Kevin keluar berjalan untuk melihat siapa yang datang, pria itu dengan cepat balik setelah melihat siapa pelaku yang telah membuat mereka kepo. Wajah Kevin pun langsung sedikit pias setelah melihat kaki jenjang itu turun dari mobil berwarna hitam metalik.
“Gawat bos, cewek yang dijodohin ama lo datang ke sini!” seru Kevin dengan menggigit bibir bawahnya.
Mendengar pengakuan Kevin barusan membuat Bagas langsung memberikan petunjuk isyarat ke arah kamar Nadia, dan dengan cepat Ferdy pun berlari ke arah yang ditunjukkan Bagas tanpa memikirkan yang lain. Sementara Bagas itu sendiri berdiri dan berjalan dengan santai ke arah pintu untuk menghadang wanita yang selama ini selalu dihindari Ferdy.
“Hei, Gas, Sorry gue datang ke sini. Soalnya kata orang-orang di kantor kalau calon tunangan gue datang kemari bersama teman-temannya untuk berbelasungkawa. Gue turut berduka cita ya atas apa yang menimpa Kakak lo, Ferdy nya mana?” Firda ingin melangkahkan kaki masuk ke rumah Bagas tetapi pria itu dengan cepat menghalanginya.
Dia juga ikut membenci siapapun yang tidak disukai sang atasan, termasuk perempuan cantik nan seksi di hadapannya saat ini.
“Maaf ya, Bos nggak ada di sini. Saya tidak suka ada perempuan masuk ke rumah saya, jadi sebaiknya Anda pergi dari sini dan terima kasih atas ucapan belasungkawanya.”
Itulah Bagas ketika berada dalam mode bekerja, memperlihatkan wajah dinginnya dengan nada yang selalu datar terus tak pernah ada senyum di bibirnya.
“Lo pasti bohongin gue, kalau nggak mana mungkin lo ngelarang gue masuk ke rumah ini, dasar kacung! Lo itu hanya asisten priabadi doang belagunya minta ampun, minggir lo!” umpat Firda merasa kesal karena tak berhasil bertemu dengan lelaki yang sudah dijodohkan orang tuanya.
Perempuan itu kembali berusaha menyingkirkan tubuh kekar di ahadapannya tapi Bagas sama sekali tak bergerak dari posisinya.
“Ini rumah saya bukan kantor, jadi hak saya melarang siapapun juga masuk ke dalamnya termasuk anda! Seorang wanita murahan yang tidak tahu malu sudah ditolak sama atasan saya berulang kali tapi Anda masih saja mengejarnya, di mana harga diri anda sebagai seorang perempuan?” Bagas tanpa mengubah ekspresi wajahnya yang datar menyudutkan Firda yang memang tak bisa melepaskan Ferdy begitu saja karena sudah terlanjur jatuh cinta, walaupun dirinya sudah tahu jika lelaki itu tidak menyetujui perjodohan mereka.
Kalimat telak yang disampaikan Bagas membuat kedua tangan Firda terkapal kuat di sisi tubuhnya, merasa kesal karena Ferdy selalu saja berlindung di belakang Bagas selama ini untuk menghindari pertemuan mereka.
“Seharusnya anda sebagai perempuan yang sudah tidak diharapkan itu bisa tahu diri akan posisi, jangan mempermalukan dan merendahkan martabat anda sendiri mengejar laki-laki yang sama sekali tak pernah mencintai anda! Lebih baik batalkan pertunangan itu daripada Anda mendapatkan malu persis di saat acara pestanya berlangsung!” ancam Bagas memberi peringatan karena memang seperti itulah yang dikatakan Ferdy padanya, sebab lelaki itu akan melakukan segala cara karena tidak pernah ada rasa cinta pada perempuan bernama Firda anak dari sahabat Papanya.
Sementara itu, Ferdy sendiri berdiri di belakang pintu kamar milik Nadia, pria itu merasa beruntung karena keponakan sahabatnya ternyata sedang berada di dalam kamar mandi dan hal itu membuatnya sedikit lega walau diburu rasa deg-degan dengan mata selalu mengarah pada pintu kamar mandi. Ferdy hanya merasa takut jika sewaktu-waktu gadis polos itu keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk, apa kira-kira yang akan terjadi padanya nanti?
Ferdi melihat kalau sepertinya Nadia sudah meletakkan baju ganti di atas tempat tidurnya, terlihat ada pakaian dengan kain berbentuk segitiga terlipat rapi di atas tempat tidur beserta pakaian yang bakal dikenakan Nadia setelah mandi nanti. Pipi pria itu merona dan terasa panas saat memerhatikan pembungkus benda di bawah perut perempuan itu terlihat jelas berwarna merah muda. Sialan memang, otaknya langsung bertravelling ria seolah sedang melihat punya Nadia bersama si merah muda yang dikenakannya.
‘Sial, berarti Gadis itu bakalan ganti baju di dalam kamar ini, mati gue!’ kedua bola mata Ferdy melihat tempat persembunyian yang paling aman lalu matanya mengarah pada lemari besar yang terletak di samping tempat tidur milik Nadia. Pria itu tanpa pikir panjang langsung meloloskan tubuh jangkungnya masuk ke dalam lemari berbahan kayu jati sekedar untuk menyembunyikan diri, karena tidak ingin terjadi sesuatu yang akan membuat semuanya terasa Canggung.
Ceklek!
Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat jantung seorang Ferdy terasa ingin melompat keluar karena merasa takut ketahuan berada di dalam lemari seorang gadis yang pasti akan langsung mendapat tuduhan seorang lelaki yang kurang ajar ingin mengintipnya. Apalagi Ferdy sendiri telah melihat dengan mata kepalanya jika hanya Nadia pasti akan mengganti pakaiannya di kamar itu, entah kenapa jantungnya merasa semakin berdebar kencang ketika ada rasa penasaran ingin membuka pintu lemari sedikit, sekedar untuk melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilakukannya.
‘Sorry Gas, gue hanya penasaran sama keponakan lo dan gue nggak bakal berbuat yang aneh-aneh!’ ucapnya di dalam hati mencoba membuka sedikit celah pintu lemari yang langsung persis memperlihatkan seorang gadis dengan rambut terbungkus handuk kecil dan tubuh putih mulus tapi sayang hanya memperlihatkan punggungnya saja.
‘Sialan, ini benar-benar hanya membuat gue merasa kesakitan!’ Pria itu merasakan sesuatu berdenyut tepat di bagian bawah perutnya hanya karena melihat punggung Nadia yang masih terbalut handuk sebagian.
Lelaki itu kembali menutup rapat pintu lemari dengan napas memburu, ingin sekali rasanya dia keluar lalu mendekap tubuh berbalut handuk itu. Astaga, Ferdy membayangkan kalau Nadia itu menjadi kekasihnya, apa mugkin orang akan mengira dirinya sebagai seorang pedofil? Ferdy mengambil ponsel dan mengirimkan pesan pada Bagas berisi permintaan tolong.
[Gue sembunyi di dalam lemari keponakan lo. Apa Firda masih di sana? Usir saja dia!]
Send
Tidak lama kemudian pesannya mendapatkan balasan dengan kalimat yang diawali emoticon tertawa ngakak.
[Hahaha, hati-hati ya Bos di dalam lemari keponakan saya itu banyak tikusnya! Tenang saja, Firda sudah saya usir dan Dia telah pergi dengan wajah kesalnya seperti biasa]
Membaca pesan itu membuat kelegaan tersendiri di dalam jiwa Ferdy tetapi rasa keponya ingin mengintip Nadia kembali menghentak hingga dengan culas pria itu kembali membuka sedikit celah pintu lemari, sekedar melihat apakah Gadis itu sudah mengenakan pakaiannya atau belum? Ada harapan jahat dalam kepalanya semoga gadis itu sedang melepaskan handuknya.
Saat matanya bisa melihat dengan jelas, ternyata Gadis itu sudah berpakaian utuh yang sedang menyisir Surai hitamnya, rambut panjang sepinggang terlihat indah bergelombang, membuat organ tubuhnya yang bernama jantung semakin berdetak kencang tidak karuan.
Ferdy pun kembali merogoh ponselnya untuk minta Bagas agar segera membuat Nadia keluar dari dalam kamarnya hingga dia bisa kembali ke ruang tamu.
[Suruh keponakan lo keluar kamar sebentar karena dia dari tadi terlalu sibuk menyisir rambut, Gue nggak mungkin menampakkan diri keluar dari dalam lemarinya! Bisa-bisa ponakan lo malah berpikiran jelek sama gue!]
Send
Pesan itu dikirim dan langsung centang dua tetapi warnanya tetap abu-abu membuat Ferdy merasa sangat kesal. Bisa-bisanya Bagas tidak membaca pesan darinya atau jangan-jangan asisten pribadinya itu sengaja tidak melihat ponsel. Padahal sudah jelas dirinya sedang butuh bantuan karena sedang berada di dalam ruang gelap yang sangat sempit untung berbau harum dengan adanya pewangi lemari.
Sementara di ruang tamu Bagas malah sedang tertawa dengan teman-temannya memperlihatkan permintaan Ferdy di notifikasi layar ponselnya.
“Sekali-kali Kita juga bisa lah membuat seorang bos terkunci dalam lemari hahaha, kenapa nggak lo suruh aja sekalian Nadia mengunci lemarinya atau suruh Nadia membukanya sekalian biar ada drama baru di rumah lo!” canda Kevin yang langsung membuat yang lain terbahak membayangkan muka datar Ferdy saat bertemu dengan seorang polos seperti Nadia.
“Enggak lah, ponakan saya itu dari kampung dan dia masih polos! Awas aja kalau ada di antara salah satu dari kalian ini mengganggu ponakan saya bakal saya putus leher dari kepalanya!” ancam Bagas menatap tajam Kevin.
Lima menit telah berlalu akhirnya Bagas menuju kamar Nadia karena merasa tidak tega membiarkan Ferdy berlama-lama di dalam lemari. Ini pasti pengalam pertama seorang Ferdy bersembunyi di dalam lemari.
Tok! Tok! Tok!
“Nadia, om bisa minta tolong?” tanya Bagas di balik pintu.
Ceklek!
“Ada apa, Om?” tanya Nadia yang masih memegang sisir.
“Ambilin jeruk ke dapur, kalau kamu malu suruh aja bibi Upi yang nagntar ke depan!” suruh Bagas yang langsung diangguki Nadia.
“Bentar ya, Om.” Gadis itu berlalu menuju dapur dan Bagas langsung masuk ke dalam kamar, melihat Ferdy yang juga keluar dari dalam lemari.
“Lo sengaja ya, gak balas chat gue?”
Bagas tidak menjawab pertanyaan atasannya tapi langsng pergi begitu saja meninggalkan Ferdy yang terlihat kesal. Saat lelaki itu keluar dari dalam kamar, tubuh jangkung malah menabrak sesorang.
“Astaga!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
ditggu lanjutannya uni 🙏💪💪💪
2023-03-04
1
🍾⃝ͩʙᷞᴀͧʙᷠʏᷧ ɢɪʀʟʟ
haisss dsr om" mta bongsang 🙄🙄 orang mah knci aja skalian biar pingsan om Bagas ck
2023-03-04
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
wah Ferdy awas nanti bintitan ngintip" orang ganti baju
2023-03-04
1