kenzi. Dia tetap melanjutkan pekerjaannya menulis di buku catatan nya.
Waktu pun cepat berlalu, kedekatan Qia semakin dekat dengan kenzi. Bahkan setiap malam pria itu selalu mengirimkan Kenzi pesan. Seperti malam ini.
#Kenzi
Malam Qianzi, Qia nya Kenzi.
#Qia
Gila lu!
#Kenzi
galak amat!
#Qia
Biarin, sama lu gak papa
#Kenzi
Gue ada satu pertanyaan buat Lo.
#Qia
apaan?
#Kenzi
Lo mau jadi pacar gue gak?
#Qia
Kagak!
#Kenzi
Gue serius, gue udah lama suka sama lu
#Qia
Gak gentle banget, nembak di hp
#Kenzi
Gue tahu, Lo gak bakal mau ngomong sama gue, jika tidak bersama teman teman Lo.
Qia tersenyum membaca pesan terakhir dari Kenzi. Dia memang sangat jarang terpisah dari ketiga sahabatnya. Setidaknya dia entah bersama salah satu dari mereka bertiga. Pokoknya tidak pernah sendiri.
#Qia
Namanya juga Sahabat!
#Kenzi
Makanya gue nembak Lo lewat pesan.
#Qia
Gue gak suka boongan
#Kenzi
Siapa yang boongan sih
#Qia
Jadi ini serius?
#Kenzi
Iya markonah!
Qia jungkir balik, merasa sangat senang setelah membaca pesan Kenzi.
Setelah sekian lama dia berharap memiliki seorang pacar. Akhirnya Kenzi menembak dirinya.
#Kenzi
Gimana?
Qia merasa deg deg an, antara Nerima atau tidak. Dia benar-benar bingung sekarang.
#Qia
Oke deh gue mau
Akhirnya Qia menerimanya, dia merasa sangat malu. Bukan karena apa apa, ini pertama kali dalam hidupnya memiliki seorang pacar.
#Kenzi
Makasih sayang.
#Qia
Oke, gue mau tidur dulu yah
#Kenzi
Iya sayang aku
Qia mengakhiri kegiatan nya memegang ponsel, dia meletakkan benda pipi itu. Lalu mengambil beberapa buku dan menyimpan nya ke dalam tas.
Setelah menyiapkan peralatan sekolah nya, barulah Qia mulai tidur.
Flashback off
Kini hubungan Qia dan Kenzi berumur 3 bulan. Selama itulah Qia merasa ada yang salah dengan Raisa. Namun, dia tidak berani mempertanyakan pada gadis itu.
Kringg!!!!
Qia tersentak dari lamunan nya, baru saja masuk kenapa sekarang sudah bek??
Qia melirik jam tangan nya, ternyata sudah pukul 1 siang.
"Astaga, gue melamun selama 3 jam???" pekik Qia dalam hati. Dia buru buru menyimpan buku bukunya ke dalam tas.
Kelas mulai sepi, gue fisika juga sudah keluar sejak tadi.
"Qia, Lo pulang sama siapa?" tanya Dinda.
"Ya sama siapa lagi, sama Kenzi kah" sahut Rea yang di iringi oleh tawa Dinda.
Qia hanya tersenyum malu, dia melirik Raisa yang tetap diam.
"Gue duluan yah, ibu udah jemput" ucap Raisa bergegas pergi tanpa menunggu persetujuan dari mereka.
"Tu bocah kenapa sih? sejak kemarin aneh banget!" tutur Rea.
"Gak tahu, dia kan emang Seperti itu" balas Dinda tidak ambil pusing.
"Yaudah, yuk cabut!" ucap Qia.
Mereka bertiga berjalan menuju ke gerbang sekolah. Terlihat ibu dan kakak Rea dan Dinda sudah menunggu di sana.
Qia melambaikan tangan pada kedua sahabatnya.
"Hati hati yah!!"
"Iya, Lo juga!!" sahut Dinda dan Rea kompak.
Qia tersenyum menatap kepergian kedua sahabatnya. Dia harus menunggu Kenzi datang.
Hanya 5 menit menunggu, akhirnya Kenzi pun datang dengan motor CBR nya.
"Maaf yah sayang aku lama!"
Qia menggeleng, dia tidak apa apa menunggu Kenzi sedikit lebih lama. Pria itu sudah kelewat baik padanya.
"Maaf jika aku terus merepotkan mu" lirih Qia setelah duduk nyaman di belakang Kenzi. Tangan nya melingkar manja pada pinggang Kenzi.
"Let's go!!!" sorak Kenzi yang langsung di sahuti oleh Qia.
"Go!!!!"
Kenzi mengendarai sepeda motor nya dengan kecepatan santai. Menikmati waktu singkat bersama kekasihnya.
Selama mereka pacaran, Kenzi hanya bertemu dengan Qia di sekolah saja. Waktu mereka berdua juga hanya ketika berada di atas sepeda motor.
Qia bukan lah anak perempuan yang mudah di ajak keluar. Orang tua nya sangat menjaga ketat putri putri mereka. Apalagi gadis secantik Qia.
Tik Tik...
Kenzi merasakan rintik hujan menimpa kulit wajah nya.
"Sayang, kamu tahu gak? ada yang mengatakan begini.
Bagus sepasang kekasih yang terkena hujan bersama sama. Maka mereka akan selalu bersama sama untuk selamanya!" tutur Kenzi panjang lebar. Senyum manis terbit di bibirnya, di dalam hati dia mengaminkan ucapnya.
"Benarkah? apa kamu percaya mitos itu?" decak Qia.
"Mengapa tidak? jika bersama mu. Aku akan percaya"
Qia tertawa, jawaban kekasihnya terdengar lucu di telinganya.
"Memangnya kamu dengar dari siapa?" tanya Qia penasaran.
"Dari film, ahahahha..."
Qia melongo, Kenzi dapat melihatnya dari kaca spion. Dia ikut tertawa bersama Kenzi.
"Kamu ini gimana sih, film kan hanya fiktif belaka."
"Tapi, aku mau mempercayai nya Sayang"
"Yayaya....Percayai apa yang kamu ingin" balas Qia Pasrah. Dia semakin memeluk erat pinggang Kenzi, hawa dingin mulai menjalari setiap inci tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments