Cerita Jingga (2)

Jingga menghela nafas panjang kala Mega bercerita tentang dirinya.

"Nggak ada yang istimewa di hidup gue" kata Jingga mengawali cerita.

"Susah amat sih Non, apa pun hidup loe tergantung loe menyikapi. Mau bahagia, susah, senang semua juga tergantung sama loe sendiri" ujar Mega kasih saran.

"Kehidupan orang lain kadang tak seperti yang dilihat di covernya" imbuh Mega.

"Heemmmmm" Jingga mengangguk.

"Aku tuh anak tunggal" kata Jingga mulai bercerita.

"Itu aku juga sudah tau Jingga, orang tua loe adalah sama-sama ASN. Yang sudah sibuk dari pagi sampai sore. Itu loe sudah cerita ke gue" seloroh Mega menimpali.

"Ha...ha...terus apa lagi yang musti aku ceritain Nona Mega" sela Jingga.

"Kisah loe tentang laki-laki brengsek tadi dong" ucap Mega.

"Oke, dengerin baik-baik. Abis ini jangan paksa gue untuk cerita lagi. Aku malas bahas tentang kak Kenzo" tukas Jingga.

"Malas, tapi masih sebut kakak di depan namanya. Aneh loe" sambung Mega.

"Mulai nggak nih?" seru Jingga.

Mega pun mengangguk.

Jingga pun mulai menceritakan awal pertemuannya kembali dengan Kenzo.

.

"Jingga, ke sini bentar" suruh papa yang kala itu ada tamu. Tamu yang merupakan teman lama papa dan dikabarkan pindah tugas di kota tempat Jingga tinggal.

Waktu itu Jingga masih kelas satu sekolah menengah atas.

Singkat cerita teman papa tinggal di kompleks yang sama dengan tempat tinggal keluarga Jingga, hanya beda blok aja.

Mama pun sering menyuruh Jingga untuk mengantarkan makanan ke keluarga teman papa itu.

Seperti pagi itu, Jingga juga disuruh mampir ke sana. Apalagi kalau bukan untuk mengantar makanan.

Sambil bersenandung dan sudah pakai seragam sekolah, Jingga mampir ke kediaman Om Wawan yang merupakan nama dari teman papa.

"Pagi...Pagi...Any body home???" sapa Jingga karena lama tak ada yang bukain pintu.

Jingga mengetuk pintu beberapa kali, kesal karena tak ada yang menyahut.

"Kutinggalin aja gimana ya? Takut telat" gumam Jingga.

Saat Jingga balik kanan, pintu itu terbuka dan nampak wajah lelaki muda dengan muka bantal.

Jingga balik kanan karena mendengar pintu terbuka.

"Ih jorok" gumam Jingga melihat laki-laki muda dengan rambut acak-acakan dan muka bantal.

"Sapa loe, pagi-pagi sudah komen hidup gue?" katanya ketus.

"Sombong" tukas Jingga.

"Nih, aku disuruh nyokap nganterin ini" Jingga menyodorkan sebuah paper bag ke wajah laki muda itu.

"Nggak sopan" dengan mata mendelik.

Jingga tak peduli, dan langsung balik kanan dan lari daripada kena amukan orang tadi.

Tak cukup itu saja, beberapa kali Jingga dihadapkan dengan situasi tak mengenakkan kala bertemu dengannya.

Hingga sore di akhir pekan, papa memanggilnya untuk duduk di ruang tengah. Memberitahukan sesuatu yang penting untuk masa depan Jingga.

Jingga dijodohkan dengan Kenzo, nama dari lelaki itu. Karena ingin menjadi anak yang berbakti, Jingga menerima perjodohan itu.

Mulai saat itu, jika Kenzo liburan semesteran tak ada seharipun waktu yang dilewatkan untuk membersamai Jingga. Karena Kenzo juga menyetujui perjodohan itu.

Saat Jingga kelas dua, mereka resmi telah membina hubungan dan tak lama kemudian kedua orang tua mereka menyarankan untuk tunangan terlebih dahulu. Dan lagi-lagi Jingga dan Kenzo menyetujui akan hal itu.

Kedua orang tua Jingga juga menyarankan untuk kuliah di kampus yang sama dengan Kenzo.

Mereka berpikir Jingga akan aman jika berada dekat dengan tunangannya itu.

"Nah, itu cerita gue. Nggak ada yang menarik kan?" seru Jingga.

"Ada" tukas Mega.

"Apaan?" ucap Jingga menimpali.

"Hidup loe bagai di jaman Siti Nurbaya....ha...ha...." Mega menimpali dengan tawa renyahnya.

"Sialan" umpat Jingga.

"Sekarang aku pusing nih, musti bilang apa ke orang tua ku" ujar Jingga serius.

"Ya bilang aja kalau Kenzo selingkuh. Kan beres" saran Mega.

"Nggak semudah itu Mega. Kedua orang tua kami sudah sangat berharap untuk jadi satu keluarga" jelas Jingga.

"Terus loe mau ngorbanin perasaan untuk hidup sama-sama laki macam dia? Kalau gue mah ogah" cibir Mega.

"Siapa tahu dia berubah?" kata Jingga.

Mega menginjak rem mendadak, membuat Jingga terjingkat. Kaget lah tentunya.

"Ada apa? Bisa bonyok nih jidat ku" ujar Jingga.

"Tuh lihat! Sebelah kiri loe" suruh Mega.

"Berubah apaan?" seru Mega kala Jingga melihat sepasang sejoli bergandengan mesra di depan sebuah mall.

"Lihat yang jelas Jingga, aku takut loe rabun lagi" ucap Mega mencelos.

Dia ingin membuka mata sahabatnya itu.

"Foto aja, itu kan bisa jadi bukti buat orang tua loe" saran Mega.

"Jijik aku. Nggak mau ah, nyimpen foto mereka di galeri" tolak Jingga.

Tak menunggu lama terdengar cekrek-cekrek dari ponsel Mega.

"Gue yang simpen. Sapa tau aja akan berguna suatu saat. Apalagi kalau foto ini muncul di mading kampus" ujar Mega terbahak.

"Sinting kamu" olok Jingga.

"Biarin. Gua aja geregetan, eh loe nya malah ngarep dia berubah" sahut Mega sewot.

"Bangun Jingga dari mimpi loe" sambung Mega.

Mega kembali melajukan mobilnya ke arah perusahaan bunda nya yang memang lokasinya berseberangan dengan mall tadi.

Setelah mengambil jalan memutar sampailah mereka di lobi perusahaan.

"Katanya mau ketemu sama Bunda kamu? Kok malah ngajakin aku ke toko roti sebesar ini?" tanya Jingga.

"Bukan mau pamer ya, tapi toko roti ini kepunyaan bunda" ujar Mega terbahak.

"Sombong" kata Jingga membuat Mega semakin lebar tawanya.

"Heeiii Mega nyariin bunda?" tanya seseorang yang baru keluar dari pantry.

"Eh aunty Dena. Iya nih, bunda nya ada?" tanya Mega.

"Barusan aja bunda dijemput Daddy kamu" terang aunty Dena.

"Isshhhh selalu saja kalah cepat sama Daddy" gerutu Mega membuat aunty Dena tertawa.

"Kamu sih, pasti lupa ngehubungin bunda duluan" seru aunty Dena.

"Iya sih" jawab Mega sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Oh ya kenalin aunty nih teman Mega. Namanya Jingga" tutur Mega yang teringat akan keberadaan Jingga di antara mereka.

Jingga mengulurkan tangan berkenalan dengan aunty Dena.

"Aunty kamu cantik" puji Jingga.

"Tentu dong. Auntynya sapa dulu" tukas Mega.

"Oh ya Jingga, ayo ngincipin dulu kue buatan bunda" ajak Mega untuk menyusuri outlet milik bunda nya itu.

Jingga dan Mega sekalian pamitan ke aunty Dena.

"Gila bener, berapa banyak modal untuk buat toko segedhe ini" kagum Jingga sambil melihat sekeliling.

"Jangan lihat hasilnya, tapi lihat prosesnya. Bunda ku mulai semua ini dari nol, bahkan tak ada campur tangan Daddy sama sekali" cerita Mega.

Mega mengajak duduk untuk menikmati kue yang sudah dipilih masing-masing.

"Mayan lah, makan sore aku gratisan" canda Jingga kala menyuapkan sepotong roti ke dalam mulut.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

To be continued, happy reading

Episodes
1 Surprise Ultah
2 Bestie
3 Cerita Jingga
4 Cerita Jingga (2)
5 Jemputan Langit
6 Makan Malam
7 Pindah Kos
8 Kata Putus
9 Orang Ketiga
10 Kedatangan Ayah dan Mama
11 Interogasi Ayah
12 Hang Out
13 Tentang Rasa
14 Terpojok
15 Aunty Tania
16 Paksaan Kenzo
17 Ada Apa Dengan Jingga
18 Keluarga Langit
19 Masih Sama
20 Pertemuan Tak Sengaja
21 Ijin Daddy
22 Perpisahan
23 Tamu Tak Terduga
24 London, I'm coming
25 Di Bawah Tribun
26 Di Bawah Tribun (2)
27 Tamu Tak Terduga (2)
28 Jumpa Fans
29 Cinta atau Obsesi
30 Dianterin
31 Galau
32 Ketahuan
33 Ketahuan (2)
34 Persetujuan
35 Terbang Pulang
36 Keluarga Kecil Jingga
37 Kabar Terbaru
38 Kepindahan Jingga
39 Kondisi Vegetatif
40 Kualifikasi
41 Kemenangan Perdana
42 PHP Mega
43 Jingga Sadar
44 Memori Jingga
45 Kerjasama Kenzo
46 Fisioterapi
47 Mimpi Buruk
48 Latihan
49 Sekelumit Bayang
50 Terapi Psikis
51 Rencana Penyamaran
52 Misi?
53 Segala Cara
54 Jingga Hilang
55 Private Akun
56 Siapa Dalangnya?
57 Pulih?
58 Hampir Saja
59 Pole Position
60 Alur Pembebasan
61 Turun Ke Lintasan
62 Lintasan
63 Hari Bahagia
64 Hari Bahagia (2)
65 Kedatangan Dad & Bunda
66 Sosok Frans
67 Daniel dan Frans
68 Licinnya Daniel
69 Sidang Akhir
70 Ulah Daniel kah?
71 Misi Langit
72 Podium Again
73 Pesta Kemenangan
74 Drama Ngidam Dimulai
75 Ngidam Cilok
76 Drama dengan Dad
77 Hari Pertama Kerja
78 Acar Mentimun
79 Pesawat Delay
80 Trik Murahan
81 Surprise Gagal
82 Intimidasi Dad
83 Periksa
84 Akuisisi
85 Kabar Gembira
86 Kabar Bahagia
87 Di Tengah Rasa Cemas
88 Kedatangan Langit
89 Benda Angkasa
90 Mudik?
91 Pra Kompetisi
92 Pra Kompetisi (2)
93 Diet
94 Hamil
95 Emesis
96 Awal Yang Baik
97 Akhirnya pun Baik
98 Promote 'My Aluna'
99 Promote 'Bukan Benih Suami'
100 Promo 'Lost Memory'
101 Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
102 Mampir Yukk "FAITHFULNESS"
103 Go to 'SECOND WIFE'
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Surprise Ultah
2
Bestie
3
Cerita Jingga
4
Cerita Jingga (2)
5
Jemputan Langit
6
Makan Malam
7
Pindah Kos
8
Kata Putus
9
Orang Ketiga
10
Kedatangan Ayah dan Mama
11
Interogasi Ayah
12
Hang Out
13
Tentang Rasa
14
Terpojok
15
Aunty Tania
16
Paksaan Kenzo
17
Ada Apa Dengan Jingga
18
Keluarga Langit
19
Masih Sama
20
Pertemuan Tak Sengaja
21
Ijin Daddy
22
Perpisahan
23
Tamu Tak Terduga
24
London, I'm coming
25
Di Bawah Tribun
26
Di Bawah Tribun (2)
27
Tamu Tak Terduga (2)
28
Jumpa Fans
29
Cinta atau Obsesi
30
Dianterin
31
Galau
32
Ketahuan
33
Ketahuan (2)
34
Persetujuan
35
Terbang Pulang
36
Keluarga Kecil Jingga
37
Kabar Terbaru
38
Kepindahan Jingga
39
Kondisi Vegetatif
40
Kualifikasi
41
Kemenangan Perdana
42
PHP Mega
43
Jingga Sadar
44
Memori Jingga
45
Kerjasama Kenzo
46
Fisioterapi
47
Mimpi Buruk
48
Latihan
49
Sekelumit Bayang
50
Terapi Psikis
51
Rencana Penyamaran
52
Misi?
53
Segala Cara
54
Jingga Hilang
55
Private Akun
56
Siapa Dalangnya?
57
Pulih?
58
Hampir Saja
59
Pole Position
60
Alur Pembebasan
61
Turun Ke Lintasan
62
Lintasan
63
Hari Bahagia
64
Hari Bahagia (2)
65
Kedatangan Dad & Bunda
66
Sosok Frans
67
Daniel dan Frans
68
Licinnya Daniel
69
Sidang Akhir
70
Ulah Daniel kah?
71
Misi Langit
72
Podium Again
73
Pesta Kemenangan
74
Drama Ngidam Dimulai
75
Ngidam Cilok
76
Drama dengan Dad
77
Hari Pertama Kerja
78
Acar Mentimun
79
Pesawat Delay
80
Trik Murahan
81
Surprise Gagal
82
Intimidasi Dad
83
Periksa
84
Akuisisi
85
Kabar Gembira
86
Kabar Bahagia
87
Di Tengah Rasa Cemas
88
Kedatangan Langit
89
Benda Angkasa
90
Mudik?
91
Pra Kompetisi
92
Pra Kompetisi (2)
93
Diet
94
Hamil
95
Emesis
96
Awal Yang Baik
97
Akhirnya pun Baik
98
Promote 'My Aluna'
99
Promote 'Bukan Benih Suami'
100
Promo 'Lost Memory'
101
Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
102
Mampir Yukk "FAITHFULNESS"
103
Go to 'SECOND WIFE'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!