Rindu mengulang pernyataannya lagi pada Faisal," kenapa hanya diam saja? kenapa tak jawab pertanyaanku? Faisal, apakah kamu cinta padaku?"
Faisal semakin bingung di buatnya, karena Rindu terus saja mojokkan dirinya dengan pertanyaan tersebut," aduh bagaimana ini, apakah aku harus berbohong dengan mengatakan aku juga mencintainya? sepertinya itu tidaklah mungkin. Sama saja membohongi diri sendiri dan juga membohongi Rindu.
Belum juga Faisal menjawab pertanyaan dari Rindu, tiba-tiba Sinta berlari ke arah mereka. Dia pun menangis, membuat Rindu dan Faisal menjadi heran.
"Ada apa Sinta, kenapa kamu datang-datang menangis seperti itu?" tanya Rindu heran.
"Nyonya dan Tuan."
"Apa yang terjadi pada orang tuaku?" Rindu langsung menghampiri Sinta dengan menggoyangkan bahunya.
"Nyonya dan Tuan, mereka mengalami kecelakaan...
"Kecelakaan, yang benar kalau ngomong kamu Sinta?" Rindu masih saja belum percaya dengan yang di katakan oleh Sinta.
"Sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang, Rindu."
Saat itu juga, Rindu dan Sinta ke rumah sakit bersama Faisal. Pada saat sampai di rumah sakit, mereka lekas ke ruangan dimana ada orang tua, Rindu.
"Rindu-Faisal, kemarilah. Ada yang ingin Papah katakan pada kalian berdua," pinta papah Rindu lirih.
Rindu dan Faisal mendekat," om, sebaiknya istirahat saja dulu supaya lekas sembuh."
"Iya Pah, sebaiknya jangan banyak berkata dulu, utamakan kesehatan dulu," saran Rindu.
Tetapi Papahnya Rindu tidak memperdulikan saran dari Faisal dan juga Rindu. Dia tetap saja berkata, karena dia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi.
"Rindu, jika papah telah pergi. Tolong jaga mamahmu dengan sebaik-baiknya ya."
"Faisal, Om minta padamu cintailah anakmu ini. Dan om berharap kamu mengabulkan permintaan terakhir om, untuk menikah dengan Rindu."
"Om, juga titip tante ya? karena om sudah tidak kuat lagi."
Perlahan-lahan Papahnya Rindu tiba-tiba kejang-kejang. Rindu pun langsung panik, ia memencet tombol yang ada di atas brankar di mana saat ini Papahnya berbaring. Datanglah seorang dokter dan perawat untuk segera memeriksa kondisi Papah Rindu.
Sekuat apapun dokter melakukan tindakan terhadap papahnya Rindu, tetapi jika Yang Kuasa telah berkehendak, tidak akan ada yang bisa melawan sebuah takdir. Saat itu juga, papahnya Rindu meninggal dunia.
Suara tangis tak dapat lagi bisa di tahan. Saat ini Mamahnya masih belum sadarkan diri. Hingga dia belum tahu jika suaminya telah meninggal dunia.
"Pah, bangun dong. Aku harus beralasan apa pada mamah? jika kelak Mamah sudah siuman?"
Rindu terus saja menangis, bahkan Sinta juga ikut menangis karena ia juga ikut merasakan kehilangan.
Sementara di dalam hati Faisal semakin merasa resah dan gelisah dengan pesan terakhir dari papahnya Rindu," bagaimana ini, aku juga tidak akan mungkin bisa mengingkari amanah dari almarhum papahnya Rindu, tetapi di dalam hatiku sama sekali tidak ada rasa cinta kepada Rindu. Aku dan Sinta sama-sama saling mencintai. Aku tidak tega jika harus menyakiti Sinta tetapi aku juga tidak tega bila menyakiti Rindu, ya Allah rumit sekali hidupku?"
******
Satu Minggu kemudian...
Kondisi mamahnya Rindu sudah membaik. Ia pun saat ini sedang bercengkrama dengan Rindu dan juga Faisal.
"Nak Faisal, Tante sudah tahu semuanya dari Rindu. Lantas kira-kira kapan kamu akan menikahi Rindu?"
Satu pertanyaan yang sangat membuat Faisal tidak bisa berkata sama sekali," Ya Allah bagaimana ini?"
"Mah, papah saja baru meninggal satu minggu yang lalu, kenapa kita sudah membicarakan tentang pernikahanku? lagi pula kami masih harus beradaptasi dulu dan juga harus menyelesaikan kuliah dulu, mah. Aku belum ingin menikah, belum siap."
Perkataan yang dilontarkan oleh Rindu, membuat Faisal menjadi sedikit lega. Serasa kegundahan hatinya telah diwakilkan oleh Rindu," Alhamdulillah, untuk saat ini aku sedikit bisa bernapas lega. Tetapi entah untuk kedepannya nanti, apakah aku akan berkata jujur tentang perasaanku terhadap, Sinta? ataukah aku akan pasrah dengan menikahi Rindu, tanpa adanya rasa cinta sedikitpun?"
"Iya Tante, apa yang barusan dikatakan oleh Rindu, ada benarnya. Lagi pula saat ini aku belum bekerja, bagaimana aku akan bisa menafkahi, Rindu?"
Mendengar penuturan yang dikatakan oleh Faisal, membuat mamahnya Rindu tersenyum," sebenarnya untuk pekerjaan, kamu tidak usah bingung apalagi khawatir. Kamu bisa bekerja di perusahaan almarhum Papahnya Rindu."
Esok harinya di saat Rindu dan Mamahnya tidak ada di rumah, Faisal datang dengan maksud ingin bertemu dengan, Sinta.
"Sinta, apakah sebaiknya kita mengatakan sejujurnya saja pada Rindu dan mamahnya?"
"Kita, maksudnya bagaimana?" Sinta bingung.
"Ya kita menghadap Rindu dan Mamahnya, mengatakan bahwa kita saling mencintai. Supaya aku tidak terus dipojokan untuk segera menikahi Rindu."
Tetapi saran dari Faisal, sama sekali tidak disetujui oleh, Sinta.
"Apa kamu ingin mengingkari janjimu terhadap almarhum Papahnya Rindu?" ucap Sinta.
"Aku sama sekali tidak pernah berjanji pada Papahnya Rindu. Pada saat ia mengatakan pesan terakhirnya, aku hanya diam saja tidak mengiyakan bukan?" protes Faisal.
"Faisal, sebaiknya kamu berusaha melupakanku. Begitupun aku, akan berusaha move on darimu, karena kita sama-sama tahu tidak akan berjodoh."
"Aku tidak ingin menyakiti hati Rindu dan mamahnya, karena mereka sudah begitu baik kepadaku dan ibuku."
"Sebaiknya mulai sekarang kamu belajar untuk melupakanku dan janganlah kamu mendekatiku lagi. Sebisa mungkin menjauhlah dariku, dan aku juga akan melakukan hal yang sama terhadapmu."
Namun Faisal, tidak setuju dengan saran yang diberikan oleh Sinta. Karena ia telah benar-benar mencintai dan menyayanginya," aku tidak mau melakukan semua itu. Aku rela dibenci oleh Rindu dan mamahnya, daripada aku harus kehilanganmu."
"Aku ingin tanya padamu, apakah kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Sinta
"Aku sangat mencintaimu, Sinta."
"Jika kamu benar-benar cinta padaku, apakah kamu ingin mengabulkan permintaanku? apakah kamu sanggup berkorban untukku?" serentetan pertanyaan keluar dari mulut Sinta.
Dengan sangat antusiasnya, Faisal menjawab semua serentetan pertanyaan dari Sinta. Bahwa ia akan melakukan apapun demi membuktikan rasa cintanya terhadap, Sinta.
"Baiklah, jika kamu benar-benar ingin melakukan apapun untukku? aku minta padamu, menikahlah dengan Rindu."
Faisal terperangah," permintaan macam apa ini? aku sama sekali tidak menduga jika permintaan yang kamu inginkan seperti ini. mintalah sesuatu yang lain jangan satu hal ini."
Namun Sinta hanya tersenyum," tidak ada hal yang lain, selain itu."
Faisal kesal, hingga ia pun berlalu pergi begitu saja dari hadapan Sinta. Tanpa memperdulikan lagi dirinya. Akan tetapi tiba-tiba, Rindu ada di hadapannya.
"Sayang kamu mau kemana? apakah sudah menunggu lama, maaf ya aku perginya terlalu lama. Yuk, duduk lagi."
Tanya ada rasa malu, Rindu bergelayut manja di lengan Faisal. Hal ini membuat Sinta terbakar cemburu, ia pun melangkah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Eka Elisa
cinta segi tiga...cinta di antara aku kau dn dia...yg mna pilihan mu... faisal milih shinta...tpi khidupn shinta di prtruhkn milih rindu kmu yg trsiksa bhkn shinta juga....hdewh..
dilema faisal...
2023-04-04
3
Eka Elisa
nex.....mak...😘😘
2023-04-03
2