pernikahan

Tak terasa hari berganti hari, pernikahan sagita dan Kalista tinggal hitungan hari

Pagi ini semua orang heboh mempersiapkan semua untuk pesta, ada tiga orang salon l yang datang ke rumah keluarga iyu.

Melihat tiga orang itu, Sagita pun keluar dan menyapanya, "maaf permisi, apa kalian datang ke sini untuk merias?" tanya wanita itu penasaran.

"Ah kami datang untuk melakukan perawatan pada calon pengantin, jadi di mana orangnya," tanya para wanita itu

"Aku calon pengantinnya, ini pasti suruhan calon suamiku ya," kata Sagita dengan rasa yang berbunga-bunga.

"Ah benarkah, apa anda mbak Kalista?" tanya wanita yang lain.

"Apa, tentu saja tidak, dia ada di sana membantu ibu-ibu, bukannya kalian suruhan mas Dirga putra Romo Jalal."

"Iya kami memang suruhan putra Romo Jalal tapi bukan pak Dirga, melainkan Bu Dewi," kata wanita itu

"Kalau begitu rawat aku saja, aku adalah calon kakak iparnya," kata Sagita.

"Tapi perintahnya, kami harus merawat mbak Kalista," kata para wanita itu kebingungan.

"Sudah turuti saja atau kalian akan tau jika aku marah," kesal gadis itu

Akhirnya ketiganya pun mengikuti Sagita, "wah lihatlah Gita mendapatkan perawatan dari salon yang di kirim calon suaminya, sedang Lista, tidak ada satupun yang datang memberikan hadiah atau perawatan seperti itu," kata ibu-ibu itu.

"Sudah tak usah banyak omong, nanti kamu di tangkap terus leher mu di patahin sama mas Arga nangis," kata ibu yang lain.

Kalista ingat bagaimana Arga yang menolongnya dari gigitan ular, memang pria itu penampilannya tak seperti orang lain.

Karena memiliki tubuh besar dan tinggi, serta rambut panjang sedikit bergelombang untuk menutupi wajahnya yang rusak sebelah.

Tapi wajah itu sebenarnya tak buruk-buruk juga, karena Kalista bisa melihat sisi lain pria itu yang sangat baik.

Dewi datang untuk mengantarkan baju pengantin untuk calon kedua iparnya.

Tentu baju yang di kenakan oleh Kalista nanti akan sangat bagus, tapi saat dia sampai di rumah kedua gadis itu.

Dia kaget karena melihat Kalista masih sibuk dengan ibu-ibu untuk mempersiapkan pesta.

"Anto, kenapa bukan Kalista yang mendapatkan perawatan, aku menyuruhmu untuk mengantar tiga pegawai salon itu kesini dan memastikannya sendiri semuanya benar, kamu mau aku hajar sampai mati hah," kata Dewi yang marah.

"Maafkan kecerobohan saya nyonya, saya akan memastikan memanggil para pegawai itu agar merawat calon istri tuan Arga," mohon pria itu ketakutan.

"Tidak usah, karena kamu sudah membuatku kecewa, sudahlah pergi dari hadapan ku!" bentaknya.

Akhirnya Dewi tak jadi membayar semua biaya yang akan di keluarkan untuk perawatan itu karena bukan untuk adiknya.

Ketiga pegawai salon itu selesai, dan kaget saat membaca pesan dari Dewi.

"Jadi mbak semua perawatan itu totalnya lima belas juta," kata salah satu wanita.

"Loh bukannya sudah di bayar?"

"Tentu saja belum, karena mbak Dewi bilang minta kami menagih padamu, jika tidak mau kami akan melaporkan kejadian ini kepada Romo Jalal," ancam ketiganya.

Akhirnya dengan terpaksa dia memberikan uang yang dia ambil untuk membeli baju baru.

Pasalnya uang itu di berikan untuk pesta tapi tidak di laksanakan karena dia memilih untuk kebutuhannya, tapi sekarang malah raib tak bersisa.

Setelah mengantarkan pakaian pengantin, besok acara penting itu akan di lakukan.

Di rumah Romo Jalal semua rumah dan kamar sudah di hias. begitupun dengan kamar pengantin milik Arga.

Jadi pria itu sedikit kesal sekarang, karena kamar yang biasanya selalu gelap dan pengap

Sudah di ubah oleh Dewi menjadi kabar yang lebih manusiawi, dengan mengantikan ranjang jadi lebih besar.

Mengganti semua lemari dan meja rias untuk calon adik iparnya, dan tentu saja memilih baju untuk Arga yang lebih pantas.

Bahkan Dewi membakar baju milik adiknya yang sudah menurut dirinya tak layak di gunakan.

Sedang melihat itu , Arga hanya bisa diam tertunduk, bagaimana tidak, semua barangnya habis oleh kakaknya itu.

Bahkan Nanang dengan khusus memberikan krim yang bisa sedikit mengurangi bekas lukanya, karena perawatan Arga itu perlu cara istimewa.

"Arga kemarilah, Romo ingin memotong rambut mu," panggil Romo Jalal.

"Tidak Romo, tolong jangan lakukan itu, silahkan lakukan apapun itu tapi jangan potong rambutku," kata Arga.

"Kamu akan menakuti istrimu, lagi pula ujung rambut mu juga rusak, aku akan memotongnya separuh saja, mengerti?" kata Romo Jalal.

Arga pun pasrah dan dia pun mengangguk, tapi dia meminta agar rambutnya tak di potong terlalu banyak.

"Diam Arga atau ayah gundulin kamu," kesal Romo jalal.

Akhirnya pria itu pasrah dan melihat rambutnya di potong, setelah itu sebelum tidur kini giliran dari nyonya Naina yang memotong semua kuku putranya.

Tak lupa dia mengunakan sarung tangan, setelah selesai kini Arga memilih tidur di pangkuan ibunya itu.

Keesokan harinya, semua sudah siap, tapi Dewi malah tertawa melihat adiknya itu.

"Berhenti tertawa kak, apa yang membuat mu seperti itu?" kesal Arga.

"Tolong lah mbak Dewi, aku sudah satu jam mencoba untuk membuat kain batik ini bisa di gunakan oleh mas Arga," kata Satrio yang hampir depresi.

"Sudah bapak bilang, suruh mas Arga mengunakan celana dan kain batiknya untuk hiasan, kenapa kamu tak pernah dengar," kesal Jul ayah dari Satrio.

"Ya tak kira kan itu lebih menarik jika mas Arga juga memakai jarik seperti mas Dirga biar tak kalah ganteng gitu," kata Satrio.

"Aku setuju dengan bapak deh, jadi Satrio lakukan apa yang di minta bapak deh, atau aku ngambek gak mau berangkat," kata Arga.

Akhirnya Dewi yang merapikan rambut dan sedikit memoles wajah dari adiknya itu.

Dia memakaikan make-up yang bisa menutup luka adiknya, dan itu membuatnya sedikit tertegun karena melihat wajah Arga yang sempurna.

Bahkan Dewi menangis, dan itu juga terjadi pada nyonya Naina yang juga tak menyangka melihat wajah putranya yang saat ini terlihat seperti kecil dulu.

Tanpa di duga Arga mengambil tisu basah dan menghapus makeup di wajahnya.

"Kenapa di hapus sih!!" kesal Dewi.

"Karena jika dia harus menerima ku dengan penampilan apapun,bukan dengan tipuan," kata Arga.

"Baiklah terserah kamu saja, sekarang ayo siap kita pergi," kata Dewi yang pasrah.

"Sayang kamu yakin tak melupakan apapun," kata Nanang protes.

"Maaf ya, suamiku..." kata Dewi kaget melihat suaminya itu belum siap.

"Kamu ini selalu lupa diriku, jika sudah bersama Arga, au ah ngambek aku," kata Nanang.

Tak lama rombongan dari keluarga Romo Jalal berangkat bersama semua orang.

Sesampainya di rumah keluarga calon pengantin wanita, semua orang menempati posisi masing-masing.

Dan saat kedua pengantin keluar, mereka kaget karena mrligat Kalista yang begitu cantik di banding Sagita.

"Kenapa sekarang wanura cacat itu begitu cantik?" gumam Dirga yang merasa tertarik.

"Sepertinya kambing di kasih make up saja akan kamu bilang cantik ya," kata Arga menyentil kakaknya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!